home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > No Other

No Other

Share:
Author : deliaangela
Published : 23 Oct 2013, Updated : 22 May 2015
Cast : Im Hyuna, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Shim Changmin dan member Super Junior
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |216319 Views |15 Loves
No Other
CHAPTER 15 : Chapter 15

Ya! Seharusnya kau bahagia bisa bersamaku. Jutaan gadis di luar sana mengantri untuk dapat bersamaku!”

“Oh ya?”

Kyuhyun mengangguk dengan congkak.

“Kalau begitu, silakan pilih dari jutaan gadis yang rela mengantri untukmu itu!” sahutku seraya melangkah pergi darinya.

Ya!” pekiknya seraya menarik lenganku dengan cepat.

Aku menoleh. Mendeliknya dengan kesal.

“Tidak. Yang kuinginkan hanya kau,” tegasnya seraya menatapku dalam.

Tidak ada jawaban yang meluncur dari bibirku. Kecuali sepasang mata yang mengerjap berkali-kali. Menatap Kyuhyun. Mencari tahu tentang kebenaran atas ucapannya.

 

*

 

Kukeringkan rambut yang baru dikeramas dengan handuk. Sambil berjalan pelan keluar dari kamar mandi yang letaknya di dalam kamar, potongan adegan singkat tadi sore kembali menghantam. Memorak-porandakan mood yang sejak tadi berusaha kubangun dengan susah payah. Napasku menderu tak keruan.

Segera saja kubanting tubuh ke ranjang. Duduk bersandar pada punggung ranjang sambil tetap menggosok rambut dengan handuk kecil di tangan kanan. Sementara tangan kiriku meraih bantal dan memeluknya.

Mengenai ciuman tadi...

Perasaan campur aduk sempat membuatku bingung. Debaran jantung yang tak normal, sempat kupikir bahwa mungkin saja aku jatuh cinta pada Kyuhyun. Tapi, apa benar begitu? Rasanya sungguh mustahil. Terlalu banyak alasan bagiku untuk tidak mungkin jatuh cinta padanya.

“Sepertinya akan menyenangkan. Aku, Sungmin... Dan Changmin.”

Suara Kyuhyun berdegung di telingaku lagi. Mirip lebah yang tak henti mengeluarkan bunyi bising. Suara bass laki-laki itu sungguh mengganggu pendengaranku.

Aku mengerang sambil menjambak rambut sebahuku yang masih setengah kering dengan kesal. Tidak. Kyuhyun tidak benar-benar menyukaiku. Ia hanya merasa, akan menyenangkan jika terlibat dalam persaingan cinta (menurutnya) antara Sungmin dan Changmin.

“Menyenangkan ya bisa mempermainkanku?” desisku sambil meninju bantal yang tengah kupeluk dengan tangan kanan yang dibungkus handuk.

Tak lama, senyum miring terbit di wajahku.

*

Aku tahu, sejak insiden kecelakaan tiga minggu yang lalu, aku mendadak 'populer'. Ya, populer dalam tanda kutip. Setiap berjalan, puluhan pasang mata pasti melirikku dengan berbagai ekspresi dan alasan. Tetapi, biasanya hanya melirik - sinis.

Dahiku otomatis berkerut tatkala menyadari satu hal baru yang terjadi. Padahal tidak ada Kyuhyun, Sungmin atau Changmin yang menggandengku. Ah, harusnya mereka tidak menyadari keberadaan Sungmin selama ini - kecuali Hee Joo.

Aku menoleh. Kiri, kemudian kanan. Mereka berbisik satu sama lain, sembari memandang layar ponsel lalu melempar lirikan sinis berlipat ganda ke arahku.

Ada apa ini?

“Dasar perempuan murahan!”

Aku langsung menoleh dan mendelik tajam pada sumber suara di sebelah kananku. Perempuan berambut panjang sepinggang dengan mata sipit mencibirku lengkap dengan tatapan merendahkan.

Jika mengikuti diriku yang sebenarnya, perempuan itu pasti kujambak habis-habisan. Hyuna tidak pernah membiarkan siapa pun menghinanya!

Tapi, sekuat tenaga kutahan hasrat untuk menyerang. Kupikir, ada yang lebih menarik dari sekadar memberi pelajaran pada perempuan-perempuan yang suka mencemooh orang.

Kubanting tubuh dengan malas ke bangku kosong di baris paling belakang, dekat jendela. Aku menarik napas dalam, kemudian menghelanya dengan kasar. Seolah dengan melakukannya, sama dengan meniup Cho Kyuhyun pergi dari Seoul.

Kuletakkan ransel di samping bangku, lalu menyandar pada punggung bangku dengan malas, lalu menerawang.

Seketika, kilasan adegan ciuman itu kembali mengganggu ingatanku.

Sial! Bisakah otakku tak terus memproduksi kejadian itu untuk diingat? Masih banyak hal lain yang dapat menjadi bahan pemikiran. Misalnya tentang bagaimana agar aku tak selalu diseret Haelmoni menonton konser musik idola kesayangannya.

Ya! Im Hyuna!” Pekik Hee Joo dari pintu kelas.

Aku terkesiap. Teriakan nyaringnya otomatis membuatku terkejut. Serta merta, mataku membulat lalu mengerjap-ngerjap.

Dengan langkah berat yang dibuat-buat, Hee Joo mendekati bangkuku seraya memicingkan mata. Tanpa banyak bicara, Hee Joo meraih lenganku lalu menarikku beranjak dari bangku. Saking terkejutnya, aku bahkan tak mampu memberi respon apa pun – selain menurut padanya yang menyeretku ke lift.

"Ya! Kyuhyun menci–"

 Segera kubekap mulut Hee Joo ketika ia memekik tertahan saat kami telah tiba di atap kampus. Aku menoleh ke sekeliling, dan langsung menghela napas lega karena tak menemukan siapa pun di sekitar.

“Dari mana kau tahu?”

“Hyuna... Kau tahu, kau itu bukan berciuman dengan pria biasa. Tapi Cho Kyuhyun Super Junior!” Hee Joo menekan nada bicaranya pada nama pria yang paling menyebalkan sejagad raya ini.

“Tapi... Waktu itu tidak ada siapa pun di sana,” kataku dengan dahi berkerut.

“Kau tak melihat orang-orang di kampus ini sibuk dengan ponsel dan bergosip sana-sini?”

Ah!

Hee Joo mengeluarkan ponsel dari tas tangannya. Dengan agak kasar, sahabatku itu menyodorkan ponsel pintarnya ke depan mataku.

“Lihatlah...”

Napasku tertahan.

Foto Kyuhyun yang menciumku di kursi panjang di tepian sungai Han terlihat jelas. Bidikannya tajam. Sepertinya menggunakan kamera profesional dan diambil dari sudut yang begitu bagus. Siapa pun yang melihat foto tersebut akan langsung mengkonfirmasi bahwa pria itu adalah Cho Kyuhyun dan gadis yang diciumnya adalah 'korban kecelakaannya'.

Ugh. Perutku mendadak mual melihatnya.

Ya! Ceritakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Apa jangan-jangan, kau dan Kyuhyun berpacaran?” selidik Hee Joo.

Aku tertawa rendah sambil mengibas tangan kananku. “Tentu saja tidak. Jika Kyuhyun adalah pria terakhir yang tersisa di bumi ini, aku pun masih berpikir seribu kali untuk berhubungan dengannya!”

“Oh ya?” Hee Joo menaikkan sebelah alisnya, lalu memajukan wajahnya ke depan wajahku.

"Tentu saja! Siapa yang mau dengan pria menyebalkan seperti Kyuhyun?!”

“Aku mau!” sahut Hee Joo cepat seraya menyengir lebar.

Aku mencibirnya.

“Jadi, ceritakan padaku, apa yang terjadi di antara kau dan Kyuhyun?” desaknya lagi.

Kemudian, kuceritakan semua yang terjadi pada sahabatku itu. Tentang kesombongan Kyuhyun mengenai layanan dokter terbaik untukku, tentang perayaan kecil di Sungai Han, dan tentang ciuman singkat itu. Juga tentang rencanaku.

Ya!” Hee Joo memekik keras seraya membulatkan mata sipitnya. “Jangan pernah main-main dengan perasaan! Kalian akan terluka.”

Aku tertawa lalu mengibaskan tangan lagi ke depan wajah Hee Joo yang mulai mengerut kesal.

“Tenang saja, tidak akan ada yang terluka. Kyuhyun ingin mempermainkanku. Maka akan kuperlihatkan bagaimana rasanya dipermainkan.” Aku terkekeh.

Hee Joo menggelengkan kepalanya. Lalu menghela napas. “Hyuna-ya, dengarkan aku, jangan main-main dengan hati.”

Aku menyengir. “Ya! Kau ini takut Kyuhyun tercintamu menangis?” ejekku.

“Sudahlah, terserah kau saja. Aku tidak akan meladeni curhatan sakit hatimu.”

Lagi-lagi aku tertawa. “Tenang saja. Tidak akan pernah!” seruku yakin sambil menjulurkan lidah.

Hee Joo hanya bisa menghela napas berlebihan seraya menggelengkan kepala.

*

Setelah kembali ke kelas, kukeluarkan ponsel dari ransel. Kemudian membuka aplikasi KakaoTalk dan mencari nama Kyuhyun di daftar kontak.

 

Jemput aku jam 11.

 

Hanya itu yang kuketik. Seperti biasa. Tidak ada perubahan sikap walau aku telah merencanakan pembalasan. Karena, yang kutahu, Kyuhyun justru akan semakin memperhatikanku jika aku tak bersikap memujanya.

Diam-diam, aku tertawa, memuji kepiawaianku.

Ketika Kim Songsaengnim masuk ke kelas, segera kumasukkan ponsel ke dalam tas. Dosen senior itu melirikku sekilas kemudian bersikap tak peduli.

Ugh. Kurasa, karena terlalu hebohnya berita itu, Kim Songsaengnim pun mengetahuinya.

*

Kelas bubar lebih awal dari yang dijadwalkan sebab Kim Songsaengnim ada urusan mendadak.

Aku dan Hee Joo berjalan bersama ke luar kelas. Rencananya, daripada menunggu Kyuhyun datang menjemput, aku memilih untuk ikut Hee Joo pulang menggunakan bus.

Tetapi, belum sempat kami berjalan mendekati lift, seseorang berseru ke arahku.

“Hyuna! Ch... Chang Min mencarimu!” seru pria culun bernama Park Jun Ho.

Ne?” responku dengan ekspresi blank seketika.

Untuk apa dia mencariku kemari? Bukankah sudah beberapa hari ini dia menghilang begitu saja?

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK