"Apa benar yang kau katakan???" Mata Chorong terlihat berair saat dia melihat ke arah Suho
Suho yang masih terkejut, tidak bisa menjawab apapun..
"Chorong'ah, apa kau sudah selesai??" Suara Ibu Chorong membuat Chorong langsung menghapus air matanya
"N-nde, Eomma.. Jjangkkaman..." Chorong meninggalkan Suho dan berjalan dengan gaun yang di kenakannya
"Aishhhhh, eottokhajji???" Ucap Suho saat Chorong menjauh
Tidak berapa lama kemudian, Suho menghampiri Chorong. Dia melihat Chorong tersenyum dan tertawa dengan Ibunya dan beberapa pegawai toko dengan masih mengenakan gaun pengantin..
"Suho'ssi, Eottae??" Ibu Chorong menunjuk kepada Chorong dengan gaunnya
Chorong langsung membuang muka dan lanjut melihat-lihat gaun di dekatnya...
"Terlihat bagus...." Suho sedikit tersenyum
Chorong berpura-pura tidak mendengar Suho...
Beberapa saat kemudian... Mereka bersiap untuk pulang. Chorong terlihat mengobrol dengan Ayah dan Ibunya, Suho menghampiri mereka..
"Biar ku antar Chorong pulang, ada yang ingin ku bicarakan dengannya"
Chorong langsung memegang tangan Ibunya..
"Eo-eomma, bukankah kau bilang ada yang ingin datang ke rumah?? Kita harus cepat sampai.. Kajja...." Chorong menggandeng Ibunya dan menjauh dari Suho
"Aishhh anak itu... Ku rasa dia lelah dengan aktivitas sekolahnya. Jeosonghaeyo, Suho'ssi" Ayah Chorong berbicara pada Suho
"Gwenchasemnida..." Suho sedikit membungkukkan badannya
Di perjalanan pulang...
Minseok melihat dari spion, Suho terlihat melamun ke arah luar jendela sementara handphonenya terus berbunyi..
"Suho'ssi, bukankah kau seharusnya mengangkat telpon itu? Kurasa itu telpon penting..." Minseok berbicara dengan sambil fokus menyetir
"Aniya, Minseok'ah... Aku sedang tidak ingin mengangkatnya.." Suho menjauhkan handphone yang tertera nama 'Irene' di layarnya
"Apa kau sakit, Suho'ssi??" Minseok mulai mengkhawatirkan Suho
"Ani.." Suho terus melihat ke arah luar jendela mobil
Beberapa hari kemudian....
"Yaa, apa kau tidak pernah memperhatikan handphonemu??" Hoya melihat handphone Chorong yang terus menyala di mejanya
"Meolla, biarkan saja...." Chorong terus membaca buku yang ada di tangannya
Hoya memperhatikan layar handphone Chorong..
"57 missed call???? Kenapa kau tidak mengangkatnya??? Lihat, dia juga mengirimmu pesan..." Hoya memberikan handphone Chorong
Chorong hanya melihat sekilas handphonenya dan kembali membaca bukunya..
"Apa kalian bertengkar??" Hoya merebut buku yang di pegang Chorong
"Meolla... Aku hanya tidak ingin bertemu dengannya..." Chorong langsung menundukkan kepalanya
"Mian, aku menanyakan hal itu, aku hanya penasaran" Hoya melihat Chorong menjadi sedih
"Apa kau mau es krim? Ku dengar di dekat sini ada toko es krim baru.." Hoya menyenggol lengan Chorong
"Eoh? Jinjja" Chorong sedikit tersenyum
"Kajja..."
Mereka berdua berjalan menuju lobby Rumah Sakit...
"Hoya'ssi, bisa kau kesini sebentar??" Seorang Dokter memanggil Hoya
"N-nde...."
"Bisa kau mengambil laporan ini di ruang scan sekarang??"
Hoya melihat ke arah Chorong yang sedang mengobrol dengan pegawai Rumah Sakit..
"Nde.." Hoya segera menuju lift
Chorong mencari-cari Hoya di sekeliling lobby..
"Aishhh kemana perginya Hoya?? Dia selalu saja menghilang. Dia sangat sibuk, tapi kenapa mengajakku keluar?" Chorong berbicara sendiri
"Apa kau tidak bisa menjawab panggilanku??" Suara di belakang Chorong membuat Chorong menghentikan langkahnya
"Ja-jangan mendekat........" Ucap Chorong pelan
"Wae? Apa kau tidak pernah melihat handphonemu??" Orang tersebut sudah ada di depan Chorong
Chorong hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepalanya..
"Chorong'ah, mian...." Hoya menghampiri Chorong dengan setengah berlari
Hoya melihat Suho di depan Chorong dan langsung membungkukkan badannya...
"Wae??? Kau tidak menjawab pertanyaanku??" Suho berbicara pada Chorong
"Apa yang kau katakan waktu itu benar??" Chorong membuka suara
"Eoh, maj-a....."
Chorong terdiam mendengar ucapan Suho
"Kalau aku tau lebih awal, aku tidak seharusnya menerima pernikahan ini.."
Ayah Chorong yang tidak jauh darinya rupanya mendengar ucapan Chorong..
"Park Chorong........"
"A-appa..........." Chorong terkejut
---------------------------------------------To Be Continued--------------------------------------------