Suster Minah sedang memasuki rumahnya dan ia menemukan sepucuk surat terselip di bawah pintu.
"Siapa yang menulis ini ?", katanya sambil meraih surat itu.
Halo suster minah, ini aku Marsha. Sebenarnya hari ini aku ingin berpamitan pada suster karena aku akan kembali ke Indonesia besok, aku tidak menuju kota Solo tapi aku menuju kota Semarang, kurasa aku lebih baik berada dirumah di Semarang,hehe. Suster jika ada waktu mainlah ke Semarang, hehehe aku menulis ini karena rumahmu tampak sepi, mungkin suster sedang ada pelayanan diluar kota, hm Terima kasih suster atas segala bantuannya, ya hampir 1 tahun aku di Korea dan itu hal yang tak terbayangkan.hahaha oh iya jika ada yang mencariku katakan saja jika aku sudah pulang ke rumahku dan untuk masalah tante Anna itu sudah lebih baik , mungkin aku hanya perlu menyadarkan ayah, ya penuh kesabaran.hehehe Terima kasih suster untuk segalanya. Tuhan memberkatimu. - Marsha :)
"Ya, aku melewatkannya ", kata suster Minah sambil berjalan untuk membuka tirai jendelanya, lalu ia melihat Do sedang berjalan menuju rumah disampingnya.
"Itu teman Marsha, Do ?", kata suster Minah , lalu ia mendekati Do.
"Ya Do-ssi ", kata seseorang dibalik Do
"Oh suster, Anneyonghasseo ", kata Do sambil menunduk
"Apa kamu mencari Marsha ?", tanya suster namun Do hanya terdiam, susterpun melihat jika Do sedang menggengam sebuah kertas.
"Sepertinya kamu mendapat surat darinya juga ", kata suster Minah
"Maksud suster apa ?", tanya Do sopan, susterpun menunjukkan surat yang ia dapatkan kepada Do, Dopun membacanya dan tercipta perasaan campur aduk dihatinya.
"Jadi ia sudah baikan dengan saudaranya...aaa, ia masih di Korea juga selama ini, kenapa ia tak menghubungiku ?", kata Do pada dirinya sendiri.
Akhirnya suster minah mengajak Do masuk kerumah Marsha , dan suster Minahpun terkejut dengan apa yang dilihat.
"Omo. Apa itu ?”, kata suster Minah dengan mulut terngga-ngga.
"Marshaaa,diaa...", kata Do pelan
Terlihat sebuah tulisan didinding rumah itu, ya sebuah tulisan abstrak. Mungkin Marsha ingin membuat seni tapi jatuhnya seperti sebuah teror pembunuhan.
Marsha Cahya Wibowo, the time is over, let's go HOME!!! thankyou suster Minah :)
Tulisan Marsha di dinding itu dan tertempel foto Marsha dengan menggunakan jersey kebanggaannya. Melihat itu suster dan Do ikut tersenyum dengan tingkah Marsha.
***
"Apa kamu baik - baik saja ?", tanya Wobin pada gadis itu
"Ahh,kakiku sakit ", kata gadis itu sambil memegangi kakinya
"Apa yang kamu lakukan? berlari - lari dijalanan ", kata Wobin sambil membawa gadis itu masuk ke mobilnya.
"Siapa namamu? mari kita pergi ke klinik", kata Wobin tanpa memandang gadis itu, nada suaranya juga terdengar sangat ketus
"Oh Kim Wobin ? oh anneyong, namaku Gyumi", kata gadis itu sambil tersenyum namun Wobin tak sedikitpun memandangnya.
"Ya Luhan kita mau kemana?kamu menyetir yang benar!!!ya! kamu mau membuatku mati ! ", teriak Kris dalam mobil karena melihat model setiran Luhan layaknya ingin berlomba balap mobil.
"Diam,sebentar lagi sampai ", kata Luhan dan tak lama mereka sampai di depan rumah Wobin.
"Rumah siapa ini?", tanya Kris namun Luhan tak menjawab tapi langsung keluar dari mobilnya.
"Permisi ", kata Luhan
"Ya dengan siapa ini ", kata Hyo
"Hyo ini Luhan oppa, bukakan pintu ini ", kata Luhan dengan nada tak sabar
"Hyo?pacarmu namanya Hyo?ya!kenapa kamu mengajakku menemui kekasihmu, ya!kamu mau membuatku mati kutu ", omel Kris
"Kamu tidak capai? kamu seharian berteriak ", kata Luhan santai
"Ya kamu Luhan !!! ", kata Kris sambil menahan teriakan.
"Oppa", kata Hyo yang tiba - tiba muncul
"Hyo-ssi, kamu tau dimana Wobin hyung?", tanya Luhan.
"Ia sedang tak ada pekerjaan, tadi ia pergi ke rumah Lee unni, namun sepertinya sudah akan kembali", jawab Hyo
"Kenapa kmau tidak mengingatkanku jika Marsha pergi pagi tadi ", kata Luhan pada Hyo
"Bagaimana aku mengingatkanmu jika aku saja tidak tau harus bagaimana untuk menghubungimu oppa ", kata Hyo pelan
"Siapa yang sebut tadi? Marsha? Wobin hyung? Lee? siapa mereka", tanya Kris , ya sepenuhnya ia merasa binggung.
"Unni Lee adalah kekasih tuan Wobin", kata Hyo pelan
"Tuan Wobin? Kim Wobin!!! artis itu, daebak !", kata Kris tak percaya
"Ya kamu!", kata luhan tak tahan oleh teriakan Kris .
"Lalu Marsha..Wobin..weee?", tanya kris kebinggungan dan akhirnya Luhanpun menceritakan kisah itu pada Kris.
"Daebak, Marsha benar - benar gila", komentar Kris.
"Hyo beri aku nomor Wobin hyung", pinta Luhan
***
"Ibuuu", teriak Marsha ketika memasuki halaman rumahnya, ya walaupun rumah utamanya di Solo tapi ibunya gemar berkunjung di rumahnya yang berada di kaki gunung Ungaran itu.
"Ya Marsha, kamu akhirnya kembali", kata ibunya sambil memeluk Marsha
"Ibu, maaf,aku pergi begitu saja. Tapi aku sudah bertemu dengan tante Anna, dan semua sudah baik - baik saja ", kata Marsha , lalu menceritakan kisahnya selama di Korea.
"Sungguh?seorang penyanyi?", kata ibunya tak percaya
"Pelan -pelan buk, tapi aku sadar diri bu, jadi aku pergi saja", kata Marsha dengan nada menyesal.
"Sadar diri bagaimana? memangnya kamu tidak boleh pacaran sama artis? artis juga manusia sha", kata ibu Marsha yang seperti memihak Do
"Ah sudahlah, ayah dimana?", tanya Marsha
"Ayahmu di Solo", jawab ibu Marsha
"Buk,aku akan lanjut kuliah ", kata Marsha mantap
"Sungguh?tapi bagaimana dengan biayanya?", kata ibunya dengan nada pelan.
"Serahkan padaku bu,aku pasti bisa ! ", kata Marsha sambil memeluk hangat tubuh ibundanya itu.
***
"Apa kamu baik - baik saja ?", kata Wobin pada Gyumi
"Iya oppa, terima kasih dan maafkan aku ", kata Gyumi sambil menunduk
"Kamu pasti laparkan? ikutlah aku makan ", kata Wobin lalu membawa Gyumi ke sebuah restoran.
tretttretttterettt terdapat panggilan masuk nomor tak dikenal di ponsel Wobin.
"Ya, siapa ini?", tanya Wobin
"Hyung ini aku , Luhan ", kata luhan
"Luhan?Luhan EXO?", kata Wobin sambil berbisik
"Iya hyung, hyung ada yang ingin aku kata......"
"Ya kamu datang ke resto di depan klinik di Gangnam-nu sekarang juga, aku tunggu !cepat cepat cepat !”, kata Wobin terburu - buru lalu menutup ponselnya. Lalu ia tersenyum sinis sambil menatap Gyumi.
"Do apa yang kamu lakukan ?", tanya Baekhyun pada Do namun Do tetap asik memotong - motong sebuah foto - foto dan kertas didalam kamarnya.
"Ya, kamu . susah sekali diajak bicara", omel Baekhyun
"Maaf ", kata Do pelan
"Wee?apa yang kamu katakan ?", kata Baekhyun memastikan ucapan Do
"Maaf selalu membuatmu marah, aku tau kamu marah padaku, akupun juga marah pada diriku sendiri, maafin aku ya baekhyun, aku banyak salah padamu ", kata Do sambil tetap memotongi kertas - kertas
“Ya Do, aku tidak pernah berpikir kamu akan berkata seperti itu", kata Baekhyun lalu memeluk tubuh DO
"Tunggu, ini apa? kamu butuh bantuan?", tanya Baekhyun dengan senyum menawan, Dopun tersenyum tak kalah menawannya.
"Kamu yakin ini restonya?", kata Luhan pada Kris
"Iyaa, mari masuk, pali ! ", kata Kris sambil mendorong tubuh Luhan sampai akhirnya ia melihat lambaian tangan Wobin.
"Luhan oppa, Kris oppaa..", kata Gyumi setelah melihat kehadiran 2 lelaki bongsor itu.
"Oh anneyong, siapa namamu ?", tanya Kris
"Aku Gyumi, senang bertemu denganmu,aku fans berat kalian ", kata Gyumi sambil sibuk mencuri - curi mengambil foto Luhan dan Kris.
"Oh kamu fans berat EXO?", tanya Wobin dengan nada ketus pada Gyumi
"Iya,aku fansnya, aku fans beratnya ", jawab Gyumi tanpa memandang Wobin.
"Jadi kamu mau melakukan apa saja untuk bertemu dengan mereka ", sambung Wobin dengan nada super ketus.
"Iya, pasti, segalanya", kata Gyumi mantap
"Jadi apa aku boleh memanggilmu dengan sebutan ssasaeng ?", kata Wobin sambil memandang Gyumi dengan mimik penuh kemarahan.
"Hyung, ada apa ini ?", tanya Kris kebinggungan
"Hyung,hentikan, ada apa ini ? ", kata Luhan pelan
"Kamu!! kamu yang melempar kepala Marsha dengan batukan?", tanya Wobin dengan emosi membara, sangat berbeda dengan sebelumnya.
“Ann..iii..yoo..oppa", jawab gadis itu mulai ketakutan sepertinya.
"Oh tunggu tidak hanya itu saja , kamu yang melempar kepalanya juga saat ia menemui saudaranya kan? kamu yang mengikutinya dipesawat saat ia pergi ke Busan? apa yang dia lakukan padamu sampai kamu bertingkah seperti itu pada Marsha ", kata Wobin dengan menggeserkan meja didepannya, terlihat ia sangat emosi.
"Aaaa..aannii opaa,jinjja,anni oppa..jongmal", kata gadis itu
"Apa kamu ingat ada seorang pengendara motor yang hampir menabrakmu ketika kamu berlari tanpa melihat arah sambil membawa batu yang kamu gunakan untuk memukul Marsha?", tanya Wobin sekali lagi
"Kamu benar melakukan semua itu ?", tanya Kris tak percaya sedangkan Luhan hanya membatu.
“Ternyata, ini juga salah satu penyebab Marsha menghilang “, batin Luhan
"Ya! itu benar aku, aku tidak suka oppa - oppaku dekat dengannya, memangnya siapa dia ", kali ini Gyumi telah berani mengungkapkan kebenaran
"Kenapa kamu melakukan itu ? Dia itu teman kami semua ", tanya Luhan lirih seperti menahan air mata
"Kamu menangis?", pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Wobin
"Oppa, jangan menangis, maafkan aku , aku tidak akan seperti ini ", kata Gyumi sambil mulai meneteskan air mata.
"Kenapa kamu tega sekali, aku tidak menyangka gadis yang terlihat polos sepertimu ternyata kejam, oppa sungguh kecewa ", kali ini Kris mengatakan kata - kata yang benar,
"Kamu jangan minta maaf padanya, minta maaflah pada Marsha, jika kamu bisaa...", kata Wobin
"Aku bisa ! beri aku alamatnya ", kata Gyumi dengan semangat
"Tunggu, kenapa aku tidak meminta alamatnya yang ada di Indonesia, jangan - jangan dia ", , kata Wobin, lalu tiba - tiba mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Marsha
"Nenar tebakanku, ia menghilang , nomornya tak aktif dan aku tidak punya alamatnya ", kata Wobin lemas
"Jinjja! nomornya tidak aktif? bagaimana bisa ia menemukannya ", kata Luhan tanpa harapan
"Memangnya ia kemana ?", tanya Gyumi
"Indonesia ", jawab Kris singkat
"Jinjja? daebak, habis aku" , kata Gyumi lemas
"Belum,,ya kalian, pakailah ide, hubungi saja keluarganya yang ada di Korea, ketemukan ?", kata Kris dengan gaya cool dan Luhanpun tersenyum lega, sepertinya ia melupakan itu.
Do berjalan menuju rumah milik marsha, ia meletakkan sebuah Box berwarna biru muda cerah disamping sepeda milik Marsha.
“Entah kapanpun itu, aku yakin kamu pasti kembali, kapanpun itu. Aku selalu menunggu penjelasanmu, aku akan tetap mencintaimu, semoga kamu juga tetap mencintaiku “, batin Do lalu meninggalkan Box itu.
***
2.5 tahun kemudian
"Ya kamu Marsha, kamu lulus 1 semester lebih cepat ", kata Dania sambil memukul kepala Marsha yang terpasang seperangkat toga dkk. Dania adalah teman marsha sejak SMP sampai saat ini, walaupun Dania sosok yang heboh namun Marsha tetap nyaman dengannya.
"Ya, kamu tidak pernah melihatku jika sebenarnya aku cerdas, ingat aku seorang APT sekarang, ahahaha ", kata Marsha sambil memeluk temannya itu.
