Saat Siwon ke toilet, Kyu mendatangi meja Hyosung. Dia berniat membalas Jiyeon. Kyu menarik tangan Hyosung agar berdiri. Memegang tengkuk Hyosung dan—
Chuu~
Kyu mencium Hyosung walau hanya menempel tapi berhasil membuat Jiyeon berhenti bernyanyi. Matanya terbelalak shock menyaksikan pemandangan di depannya. Siwon tidak kalah shocknya. Malah dia buru-buru berlari menghampiri Kyu, menarik kemeja Kyu dan memukul Kyu sampai terjatuh dan menimbulkan luka di sudut bibir Kyu.
“Bre*g**k!” Siwon menarik tubuh Kyu agar kembali berdiri dan bersiap meninjunya kembali. Tapi sebuah tangan menghalangi Siwon. Hyosung berusaha melindungi Kyu.
“Jebal keumanhe Siwon-a? no waegere?”
Siwon tidak peduli dan menghempas tangan Hyosung. Lagi-lagi sebuah tangan memegang tangan Siwon agar ia menghentikan perbuatannya. “Keumanhe Siwon-a.” ucap Jiyeon tegas tapi terlihat jelas suara Jiyeon bergetar. Matanya menatap Siwon sungguh-sungguh agar berhenti memukul Kyu. Siwon menurunkan tangannya.
Jiyeon pergi dari kerumunan orang-orang itu. Hatinya begitu sakit. Kenapa orang-orang begitu menyukai Hyosung? Bahkan harus bertengkar karena Hyosung. Begitu istimewanya kah Hyosung? Jiyeon berpikir kalau Kyu sudah menyukai Hyosung.
Sementara itu di cafe, Siwon menarik tangan Hyosung agar pulang bersamanya. “Kajja!”
“Shiro! Aku mau menolong Kyu. Kau pulang saja. Nappeun namja.”
“Mwo? Nappeun? Kau membela namja pengkhianat ini? Kau benar-benar menyukainya?”
“Ne, aku menyukainya.”
“Baiklah, aku sarankan kau berhati-hati.” Siwon pergi meninggalkan Hyosung dan Kyu. Hatinya juga sakit melihat yeoja yang dia sukai membela musuhnya.
Saat membersihkan dan mengobati luka di sudut bibir Kyu, Hyosung teringat ciumannya tadi. Dia masih belum percaya Kyu menciumnya, apa Kyu menyukaiku? Batinnya.
Kyu sebenarnya juga terkejut kalau ternyata Hyosung benar-benar menyukainya. Karena ini bisa menimbulkan kesalah pahaman. “Hyosung-a, mianhe.” Kata Kyu.
“Ne, tolong maafkan Siwon ya? Dia begitu mungkin karena dia berpikir kau mau bertindak macam-macam padaku.”
“Sebenarnya apa hubunganmu dengan Siwon?” tanya Kyu.
“Siwon temanku sejak 1 tahun yang lalu. Dia chingu terbaikku, selalu menolongku di saat apapun. Bahkan dia pindah ke Paran karena aku. Aku sungguh beruntung memiliki chingu seperti dia.”
“Eoh, kalau boleh tau Siwon tinggal dimana dan bersama siapa?”
“Dia tinggal di Cheongju sendirian karena appanya sudah meninggal 2 tahun yang lalu.”
Kyu hanya manggut-manggut, “yang tadi aku minta maaf, aku tidak ada maksud apapun. Mian.”
Bagai tertusuk seribu jarum di hati Hyosung, namja ini menciumnya tapi tidak ada maksud apapun. Jadi apa tujuannya? Itulah pertanyaan besar yang ada di kepala Hyosung. “Ne, gwenchanna.” Ucap Hyosung berusaha tegar.
***
Jiyeon sedang duduk sendirian di taman kota. Pikiran masih melayang-layang pada kejadian tadi malam. Kyu memperhatikan Jiyeon dari jauh, Kyu masih berpikir siapa yang sebenarnya di sukai Jiyeon. Terbayang kejadian saat Kyu memutuskan Jiyeon.
*Flashback
“Jiyeon-a, kita putus saja!” kata Kyu tegas.
“Wae? Kau bercanda kan?” tanya Jiyeon.
“Ani. Jinjja.”
“keunde wae?”
“Aku tidak mencintaimu lagi.”
“Begitukah? Baiklah.” Jiyeon berusaha tegar karena dia adalah yeoja yang kuat. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan orang lain.
‘mianhe Jiyeon-a? aku melakukan ini agar kau tidak terluka.’ batin Kyu. Selama berpacaran dengan Jiyeon, Kyu selalu di terror dan si peneror selalu meminta Kyu untuk memutuskan hubungannya dengan Jiyeon. Kalau tidak, bisa dipastikan jiwa Jiyeon akan terancam. Dan sejak Kyu memutuskan Jiyeon, terror itu pun hilang.
Flashback end*
Siwon yang sedang jalan-jalan sore melihat Jiyeon di taman dan menghampirinya. Jiyeon hanya tersenyum tipis.
“bagaimana keadaanmu?” tanya Siwon.
“biasa saja.”
“sepertinya nasib kita sama.”
Jiyeon hanya menatap Siwon dengan tampang tidak mengerti.
“orang yang kita sukai malah saling suka. Menyedihkan.”
Jiyeon menarik napas panjang, “Aku tidak perduli lagi. Sebenarnya aku ingin mencabik-cabik mereka berdua. Tapi kalau aku melakukannya, bisa dipastikan hidupku akan terasing.”
“Kau tetap saja tidak berubah, kenapa kau suka sekali memamerkan kekuatanmu?”
“Mulla, sejak kecil eomma sudah meninggalkanku dan appa. Tapi appa juga selalu meninggalkanku karena sibuk dengan bisnisnya. Dia jarang ada di rumah. Aku hanya dirawat oleh pembantu. Appa pulang 2 kali dalam seminggu. Hari-hariku sungguh membosankan. Dan aku tertarik taekwondo saat menemani kakaknya teman kecilku di klub taekwondo. Sepertinya gerakan-gerakan taekwondo bisa menghilangkan semua rasa kesalku selama ini. Jadi aku memutuskan masuk klub taekwondo. Tapi, sejak masuk SMA aku mulai malas latihan dan lebih tertarik dengan musik.” Jelas Jiyeon.
“Jigeum, arrayo.”
“Nde?”
”Sikapmu selama ini.”
“Akh, seandainya kemarin kau langsung menyatakan perasaanmu pada Hyosung. Pasti tidak akan seperti ini.”
“Ani, aku merasa lega karena tidak mengatakannya. Aku tidak perlu merasakan sakit hati atas penolakannya.”
Jiyeon memamerkan smirknya. Dan kembali melamun. Tiba-tiba Siwon memeluk Jiyeon dan menjatuhkan Jiyeon dan dirinya dibangku taman, tangan kirinya berusaha melindungi kepala Jiyeon.
Dugggg….!!!
Suatu benda tepat mengenai kepala Siwon. Telur busuk! Telur itu dengan manisnya mendarat di kepala Siwon. Jiyeon juga terlihat shock. Tangannya bergerak memegang kepala Siwon. “Lepaskan aku!” ucap Jiyeon. Dia tidak ingin Siwon melindunginya.
Sekuat tenaga Jiyeon melepaskan diri dari Siwon. Tetap saja sia-sia, tenaga Siwon lebih kuat. Lemparan kedua tepat mengenai bahu Siwon. “Aku bilang lepaskan aku! Aku akan mencari orang itu. Siapa yang berani melakukan ini padaku?”
Siwon tidak bergeming. Ia tetap memeluk Jiyeon dengan erat. Jiyeon tidak menyadari bahwa sekarang ia menangis.
Disisi lain Kyu yang dari tadi mengamati Siwon dan Jiyeon kaget dengan apa yang dilakukan Siwon pada Jiyeon, tapi sesaat kemudian dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Diam-diam Kyuhyun mencari orang yang sudah melempari Siwon dan Jiyeon dengan telur busuk. Ternyata seorang preman yang melakukannya. Kyu kalah sigap, preman itu sudah kabur diluan sebelum sempat menangkapnya.
“Siwon-a, gwenchanna? Lepaskan aku. Tidak ada lagi yang melempar. Aku kepanasan.”
Siwon melepaskan pelukannya, “kau menangis?” tanya Siwon.
“A— ani. Aigoo! Kenapa kau harus mengorbankan dirimu? Kau lihat rambut kotor sekali. Bajumu juga. Seharusnya kau biarkan saja aku yang terkena telur busuk itu. Mungkin orang-orang masih banyak yang marah dan dendam dengan sikapku selama ini.”
Siwon hanya memandang Jiyeon dengan tatapan yang sulit diartikan. “Kau jangan melihatku seperti itu. Dan tidak perlu mengasihaniku. Kajja.” Ajak Jiyeon sambil menarik tangan Siwon.
“Odiga?”
“ikut saja.”
Jiyeon mengajak Siwon ke rumahnya. “kalau ingin mandi di rumahku juga bisa” ucap Siwon.
“Saat ini yang paling dekat dengan taman itu ya rumahku.”
“Tapi aku tidak ingin mandi.”
“Kau ini kotor sekali. Rambutmu, bajumu. Sudah cepat sana. Kalau masalah baju kau tenang saja. Kau bisa memakai baju appa.”
Siwon selesai mandi dan hanya memakai celana panjangnya. Jiyeon terkagum-kagum melihat ABS Siwon dan menatapnya tanpa berkedip.
“Yaa!! Apa yang kau lihat?” tanya Siwon yang jengah diliatin Jiyeon.
“Ani. Whoa! Tubuhmu benar-benar bagus. Perfect!” puji Jiyeon.
“Mana bajunya?”
“Ige” Jiyeon melempar baju itu.
“Kau benar-benar tidak sopan.”
“terserah, ini kan rumahku.”
Jiyeon mengamati rambut Siwon, sepertinya ada yang tidak beres. Lalu mendekati Siwon. “Wae?” tanya Siwon.
“Kau yakin sudah mencuci rambutmu dengan benar?”
“tentu saja.”
“Georom— ige mwoya?” tanya Jiyeon sambil menarik sesuatu dari rambut Siwon. Yupz, masih ada kulit telur yang menempel dirambut Siwon.
“Aku yakin sudah mencucinya dengan benar.”
“Hm, kajja!”
“Kau mau apa?”
“Jangan membantahku!”
Jiyeon menarik Siwon ke kamar mandi. Mengambil shower, dan menundukkan kepala Siwon. “Kau jangan bergerak” perintah Jiyeon.
*****
Sejak kejadian di café itu, Siwon terlihat menjauhi Hyosung dan menghabiskan waktunya bersama Jiyeon, Shinhye, dan Suzy.
One day, ada pertandingan sepak bola antara tim kelas XIA1 (Kyu) melawan tim XIA2 (Siwon) saat pelajaran olahraga. Mereka sangat serius, bahkan lebih mirip persaingan pribadi. Kyu tidak sengaja menjegal kaki Siwon hingga Siwon terjatuh. Jiyeon bingung mau mendukung siapa, akhirnya ia putuskan untuk mendukung kelasnya, yaitu Siwon. Saat Siwon jatuh, ia juga khawatir dan terus meneriaki nama Siwon. “Siwon-aaa!! Hwaiting!”
Kyu semakin panas dan ganas, akhirnya tim Kyu pun menang dengan skor 2-1, yah cuma beti sih. Jiyeon memberikan minum untuk Siwon. dan beberapa murid yeoja lain juga sibuk mendatangi namja-namja tampan Kyu dan Siwon untuk sekedar cari perhatian dengan memberikan minuman+makanan ringan.
“Oppa, ige untukmu.” Ucap seorang hoobe.
“Siwon sudah minum, kau mau dia pipis di celana gara-gara terlalu banyak minum” kata Jiyeon.
“A—aniya sunbae.”
“Yasudah, kau letakkan saja disini. Yang lainnya juga kalau ingin memberi sesuatu silahkan letakkan disini.” Kata Jiyeon.
“Fans mu banyak juga. Ckckck, apa yang mereka lihat darimu? Wajahmu saja cantik.” sambil mencubit pipi Siwon. Ya, menurut Jiyeon wajah Siwon itu cantik. (*bayangin Siwon pas maen di DraKor 18 vs 29)
“Kalian berpacaran?” tanya Shinhye.
“Mwo? Nega? Dengan evil yeoja sepertinya? Maldo andwae.” Jawab Siwon.
“Mworago? Evil yeoja? Yakk! Aku juga tidak sudi berpacaran dengan namja pengecut sepertimu.”
“Pengecut? Noe jinjja!”
“Kau tidak terima? Kau memang pengecut. Menyatakan perasaanmu saja kau tidak bisa. Namja sejati itu harus berani.”
“Aku berani. Kau mau bukti?”
“Apa? Kau mau menyatakan perasaanmu sekarang pada yeoja ganjen itu?” tanya Jiyeon yang berbisik di telinga Siwon.
Tiba-tiba Siwon malah melingkarkan tangannya di pinggang Jiyeon yang sontak membuat Jiyeon speechlees dan siwon mendekatkan wajahnya ke Jiyeon. Jiyeon gugup, “Kau mau apa?” tanya Jiyeon.
“Kau mau bukti kan?” Siwon malah melempar senyum mautnya.
FYI: ff ini sudah pernah di publish di akun facebook author & salah satu fp.
Kritik & saran bisa mention ke twitter @IkAsifa248 atau PM via facebook: http://facebook.com/iqha.asifaixa