Kyuhyun’s sides
Aku kembali ke kelas dengan senyuman menyeringai. Sekarang aku sudah mendapatkan anak buah. Sebentar lagi aku akan mampu menaklukkan seluruh wanita di sekolah ini... Maksudku, seluruh manusia di muka bumi ini.
“Kyuhyun,” panggil Eunhyuk. Aku berhenti berjalan dan berbalik menatapnya. Kulihat ia masuk bergetar dan benar-benar terkejut melihat aksiku barusan. Dia memberanikan diri berdiri di hadapanku walau kakinya tidak berhenti bergetar.
“Apa.... Apa alasanmu menjadikan aku anak buahmu?” katanya ragu.
“Karena kau tampan, banyak di sukai wanita, populer, hidup dalam kesenangan dan mampu mengendalikan apapun sesuai dengan pikiranmu,” dia terlihat sedikit terbang mendengar pujianku.
“Tidak. Aku bohong. Aku memilihmu tanpa ada alasan khusus,” kataku lagi yang sontak mengembalikan ia ke tanah ke tempat ia berpijak. Maksudku bukan kembali, lebih tepatnya terjatuh, dan tak bisa bangkit lagi. Seperti tenggelam dalam lautan luka dalam.
Aku kembali berjalan dengan sedikit kegelian karena berhasil membuat si Eunhyuk bodoh menderita. Mulai dari saat ini sampai seterusnya, aku akan terus membuat hidupnya sial dan akan menyialkan orang lain. Lihat saja! Umat manusia akan hancur di tanganku!
Eunhyuk’s Sides
Aku memasuki kelas dengan lesu mengikuti sang iblis dari belakang.Dia kembali ketempat duduknya-tempat dudukku- yang telah di tunggu Hyo jin dengan kelembutan. Aku hanya bisa terbaring lemah di bangku di samping bangku mereka tanpa adanya kelembutan wanita melainkan hawa aneh sekaligus menyeramkan yang di pancarkan oleh Yesung dan Kyuhyun. Kadang aku berpikir apakah Yesung juga titisan iblis? Aku melihat ke arah Yesung dengan tatapan menyelidik. Kulihat ia memperhatikan kura-kura peliharaannya yang selalu ia gotong kemana-mana. Apa yang ia pikirkan? Apa ia sedang melakukan semacam telepati kepada kura-kura itu?
“Eunhyuk. Kau membuyarkan konsentasi kura-kuraku,” kata Yesung. Suaranya benar-benar dingin sedingin badai salju. Aku merinding.
“Yesung, apa kau itu iblis?” tanyaku hati-hati. Aku tidak ingin kejadian seperti di kantin tadi terulang di sini.
“Ssst.... Kura-kuraku sedang melakukan gerakan pertamanya setelah 20 menit terakhir! Jangan ganggu aku!” katanya lagi.
“tapi kau bukan iblis, kan?” kataku memastikan.
“Tidak! Sudah jangan ganggu aku!” katanya seperti benar-benar terusik. Aku lega. Walaupun ia selalu memancarkan hawa aneh di sekitarku setidaknya dia tidak iblis.
Pelajaran berakhir, saatnya aku pulang. Aku sudah cukup lelah dengan kejadian pertamaku masuk sekolah hari ini. Setidaknya aku ingin mendinginkan otakku dan beristirahat sejenak dari stres berat ini. Aku berjalan dengan santai meninggalkan sekolah. Ahh... Untuk kali pertama dalam masa SMA ku aku langsung pulang ke rumah. Tidak pergi ke cafe, atau sekedar di ajak pergi oleh yeoja. Apakah ini benar-benar cobaan yang diberikan Tuhan? Aku menengadahkan kepalaku menatap langit. Awan orange berarak memperlihatkan hari sudah senja. Aku berjalan sambil mengutuk nasibku beberapa jam belakangan.
“TUHAN!!! KENAPA KAU MENCIPTAKAN IBLIS DI DUNIA INI!!!!” teriakku tiba-tiba. Aku terkejut sendiri. Beberapa orang disekitarku menatapku aneh.
“Ganteng ganteng tapi stres,”Terdengar bisikan orang lewat yang membuatku semakin bertambah malu. Aku berjalan cepat menghindari tatapan orang disekitarku. Apakah aku benar-benar sefrustasi ini? Hah... Aku lelaki tampan harus menjadi budak seorang iblis. Kenyataan yang menyakitkan yang semakin membuatku putus asa. Apa aku bunuh diri saja? Tidak... Tidak.... Aku tidak akan tenang di alam sana jika banyak yeoja yang akan menangisi kepergianku. Huh... Aku benar-benar butuh istirahat. Dengan bergegas aku berjalan menyusuri jalan menuju rumah ku.
“Aku pulang,” kataku sesampai di rumah. Terdengar suara tawa dari dalam rumah. Beginilah aku, walaupun aku di kelilingi banyak yeoja orang tuaku tidak pernah peduli dengan ketampananku. Mereka hanya peduli dengan siaran televisi yang menampilkan variety show dari pada anaknya sendiri. Saat aku menuju kamarku kulihat sekelebat bayangan yang tak asing. Aku kembali mundur ke belakang melihat siapa yang berada di ruang tamu bersama orang tuaku.
“Oh, Eunhyuka-ah!” sahut ibuku. Demi nenek lampir mau kawin, ada apa ini!!!
“Yo. Eunhyuk! Lama sekali kau pulang,” kata namja dengan senyuman lembut. Kelembutan senyuman yang kontras sekali dengan matanya yang tajam.
“Mulai sekarang, Kyuhyun akan tinggal bersama kita! Dia akan menyewa kamar disini. Kasihan, dia dari spanyol tapi belum memiliki tempat tinggal di korea. Dia juga sendiri ,disini kan. Lagi pula kau bisa berteman dengannya” kata ibuku panjang lebar.
“Ibu....”
Aku tamat.