Handphone Suho terus bergetar di atas sofa ruang tamu.. Irene membawa Suho masuk ke dalam rumah...
"Kau harus banyak beristirahat.."
"Eoh, kau pulanglah..."
"Ani. Bagaimana bisa aku meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini??" Irene mulai memeluk Suho
"Gwenchana...."
"Aku ingin lebih lama bersamamu........" Irene mengeratkan pelukannya
"Kau pulanglah" Suho perlahan melepaskan pelukan Irene
"Arasseo.. Kau jangan lupa minum obatnya" Irene masih menatap ke arah wajah Suho sambil memegang tangannya
'Brakk!!!!' Pintu terlihat terbuka
"Cho-chorong'ah...." Suho yang terkejut, langsung melepaskan genggaman tangan Irene
Chorong berusaha mengatur nafasnya karena berlari, dan mulai menunjukkan sedikit senyumannya
"Eo-eoh.... Irene'ah, ka-kau disini??"
"Eoh, aku baru saja mau pulang" Irene kembali melihat ke arah Suho
Irene menyunggingkan sebelah senyumannya dan mulai memegang wajah Suho dan chu~
Irene mencium sebelah pipi Suho. Chorong mengalihkan pandangannya
"Aku pulang, jaga kesehatanmu" Irene tersenyum ke arah Suho dan membuat Suho terdiam
"Aku pulang, Chorong'ah.. Sampai bertemu lagi" Irene berjalan keluar
Suasana hening mulai menyelimuti seisi rumah...
Chorong berjalan ke arah kamarnya, tapi Suho menghentikan Chorong dengan memegang tangannya.....
"Lepaskan tanganmu...."
Suho kembali menarik Chorong untuk mendekat padanya..
Chorong bisa melihat jelas wajah pucat Suho di depannya. Chorong mengalihkan pandangannya..
"Mi-mianhae.. aku memberimu omelette jamur pagi ini. Aku tidak tau kalau kau alergi jamur. Mian, ini salahku" Chorong masih mengalihkan pandangannya
"Eoh.. Apa di luar hujan?? Jaketmu terlihat basah"
"Eoh, sedikit... Ku-kurasa kau istirahat, aku juga harus menaruh tasku" Chorong melepaskan genggaman tangan Suho dan segera masuk ke kamarnya
"Jinjja babo... Untuk apa kau berlari terburu-buru dari halte tadi??? Aishhhhh" Chorong terlihat berbicara sendiri sambil membuka jaketnya
Suho merasa masih agak pusing dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya..
Malam mulai datang... Hujan deras mulai turun...
Chorong mulai sibuk di dapur.. Dia merasa masih bersalah pada Suho dan membuatkan bubur untuknya.
"Apa dia masih tertidur??" Chorong melihat pintu kamar Suho yang masih tertutup rapat
'ttok ttok' Chorong mengetuk pelan pintu kamar Suho
"Apa kau masih tidur?" Perlahan, dia membuka pintu kamar
"Gwe-gwenchana??" Chorong melihat Suho yang bertambah pucat
"Eo-eottokhajji?????"
Chorong mulai panik..
Dia mulai memberi kompres'an di dahi Suho..
"Yeobuseyeo??? Hoya'ah, mian mengganggumu" Chorong menelpon Hoya
"Gwenchana.. Waeyo???"
"Apa kau bisa membantuku membawa Suho ke Rumah Sakit besok pagi??"
Hoya sejenak terdiam
"Wae??"
"Badannya panas, dia terlihat sangat pucat.. Aku memberinya sarapan omelette jamur pagi ini. Aku tidak tau kalau dia alergi jamur. Ini semua salahku, dia menjadi seperti ini..."
Hoya kembali terdiam...
"Hoya'ah..."
"Eo-eoh.... Besok kau kabari aku kalau dia masih seperti itu. Untuk sekarang, kau hanya bisa memberinya kompres'an dan jangan lupa untuk tetap mengisi perutnya yang kosong dengan makanan, itu akan menambahnya tenaga"
"Arasseo.. Gomawo Hoya'ah" Chorong memutuskan panggilan
Beberapa saat kemudian, Suho membuka matanya.. Dia merasakan sebuah kompres'an di dahinya, dia melihat Chorong tertidur di samping tempat tidur..
Suho berjalan keluar kamarnya perlahan, dan menuju dapur. Dia melihat bubur yang sudah di siapkan Chorong. Suho sedikit tersenyum sambil memakan bubur tersebut..
Suho kembali ke kamarnya setelah menghabiskan makananya. Dia masih melihat Chorong tertidur dengan pulas. Dengan hati-hati, Suho menggendong Chorong dan menaruh tubuh Chorong di atas tempat tidur Suho.
Suho kembali tersenyum dan mulai mengambil kamera kecil miliknya dan 'klik'..
Suho mengambil beberapa gambar Chorong yang masih tertidur..
"Mi-mianhae......." Chorong terlihat mengigau dan air mata mulai menetes dari matanya
Suho berbaring di samping Chorong sambil menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Chorong.... Perlahan Suho mengusap lembut pipi Chorong..
"Gomawo......"
Dan chu~
Suho mencium lembut pipi Chorong tanpa membangunkannya
Suho mulai menyelimuti tubuh Chorong dan dirinya. Suho kembali tersenyum melihat Chorong tertidur di sampingnya. Suho mulai menarik pelan tangan Chorong dan memeluknya...
..................................................................................................................................................
Matahari perlahan mulai muncul.. Chorong membuka matanya dan melihat dirinya ada di atas tempat tidur Suho..
"Eo-eoh??? Kenapa aku bisa tertidur di sini?? Dimana dia??" Chorong langsung terbangun dan keluar kamar
"Kau terlihat pulas sekali.. Apa kau tidak ingat dengan sekolahmu??" Suho terlihat menyiapkan makanan
"Eoh?? Sekolah??" Chorong melihat jam di dinding
"Aishhhh... Aku bisa telat..." Chorong langsung masuk ke kamarnya dan bersiap-siap
Suho hanya bisa terus tersenyum melihat penampilan Chorong di pagi hari yang terlihat berantakan..
Handphone Chorong berbunyi di dalam kamar Suho..
Suho langsung mengambil handphone itu..
"Yeobuseyeo??"
Hoya terdiam sejenak
"Pemilik handphone ini sedang bersiap-siap untuk sekolah. Kkeogjjongma..." Suho langsung memutuskan panggilan
"Kurasa dia tidak perlu kubawa kesini" Hoya memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku blazer dokternya
Chorong keluar dari kamarnya..
"Biar ku antar.. Kau makanlah sarapanmu" Suho merapihkan jas miliknya sambil menunjuk ke arah meja makan
"Waaahhhh...... Jinjja mashida.. Gomawo.. Kurasa kau sudah sembuh"
"Eoh.." Suho mengecek handphone miliknya
Dia melihat beberapa panggilan tidak terjawab dari Chorong kemarin, dan beberapa pesan suara..
Suho kembali tersenyum..
"Yaa, apa kau tidak bisa makan dengan perlahan??" Suho kembali sibuk dengan handphonenya
"Eo-eoh......"
Hoya terlihat memeriksa beberapa daftar pasien di lobby rumah sakit..
"Hoya'ssi...."
"Nde, kau yang kemarin..."
"Apa aku bisa mengambil hasil pemeriksaan Suho kemarin??" Irene sedikit berbisik
"Ikut aku...."
Hoya membawa Irene ke ruangannya..
"Ini hasil pemeriksaannya. Kurasa dia sudah sembuh" Hoya sibuk mengambil beberapa berkas
Handphone Hoya yang tergeletak di mejanya, menyala. Irene melihat sebuah pesan dari seseorang bernama 'Chorong'
"Apa kau dekat dengan Park Chorong???"
Pertanyaan Irene membuat Hoya terdiam..
"Nde.. Dia temanku sejak kecil"
"Jinjja??"
"Lalu, apa hubunganmu dengan Kim Suho??"
"Aku?? Aku juga teman masa kecilnya" Irene tersenyum ke arah Hoya
"Apa kau tidak menyimpan sebuah perasaan padanya??"
"Museusuriya??"
"Aku, menyukai teman masa kecilku. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun karena dia sudah menikah.. Apa ceritaku sama denganmu??" Irene menyunggingkan sebuah senyuman
---------------------------------------------------To Be Continued--------------------------------------