Keesokan paginya.
“Luna, aku berangkat ya. Jangan lupa sarapan, sudah ku buatkan sandwich di meja makan”Teriak Choi Seung Hyun di depan pintu kamar Luna.
Tak ada jawaban, terlihat kekecewaan di wajah tampan Choi Seung Hyun.
Luna membuka sedikit tirai di kamarnya.
“Dia masih bisa memikirkan pekerjaan disaat seperti ini”Gumamnya sambil melihat mobil Choi Seung Hyun melintas keluar pagar.
Setelah itu, Luna pun turun ke meja makan untuk melihat sandwich buatan kakaknya. Dibalik tudung saji, Luna melihat dua Sandwich dengan sebuah note.
Luna,
Makanlah, aku tahu kau menangis semalaman.
Aku tahu itu salah, tapi kumohon mengertilah posisiku.
Mianhae.
“Kalau sudah tahu, kenapa masih dilakukan?”Gumam Luna.
Luna lalu melahap Sandwichnya, mengambil cermin dan melihat matanya yang sembab.
“Eottokhae mataku sembab seperti ini”Kata Luna dengan mulut penuh sandwich.
Ting Tong… Bel rumah berbunyi.
“Siapa yang datang? Mengganggu saja”Gerutu Luna.
Luna merapikan rambut dan piyamanya lalu bergegas membukakan pintu.
“Manager Xi, kenapa datang kemari? Choi Seung Hyun sudah pergi”Kata Luna.
“Sejak kapan kau memanggilku Manager Xi?”Tanya Luhan.
“Arraseo, Luhan kenapa kau kesini?”Tanya Luna lagi.
“Hahaha.. aku tidak mencari Presdir, tapi ingin mengambil berkas di dalam kamarnya”Jawab Luhan.
“Yasudah, silahkan masuk”Balas Luna.
Luna masuk ke rumah diikuti Luhan.
“Ambil sendiri ya dikamarnya”Kata Luna.
“Tidak sopan jika aku mengambilnya sendiri. Kau saja, Tolong ambilkan”Jawab Luhan.
Luna pun masuk ke dalam kamar Choi Seung Hyun untuk mengambil berkas yang dimaksud. Tapi setelah mendapatkan berkasnya, langkah Luna terhenti di depan pajangan foto diatas meja. Terlihat foto keluarga, ayah dan ibu, Luna, dan foto Luna, Seung Hyun dan Kris. Luna mengambil dan memandangi foto bersama kedua Kakaknya.
“Mereka terlihat tampan dan bahagia disini”Gumamnya.
Air mata Luna menetes lagi, lalu dia teringat ada Luhan di ruang tamu dan langsung mengusap air matanya.
“Ini berkasnya”Kata Luna lalu menyerahkan amplop coklat.
“Gomawo, Apa kau hari ini tidak berencana ke Hotel?”Tanya Luhan.
“Ani, aku tak mau bertemu dengan Choi Seung Hyun itu”Jawab Luna.
“Kalau begitu, ayo ikut aku”Ajak Luhan.
“Shiro”Jawab Luna sambil menggelengkan kepalanya.
“Apa kau mau tambah bosan disini? Berdiam diri bukan berarti masalah akan selesai”Balas Luhan.
“Tahu darimana kalau ada maalah?”Tanya Luna.
“Matamu terlihat begitu sembab, pasti kau habis menangis kan?”Balas Luhan.
“Baiklah, baiklah, aku ikut denganmu. Tapi aku mandi dulu”Jawab Luna.
“Jangan lama-lama Nona Choi”Balas Luhan.
Sementara Luna mandi, Luhan melihat figura foto yang ada di dinding. Luhan melihat foto Luna ketika di taman kanak-kanak, dan mengusapnya di bagian wajah Luna, Luhan pun tersenyum.
“Ayo, aku sudah siap”Kata Luna mengagetkan Luhan.
“Kau mengagetkanku”Jawab Luhan.
“Sedang apa kau disana?”Tanya Luna.
“Melihat foto”Jawab Luna.
Luna dan Luhan masuk ke dalam mobil.
“Mau kemana?”Tanya Luna.
“Kau akan tahu nanti”Jawab Luhan.
Mobil luhan terus melaju sampai pada akhirnya masuk ke sebuah Danau Wisata. Setelah parker, mereka pun keluar dari mobil.
“Betapa sejuknya disini”Kata Luhan sambil merentangkan tangannya dan tersenyum.
Luna yang melihat Luhan pun ikut tersenyum. Namun, ia menyadari dan berhenti tersenyum.
Kenapa saat melihatnya tersenyum, aku juga ikut tersenyum? Gumam Luna dalam hati.
“Ayo kita duduk di pinggir danau”Ajak Luhan.
Luna pun mengikuti Luhan, duduk dipinggir danau, disamping Luhan.
“Bagaimana? Tidak bosan lagi kan?”Tanya Luhan.
“Lumayan”Jawab Luna lalu mengambil batu kecil di sampingnya dan melemparnya ke danau.
“Tadi sewaktu aku melihat foto, ada seorang laki-laki bersamamu dan Presdir”Kata Luhan.
“Dia Kris Oppa, kakakku, adiknya Seung Hyun Oppa”Jawab Luna sambil memandangi danau.
“Dia tidak disini….”
“Dia di China”Jawab Luna memotong kalimat Luhan.
Entah kenapa saat itu tiba-tiba hujan turun.
“Kenapa hujan?”Tanya Luna.
“Aku tidak tahu. Ayo cari tempat berteduh”Jawab Luhan lalu menarik tangan Luna dan berlari.
Luna pun mengikuti kemana Luhan berlari. Hujan semakin deras. Luhan memegang tangan Luna dengan erat, sementara tangan satunya Luna melindungi kepalanya dari hujan.
“Itu ada tenda, ayo kesana”Kata Luhan.
Sesampainya di tenda,
“Mianhae membuatmu kehujanan”Kata Luhan.
“Tidak apa-apa”Jawab Luna sambil membersihkan tangannya dari air hujan.
Luhan pun juga membersihkan baju Luna dari air hujan, lalu memakaikan Jasnya ke bahu Luna yang seketika membuat Luna tertegun.
“Aku tidak ingin kau kedinginan”Kata Luhan.
Mendengar hal itu, Luna tersenyum sambil menadahkan tangannya pada hujan.
Gomapta,terima kasih telah membuatku tersenyum, gumam Luna dalam hati.