home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Evil Yeoja

Evil Yeoja

Share:
Author : IkAsifa248
Published : 03 Nov 2013, Updated : 29 Dec 2013
Cast : Park Jiyeon, Choi Siwon, Cho Kyuhyun, Han Hyosung (OC)
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |52953 Views |1 Loves
Evil Yeoja
CHAPTER 11 : Heart Attack [END]

_Ragaku bisa saja menjauh darimu. Namun bagaimana dengan hatiku?_

 

5 years later

 

Seorang yeoja cantik turun dari pesawat sambil menyeret(?) kopernya. Yeoja ini berpenampilan sangat trendi. Rambut panjang gelombang berwarna cokelat terangnya di tutup dengan topi baret. Memakai boot berwarna cream,  short jeans, tanktop putih dipadu dengan cardigan hitam dengan panjang sebatas paha. Ia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut bandara Incheon. ”rasanya senang bisa kembali lagi ke sini.” ucapnya. Yeoja itu tidak lain adalah Park Jiyeon.

Kemudian ia membongkar tasnya seperti mencari-cari sesuatu. Di dapatlah sebuah kertas bertuliskan “I’m Jane from Germany. A composer to WonKyu Record ”. Jiyeon menggunakan nama Jane karena teman-temannya di Jerman suka memanggilnya begitu.

 

”Akh, merepotkan saja. Seharusnya mereka yang memegang kertas ini. Dimana-mana orang yang menjemput itu yang membawa tulisan ini.” keluhnya. Tapi pihak WonKyu record beralasan agar Jiyeon tidak lelah mencari orang yang menjemputnya. Cukup mereka saja yang mencari Jiyeon. Kalau dipikir-pikir benar juga. Jiyeon duduk di bangku bandara karena lelah. Kertas itu di tempelkan di kopernya.

 

”Miss Jane!!!” panggil seseorang. Jiyeon mengedarkan pandangannya mencari sosok yang memanggil namanya, dan terlihatlah seorang namja berjalan ke arah Jiyeon dan melambaikan tangannya. Jiyeon terpaku sejenak melihat orang yang memanggilnya itu. Namja itu, Jiyeon masih ingat dengan wajahnya dan tidak akan pernah melupakannya. Dia Siwon – Choi Siwon. Jiyeon memalingkan wajahnya. Dia tidak percaya orang yang harus ia lihat pertama kali sejak pergi meninggalkan negara ini selama 5 tahun adalah Siwon. Tiba-tiba perasaan takut menyelimuti Jiyeon. Jiyeon takut Siwon masih bersikap sama terhadapnya saat terakhir kali. Aniyo, Jiyeon tidak mau Siwon pergi setelah melihatnya. Jiyeon membongkar tasnya mencari sesuatu yang bisa menutupi wajahnya. Jiyeon mengambil kaca mata hitam yang cukup besar dan memakainya. ”Mudah-mudahan dia tidak mengenaliku” batin Jiyeon.

 

”Good afternoon Miss Jane. I’m sorry, I’m late.” ucap Siwon.

“Oh, it’s Ok.”

“Where will we go?! Hotel or WonKyu record studio?”

“Gunakan Hangeul saja. Aku orang Korea. Kita ke hotel saja. Aku ingin meletakkan barang-barangku dulu.” jawab Jiyeon.

”Geure, algyeseumnida.”

 

Selama perjalanan ke hotel keduanya hanya diam. Siwon seperti sedang mengingat sesuatu. Suara yeoja ini mirip seseorang, batin Siwon. Siwon selalu melihat yeoja yang duduk di belakangnya itu melalui spion. Jiyeon juga tidak mau mengajak ngobrol, dia masih takut Siwon mengenalinya. Dia sibuk memainkan ponselnya.

 

”Jane-ssi.” panggil Siwon.

”Ne?”

”Kalau boleh tau, kenapa kau mau bekerja sama dengan kami? Perusahaan kami masih tergolong perusahaan kecil.”

”Aku tidak peduli seberapa hebatnya perusahaan itu. Aku menciptakan lagu karena aku menyukainya, bukan ingin mendapatkan keuntungan. Kalau orang menyukai karyaku, tentu saja aku senang. Aku bukan orang yang pemilih.”

”Oh, begitu.”

 

Setelah meletakkan barang-barangnya di kamar hotel tempatnya menginap. Jiyeon dan Siwon segera bergerak menuju ke WonKyu Record studio. Saat turun dari mobil, tanpa sengaja ada pengendara motor yang melaju kencang menyerempet Jiyeon. Untung saja Siwon menangkap tubuh Jiyeon agar Jiyeon tidak terjatuh. Akibat insiden itu, kacamata yang selalu melekat di wajahnya terlepas. Siwon terkejut dan menatap lekat yeoja yang di hadapannya ini. Sambil memegang kuat bahu Jiyeon. ”Jiyeon-a” ucapnya tidak percaya. Dan langsung memeluk Jiyeon. ”Siwon-ah” gumam Jiyeon.

 

Siwon melepaskan pelukannya. ”Kau tidak marah padaku?” tanya Jiyeon.

”Ani. Kenapa aku harus marah padamu? Aku senang sekali bisa melihatmu lagi. Dasar nappeun yeoja. Kau pergi begitu saja dan hanya memberikan surat padaku.”

”Aku pikir kau membenciku. Terakhir kali kau mengacuhkanku tanpa alasan.”

”Mianhe. Saat itu aku terlalu egois.”

”Kalau boleh tau kenapa waktu itu kau seperti itu?”

”Itu hanya salah paham. Aku sudah tau semuanya. Sudahlah, yang penting saat ini kau sudah kembali. Kau tidak berencana kembali ke Jerman kan?”

”Em..” Jiyeon berpikir sejenak.

”Andwae! Kau harus tetap disini.”

”Kita lihat saja nanti.”

”Jiyeon-a!!”

”Kajja!” Jiyeon menarik tangan Siwon untuk masuk ke bangunan berlantai 2 itu.

 

”Oh ia, kau bekerja disini sebagai apa?” tanya Jiyeon.

”Menurutmu?”

”Aku sempat mengira kau ini supir. Tapi, dari pakaian yang kau pakai tidak terlihat seperti seorang supir. Akh, arra. Kau pasti manager kan?”

”Ani. Kau tau kan nama studio ini WonKyu Record. Dari nama itu kau bisa menyimpulkan bukan apa posisiku?”

”Seolma.. kau Presdir? Hahaha.. Maldo andwae. Tidak mungkin seorang presdir langsung menjemput tamunya.”

”Perusahaan kami kan bukan perusahaan besar. Jadi presdir juga harus turun tangan. Sebenarnya ada 2 presdir disini. Kami bekerja sama membangun bisnis ini. Makanya kami menamakannya WonKyu Record.”

”Geureseo. Won itu adalah namamu. Kyu itu...” Jiyeon teringat seseorang. Mungkinkah itu Kyuhyun? Batin Jiyeon. Tapi Jiyeon menepis dugaannya itu. Tidak mungkin Siwon dan Kyuhyun saling bekerja sama. Yang Jiyeon ingat terakhir kali 2 namja ini bermusuhan.

”Wae?”

”Ani.”

”Geurom. Silahkan masuk Jane-ssi. Hhaha.. namamu itu. Kenapa kau menggunakan nama itu?”

”Teman-temanku di Jerman yang memberikan nama itu. Mereka suka memanggilku Jane.”

 

#Ceklek

 

Pintu terbuka, terlihatlah seorang namja sedang duduk sambil berkutat dengan komputer yang ada di depannya.

”Cho sajangnim. Miss Jane sudah tiba.” ucap Siwon.

“Kau ini, jangan memanggilku seperti itu. Kau juga Presdir.”

”Ini di kantor. Jadi kita harus menggunakan bahasa formal.”

 

”Miss Jane, come in please!”

 

Jiyeon yang masih di luar pintu lalu masuk kedalam ruangan presdir.

“Annyeong haseo. Park Jiyeon imnida.” ucap Jiyeon sambil membungkuk.

 

Presdir yang tidak lain adalah Kyuhyun langsung menghentikan aktivitasnya dan melihat tamunya itu.

“Jiyeon-a!” ucapnya tidak percaya.

“Cho Kyuhyun!” Jiyeon juga tidak kalah terkejutnya melihat Kyuhyun.

 

Kyuhyun menghampiri Jiyeon dan langsung memeluknya erat.

“Kyu-ah. Lepaskan aku! Aku bisa kehabisan nafas.”

 

Kyu melepas dekapannya dan melihat Jiyeon lebih dalam.

“Wae? Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Jiyeon.

”Yeppota! Sekarang kau sudah terlihat seperti yeoja pada umumnya.”

”Yaa! Jadi selama ini aku tidak terlihat seperti yeoja?” Jiyeon terlihat sebal.

”Ne. Dulu kau seperti preman pasar.”

 

#Pletakk!!

 

”Appo!” ringis Kyu.

”Kan kau bilang aku seperti preman pasar. Itu hadiah dari preman pasar untukmu.”

”Berani sekali kau memukul presdir.”

”Cih. Presdir seperti dirimu. Aku lebih mengakui kalau Siwon lah presdir disini.”

*****

 

Suara angin terasa berderu dengan gemuruh yang menggema pelan, layaknya musim yang melambai pergi dan menjauh dari dunia. Tampak juga matahari itu seolah timbul-tenggelam menawarkan secarik cahayanya yang merambat hilang perlahan. Jiyeon kembali ke hotel mengambil barang-barangnya. Ia tidak jadi menginap di hotel, tentu saja. Tadi ia minta di antarkan ke hotel untuk menutupi jati dirinya dari Siwon. Tapi sekarang kan Siwon sudah tau semuanya. Jadi untuk apa lagi ia harus menginap di hotel. Bukankah ia punya rumah? Jiyeon sudah sangat merindukan appanya.

 

Hening! Itulah yang ia dapati saat tiba di rumah. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Ruang tamu gelap gulita. Ia mendesah pelan, ”Appa selalu saja begini. Padahal aku sudah mengabarinya akan pulang.” tergurat kesedihan dalam raut wajahnya. Tiba-tiba ruangan jadi terang benderang. Terdapat tulisan ”WELCOME HOME” di tengah-tengah ruangan.

 

”SURPRISE!!!” teriak beberapa suara.

 

Jiyeon appa, Shinhye, Suzy, dan ke dua pembantu Jiyeon menyambut kepulangannya dengan berbagai atribut seperti perayaan tahun baru.

 

”Appa!!” Jiyeon langsung memeluk appanya. Menumpahkan segala kerinduan yang membuncah dalam hatinya.

”Bogosipho appa.”

”Nado chagiya.” ucap appanya sambil mencium kepala putri satu-satunya itu.

 

Jiyeon melepas pelukannya lalu berangkulan dengan kedua chingunya. ”Shinhye-ya, Suzy-ya. Bogosiphoso!”

”Kau masih nappeun yeoja. Mengabari kami ketika sudah sampai disini. Kami kan ingin menjemputmu.” ucap Shinhye.

”Mianhe. Aku cuma tidak ingin merepotkan kalian. Lagian sudah ada yang menjemputku. Sayang kan kalau di tolak. Sudahlah, aku lapar. Ayo kita makan.”

 

Selesai makan malam, mereka sedikit mengobrol. Lalu Shinhye dan Suzy pamit pulang. Tinggal lah Jiyeon dan appanya.

“Kau sehat?” tanya appanya.

“Seperti yang appa lihat. Nan gwenchanna.” jawab Jiyeon sambil tersenyum lebar.

“Kapan kau kembali ke Jerman?”

”Aku tidak akan kembali. Aku akan disini menghabiskan sisa hidupku.”

”Apa terjadi sesuatu? Apakah bertambah parah? Dan dokter memvonis sisa hidupmu semakin sedikit?” tersirat kecemasan yang amat dalam di wajah Jiyeon appa.

”Ani. Vonis dokter masih sama. Tidak ada yang berubah.”

”Hajiman, kenapa kau memutuskan akan tinggal disini?”