"Malam ini mari kita jalan, aku yang traktir deh ", kata Dania
"Capcus dah ", kata Marsha kegirangan
Malampun tiba, terlihat Marsha sudah siap menunggu jemputan temannya itu sampai akhirnya mereka bertemu dan pergi kesebuah kafe.
"Ya,aku sungguh merindukan kekasihku", rengek Dania
"Ya, kenapa kamu tidak pernah menceritakan tentang siapa rupa pacarmu itu , aihh ", kata Marsha sambil mendorong teman perempuan yang notabennya sama sama gila.
"Pekerjaannya seperti agen rahasia, jadi tidak boleh dipublikasikan", kata Dania sambil berbisik
"Sungguh?CIA?FBI?hebat!! ", tanya Marsha tak percaya
"Dia manager ", jawab dania
"Kamu alay, manager aja rahasia, manager apa sih ?", tanya Marsha yang terlihat kecewa dengan jawaban Dania
"Rahasia", jawab Dania singkat
“Aduh perutku “, batin Marsha sambil memgangi perutnya
Tiba - tiba terdengar suara musik dari EXO, membuat Marsha membuka matanya lebar - lebar.
"Sejak kapan tempat ini menjelma menjadi tempat musik Kpop? kupikir tempat ini aliran pop punk ", kata Marsha heran
“Yah kamu ketinggalan jaman, kamu tidak pernah mendengar tentang SNSD, Shinee, superjunior, EXO, 2pm, 2Am, 2NE1 kan ? ", kata Dania panjang labar
"Ya aku dengar ", kata Marsha singkat
"Sejak kapan ?", tanya Dania heran
"Sejak kamu mengatakannya tadi ", jawab Marsha santai
"Ya!kamu gila! eh apa kamu tau EXO? semua tampan iya kan, aku suka Kris, terlihat sangat cool ", kata Dania
“Cool? apanya “, batin Marsha
"Kris? kamu yakin? siapa dia ?", tanya Marsha pura - pura polos.
"Kamu tidak tau dia, dia adalah salah satu member EXO yang menawan, semuanya menawan", kata Dania sambil mengenggam kedua tangannya
"Ya aku tau ", jawab Marsha singkat
"Ha?", kata dania
“Dimanapun itu, kenapa KPOP tetap menjamur, sudah 2.5 tahun tapi kenapa. ahhh . Lupakan! fokus marsha! itu masalalu, tapi ahhh, perasaanku,ahhh”, batin Marsha
"Ya Marsha, kamu melamun. Oh bagaimana dengan tawaran industri obat milik asing itu ?", tanya Dania serius
"Aku besok wawancara ", kata Marsha singkat
"Sungguh?aku juga. Wah semoga kita bisa bekerja di tempat yang sama ", kata Dania riang.
"Semoga ", kata Marsha santai
"Oh aku merindukan jaman summer school , oh groove ", kata Dania tiba - tiba namun Marsha tak peduli.
Keesokan harinya, Marsha dan Dania menuju perusahaan itu dan mereka telah berhasil mengikuti wawancara maupun tes.
"Penempatan akan diumumkan 3 hari kedepan ", kata seorang laki - laki ditempat itu.
"Semoga aku ditempatkan di Manchester, amin ", kata Marsha
"Aku di hihiihihiihi ", kata Aania sambil tertawa
"Ya, apa kerjaan sampinganmu sebagai kuntilanak? senyummu sungguh menyeramkan ", kata Marsha sambil melirik aneh temannya itu.
"Ya MARSHA!", kata Dania sambil memukul kepala Marsha, Marsha hanya tertawa melihat tingkah temannya itu.
3 hari kemudian, pagi - pagi buta Marsha telah dibangunkan oleh panggilan telepon dari Dania.
"Ya Marsha apa kamu sudah membuka emailmu?", kata Dania dengan nada girang.
"Belum, apa kamu gila menelponku jam segini? Ayam jago saja belum bangun, kenapa kamu sudah bangun, mengganggu sekali ", omel Marsha
"Marsha, kita berangkat ke Korea Selatan !!!! ", kata Dania kegirangan.
"Mwo!!!KOREA SELATAN? oh tidak bisa, bisa pindah di spanyol saja tidak? huaaa", teriak Marsha lalu mematikan ponselnya.
"Wah apa - apaa ini. Aku harus minta penempatan ulang. Dari sekian banyak negara di dunia ini , tapi kenapa harus Korea ? Why ? Ini kejam! ", kata Marsha sambil melempar bantal gulingnya.
"Jadi bagaimana pak? saja bisa dipindahkan?", tanya Marsha setelah sampai di kantor .
"Hm pilihanmu hanya Korea dan Nigeria, silahkan kamu memilih", kata pria setengah baya itu
"Baiklah ", kata Marsha dengan terbata – bata
“ Semoga ini keputusan yang benar”, batin Marsha