Tittle : I love you my“Trouble Maker”
Cast :
Other cast :
Genre :
Rated :T
Author : @beyunbaekhyun
Length : 6 of ?
Summary :
“bagaimana jika seorang oh sehun,lelaki yang terkenal tampan putih tinggi sempurna yang memiliki otak cerdas di atas rata-rata,sopan,dermawan, kalem,kebanggaan sekolah,dan lelaki idaman wanita di sekolahnya. Jatuh ke dalam pesona seorang wanita yang terkenal nakal,menyebalkan,pembuat onar,keras kepala,dan orang yang paling tidak di sukai di sekolahnya. Krystal. Dan juga,sehun harus berjuang untuk mendapatkan nya karna masalah keluarga mereka dan masalah dirinya. Apa yang terjadi?”
“You're an awful, an upsetting, the women are very often makes me angry. However, behind all of it, I love u my “Trouble Maker””
“You are a taciturn very unfortunate, obstinate, pretentious handsome, be cool, having a flat face. I want to make very kicking your butt. But, somehow it all, i fell in love with you”
No bash
No flame
Bash? Flame? Go to hell
DON’T COPAS luHANNIE/?
DON’T LIKE DON’T READ
TYPO BERTEBARAN
IF YOU DON’T LIKE WITH CAST OR ODER PLEASE OUT FROM THIS PAGE
CAST MILIK TUHAN. ALUR CERITA MILIK SAYA
Typo bertebaran
Chapter 6
Aku merebahkan tubuhku di kasur. Lagi-lagi. Aku benar-benar muak melihatnya.
Ada sebuah fakta jikalau aku dan wanita jalang yang jadi selingkuhan suho itu adalah kakak ku. Kakak kandungku. Chorong a.k.a jung chorong. Kakak kandung tertua kedua setelah kyuhyun.
Kaget? Mungkin ada yang kaget.mungkin tidak. Ah aku tidak peduli.
Sebenar nya kami satu sekolah. Chorong adalah sunbae ku di sekolah. Dia satu angkatan dengan suho,namun aku dan chorong setuju jikalau kami bertemu kami tidak akan saling mengenal satu sama lain. Well... sebenarnya itu permintaan ku. Aku tidak sudi jikalau ada yang tau kalau chorong itu kakak kandung ku. Mana sudi jika mempunyai kakak kandung yang sangat menyebalkan seperti wanita itu?
Sebenar nya chorong itu salah satu sunbae “ku” yang cukup terkenal di sekolah. Tidak salah jika sekarang ia dijuluki “playgirl” sekolah. Dan itu semakin membuat ku muak. Sangat muak.
Ah mungkin ada yang bertanya kalau aku mengetahui hubungan suho dengan chorong?
Jawabannya YA AKU TAU.
Dari mana aku tau? Aku memiliki banyak “anak buah” atau yang mungkin kata jelasnya “pesuruh” yang dengan sesukah hati dapat aku suruh dengan mudah nya untuk menyelidiki suho. Dan TARA~ Aku menemuka fakta kalau suho berselingkuh dengan chorong. KAKAK KANDUNG KU SENDIRI.
Kesal? SANGAT. Jika aku tidak kesal,aku tidak akan menghajar mereka habis-habisan saat di cafe tadi. Kesabaranku sudah diunjung tanduk tadi. Makanya aku menghajar mereka.
Aku bisa saja mencari pria yang lebih baik dari suho. Namun,yang menyebalkan adalah,aku sudah mulai mencintai seorang KIM JUNMYEON itu.
Aku sudah cukup sabar atas kemesraan suho dan chorong di belakangku. Aku sudah bersusah payah menahan amarah ku yang sangat mudah memuncak ini. Bahkan,sering kali kebun bunga eomma yang jadi sasaran amarah ku.
Dan saat di cafe itulah puncak ku. Emosi ku sudah tak terkontrol.
Aku memejamkan mataku. Berusaha menahan amarah yang kembali mencuat di dalam diriku.berusaha untuk tidak menghancurkan kamar indah ku ini.
Aku menghembuskan nafas kasar berkali-kali. Semoga bisa menenangkan, dan benar saja. Aku sedikit tenang.
Aku pun bangkit dari kasurku dan berdiri menuju kamar mandi yang berada di kamar ku.
Baru saja aku ingin mengambil handuk untuk mandi,namun ketukan dari arah pintu di kamar ku menghentikan ku.
“nugu?”
“krystal,buka pintunya sekarang”
Sialan.
Apa yang di lakukan wanita itu di kamar ku malam-malam seperti ini?
“mau apa kau? Kau Ingin kembali memancing emosi ku dan ingin kembali membuat ku menghajar mu? Hah~ yang benar saja. Ini sudah terlalu malam jung chorong dan aku malas meladeni mu”
Terdengar gelak tawa dari arah luar. Aku mendengus. Suara tawanya sangat menjijikan di telingaku. Rasanya ingin sekali aku memotong kupingku agar aku tidak dapat mendengar suaranya la- ah mungkin lebih baik aku memotor bibirnya agar ia tidak dapat tertawa seperti itu.
“panggil aku eonnie krystal ku sayang. Aku tidak ingin kembali bertengkar kepadamu. Aku ingin berbicara pada mu. Cepatlah!”
“aku tidak sudi dan tidak akan pernah sudi untuk memanggil mu eonni,wanita jalang. Dan berhenti memanggil ku sayang itu sangat menggelikan”
“haha. Baik-baik. Sekarang buka pintunya!”
“aku tidak mau. Lebih baik kau bergi dan jangan ganggu aku lagi”
Terdengar dengusan dari luar dan langkah menjauh. Sepertinya chorong sudah pergi. Lebih baik aku segera mandi
NENG NENG~(?)*ringtone hp gagal*
Aku menghentikan langkah ku saat mendengar handphone ku berbunyi. Aku pun berjalan ke arah meja nakas di samping tempat tidur ku dan membuka pesan itu.
Aku mendengus sebal saat membaca pesan singkat itu.
From : chorong
Heyyy~ haha kenapa kau tidak mau membukakan pintu kamarmu adik kecil? Padahal aku ingin berbicara padamu:-(
Dengan cepat aku balas pesan singkat itu
To : chorong
Jangan menggangguku.
Ku lempar handphone ku asal ke atas kasur dan kembali memasuki kamar mandi dan tidak memperdulikan bunyi ringtone handphone ku
Setelah 25 menit aku selesai mandi. Aku keluar dengan hanya menggunakan hotpans berwarna ungu serta tanktopberwarna putih. Aku menggosok-gosokan rambutku di handuk kecil dan berjalan ke kasur ku untuk mengambil handphone ku
3 unread message
Aku mengerutkan alis,siapa yang mengirimkan ku pesan hingga 3 buah? Chorong? Ia tidak mungkin mengirimkan pesan singkat hingga 3 buah walau aku yakin dari salah satu pesan singkat yang masuk itu dari chorong.
Ku buka pesan yang pertama
From : chorong
jangan seperti itu adik ku sayang. Hey,kau tau? Kau mengganggu kencan ku dengan myeonnie oppa!
myeonnie oppa? Hah Apa-apaan itu. benar-benar menggelikan. Sok imut sekali.
To : chorong
Aku tidak perduli. Apa? myeonnie oppa? MENJIJIKAN
Segera aku memencet tombol ‘send’ dan segera membuka pesan berikutnya
From : 08xxxxxxxxx(?)
Annyeong krystal-ssi! Maaf jika malam-malam mengganggu mu,aku hanya ingin bilang terima kasih banyak karna telah membantu ku dari ahjussi-ahjussi itu. Haha~ ngomong-ngomong aku oh sehun
Aku menyeritkan alis ku. Oh sehun? Sehun? Hey dari mana ia tau nomer handphone ku? Apakah ia stalker ku? Oh bisa jadi. Hoho aku terlalu percaya diri. Hey kenapa aku merasakan sedikit senang karna sehun adalah stalker ku? Oh kau sudah gila soojung.
Dan dengan cepat aku membalas pesan itu dan jangan lupa senyum yang –sangat- tipis di bibir ku. Namun sebelum nya aku tak lupa untuk meng’save’ nomernya di contact ku.
To : sehun-ssi
Tidak masalah. Dari mana kau tau nomer handphone ku?
Aku tersenyum semakin lebar saat pesan ku terkirim. Dengan cepat aku membuka pesan yang ketiga
From : minah
soo jung-ie! Aku tadi melihat mu mengamuk pada suho dan chorong sunbae di cafe dekat halte bus. Ada apa? Apakah kau sudah tidak dapat mengontrol emosi mu lagi? Aigoo~
aku tersenyum kembali saat melihat pesan dari minah. Dari ketiga sahabat ku –sulli minah dan luna- minah lah yang paling dekat dengan ku. Selain orang nya sangat lucu,polos dan sangat manis,minah juga sangat baik dan juga sangat perhatian. Ia selalu mengerti dan selalu memahami serta sabar kelebihan dan kekurangan ku. Walau sebenarnya luna lebih sempurna dan lebih sabar,namun aku jauh lebih nyaman dengan minah. Oh dia sahabat ku yang paling aku sayang.
Walaupun minah lucu dan polos,jangan remehkan dia jika masalah berkelahi. Keahlian berkelahi nya itu hampir sama dengan ku –walaupun aku lebih baik tentunya- dia saja pernah berkelahi dengan 6 orang preman seorang diri. Sebenarnya aku bisa membantu nya karna saat itu aku juga berada disana,namun aku tidak bisa dan tidak mau membantunya,karna sebenarnya diam-diam kami-aku luna minah dan sulli- setuju untuk membuat 6 preman itu untuk bahan latihan minah. Jika minah tidak kuat merobohkan semuanya,aku akan membantunya. Namun siapa sangka? Ia dapat merobohkan preman itu sendirian dalam waktu hanya 30 menit.
Kalau aku? Aku yang paling kuat dari mereka,aku bisa merobohkan 8 hingga 10 preman sendirian dalam waktu 45 menit.
Sedangkan sulli? Ia juga pernah menyoba test apa yang di lakukan aku dan minah,namun ia hanya dapat merobohkan 2 preman dari 4 preman,ya jadi harus aku yang menyelesaikannya.
Luna? Ah jangan tanyakan dia,dia tidak suka berkelahi seperti ini. Namun ia sering sekali terkena getah nya saat kami bertiga terkena masalah.
Maaf kan kami luna
Dengan cepat aku membalas pesan singkat dari minah
To : minah
Aku tidak apa-apa. Ya begitulah. Aku sudah tidak tahan
Dengan segera aku memencet tombol send. Aku tidak mau minah terlalu lama menunggu.
Aku menghela nafas panjang. Belum ada balasan dari keti-
NENG NENG~(?)
Ganya. Ah seperti nya aku harus mengganti kata yang baru ku sebutkan beberapa detik lalu menjadi keduanya. Karna salah satu pesan itu sudah di balas. Ah semoga itu seh-
Whut?
Aku berharap sehun membalas dengan cepat pesan ku? Hell yeah~ soo jung,kau gila sekarang.
Baiklah,aku tidak dapat mengelak. Aku berharap sehun yang membalas pesan ku sekarang. Dengan tangan bergetar aku membuka pesan itu
From : chorong
Tidak asik.
Aku tidak membalas pesan chorong. Aku menghembuskan nafas panjang. Kukira sehun
YA! JUNG SOO JUNG! KENAPA KAU JADI BERFIKIR SEHUN MULU HAH?!?!
Hah~ seperti nya sehun sudah menyita perha-
NENG NENG~
Tian mu.
PESAN MASUK
Dengan cepat aku menyambar hp ku dan membuka pesan itu dengan perlahan.
Sehun.... sehun....
KLIK
From : 08XXXXXXXXX(?)
Pinjaman tunai dari bank asing,sampai 500juta won. Mudah dan cepat?! Ingin? Silahkan hubungi nomer 08xxxxxxx
Sialan
Sungguh sialan
Aku sudah berharap
Ku kutuk kau sang pengirim sms tak berguna ini.
Aku jadi berfikir tentang sehun terus sialan
Tunggu kenapa aku berfikir sehun terus?!
Benar-benar. Kau sudah gila sekarang soojung. Gila.
Apa kata sahabat-sahabat mu jika kau sudah mulai jatuh pada pesona oh sehun?
Oh tidak.
Aku menghembuskan nafas panjang. Tidak berguna kalau aku memikirkan pria itu sekarang. Lebih baik aku tidur
OTHER SIDE
aku menghempaskan diri ku di kasur. Tubuhku sangat pegal karna sempat mengejar krystal tadi dan berjalan dari tempat ahjussi-ahjussi tua itu tergeletak hingga rumah. Jarak dari tempat itu ke rumah ku cukup jauh. Atau mungkin bisa di bilang sangat jauh? Oh lelahnyaaa!!
Aku menghembuskan nafas panjang dan berfikir semoga itu dapat mengurangi sedikit rasa lelahku. Aku merogoh handphone ku yang berada di kantung celana ku. Aku sudah berganti baju dan sedikit bersih-bersih tadi.
aku membuka handphone ku dan membuka gallery. Dengan sendirinya tangan ku menyentuh sebuah gambar wanita. Wanita yang sangat cantik menurut ku. Wanita yang aku sangat cintai. Wanita yang selalu saja melindungi ku. Wanita yang tidak akan pernah aku lupakan jasa-jasanya selama ini.
tunggu
kalian jangan berfikir aneh dahulu!!
Wanita di foto itu adalah foto eomma ku. Eomma sudah meninggal saat aku berumur 5 tahun. Eomma di bunuh oleh seseorang yang sangat aku cintai juga. Orang yang seharusnya menjadi kepala keluarga yang bijak sana dan kepala keluarga yang selalu melindungi keluarga nya dengan sepenuh jiwa dan raga.
Ya yang membunuh eomma ku adalah appa ku sendiri
Karna kejadian itu,aku benar-benar membenci appa dan sudah tidak mau dan tidak akan menganggapnya sebagai appa ku lagi.
Boleh kah aku sedikit bercerita?
Terima kasih
Sejak aku berumur 1 tahun. Appa sudah jarang pulang dan sudah jarang memberikan hasil kerja kerasnya kepada kami-aku,eomma dan sojin nunna- eomma yang tidak ingin membiarkan aku dan nunna kelaparan, akhirnya ikut mencari nafkah sebagai pelayan di sebuah restoran. Gajinya memang tidak seberapa,namun cukup untuk kebutuhan sehari-hari kami bertiga.
Nunna sebenarnya tidak tega melihat eomma bekerja keras sendirian demi kami,akhirnya tanpa sepengetahuan eomma,nunna bekerja menjadi pelayan di sebuah restoran yang cukup jauh dari rumah kami.
Eomma yang terkadang kaget karna sojin nunna bisa mendapatkan uang yang bisa di bilang cukup banyak itu untuk seumuran sojin nunna yang waktu itu kelas 2 sekolah menengah pertama,dengan pintar nunna beralasan kalau dia mengajari temannya yang kelewat bodoh,dan diberikan uang oleh keluarganya yang perekonomiannya sangat cukup. Dan eomma pun percaya.
Aku pun yang tidak mengerti apa-apa hanya diam dan menunggu rumah. Sojin nunna yang berangkat kerja lebih lama di banding eomma selalu memberikan aku nasihat agar tidak mengizinkan siapapun yang tidak aku kenal memasuiki rumah.
Dengan polosnya aku meng-iya kan nasihat nunna dan pergi. Untung saja saat aku masih kecil tidak ada yang pernah ke rumah di waktu nunna dan eomma pergi kerja.
Terkadang aku bingung terhadap nunna. Aku yang masih kecil itu bisa-bisanya di kasih nasihat yang belum tentu di mengerti oleh anak berumur 1 tahun.
Dan akupun dengan bodohnya mengiyakan nasihat nunna. Ah ya,aku masih kecil. Belum mengerti apa-apa.
Namun terkadang,eomma ataupun nunna suka mengajak ku ke restoran di mana mereka kerja. Pelayan serta pemilik restoran sudah tau mengenai perekonomian keluarga kami. Jadi pemilik restoran itu mengizinkan sojin nunna untuk bekerja di sana. Namun,sojin nunna harus sekolah terlebih dahulu,berganti baju dan kembali ke restoran. Sojin nunna yang awalnya tidak percaya akan mendapatkan pekerjaan di umur yang masih sangat belia itu pun mengangguk setuju. Bahkan saat sojin nunna di terima,aku melihat sojin nunna sedang berdoa sambil tersenyum dan bahkan ada jejak bekas air mata yang jatuh di pipinya.
Dan hingga aku berumur 3 tahun,appa benar-benar tidak kembali dan benar-benar tidak memberikan kami nafkah kembali. Namun kami bertiga setuju untuk tidak memikirkan appa dan terus hidup tanpa adanya seorang appa.
Sojin nunna sebenarnya sudah ketahuan saat ia sedang bekerja. Ia sempat di marahi oleh eomma karna membohongi nya dan karna sojin nunna belum cukup umur untuk menjadi pelayan dan membantu menafkahi keluarga.
Sojin nunna yang memang dari sananya keras kepala,membantah dan beralasan ia ingin membantu eomma dan tidak mau terlalu membebankan eomma. Eomma yang tidak terima dengan kalimat itu langsung marah kembali. Sojin nunna pun akhirnya menangis dan memeluk eomma. Sojin nunna bilang kalau ia sangat ingin membantu eomma,ingin membantu untuk masa depan ku dan juga sojin nunna. Sojin nunna ingin menggantikan pekerjaan seorang ayah yang seharus nya di lakukan seorang lelaki,namun sojin nunna tetap ingin bekerja dan ingin menggantikan appa yang seharusnya bekerja dan menafkahi kami. Eomma yang mendengar penuturan sojin pun ikut menangis dan membalas pelukan sojin. Aku yang senang serta sedih melihat scene itu hanya tersenyum dan berjalan ke arah mereka. aku pun memeluk mereka sambil menyebutkan “mamma..mamma” dan “cojin nun…nunn” sojin nunna dan eomma yang melihat ku tersenyum dan membawa ku juga ke dalam pelukan mereka.
Dan petaka itu datang. Saat aku berulang tahun yang ke 4,appa kembali dengan baju polos berwarna putih di lapisi dengan kemeja merah hitam juga jeans hitam. Appa sangat tampan waktu itu. Sangat
Aku yang melihat apa kembali langsung mengembangkn senyum manisku dan berlari untuk memeluknya,namun dengan kejamnya appa mendorong ku hingga aku tersungkur dengan sangat keras dan menangis.
Eomma dan sojin nunna yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah ku dan menolong ku. Eomma langsung menatap tajam appa
#flashback
“SEHUN!”
“Huaaaa!! Appoooo!! Eommaa!! Nunna!! Appo!!”
Sojin menghampiri sehun yang sedang menangis dengan posisi terduduk di lantai. Sojin memeluk sehun dan sehun juga kembali memeluknya.
Oh Taeyeon-eomma sehun dan sojin- menatap marah kearah sang suami. Oh leeteuk. Sedangkan yang di tatap hanya memasang wajah malas dan memasukan tangannya ke dalam celana.
“mau apa kau kembali? Sudah cukup kah kau meninggalkan kami selama 4 tahun? Untuk apa kau kembali? Kau sudah tidak di harapkan disini”
Leeteuk berdesis dan menunjukkan smirk yang menurut taeyeon sangat menyebalkan dan cukup menyeramkan. Taeyeon menyuruh sojin untuk membawa sehun masuk ke dalam kamar. Sojin yang mengerti langsung mengangguk dan mengendong sehun yang masih dalam ke adaan menangis.
Taeyeon kembali menatap leeteuk dengan sinis. Sebenarnya,di lubuk hatinya yang paling dalam,ia ingin sekali memeluk tubuh tinggi sempurna di depannya itu. Namun apa daya? Kebencian nya terhadap namja ini terlalu besar dan sudah mengontrol kuat hatinya.
“kenapa kau begitu kepada ku yeobo? Hm? Kau tidak merindukan ku? Tidak ingin memelukku?”
Tanya leeteuk sambil merentangkan tangan nya kedepan seperti siap ingin di peluk. Taeyeon berdecis
“aku tidak sudi untuk memeluk mu oh leeteuk”
Leeteuk tertawa dan menarik kembali tangannya
“mau apa kau kembali ke sini?”
“aku ingin mengambil sehun dan sojin”
Taeyeon membelalakan matanya? Sojin dan sehun? Sojin dan sehun sudah menjadi jantung untuknya. Jika tidak ada mereka di kehidupannya,ia bisa mati bagaikan tidak ada oxygen di dunia ini. Tidak. Ini tidak bisa di biarkan
“apa hak mu untuk membawa mereka? Kau dengan santainya ingin membawa mereka setelah kau meninggalkan mereka selama 4 tahun tanpa uang sepersen pun? Tanpa kabar? Tanpa harta? Tanpa kasih sayang? Dan kau seenaknya ingin membawanya pergi? Haha. Jangan harap oh leeteuk. Jangan harap kau dapat membawa mereka pergi!!”
“apa hak ku? Aku ayahnya”
“ayah? Mereka tidak punya ayah. Mereka tidak pernah menganggap mu sebagai ayah mereka. Jadi lebih baik,kau pergi”
“hukshuks”
Sojin memeluk erat sehun yang sedang menangis sesegukan. Ia sangat takut terjadi apa-apa pada keluarganya. Ia takut sang appa akan menghancurkan kebahagiaan mereka selama 4 tahun ini. Ia tidak mau. Sangat tidak mau. Sojin mengintip dari pintu kamar sehun,dan melihat leeteuk dan taeyeon sedang bertengkar merebutkan mereka. Ia jadi teringat omongan eomma dulu
“jika appa dan eomma merebutkan kalian suatu hari nanti,kau bawalah sehun pergi lewat jendela dan pergi sejauh-jauhnya. Jangan pernah datang kembali sebelum eomma yang datang kepadamu”
Sojin ingat nasihat eomma dulu. Eomma berkata seperti itu saat sojin graduation sekolah menengah pertama dulu. Ntah apa yang dipikirkan eomma saat itu,namun sepertinya ia harus melaksanakan nasehat itu sekarang.
Sojin melirik sehun yang tertidur di pelukannya. Sojin tersenyum dan mengecup pelan pipi sang adik. Ia harus pergi,ya ia harus pergi.
Sojin menaruh sehun di kasur nya dengan perlahan dan mengambil sebuah kertas dan pulpen lalu menulis sebuah surat untuk sang eomma. Lalu ia melemparkannya ke depan pintu kamar sehun. Sojin kembali menggendong sehun dan membawanya kearah jendela kamar nya yang berada di samping tempat tidur.
Sojin membuka lebar jendela itu dan menunjukkan halaman belakang rumah kediaman keluarga oh. Untung saja rumah sehun berada di lantai 1,ia dapat mudahnya keluar dari rumah ini. Sambil mengangkat sehun,sojin melompat keluar dari jendela.
Sojin berjalan dengan perlahan-lahan. Takut kalau sang appa mendengar langkah kaki nya dan ia menangkap mereka. Saat ia berada di depan rumah mereka,ia bersembunyi di balik pintu yang di tutupi oleh 1 patung yang cukup besar dan 1 pot yang cukup besar juga. Dan itu cukup untuk menutupi tubuh mereka yang kecil
Sojin mengintip di sudut pintu dan menguping. Ini memang tidak baik,tapi apa salah nya jika ia ingin mengetahui apa yang di bicarakan orang tuanya?
Sojin kembali mengintip,di sana terlihat eomma sedang menahan amarah. Terlihat dari wajahnya yang memerah karna marah. Ia juga melihat beberapa tetes air mata yang terjatuh dari mata indahnya.
Hati sojin seperti teriris saat melihat keadaan seperti itu. Rasanya ia ingin sekali berlari ke arah taeyeon dan memeluknya erat. Namun ia tidak bisa. Ia tidak mau membuat situasi menjadi semakin kacau. Akhirnya ia memutuskan untuk tetap diam terduduk di sana.
“aku tidak akan pernah memberikan sojin dan sehun kepadamu. Mereka adalah malaikat ku yang paling berharga. Aku tidak mau mereka berdua di rawat oleh orang biadab seperti mu!”
“oh? Kau yakin taeyeonnie?”
“ya aku sangat ya-“
Mata sojin dan taeyeon membulat. Mereka melihat benda yang di bawa oleh sang suami dan sang appa. Sebuah pistol. Pistol yang tepat mengarah kearah wajah taeyeon. Sojin menutup kedua mulutnya dengan tangan kanan nya dengan mata yang masih membulat. Air mata mulai terjatuh sedikit demi sedikit.
“apa yang k-kau lakukan?”
“aku? Aku akan membunuhmu jika kau tidak memberikan anak-anak mu kepadaku”
“LEBIH BAIK AKU MATI DARI PADA MEMBERIKAN MEREKA KEPADA LELAKI KEPARAT SEPERTI MU!”
DOR
“EOMMA!!”
Sojin teriak tertahan. Ia ingin menangis melihat taeyeon sang eomma jatuh terduduk di lantai dengan tangan yang memegang perutnya yang berlumuran darah segar. Tangannya mencengkram kuat baju yang ia kenakan. Air matanya mulai berjatuhan. Matanya tetap menuju ke arah taeyeon yang sedang menahan sakit.
“eom..ma…… ap-pa…”
Sojin menoleh. Ia membulatkan matanya saat ia melihat sehun sedang memandang kosong ke arah appa dan eommanya. Berarti sehun melihat semuanya. Melihat saat taeyeon di tembak oleh leeteuk. Ia melihat semuanya.
Sojin langsung menarik sehun ke pelukannya dan membawanya pergi menjauh dari sana. Sehun tidak menolak di bawa pergi oleh sojin. Ia memeluk sojin erat dan menangis di dadanya. Sojin pun sama,ia menangis saat menggendong sehun. Ia tidak kuat. Ia harus pergi dari sini sekarang juga.
Sedangkan taeyeon,ia sedang meringis menahan sakit dari daerah perutnya yang dtembak oleh orang yang masih sah menjadi suaminya.
“rasakan itu KIM taeyeon karna kau tidak mengikuti apa kataku. Diaman anakku?”
Taeyeon tidak menjawab,ia masih focus dengan lukanya. Ia meringis kesakitan. Darah segar semakin keluar dari perutnya. Pandangannya semakin memudar,kepalanya semakin pusing. Ia sudah kehilangan banyak darah
Apa aku akan mati sekarang? Yatuhan. Jika aku mati sekarang,jagalah anak-anak ku yatuhan. Jangan sampai mereka di tangkap oleh ayahnya yang tidak bertanggung jawab ini ya tuhan. Aku mohon. Buatlah hidup mereka menjadi indah tanpa kehadiran aku ya tuhan. Lindungi lah mereka selalu ya tuhan ku.
Taeyeon kembali meringis. Leeteuk berdecis karna pertanyaannya tidak di gubris. Akhirnya ia lebih memutuskan untuk mencari sendiri anak-anaknya.
Leeteuk memutuskan untuk membuka kamar sehun terlebih dahulu yang berada di lantai 1. Karna tadi ia ingat kalau sojin tadi membawa sehun ke dalam kamarnya. Leeteuk membuka pintu kamar sehun. Yang ia temukan hanya kekosongan disana.
Leeteuk menyeritkan alisnya. Kemana anak-anak itu? leeteuk berencana untuk memasuki kamar itu lebih jauh,namun ia urungkan karna ia melihat kertas berwarna putih tergeletak di depan pintu kamar sehun. Merasa tertarik ia mengambil kertas itu dan membacanya.
Leeteuk menyerit saat membaca kertas itu. saat selesai membaca surat itu,amarahnya kembali memuncak,ia marah,kesal,berarti anak-anaknya telah kabur sekarang.
Leeteuk meremas kertas itu dan ia berjalan keluar ke arah taeyeon yang sekarang sudah berdiri dari duduknya.
“kemana anak-anak?”
Taeyeon menyerit. Anak-anak? Bukankah mereka ada di kamar sehun?
“a-anak-anak? Mol-molla. Tadi bukannya mereka a-ada di ka-kamar?”
Taeyeon menjawabnya sambil terbata-bata karna sakit di perutnya semakin menjadi-jadi. Leeteuk menggeram kesal. Ia kembali mengambil pistol di saku celana nya dan kembali menembak taeyeon
DOR
Taeyeon jatuh terduduk saat peluru panas itu kembali mengenai perutnya. Taeyon batuk darah. Sakit di perutnya semakin menjadi-jadi
“KAU BILANG KAU TIDAK TAU DIA DI MANA? PEMBOHONG. MEREKA PERGI KARNA NASIHAT MU YANG KAU BERIKAN KEPADA MEREKA. AKU MEMANG TIDAK TAU APA NASIHAT MU ITU. TAPI NASIHAT KEPARAT MU LAH YANG TELAH MEMBAWA MEREKA SEMAKIN JAUH DARI KU”
DOR
Taeyeon semakin terbatuk. Peluru ketiga kembali menancap di perutnya. Ia semakin tidak kuat. Darah di perutnya semakin banyak. Bahkan hingga meluber ke lantai. Ia merasa hidupnya sudah tidak lama lagi
Namun tunggu, Nasihat? Nasihat ap- ah! Taeyeon ingat. Ia pernah memberikan nasihat kepada sojin untuk membawa sehun pergi jika ia dan leeteuk memperebutkan mereka. taeyeon tersenyum senang. Sojin melaksanakan dengan baik nasihatnya. Setidaknya,mereka aman
Tuhan,lindungi lah mereka
Taeyeon memejamkan mata nya dan tersenyum. Ia berdoa untuk kebaikan anak-anak nya kelak. Memang ini bukan waktu yang tepat,namun mau tidak mau ia harus berdoa sekarang karna hidupnya tinggal menunggu detik saja.
Leetek berdecis dan berjalan pergi,namun ia kembali melihat surat di tangannya. Ia meremuk kan kertas itu dan membuang kertas yang sudah tidak berbentuk itu tepat ke depan wajah taeyeon dan berjalan pergi.
Taeyeon yang merasakan sesuatu benda yang lunak namun kasar mengenai wajahnya membuka matanya perlahan. Sebenarnya matanya sudah sangat berat dan ingin sekali ia pejam. Namun,ntah kekuatan dari mana ia dapat membuka mata indah nya itu dan matanya tertuju pada sebuah kertas yang sudah berbentuk sebuah bola.
Dengan perlahan,taeyeon mengambil kertas itu dan membukanya. Karna perbuatannya itu,kertas yang berwarna putih bersih itu kini terkena bercak-bercak darah dari tangannya.
Taeyeon membuka kertas itu dan terlihat tulisan yang sudah tidak beraturan karna kertas itu sudah tidak berbentuk
Eomma. Sojin mengikuti nasihat eomma sekarang. Saat eomma membaca surat ini, sojin dan sehun sudah pergi dari rumah ini eomma. Eomma jaga diri eomma ne. jika urusan eomma dan appa sudah selesai,susul kami suatu saat nanti ne! sojin dan sehun akan menunggu eomma!
Saranghae!!
Sojin sehun
Taeyeon menitikan air mata mereka dan tersenyum. Ia bangga kepada sojin. Sangat. Ia juga bangga terhadap sehun. Taeyeon sangat mencintai mereka.
“sojin… terima kasih karna sudah meng- mengikutin nasihat eomma….”
Nafas taeyeon tersedat,ia merasakan jika oxygen di sekitar nya semakin menipis. Nafas taeyeon semakin tersedat-sedat. ia berusaha untuk mengambil oxygen sebanyak yang ia bisa,namun ia tidak bisa. Itu bahkan membuat nafas nya semakin tersedat-sedat. Air mata nya semakin menetes,bahkan sekarang semakin deras.
“dan…. Hah…hah… mianhae sa- sayang…. Eom- eomma.. hah…hah… tidak bisa men- menyusul mu.. hah…hah….. so-…sojin…. Jagalah sehun untuk eomma nak…. Hah…hah….. ma-maaf kan… hah…hah…. eomma sayang…. Hah…hah….eomma,menyayangi ka-kalian ….. na-…. Nado sara- saranghae so-sojin… seh-sehun….”
Taeyeon tersenyum dan memejamkan matanya. Kertas yang ia pegang kini terjatuh dari tangannya menuju kepangkuannya yang sudah di banjiri darah segar.
Setitik air mata terjatuh pas saat mata indah nya tertutup untuk selamanya. Tidak ada lagi helaan nafas yang keluar dari hidung mancungnya. Sudah tidak terdengar detak jantung yang biasanya membantunya untuk hidup sekarang. Ia sudah tidak ada. Sudah meninggalkan dunia ini.
Walau mata indah,darah,jantung,nafas,dan organ-organ tubuh nya sudah tidak bergerak lagi,namun pesan untuk sojin dan sehun yang sempat ia utarakan akan tersampaikan. Walaupun tidak langsung.
Sojin dan sehun terus barlari. Mungkin lebih tepatnya,sojin lah yang berlari. Ntah sudah berapa kilo meter mereka berlari dari rumah. Dan juga tidak tau berapa banyak air mata yang sudah menetes dari kedua mata mereka. sehun dan sojin tidak berhenti menangis dan berlari sejak dari rumah mereka. yang mereka kedua pikirkan adalah keadaan sang eomma. Apakah eomma baik-baik saja? Apakah eomma akan kembali pada appa? Apakah eomma akan kembali pada mereka? apakah…. Eomma akan meninggalkan mereka?
Sojin menggeleng dengan pemikirannya barusan. Ia yakin dan sangat yakin,eommanya pasti akan kembali pada mereka. ia yakin,sangat yakin.
Tak lama,kaki sojin sudah tak kuat untuk melangkah lebih jauh. Kaki nya meraung-raung meminta untuk di istirahatkan. Mau tidak mau sojin harus berhenti berlari. Sojin melirik sehun yang berada di pelukannya. Ia melihat sehun sedang memandang langit dengan tatapan kosong.
Sojin menghela nafas. Ia mengerti kenapa sehun seperti itu. sehun cukup shock saat melihat insiden itu. dan sojin yakin,sehun akan mogok makan dan tidak akan berbicara dengan nya hingga shocknya hilang. Dan itu pasti tidak membutuh kan waktu yang sebentar.
Sojin kembali menghela nafas. Ia cukup lelah untuk berfikir bagaimana kelanjutan hidupnya nanti bersama sehun. Dengan langkah terseok-seok dan jangan lupakan sehun yang masih di dalam pelukannya,sojin melangkah ke arah taman
Sojin mendudukan dirinya di salah satu bangku dekat taman itu dengan sehun di pelukannya. Sojin melihat ke arah sekitar. Taman itu sudah cukup sepi. Tentu saja. Hari sudah mulai senja. Orang-orang lebih memutuskan untuk pulang dan beristirahat serta membuat makan malam untuk nanti.
Sojin menatap langit. Matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat. Dimana ia harus tidur malam ini? tidak mungkin ia kembali ke rumah. Ia takut jika nanti saat ia di rumah,appanya masih berada di sana.
Sojin melirik sehun yang ntah sejak kapan sudah tertidur. Sojin tersenyum dan mengelus pelan kepala sehun dan mengecupnya. Sojin memeluk sehun erat. Ia menangis. Ia menangisi nasibnya,menangisi takdirnya,menangisi kesialannya. Ia menangis tanpa suara,takut membangunkan sehun. Namun suara berat yang sangat familiar menyeruak gelendang telinganya. Ia pun menengok ke arah suara dan matanya membulat seketika
“apa yang kau lakukan di sore hari seperti ini?”
“k..kau…..?”
TBC
Hohoho~~ flashback nya gantung ya? Sengaja. Ini udah 4K+ words:-( kebanyakan(?) agak aneh ya? Tadinya sehun mau cerita,terus flashback,eh tbc(?) aku harus update sekarang soalnya senin aku udah UTS lagi. Padahal minggu kemaren aku baru Try Put. Udah deh,yang penting pokoknya aku bener-bener sibuk buat 3-4 bulan ini. maklum deh ya, udah siswa junior high school tingkat akhir(?) doain aja ya biar aku sukses dan makin cepet update ff ini dan ff aku yang lain. makanya,mungkin mulai sekarang aku bakalan update lama,jadi aku sekarang update ff nya langsung panjang(?)
And thanks ya buat readers aktif yang membaca ff aneh ini:-) makasih banget. Kalian itu penyemangat aku wkwk
Yaudah lah ya
Thanks for reading!
Don’t forget to read,love,and comment:-)
Much love
Park minha