Irene melihat mobil Suho melaju keluar sekolah...
"Aishhh aku benci perasaan seperti ini..." Irene berusaha menahan tangisnya
Suho mengambil handphonenya..
"Minseok'ah, apa Ibuku ada di kantor??"
"Nde. Dia datang sejak satu jam yang lalu. Tapi, kenapa kau tidak datang pagi ini? Meeting sudah selesai"
"Aku akan segera kesana" Suho langsung memutuskan panggilan
Tidak berapa lama, Suho tiba di kantornya.. Beberapa karyawan yang melihat Suho langsung membungkukkan badannya dan terlihat sedikit berbisik... Sampai tiba di depan ruang meeting. Dia melihat Ibunya yang sedang mengobrol dengan beberapa karyawan..
"Eoh?? Suho'ah... Apa terjadi sesuatu??" Ibu Suho melihat penampilan Suho yang sedikit berantakan
"Apa kau yang menyebarkan foto-foto itu??"
"Foto?? Aaahhh... Kau dan Irene?? Wae?? Apa kau menyukai kejutan dariku??"
Suho mengepal erat kedua tangannya...
"Berhentilah bermain-main. Apa yang kau inginkan???"
"Aku hanya ingin perusahaan ini sepenuhnya menjadi milikku"
"Mwo???"
"Wae?? Kenapa kau terkejut seperti itu?? Apa Chorong belum menceritakan apapun kepadamu??"
"Museunsuriya??"
"Kurasa ancamanku waktu itu, tidak berpengaruh padanya"
"Mwo??!! Mworago???!!!"
Beberapa karyawan yang ada di sekitar, tampak sedikit terkejut mendengar suara Suho yang sedikit berteriak..
"Apa kau harus berteriak di depan Ibumu ini, Suho'ah??"
"Jangan sekali-sekali berbicara dengan Chorong lagi. Atau kujatuhkan perusahaanmu" Ucap Suho sebelum meninggalkan Ibunya
Minseok melihat Suho berjalan menuju ruangannya sambil memakai jas yang terdapat bercak darah....
"Apa terjadi sesuatu?? Apa kau terluka?? Penampilanmu berantakan sekali"
Suho tidak menjawab pertanyaan Minseok, dan langsung duduk di sofa..
"Gwenchanasaeyo?? Apa kau sakit??"
Suho sejenak terdiam...
"Minseok'ah, apa aku bisa berhenti dari perusahaan ini??"
"Museunsuriya??!! Kenapa tiba-tiba kau berbicara seperti itu,eoh??"
"Jaebal, Minseok'ah..... Dowajuseyo.." Suho menutupi wajahnya dengan kedua tangannya
"Waegerae?? Kenapa ada bercak darah di jasmu?"
Suho tidak menyadari penampilannya, dia langsung membuka jas nya dan melihat noda itu..
"Chorong.... kondisinya semakin parah. Eottokhaji?? Dia bahkan tidak mengingatku lagi"
Suho mulai bercerita pada Minseok..
"Jeongmalyeo??? Berarti kau belum memperkenalkan dirimu pada Chorong???"
"Eoh.. Aku..... tidak tau bagaimana dia akan bereaksi saat tau tentangku. Saat melihatnya dari jauh, aku hanya berharap bisa memeluknya...."
"Bolehkah aku ikut ke rumah sakit? Aku ingin melihat sendiri kondisi Chorong."
"Arasseo..."
Di rumah sakit.....
Chorong mulai berbincang-bincang dengan beberapa suster di ruangannya..
"Jadi, Ayahku pemilik rumah sakit ini???"
"Nde..."
"Waahhh daebak..." Chorong tampak tersenyum sendiri
"Senang sekali bisa melihatmu tersenyum. Kurasa kau sangat terguncang dengan apa yang menimpamu" Seorang suster memeriksa infus
"Eoh.. Aku bahkan tidak ingat namaku, orang tuaku, bahkan masa kecilku. Bukankah aku menyedihkan?? Tapi……kenapa aku bisa ada di sini??"
"Mengenai itu, kau bisa tanyakan pada Suho. Dia yang membawamu kesini"
"Nugu???"
"Suami-mu"
"Mwoya??? Apa kalian suka bercanda seperti ini?? Bagaimana bisa aku yang masih muda ini menikah?? Ngomong-ngomong, apa kalian tau umurku berapa??"
"Bulan depan kau berusia 19 tahun" Hoya masuk ke dalam ruangan
"Eottokhaearasseo??" Chorong tampak bingung
"Biodatamu tertulis di form yang sedang kupegang" Hoya menjelaskan
"Aahhhh... Aku kira, kau memang mengenalku sebelumnya"
Beberapa suster tampak saling melirik dan menyelesaikan pemeriksaan mereka..
"Apa sudah selesai??" Hoya berbicara pada para suster
"Nde.." Mereka langsung keluar ruangan
"Mereka sangat ramah padaku" Chorong tampak berbicara sendiri
"Gwenchana?? Apa kepalamu sakit lagi??"
"Eo-eoh?? A-ani... Seonsaengnim, boleh aku bertanya??"
"Eoh, tentu saja"
"Bagaimana aku bisa sampai kesini?? Apa aku mengalami kecelakaan??"
Hoya mendekat ke arah Chorong dan duduk di kursi yang ada di sebelah tempat tidur
“Untuk masalah itu, aku belum bisa menjelaskannya. Kau masih dalam tahap penyembuhan. Aku tidak ingin kau memikirkan hal lain selain kesembuhanmu”
“Arasseo.. Bolehkah aku bertanya lagi??”
“Eoh…”
“Ireumi mwowaeyo??”
“Namaku Kim Hoya.. Panggil saja aku Hoya. Aku seumur denganmu”
“Jinjjayo?? Daebak!! Kau sudah menjadi dokter??”
“Eoh.. Berkat dirimu”
“Eoh??”
“Dulu kau sering memberitahuku kalau tipe idealmu adalah seorang dokter. Maka dari itu, aku mendapatkan beasiswa untuk sekolah kedokteran dan bekerja disini”
Chorong sejenak terdiam…
“Waktunya untukmu beristirahat. Jangan memikirkan hal-hal lain, arasseo??”
“N-nde…”
Hoya menyelimuti Chorong dan mengelus lembut kepala Chorong..
“Apa kita saling mengenal??” Chorong melihat ke arah Hoya
Hoya hanya menjawab dengan anggukan..
“Beristirahatlah”
Hoya langsung keluar ruangan..
----------------------------------------------To Be Continued-------------------------------------------