”Karena ada yang memintaku untuk tetap tinggal disini”

”Nuguya?”

”Tentu saja appa. Appa kan selalu memintaku kembali.”

”Jinjja?! Dari dulu appa selalu memintamu kembali. Tapi kau tidak pernah mau. Apa ada orang lain lagi yang memintanya selain appa?”

”Ne. Appa benar. Dia memintaku jangan pergi.” ucap Jiyeon sambil menunduk malu, memamerkan semburat merah di pipinya.

”Nugu? Apa dia Siwon? Jadi, kau sudah bertemu dengannya?”

”Um.. aku bertemu dengannya. Dialah yang menjemputku saat aku pulang.”

”Bagaimana bisa? Bukankah kau katakan terakhir kali dia mengacuhkanmu?”

”Dia adalah presdir yang dari label yang ingin memakai karyaku. Awalnya aku juga takut bertemu dengannya. Malah aku menyamar agar dia tidak mengenaliku. Tapi tetap saja akhirnya ketahuan. Dan apakah appa tau reaksinya saat melihatku? Dia senang sekali. Dan dia memintaku agar tidak pergi lagi.” Jiyeon terlihat bersemangat kalau sudah bercerita tentang Siwon.

”Kau masih mencintainya?”

”Tentu saja.. Humm.. Appa?!”

”Wae?”

”Menurut appa, apakah aku harus berjuang untuk mendapatkan cinta?”

”Geuromnyo.”

”Keunde appa. Usia ku tidak akan lama. Sewaktu-waktu Tuhan bisa saja memanggilku.”

”Kau jangan bicara seperti itu. Kau selalu bilang, aku Park Jiyeon, aku kuat dan tidak takut apapun. Aku tidak akan menyerah untuk hidupku. Mana semangatmu?!”

”Tapi appa. Bagaimana dengan orang yang ku cintai dan yang mencintaiku kalau aku pergi? Dia pasti sangat sedih. Dia juga berhak bahagia, tapi dengan kepergianku nanti dia akan menderita. Apa aku egois?”

”Aniyo. Kau perjuangkan cintamu. Kau juga harus merasakan kebahagiaan. Kau ingat, lebih baik mati esok hari dan sempat merasakan cinta, daripada hidup abadi tanpa cinta.”

”Benarkah?”

”Ne. Usiamu itu hanya Tuhan yang tahu. Dokter bisa saja salah.” mata keduanya mulai berkaca-kaca. Butiran kristal bening itu pun akhirnya jatuh juga.

 

Jiyeon kembali memeluk appanya. Ia terisak di pelukan appanya. Sang appa terus membelai rambut putrinya. Hatinya sebenarnya juga sakit. Tidak ada yang ia punya selain Jiyeon, putri satu-satunya. Ia menyesal dulu tidak terlalu memperhatikan Jiyeon. Selalu mementingkan pekerjaannya. Tapi sekarang, hidupnya hanya fokus untuk membahagiakan Jiyeon.

*****

 

Di tempat lain, Kyu mengobrol dengan Siwon. Kelihatannya Kyu bahagia dengan kepulangan Jiyeon.

”Wonnie-ya, apa aku harus menyatakan kembali perasaanku pada Jiyeon?”

 

Ada rasa perih di hati Siwon mendengar penuturan sahabatnya itu.

“Coba saja. Mungkin kali ini dia menerimamu.” jawab Siwon sambil meminum kopinya.

”Bagaimana denganmu? Apa kau masih mencintainya?”

“A..aku..” Siwon gugup seketika.

 

Tapi tiba-tiba ponsel Kyu berbunyi.

“Yeoboseo”

“    “

“Ne nuna. Aku akan segera pulang.”

 

#Bipp

 

”Wonnie-ya, aku harus pulang sekarang. Eomma sakit. Besok kau urus kantor ya?”

”Ne. Gokjongma. Aku kan juga presdir.”

*****

Esok harinya, malam tampak mulai menyelimuti dunia memberikan kilauan cahaya bintang dan rembulan yang mengantarkan mentari surga ke persinggahannya. Jiyeon merapatkan jaketnya untuk menghilangkan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Dia tengah menunggu seseorang di tempat ini, Namsan Tower.

 

”Mian. Aku terlambat.” ucap Siwon dengan nafas yang setengah-setengah(?)

”Gwenchanna.”

”Ada apa kau memintaku kemari?”

”Aku..” Jiyeon terlihat ragu apakah ia harus mengatakan ini atau tidak.

”Wae?”

”Aku ingin.. menjawab apa yang sudah kau katakan padaku 5 tahun yang lalu. Kau sudah 2 kali mengatakannya sedangkan aku tidak pernah. Geuronikka, aku ingin mengatakannya sekarang.”

 

Siwon mengerutkan keningnya sedikit bingung, ”Mwonneyo?”

”Sa..saranghe Siwon-a”

 

DEG!!

 

Jantung Siwon seakan ingin lepas dari tubuhnya. Dia sama sekali tidak percaya Jiyeon akan menyatakan cintanya. Siwon masih diam membisu.

 

”Siwon-a. Bagaimana denganmu? Apa kau masih mencintaiku seperti dulu?” tanya Jiyeon penuh harap.

 

Siwon ragu, di satu sisi ia bahagia karena Jiyeon juga mencintai dirinya. Tapi, disisi lain ia memikirkan Kyuhyun yang juga mencintai Jiyeon. Ia tidak ingin mengkhianati sahabatnya.

 

”A..aku.. Mianhe Jiyeon-a. Aku mencintai orang lain.” jawab Siwon.

”Benarkah? Akh.. Mianhe aku sudah mengatakan ini padamu. Anggap saja aku tidak pernah mengatakannya. Aku saja yang pabo, aku pikir perasaanmu tidak akan berubah.” Jiyeon berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh.

”Mianhe Jiyeon-a.”

”Gwenchanna. Siwon-a, bisakah aku meminta satu hal sebelum aku pergi?”

”Kau mau kembali ke Jerman?”

”Aku masih ada urusan disana.”

”Apa kau pergi karena kecewa padaku?”

”Aniya. Hahaha.. kau pikir aku serapuh itu karena kau menolakku. Aku ini Park Jiyeon. Yeoja yang paling kuat.”

”Baiklah. Apa keinginanmu?”

 

#Grep

 

Jiyeon langsung memeluk Siwon dengan erat. Menumpahkan segala perasaannya. Menenggelamkan kepalanya tepat di dada bidang Siwon. Hatinya yang hancur karena penolakan Siwon. Jiyeon melepas dekapannya. Menatap dalam manik mata Siwon, lalu—

 

#Chuu~

 

Jiyeon mencium Siwon. Jiyeon menutup matanya, sedangkan Siwon membulatkan matanya tidak percaya apa yang Jiyeon lakukan padanya. Mungkin ini terlihat memalukan, seorang yeoja yang sudah ditolak tapi malah menciumnya. Tapi Jiyeon tidak peduli, ia hanya ingin merasakan kebahagiaan sesaat sebelum ia benar-benar pergi. Siwon yang awalnya tidak merespon, akhirnya melumat bibir Jiyeon juga. Menciumnya dengan lembut. Air mata Jiyeon pun jatuh tanpa terbendung lagi.

 

Siwon melepas ciumannya karena tiba-tiba terasa asin. Jiyeon buru-buru menghapus air matanya dan segera pergi. Tapi Siwon menangkap tangannya.

”Aku akan mengantarmu pulang.” ucap Siwon.

”Tidak usah. Aku pulang sendiri saja.” tolak Jiyeon.

”Kau baik-baik saja kan? Kau terlihat pucat.”

”Nan gwenchanna. Gokjonghajima.” Jiyeon berusaha tersenyum.

 

Jiyeon menstop taxi, dia bingung harus kemana. Hatinya yang kacau membuatnya juga sulit berpikir.

”Agashi, Anda mau kemana?” tanya ssupir taxi.

”Jalan saja ahjussi. Nanti akan ku beri tahu.”

 

”Geuman, aku turun disini.” Jiyeon menyerahkan beberapa lembar uang kepada si supir. “Kembaliannya ambil saja ahjussi.”

“Khamsahamnida agashi.”

 

Jiyeon turun tepat di depan club tempat dulu Siwon bekerja. Ia juga bingung kenapa malah berhenti di sini. Jiyeon memandang gedung itu cukup lama. Ia teringat pertemuannya dulu dengan Siwon. Jiyeon kembali menitikkan air matanya. Kemudian Jiyeon kembali jalan tak tentu arah dan sekarang tepat berada di kedai soju. Di kedai inilah Jiyeon juga pernah menghabiskan sedikit waktunya bersama Siwon sampai dia mabuk. Jiyeon tersenyum miris mengingat saat-saat itu. Ia memutuskan untuk masuk ke kedai itu dan memesan 1 botol soju. Ia langsung menenggaknya. Bahkan sekarang memesan botol ke dua. Saat akan meminum botol yang ketiga, sebuah tangan mengambil botol itu.

“Geumanhe Jiyeon-a!”

“Siwon-a!” Jiyeon menoleh ke samping melihat orang yang sudah merebut botol sojunya.

“Aku Kyuhyun. Kau benar-benar sudah mabuk.”

”Eoh, Kyu-ah. Aku pikir Siwon. Karena dulu Siwon juga pernah merebut minuman ini dariku.”

”Kau kenapa mabuk-mabukan seperti ini?”

”Hm.. aku baru saja di tolak. Aku tahu aku ini memang yeoja pabo... Bisa-bisanya aku menyatakan cintaku pada namja... Hanya karena namja itu pernah menyatakan cintanya padaku 5 tahun lalu... Aku masih berharap dia masih tetap memiliki perasaan itu... Tapi ternyata aku salah... Dia tidak mencintaiku lagi...”

”Siapa namja yang berani menolakmu?”

”Siapa lagi kalau bukan Siwon. Choi Siwon – partner mu itu..”

 

Kyuhyun kaget, tidak percaya kalau Jiyeon menyatakan cintanya pada Siwon.

”Kyu-ah?”

”Ne?”

”Apa kau masih mencintaiku?” tanya Jiyeon.

”Aku?”

”Dulu kau pernah mengatakan itu (cinta) padaku kan? 5 tahun lalu, tapi aku menolakmu. Ternyata begini rasanya di tolak... Apa ini balasan Tuhan untukku?”

”Ne, aku masih mencintaimu sampai sekarang.”

”Jeongmal? Hahaha.. kau saja masih mencintaiku. Kenapa dia tidak? Dia bilang dia mencintai orang lain.”

 

Kyu bingung harus menjawab apa. Dia tidak percaya kalau Siwon menyukai orang lain. Selama ini ia tidak pernah melihat Siwon dekat dengan seorang yeoja. Dan menurut pemikiran Kyuhyun, Siwon masih mencintai Jiyeon juga. Walaupun ia belum mendengar langsung dari mulut Siwon. Tiba-tiba—

 

#Brukk

 

Jiyeon terjatuh dari kursinya. Kyuhyun segera mengangkat tubuhnya. Kyuhyun panik melihat darah yang keluar dari hidung Jiyeon. Jiyeon juga perlahan menutup matanya. Kyuhyun menepuk-nepuk pipi Jiyeon agar ia sadar. Kyuhyun segera membawa Jiyeon ke rumah sakit dan menghubungi appanya Jiyeon.

 

Dari kejauhan ternyata Siwon juga panik melihat Jiyeon yang tidak sadarkan diri. Ternyata dari tadi Siwon mengikuti Jiyeon, ia mengamati Jiyeon dari jauh. Ia juga berniat menghentikan Jiyeon yang terus-terusan menenggak soju. Tapi terlambat, Kyuhyun sudah tiba duluan.

*****

 

@Seoul Int. Hospital

”Bagaimana keadaan Jiyeon, Uisa?” tanya Kyu saat uisanim keluar dari ruangan tempat Jiyeon dirawat.

“Apakah Anda keluarga pasien?”

“Saya temannya.” jawab Kyu.

“Saya perlu bicara dengan orangtuanya.”

“Ayahnya sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi akan tiba.” ucap Kyu.

”Baiklah, kalau ayahnya sampai segera ke ruangan saya.” pinta sang dokter.

”Ne, algyeseumnida uisa.”

 

Siwon akhirnya memberanikan diri keluar setelah dari tadi sembunyi-sembunyi.

”Kyunnie-ya. Jiyeon eotteyo?” tanya Siwon.

 

#Bugh..!!

 

Tiba-tiba Kyuhyun melayangkan bogemnya pada Siwon. ”No taemune Jiyeon seperti ini.” saat ingin melayangkan tinju keduanya, appa Jiyeon tiba. Kyuhyun menarik tangannya.

 

”Ahjussi, uisa meminta anda ke ruangannya.” ucap Kyu.

*****

 

Hening!! Jiyeon appa bingung harus memulai dari mana menceritakan perihal penyakit Jiyeon. 2 orang namja yang tidak lain adalah Kyu dan Siwon harap-harap cemas menanti penjelasan pria paruh baya itu.

”Jiyeon... dia tidak apa-apa. Hanya koleps sedikit akibat pengaruh alkohol dan tekanan batin.”

”Ahjussi, sebenarnya Jiyeon kenapa? Apa penyakitnya serius?” tanya Kyuhyun.

”Sebenarnya.. Dia.. dia menderita kanker otak.”

 

#Jederrr..

 

Bagai disambar petir Kyuhyun dan Siwon mendengar hal ini.

”Maldo andwae” ujar Siwon.

”Aku tidak tau apa yang terjadi kenapa ia tiba-tiba koleps. Padahal tadi ia sangat bersemangat saat berpamitan mau pergi.”

 

Seketika Siwon merasa bersalah. Ia pergi meninggalkan Kyu dan Jiyeon appa untuk menenangkan dirinya. Diam-diam Kyu mengikuti Siwon.

”Kau puas?” tanya Kyu sambil tersenyum evil.

”Apa maksudmu?”

”Kau sudah membuat Jiyeon jadi seperti ini. Kenapa kau menolaknya? Alasanmu mencintai yeoja lain. Nugu?”

 

Siwon diam. Hatinya kalut.

”Hahaha.. obseo. Aku tau yang kau cintai hanyalah Jiyeon. Keunde, kenapa kau menolaknya? Sedangkan aku? Aku sudah di tolak sebelum aku menyatakannya.” ucap Kyuhyun.

”A..aku...”

”Animyeon kau sudah tau tentang penyakitnya makanya kau menolaknya. Kau tidak mau bersama yeoja yang penyakitan?” Kyu sengaja semakin memojokkan Siwon.

”Ani. Aku sama sekali tidak tau penyakitnya.”

”Geurom. Waeyo? Akh, apa karenaku?”

 

Siwon yang dari tadi menunduk segera mendongakkan kepalanya.

”Sudahlah, kau jangan memikirkan aku. Yang terpenting adalah kebahagiaan Jiyeon. Andai saja aku orang yang dipilih Jiyeon. Aku akan membahagiakannya. Tapi ia bahagia jika bersamamu. Jebal bahagiakan dia Siwon-a. Aku tau kau juga mencintainya.” Kyu juga mulai terisak. Sebenarnya hatinya juga perih harus mengatakan ini. Tapi, kebahagiannya Jiyeon lebih penting daripada perasaannya.

 

 

_Impianku sederhana, bahagiaku sederhana. Aku cuma ingin kau bahagia. Dengan atau tanpa ku dalam hidupmu. Aku hanya ingin kau bahagia_

 

 

Siwon menemani Jiyeon di ruang perawatan. Tangannya menggengam erat tangan Jiyeon. Dari tadi Jiyeon belum sadarkan diri. ”Jiyeon-a, mianhe. Ayo buka matamu. Kenapa kau seperti ini? Mana kekuatan yang selalu kau banggakan itu, eoh?”

 

Tak lama Siwon memejamkan matanya, ia tertidur. Kepalanya menyandar di sisi tempat tidur Jiyeon. Efek obat bius sepertinya sudah habis. Perlahan Jiyeon menggerakkan tangannya, lalu membuka matanya. Ia tersenyum mendapati Siwon berada di sampingnya. Perlahan ia melepas tangannya dari Siwon, ia tidak ingin membangunkan Siwon. Tapi tetap saja Siwon bangun karena ia sebenarnya tidak bisa tidur nyenyak dengan keadaan Jiyeon yang seperti ini.

 

”Kau sudah bangun? No gwenchanna?” tanya Siwon.

Jiyeon tersenyum, lalu melepas alat bantu pernapasan dari mulutnya. “Nan Gwenchanna.”

“Mianhe Jiyeon-a.”

“Sudahlah. Harus berapa kali kau meminta maaf padaku? Aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku.”

”Kali ini aku minta maaf karena sudah membohongimu.”

 

Jiyeon hanya memandang Siwon dengan tatapan tidak mengerti.

”Aku berbohong padamu tentang perasaanku. Na neon saranghae.”

”Jangan memaksakan dirimu. Aku juga tidak ingin dikasihani. Kau sudah tau tentang penyakitku kan? Kau pasti mengatakan ini karena terpaksa.”

”Aniya. Jeongmal saranghae. Jinjja.”

”Bagaimana dengan orang lain yang kau cintai itu?”

”Aku tidak mencintai siapapun selain dirimu.”

 

Jiyeon menatap manik mata Siwon lebih dalam, berusaha mencari kebohongan disana. Tapi nihil. Tatapan itu sama seperti 5 tahun lalu ketika Siwon menyatakan perasaannya.

”Keunde, kau tau kan hidupku tidak akan lama?” Jiyeon memalingkan wajahnya. Ia tidak kuasa menahan tangisnya.

”Aku tidak peduli. Yang aku inginkan hanya berada disampingmu dan membahagiakanmu. Dan tentang hidupmu hanya Tuhan yang tau.”

”Geure. Awas saja kalau kau berani meninggalkan ku. Kau tidak akan selamat. Arratchi?!”

”Hah.. sudah seperti ini masih bisa-bisanya tetap mengancamku.”

”Naiklah.” ajak Jiyeon sambil menepuk-nepuk tempat tidurnya.

”Ne?”

”Aku tidak tega melihatmu tidur seperti itu. Tempat tidur ini cukup lebar untuk kita berdua. Kajja!”

 

Tempat tidur yang memang seharusnya untuk satu orang itu malah terbaring 2 orang di atasnya. Siwon meletakkan lengan kirinya di bawah leher Jiyeon. Dan tangan satunya menggenggam erat tangan Jiyeon.

”Siwon-a?!” panggil Jiyeon.

”Eoh.”

”Aku akan menjalani kemo. Dan kau tau kan efeknya. Mungkin aku tidak akan cantik lagi.”

”Memangnya selama ini kau cantik?”

“Yaa!!”

“Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?”

”Mungkin saja suatu hari kau akan meninggalkanku karena kondisiku.”

”Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Apapun keadaanmu, aku akan selalu disisimu.”

”Gomawo.”

”Tidurlah. Apa kau tidak mengantuk?”

”Dari tadi aku sudah tertidur. Kau saja yang tidur. Supaya aku puas melihatmu. Selama 5 tahun aku benar-benar tersiksa karena merindukanmu. Karena mu aku menolak namja-namja disana yang berusaha mendekatiku. Bagaimana denganmu?”

 

Hening! Ternyata Siwon sudah terlelap. ”Humm.. kau sudah tidur rupanya.”

 

#Chuu~~

 

Jiyeon mencium sekilas bibir Siwon. ”Jal jaiyo.”

 

_Sekarang aku mempunyai alasan untuk hidup lebih lama. Aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku. Aku beruntung karena banyak yang menyayangiku. Dan Tuhan selalu bersamaku_


-END-



FYI: ff ini sudah pernah di publish di akun facebook author & salah satu fp.

Kritik & saran bisa mention ke twitter @IkAsifa248 atau PM via facebook: http://facebook.com/iqha.asifaixa

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK