Luhan mengantar Luna ke rumahnya. Di perjalanan, Nampak Luhan menahan dingin meski kemejanya sudah basah karena air hujan. Luna sedikit tak tega melihatnya.
Sesampainya di rumah,
“Cepat kau ganti baju”Kata Luhan.
“Sebentar aku ambilkan handuk baju Kakakku untukmu”Jawab Luna.
“Tidak usah, aku akan ganti baju di kantor”Balas Luhan.
“Aku tidak mau kau sakit karena meminjamkan Jasmu itu padaku. Sebentar”Jawab Luna lalu masuk ke kamar Kakaknya.
Tak lama Luna keluar.
“Ini baju dan celana Kakakku. Ini handuknya. Apa kau mau teh hangat?”Tanya Luna sambil memberikan baju, celana dan handuk satu persatu.
“Boleh, jika tidak merepotkanmu”Jawab Luhan.
Luna membuat teh hangat untuk Luhan saat dia berganti baju. Tanpa Luna sadari dia tersenyum saat membuat teh itu, sampai ia tidak berhenti mengaduk, Luna mengingat sikap Luhan padanya di danau tadi.
“Apa kau baik-baik saja?”Tanya Luhan membuyarkan lamunan Luna.
“A… Aniyo”Jawab Luna terkejut.
“Syukurlah, kukira kau kerasukan makhluk dari danau”Balas Luhan.
“Mwo?”Kata Luna.
“Aku hanya bercanda”Jawab Luhan.
“Ini tehnya”Kata Luna.
“Gomawo”Jawa Luhan lalu meminumnya.
Handphone Luhan berdering….
“Ya Pak Lee. Ya aku segera kesana”Kata Luhan.
“Kenapa?”Tanya Luna.
“Aku harus ke kantor sekarang. Terima kasih ya”Jawab Luhan lalu menaruh cangkir teh ke meja dan bergegas pergi.
“Manager Xi. Bisakah kau nanti mengajak Choi Seung Hyun makan? Aku tahu dia pasti tidak berselera makan”Kata Luna.
“Aku akan memaksanya untuk makan nanti. Tenang saja”Jawab Luhan sambil tersenyum dan masuk ke dalam mobil.
“Gomawo”Balas Luna pelan sambil melihat mobil Luhan melaju keluar garasi.
Rupanya Luhan harus menghadiri Rapat dewan direksi bersama Choi Seung Hyun. Choi Seung Hyun sangat pandai menutupi permasalahan yang ia hadapi. Saat presentasi, tak tampak raut sedih di wajahnya.
Dua jam berlalu, saat ini pukul 18:00. Rapat pun selesai.
“Presdir apa kau ingin makan?”Tanya Luhan.
“Sudah ku bilang jangan panggil aku Presdir disaat yang tidak resmi”Jawab Seung Hyun.
“Tapi ini masih dilingkungan Hotel”Balas Luhan.
“Ayo kita makan. Adikmu bilang harus memaksamu untuk makan”Lanjut Luhan.
“Baiklah jika ia yang menyuruhmu untuk memaksaku makan”Jawab Seung Hyun.
Dengan mobil berbeda, mereka melaju ke sebuah kedai makanan. Sesampainya, mereka pun bergegas masuk dan memesan makanan.
“Mianhae hyung, aku membuat adikmu kehujanan”Kata Luhan.
“Jika dia sampai sakit, aku akan meninjumu”Ancam Seung Hyun bercanda.
“Kau ini, masih bisa saja menyembunyikan kesedihanmu itu. Aku tahu kau bahkan sebenarnya tak mampu menahannya”Balas Luhan.
“Sebagai Kakak, aku telah kalah. Tapi sebagai orang tua, aku bisa terus bertahan”Jawab Seung Hyun.
“Apa kau sangat membenci Kris? Sampai kau harus membiarkan Luna seperti itu”Tanya Luhan.
“Sejak saat dia datang ke kehidupan kami, aku tak pernah membencinya. Saat itu, Ayah baru pulang dari tugasnya di China.
*Flashback*
Ayah yang kami tunggu, hari ini pulang dengan membawa seorang anak kecil lebih muda dari Seung Hyun ke rumah.
“Siapa anak ini Ayah?”Tanya Ibu.
“Kenalkan namanya Kris, dia anggota baru keluarga kita. Seung Hyun ini adik barumu, Kris ini Seung Hyun kakakmu dan Luna adikmu.
*Flashbackend*
“Aku tak mengerti Ayah sampai mengadopsinya sebagai anak. Ayah bilang Kris anak temannya yang telah meninggal. Ayah tak tega melihat Kris yatim piatu dan mengadopsinya menjadi bagian keluarga Choi”Lanjut Seung Hyun.
“Lalu?”Tanya Luhan.
“Aku tak pernah membencinya sampai kejadian kecelakaan itu terjadi dan orang tuaku pergi pun aku tak bisa membencinya. Kejadian dimana membuatku tersadar jika Kris anak kandung Ayah”Jawab Seung Hyun.
*Flashback*
Seung Hyun dan kris bersekolah di tempat yang sama, namun berbeda gedung. Karena Kris kelas 7 dan Seung Hyun kelas 10. Mereka menunggu orang tua mereka menjemput di luar pagar sekolah.
“Kemana Ayah dan ibu? Lama sekali”Kata Seung Hyun.
“Sabar Hyung, mungkin sebentar lagi”Jawab Kris.
Tak lama, mobil orang tua mereka pun datang. Nyonya Seo pun keluar dan menghampiri kedua anak lelakinya.
“Ayo kita pulang. Kalian pasti lelah menunggu”Kata Nyonya Seo.
“Ibu lama sekali. Aku ingin duduk di depan bersama Ayah”Jawab Seung Hyun lalu membuka pintu mobil.
“Ayo Kris cepat masuk”Kata Nyonya Seo sambil membukakan pintu.
Di perjalanan pulang, tiba-tiba Tuan Choi, Ayah mereka berbicara.
“Ibu, bagaimana pendapatmu jika Kris kita berikan nama Choi?”Tanya Tuan Choi.
“Mwo? Tidak bisa Ayah. Kenapa Ayah berkata seperti itu?”Jawab Nyonya Seo.
“Nama Kris sangat singkat. Jadi Ayah ingin menambahkan nama keluarga”Jawab Tuan Choi.
“Apa mungkin Kris ini anak kandungmu? Sampai kau harus membawanya kerumah dan sekarang memberikan nama Choi padanya?”Tanya Nyonya Seo.
“Tidak usah Ayah. Kumohon jangan begitu”Kata Kris.
Seung Hyun hanya diam terlihat kesal melihat perdebatan kedua oraang tuanya.
Tuan Choi dan Nyonya Seo yang sedang berdebat tak menyadari ada mobil lain di depan mereka.
“Ayah awaaaas”Teriak Seung Hyun.
Nyonya Seo langsung memeluk Kris dan begitu pula Ayah yang bisa melindungi Seung Hyun. Tetapi, kecelakaan tetap tidak bisa terhindar.
“Seung Hyun, ayo bangun. Buka matamu”Kata Tuan Choi membangunkan Seung Hyun.
Tak lama Seung Hyun membuka matanya.
“Ibu, ayo bangun. Kris, buka matamu”Kata Tuan Choi.
“Ayah apa kau baik-baik saja?”Tanya Seung Hyun ketakutan melihat ayahnya berlumuran darah.
“Ayo bantu Ayah membangunkan Kris. Tapi sepertinya Ibumu sudah pergi”Jawab Tuan Choi dengan sekuat tenaga menyenggol tubuh Nyona Seo.
Kris pun mulai membuka matanya.
“Kris bangun Kris”Kata Seung Hyun.
“Hyung, Ayah. Ibu… Ibu…”Kata Kris sambil menepuk-nepuk pipi Nyonya Seo.
“Sekarang kalian berjanji pada Ayah untuk menjaga adikmu, Luna”Kata Tuan Choi.
“Kenapa Ayah berkata seperti itu?”Tanya Kris.
“Seung Hyun, kau harus jadi pemimpin di Hotel dan jagalah kedua adikmu”Kata Tuan Choi.
“Nde Ayah”Jawab Seung Hyun.
Tuan Choi tersenyum lalu mulai menutup matanya dan pergi untuk selamanya.
“Ayah aku berjanji untuk menjaga Luna dan kakak. Tapi kumohon jangan pergi”Kata Kris menangis.
*Flashback end*
“Awalnya aku menyalahkan dia karena membuat Ayah dan Ibu bertengkar di mobil dan terjadi kecelakaan. Seiring waktu aku menyadarinya jika itu takdir. Setiap aku ingin membencinya, aku selalu teringat kata Ayah untuk menjaganya dan Luna”Kata Seung Hyun.
“Setelah itu, apa nama Kris menjadi Choi Kris?”Tanya Luhan.
“Tidak, itu belum terjadi”Jawab Seung Hyun.
“Apa kau takut posisimu sebagai Presdir terancam jika ada nama Choi di namanya Kris?”Tabya Luhan.
“Ani, setelah kejadian itu aku sadar jika kemungkinan kalau Kris memang benar anak kandung Ayah. Kalau dia memang mempunyai darah Choi, aku tidak pernah mempermasalahkan soal kedudukan”Jawab Seung Hyun.
“Lalu apa yang membuatmu menjadi benci pada Kris?”Tanya Luhan.
“Sudah kukatakan aku tak pernah bisa membencinya. Tentang dia yang menyukai Luna, aku takut sebagai seorang orang tua. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi jika tidak memisahkan mereka”Jawab Seung Hyun.
“Bukankah kau bilang itu sepihak? Bukankah tak masalah?”Tanya Luhan.
“Memang, tapi jika dibiarkan tetap saja membuatku takut”Jawab Seung Hyun.
“Jadi, sampai saat ini Kris masih di China?”Tanya Luhan.
“Aku tidak tahu. Dia bisa pulang sendiri kesini seperti yang dilakukan Luna”Jawab Seung Hyun.
Setelah selesai makan, mereka berdua pulang kerumah masin-masing.