home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Evil Yeoja

Evil Yeoja

Share:
Author : IkAsifa248
Published : 03 Nov 2013, Updated : 29 Dec 2013
Cast : Park Jiyeon, Choi Siwon, Cho Kyuhyun, Han Hyosung (OC)
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |52953 Views |1 Loves
Evil Yeoja
CHAPTER 10 : I Think I Love You

#Brakk!!!

 

Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka, sontak membuat Jiyeon terkejut dan mengalihkan tatapannya ke sumber suara.

”Apa yang kau lakukan? Kau mau membunuh Gikwang oppa, eoh?” tanya yeoja yang tidak lain adalah Hyosung.

 

*Flashback

Hyosung yang baru selesai mandi saat itu melihat ke monitor cctv yang ada di kamarnya. Memang di kamar Gikwang terdapat cctv agar Hyosung bisa terus memantau kondisi Gikwang. Tapi sayangnya, Hyosung tidak melihat kejadian dari awal. Yang ia lihat adalah saat Jiyeon melepas selang oksigen di hidung Gikwang.

Flashback end*

 

”Mwo?!” ujar Jiyeon.

”Ahjussi, bawa yeoja ini ke gudang!” titah Hyosung.

 

”Ji—jiyeon-a” ucap Gikwang lagi dengan terbata.

”Op—pa!” kata Hyosung yang langsung mendekat ke tempat tidur Gikwang.

”Hyo—sung-ah”

”Ne oppa”

”Ja—ngan saki—ti Jiyeon” pinta Gikwang.

”Oppa”

”Jebal. Arghh!!” erang Gikwang sambil memegang kepalanya.

”Oppa. Gwenchanna?” tanya Hyosung panik. Ia mengambil ponsel yang ada di sakunya.

”Uisanim, Gikwang oppa sudah sadar. Cepatlah kesini.”

 

”Ahjussi, panggil imo palliwa!”

”Geu yeoja—”

”Biarkan saja dia, aku tidak peduli.”

 

Jiyeon masih mematung di tempatnya. Entah apa yang berkecamuk dalam dadanya saat ini. Melihat kondisi Gikwang membuatnya tidak tega. Perasaan bersalah menggelayut di jiwa dan raganya.

*****

 

”Aku mohon padamu tetaplah disisi Gikwang oppa” pinta Hyosung.

”Ne?”

”Jebal Jiyeon-a. Cuma kau yang bisa membuat Gikwang oppa bertahan.” Hyosung terus memohon.

“Waeyo?”

“Apa aku harus berlutut agar kau mau?”

 

*Flashback

”Bagaimana keadaan Gikwang oppa, uisa?” tanya Hyosung.

”Ini seperti keajaiban. Beberapa saraf motoriknya tiba-tiba merespon. Mungkin ada sesuatu yang membuatnya kembali bangun dari tidur panjangnya.”

”Maksudnya?”

”Mungkin seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya memberinya kekuatan untuk bangun.”

Mungkinkah itu Jiyeon? Batin Hyosung.

Flashback end*

 

”Aniyo. Aku akan menebus semua kesalahan ku pada Gikwang-ssi. Gokjonghajima, aku akan berada disisinya.”

”Gomawo Jiyeon-a. Geurigu buatlah dia bahagia.” sejujurnya Hyosung benci dengan keadaan ini. Tapi keadaan Gikwang lebih penting dari apapun sekalipun harus mengorbankan perasaannya.

*****

 

Langit tampak mulai gelap diatas sana, reruntuhan daunan kecil pun semakin berjatuhan silih berganti dengan hembusan angin yang tajam. Gikwang mengeratkan genggaman tangannya pada yeoja yang sangat ia cintainya. Begitupun dengan Jiyeon senyum selalu menghiasi wajahnya. Ia bahagia karena namja yang ada di hadapannya ini kembali membuka matanya untuk dunia.

”Gikwang-ssi, apa kau mau makan lagi?” tanya Jiyeon.

”Aniyo. Aku senang bisa melihatmu lagi.”

”Nado. Berjanjilah padaku kau akan tetap sehat.”

”Ne. Jiyeon-a?”

”Eoh?”

”Maafkan Hyosung ya?” pinta Gikwang.

”Mwossun?”

”Aku tau Hyosung sudah melakukan sesuatu yang buruk padamu. Aku mendengar semuanya. Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mianhe.”

”Gwenchanna. Kalau aku jadi dia, aku juga akan melakukan hal yang sama.”

 

Sementara di balik pintu, Hyosung terisak. Tentu saja, siapa yang hatinya tidak sakit melihat orang yang ia cintainya malah mencintai orang lain.

 

_Melihat kau ada, membuatku lebih bahagia_

 

Layangan awan seolah tengah membentuk sebuah jajaran akan misteri dunia saat ini, tampak juga senyuman yang mengiris di tiupkan dari langit dan awan biru yang berarak tanpa arah. Memberikan bias cahaya yang melengkung manis melalui rongga-rongga bumi.

“Siwon-a! Palli ireona” panggil Kyuhyun sambil menggedor pintu rumah Siwon.

Dengan mata sedikit terpejam dan rambut berantakan Siwon membuka pintu.

”Oeh, no. Waeyeo?”

”Cepat kita ke rumah bibi Hyosung yang ada di Busan.”

”Akh, ini masih pagi.”

”Aku khawatir terjadi sesuatu pada Jiyeon.”

Siwon terdiam, sebenarnya ia tidak percaya Hyosung—yeoja yang dulu pernah ia cintai berbuat sejahat ini.

 

*Flashback

”Ini surat-sarat yang di berikan peneror padaku.” kata Kyuhyun sebelum mereka ke kantor polisi.

Wajah Siwon mengeras melihat setiap baris huruf yang tertera dalam surat itu. Ia mengenal tulisan itu.

”Waeyo?” tanya Kyu.

”Kau yakin ini suratnya?”

”Geuromnyo. Waeyo?”

”Ige Hyosung.”

”Mwo?”

”Ini tulisan Hyosung.” jawab Siwon dengan ekspresi masih tidak percaya.

”Geure, kita ke kantor polisi dan melaporkan semuanya” ucap Kyu.

”Andwae!” cegah Siwon.

”Wae?”

”Kita lihat saja dulu kerumahnya. Hyosung pasti punya alasan melakukan ini.”

”Aish!! No waegeure?”

”Jebal. Jangan melakukan tindakan gegabah Kyu. Kita kesana dulu.”

 

Nihil! Itulah yang di dapat saat ke rumah Hyusung. Ahjuma mengatakan Hyosung belum pulang dan tidak tau Hyosung berada dimana.

”Kau lihat kan? Dia tidak ada. Kita lapor polisi saja.” ujar Kyu tidak sabar.

”Aku tau dia dimana.”

”Oddi?”

”Busan. Rumah Imo nya Hyosung. Besok saja kita kesana. Kita pasti malam tiba disana kalau pergi sekarang.” Siwon sengaja mengulur waktu. Ia masih ingin menjernihkan pikirannya.

”Jiyeon eotteyo?”

”Jiyeon pasti baik-baik saja. Dia bukan yeoja lemah.”

Flashback end*

 

“Siwon-a?”

“Eoh, baiklah. Aku mandi dulu. Jadi harus ini kita bolos sekolah?” tanya Siwon.

”Ne. Palli”

*****

 

Jiyeon dan Gikwang berada di taman belakang pagi ini. Jiyeon sengaja mengajak Gikwang menghirup udara pagi. Jiyeon mendorong kursi roda Gikwang dengan perlahan.  Sementara Hyosung kembali ke Seoul untuk sekolah. Sebenarnya ia masih ingin disini melihat Gikwang yang berangsur-angsur pulih. Tapi dengan adaya Jiyeon disisi Gikwang membuat hatinya tidak kuat.

 

”Kau bahagia?” tanya Jiyeon.

”Ne.”

”Syukurlah.”

”Jiyeon-a”

”Ne?”

”Saranghae.”

Jiyeon tidak menyangka Gikwang akan mengungkapkan isi hatinya. Bagi Jiyeon, Gikwang adalah namja yang hebat. Jiyeon menghembuskan nafas berat. Sedikit berjongkok didepan kursi roda yang diduduki Gikwang.

”Gomawo.” ucapnya.

”Untuk apa?” tanya Gikwang.

”Karena kau mencintaiku.”

”Bagaimana denganmu?”

”Nado.” Jiyeon tidak tega kalau harus menghancurkan perasaan Gikwang.

 

”Akh!” teriak Gikwang sambil mengusap matanya.

”Waeyo?”

”Sepertinya ada sesuatu yang masuk ke mataku.”

”Jinjja? Sini aku lihat.” Jiyeon mendekatkan wajahnya ke wajah Gikwang.

 

#Chup~

 

Jiyeon terkejut dengan Gikwang yang tiba-tiba menciumnya. Jiyeon hanya tersenyum, begitu juga Gikwang.

 

_Aku tidak tau kapan ini akan berakhir. Rasa bersalahku membuatku tidak bisa meninggalkanmu_

 

Di sisi lain, Siwon dan Kyu yang akan menemui Jiyeon miris melihat adegan itu. Yeoja yang sangat mereka khawatirkan malah tertawa bahagia bersama namja lain. Perlahan mereka pergi dengan hati pilu.

***

 

”Jiyeon-a”

”Eoh?”

”Aku bahagia jika harus pergi meninggalkan dunia ini sekarang.”

”Apa yang kau katakan? Kau baik-baik saja. Kau itu namja terkuat yang pernah ada.”

”Jeongmal?”

”Ne.”

”Jiyeon-a, Aku mau ke kamar. Aku lelah.”

”Arraseo.” Jiyeon mendorong kursi roda Gikwang dan kembali ke kamar.

 

Perlahan Gikwang menutup matanya, ia tersenyum dalam tidurnya. Gikwang menggenggam erat tangan Jiyeon.

Sudah hampir 3 jam Gikwang belum bangun, itu membuat Jiyeon panik. ”Gikwang-ah. Irreona!” Jiyeon mendekatkan jari telunjuknya ke hidung Gikwang.

”Ige mwoya? Seolma—, andwae!”

***

 

Sore itu terdengar suara gemericik rintikan air turun dari langit dengan berarak sendu, membiarkan bau tanah yang khas tercium bumi. Beberapa orang berpakaian hitam pergi mengantar kepergian orang terkasihnya ke peristirahatan terakhir. 3 orang yeoja tidak berhenti terisak menangisinya. Miris. Baru beberapa jam di beri secercah harapan dengan kesadarannya, sekarang harus pergi untuk selama-lamanya.

 

Sementara itu mendung juga masih menyelimuti 2 namja yang sedang menghabiskan waktunya dengan menenggak beberapa botol soju.

”Keumanhe Siwon-a” ucap Kyu sambil mengambil botol yang akan Siwon tuangkan ke dalam gelasnya.

”Pabo! Uri-neun paboya!” cerocos Siwon.

“Ne. Uri—pabo namja. Paboya.”

 

“Tuan muda, mari kita pulang.” ajak supir Kyu.

“Arra. Siwon-a. Kajja!”

“Shiro. Kau pulang saja.”

”Geurom, na kalkke.”

”Hmm”

 

Jiyeon yang baru pulang dari Busan berjalan gontai menuju halte untuk kembali ke rumah. Rasa bersalah masih menyelimuti pikirannya. Di dalam bis, pikirannya masih menarawang memikirkan Gikwang. Namun, tiba-tiba ia mendapati ekor matanya melihat seorang namja yang ia kenal tengah berjalan linglung tak tentu arah.

 

“Siwon-a!” panggil Jiyeon.

Siwon membalikkan badannya.

“Eoh, Jiyoen-a!” ucap Siwon sambil nyengir kuda.

 

Siwon berjalan terseok-seok(?) menghampiri Jiyeon. Jiyeon yang sadar dengan keanehan yang terjadi pada diri Siwon segera berlari menghampirinya.

 

#Brukk!!

 

Siwon menghempaskan tubuhnya dan memeluk erat Jiyeon. “Siwon-a, kau mabuk?”

“Aniii”

“Aish!!! Kau mabuk. Kajja! Aku akan mengantarmu pulang.” Jiyeon melepas pelukan Siwon tapi Siwon langsung menariknya kembali dalam dekapannya.

”Nappeun yeoja” gumam Siwon tapi tetap terdengar di telinga Jiyeon.

Perlahan Siwon melepaskan dekapannya. Menatap Jiyeon dengan intens, perlahan menarik tengkuknya dan—

 

#Chu~

 

Jiyeon kaget dan hanya membuka lebar matanya. ”Saranghae” ucap Siwon di tengah-tengah ciumannya. Jiyeon berdetak lebih cepat dari biasanya. Tiba-tiba Siwon kehilangan keseimbangannya dan terjatuh. Jiyeon sekuat tenaga mengangkat tubuh Siwon yang lemah, menstop taxi, lalu mengantar Siwon ke rumahnya. Dan ia sendiri kembali ke rumah dengan perasaan yang tidak menentu.

 

_Rasa ini, mungkinkah aku mulai mencintaimu?_

 

            Pagi ini matahari tersenyum dengan indahnya. Memancarkan cahaya melalui celah dedaunan. Walau ada sedikit mendung menyelimuti pikiran Jiyeon, tapi hati tidak bisa berbohong. Ia ingin segera bertemu dengan namja yang sudah mencuri hatinya yang sempat membeku.

 

”Pagi Siwo-a!” sapa Jiyeon. Yang di sapa hanya melihat sekilas dan kembali asik dengan buku yang tengah di bacanya. Jiyeon menyergitkan dahinya bingung.

“Jiyeon-a! No gwenchanna?” tanya ke dua chingunya saat Jiyeon tiba di kelas.

“Ne, gwenchanna. Waeyo?”

“Kau kemana saja sudah 2 hari tidak ada kabar. Kami melihat mobilmu masuk ke jurang. Kami pikir kau—“

“Gwenchanna. Saat itu memang aku kecelakaan, tapi ada seseorang yang menolongku. Gokjonghajima.”

“Kau tahu, Siwon sangat khawatir padamu. Dia bersama Kyuhyun juga bolos untuk mencarimu. Kenapa kau tidak memberi kabar apapun?”

“Mianhe.” Ucap Jiyeon sambil melirik ke tempat duduk Siwon. Siwon masih saja sibuk dengan bukunya. Seolah tidak peduli dengan Jiyeon yang sudah kembali. Walau sebenarnya telinganya juga mawas mendengar setiap pembicaraan ke tiga yeoja itu.

***

 

Sejak itu Siwon seperti menghindari Jiyeon. Setiap Jiyeon mengajaknya bicara Siwon buru-buru pergi dengan banyak alasan. Jiyeon bingung dengan perubahan sikap Siwon. Perubahan sikap Siwon juga tertangkap oleh penglihatan Hyosung yang sudah move on sejak kepergian Gikwang. Hyosung meyakini ke dua namja ini mengetahui sesuatu tentang menghilangnya Jiyeon saat itu dan yakin sudah menemukan pelaku terornya, tetapi kenapa sikap mereka biasanya saja terhadap Hyosung dan malah menghindari Jiyeon.

 

Jiyeon merasa hari-harinya buruk, bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Tidak ada lagi orang yang memberinya semangat. Siwon bahkan sudah mengundurkan diri dari klub, tidak mau menjadi pelatih Jiyeon lagi. Jiyeon mulai kembali dengan sikap nya yang suka menindas, marah tanpa sebab, dan ke onaran lainnya. Jiyeon sengaja melakukan itu agar appanya mengirimnya ke sekolah asrama di Jerman.

 

            Suatu hari Kyu menghampiri Jiyeon yang sedang mengerjai hoobaenya.

“Keuman Jiyeon-a” ucap Kyu.

“Lagi-lagi kau menggangguku Cho Kyuhyun.” dengus Jiyeon.

“No waegere? Kau sudah kembali menjadi yeoja mengerikan?” tanya Kyu.

”Wae? Andwaeyo?”

”Eoh, arra. Kau sedang patah hati?”

”Jangan mengatakan hal konyol.”

”Kau juga seperti ini dulu saat kita berakhir.”

”Apa pedulimu?”

”Karena—” Kyu menggantung kalimatnya.

”Sudahlah, jangan pedulikan aku.” Jiyeon segera berlalu dari hadapan Kyu namun secepatnya Kyu menahan tangan Jiyeon.

”Mwoya?” tanya Jiyeon gusar.

 

#Chuu~

 

Tiba-tiba Kyu mencium Jiyeon, sedangkan Jiyeon hanya menutup rapat bibirnya. Tidak ada rasa apapun dalam hatinya, semuanya hambar. Lalu dengan keras Jiyeon mendorong dada bidang Kyu, menatapnya tajam dan—

 

#Plakk!!!

 

”Berani sekali kau—”

”Bisakah kita kembali seperti dulu?” tanya Kyu

”Mwosseun?”

”Jadilah yeojachingu ku”

”Mian, aku tidak bisa.” Jiyeon berlari meninggalkan Kyu.

 

’rasanya lebih sakit dari sebelumnya. Apa kau benar-benar mencintai namja kursi roda itu Jiyeon-a?’ batin Kyu.

 

            Jiyeon kembali ke kelasnya, namun sebelum melangkahkan kakinya masuk ada yang menahannya.

“Jiyeon-a” panggil Hyosung.

“Ne?”

“No waegere?” tanya Hyosung.

“Aniyo. Obseo.” jawab Jiyeon dengan tatapan kosong.

“Kau dan Siwon— apa terjadi sesuatu?”

“Mulla.”

“Mianhe”

“Untuk apa?”

“Aku belum meminta maaf secara resmi padamu. Maafkan semua yang aku lakukan padamu selama ini.”

“Ne. Aku sudah memaafkanmu.” Jiyeon tersenyum tipis. “Hyosung-a”

“Eoh?”

 

Jiyeon mengeluarkan sebuah amplop kecil berwarna biru shappire dari sakunya.

“Bisakah kau memberikan ini pada Siwon?”

“Ige mwoya?”

“Tolong berikan ini saat aku sudah pergi.”

”Kau mau kemana?”

”Aku akan pindah ke sekolah asrama di Jerman seperti permintaan appa.”

”Kenapa tiba-tiba seperti ini?”

”Aniya. Aku sudah memikirkannya sejak lama.”

”Baiklah. Kapan kau akan pergi?”

”Lusa.”


FYI: ff ini sudah pernah di publish di akun facebook author & salah satu fp.

Kritik & saran bisa mention ke twitter @IkAsifa248 atau PM via facebook: http://facebook.com/iqha.asifaixa

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK