home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > SLEEPING SOUL SEALER [SSS]

SLEEPING SOUL SEALER [SSS]

Share:
Author : HeoMicha
Published : 23 Jan 2017, Updated : 02 Apr 2018
Cast : Jeon Jungkook(BTS), Jeon Heejin(Loona), Jeon Wonwoo, Mingyu(seventeen) Bae Yoobin(OMG), Doyeon(IOI)
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |11669 Views |6 Loves
SLEEPING SOUL SEALER [SSS]
CHAPTER 6 : The Beogyo's Stranger

◑∞⚢

Seo Jisoo, saudara tiri dari Hyungwon ini baru 2-3 bulan tinggal di desa Beolgyo. Sang Ibu menikah lagi dengan tuan Choi (ayah Hyungwon) salah satu orang terpandang di desa tersebut. Namun hubungannya dengan Hyungwon tidaklah baik. Hyungwon yang selalu ramah pada semua teman-temannya bersikap sangat dingin pada Jisoo. Pribadi Jisoo yang juga tertutup membuat ia kesulitan untuk bergaul dengan anak lainnya. Ditambah lagi sikap menyelidik dari penduduk Beolgyo pada para pendatang, entah karena alasan apa.

 

Malam itu, Jisoo berjalan seorang diri mencari udara segar di sekitar desa. Matanya mengkap hamparan kebun teh yang menjadi cici khas desa mereka. Indah.. di satu sisi. Juga misterius saat berada didalamnya. Begitulah Beolgyo. Lagit diatas sana terlihat kosong tanpa bintang. Muram seperti hati Jisoo.

 

“Eonniee..!!”

 

Mendengar suara panggilan tersebut, Jisoo menoleh. Dilihatnya Sohye disana. Sohye bernasib sama dengan Jisoo, ia juga seorang pendatang yang tak memiliki banyak teman. Karena kesamaan tersebut keduanya menjadi cukup dekat. Pelukan kecil diberikan Sohye saat ia sampai di dekat Jisoo. Wajah Sohye tertekuk seperti biasa setiap ia bertemu dengan Jisoo.

 

Jisoo memberikan senyum, juga rangkulan kecil. Berharap dapat sedikit memperbaiki hati Sohye. “Kau seorang diri?”

 

“Aku selalu sendiri jika tidak bersama eonnie” Jawab Sohye. “Anak lainnya bekumpul di tempat Taejun Samchun, aku melihat mereka kesana tadi” Adu Sohye.

 

“Kau tidak ikut berkumpul bersama mereka?” Tanya Jisoo “Belakangan kau sudah cukup dekat dengan mereka. Berkumpul mungkin bisa membuat kalian semakin dekat”

 

“Aku mau.. Tapi...” Sohye menahan ucapannya “Dweseo”

 

“Malhae” Pinta Jisoo seraya mengusap dagu Sohye.

 

“Geu saram (That person).. ia juga ada di sana” Ujar Sohye menekankan kata-kata ‘geu saram’ dengan ekspresi jengkel. Sohye selalu bersikap manis didepan semua orang. Juga bertingkah sedikit bodoh agar orang-orang disekitarnya bisa tertawa melihat sikapnya. Ia juga ramah kepada semua orang. Tapi dihadapan orang-orang tertentu dan situasi tertentu ia mengungkapkan semua ganjalan di hatinya.

 

“Geuroge” Jawab Jisoo. Sohye sudah menceritakan tentang ‘geu saram’ yang ia maksud kepada Jisoo. Seseorang yang juga menjadi alasan mengapa Sohye sampai jauh-jauh datang dan menetap di Beolgyo.

 

“Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan Wonwoo oppa sampai ia membiarkan geu.. saram hidup dengan bebasnya seperti itu” Eluh Sohye

 

“Wonwoo.. juga sama seperti kita. Ia juga seorang pendatang yang belum mengetahui apapun tentang desa ini. Mungkin Wonwoo sedang mempelajari situasi disini. Karena sepertinya semua orang menegenal ‘nya’ dengan baik tanpa ada hal aneh. Situasinya sedikit sulit” Ujar Jisoo mencoba menengahi.

 

“Tapi ini sudah hampir satu tahun lamanya semenjak ia tingal di desa aneh ini, ia juga menjadi dekat dengan ‘geu saram’ juga teman-temannya. Kadang aku merasa Wonwoo oppa sudah melupakan apa tujuan utama ia datang ke Beolgyo”sambar Sohye.

 

Jisoo hanya dapat tersenyum canggung. Sebenarnya, Jisoo sendiri juga baru mengenal Sohye dan Wonwoo di desa ini. Juga mengetahui tujuan mereka dari cerita Sohye. ‘Geu saram’ yang sohye sebut-sebut pun terlihat seperti anak-anak pada normalnya di mata Jisoo. Ditambah lagi setelah selama 2-3 bulan Jisoo tinggal disana. Wonwoo juga sama sekali tidak terlihat dekat dengan Sohye. Namja bernama lengkap Jeon Wonwoo itu begitu acuh dengan keberadaan Sohye, terkadang juga menunjukkan respon terusik dengan sikap Sohye. Jisoo tak tahu harus memihak kepada siapa, apa yang sesungguhnya terjadi dan seperti apa ia seharusnya bereaksi terhadap masalah mereka.

 

“Panjang sekali umurnya” Sahut Sohye pelan.

 

Yang baru saja mereka bahas baru saja lewat beberapa meter didepan mereka. Jeon Wonwoo. Namja yang selalu terlihat dingin karena memiliki tatapan tajam itu sebenarnya memiliki kepribadian yang sedikit ‘error’ ia tidak lah seperti apa yang terlihat. Ia memang sedikit pendiam selama tidak dipancing-pancing untuk berprilaku ‘menyimpang’. Jika Jungkook disebut sebagai SWORD 1.. maka Wonwoo adalah tersangka berikutnya berjuluk SWORD 2. Kedua bocah wanted dalam list seorang park Taejun, ajusshi ternama(?) di desa Beolgyo itu.

 

Jeon Wonwoo, Jeon Jungkook dan juga Jeon Heejin, ketiganya tinggal di satu tempat yang sama. Meski bermarga sama, ketiganya tidak sedikitpun memiliki hubungan darah. Mereka tinggal bersama hanya karena urusan keuangan. Biaya sewa akan lebih murah jika mereka membayarnya bertiga. Mereka dipertemukan oleh takdir (?) begitu alasan ketiganya.

 

Wonwoo berjalan santai sambil membaca buku meski jalan malam itu sudah gelap. Hanya lampu-lampu jalan sebagai penerang. Ia menggembol tas ransel di pundaknya. Jisoo mengangkat tangan hendak memanggil Wonwoo, namun Sohye buru-buru menghalangi Jisoo “Eonnie~ andwe”

 

“Wae?”

 

“Geunyang mwo” Jawab Sohye membuang muka. “Eonnie bagaimana kalau kita berjalan-jalan disekitar sini saja”

 

“Ah. Ne” Jawab Jisoo seadanya. Matanya masih memperhatikan Wonwoo dari kejauhan. Sohye menariknya dari sana meski gadis itu juga masih melirik-lirik Wonwoo yang hanya berjalan lurus dengan mata tertuju pada buku. Belum beberapa langkah kedunya berjalan. Terdengar suara gaduh.

 

“Hueeeeeeeee.. Shireoooo!!! Shireoo shireoo!”

 

Bukan hanya Jisoo dan Sohye yang tertarik perhatiannya kepada suara tersebut. Wonwoo yang sebelumnya terfokus pada buku bahkan hingga tak sadar dengan keberadaan Jisoo dan Sohye walau posisi mereka tidaklah terlalu jauh sampai melepaskan pandangannya pada buku tersebut saking kerasanya suara tersebut.

 

Gelengan kecil juga kerutan di dahi ditunjukkan Wonwoo, roman-romannya namja itu mengetahui sumber suara. Ditutupnya sang buku, sempat ia masukkan sahabat kecilnya itu kedalam ransel. Wonwoo berjalan santai menyematkan kedua tangan di saku celana. Secerca senyum timbul di wajahnya.

 

Jisoo penasaran “Sohye-a, aku ingin lihat ke sana”

 

“Kundae eonnie..”

 

“Gwenchana..” Jisoo balik menarik Sohye “Khaja”

 

~~~

 

1 meter dari TKP, Wonwoo menghentikan langkahnya “Matjyo” Ujarnya.

 

“Shireoooo!! Shireoo shireooo!!!” Keributan itu datang dari ShiAh. Gadis itu kini memeluk tiang listrik di salah satu sudut desa sambil merengek dan berteriak. Disampingnya Heejin dan Hoshi berada, mereka dibuat pusing oleh rencana yang sudah terlanjur gagal total akibat kesaahan Mingyu. Yap, mereka memang masih terlibat (?) kasus(?) yang sama. Yaitu kasus mendamaikan kembali pasangan ShiAh dan Taejun ajusshi.

 

Hoshi namja bernama lengkap Kwon Soonyoung itu segera menghampiri Wonwoo begitu batang hidung namja itu muncul disana “Wonwoo-a.. Wonwoo-a.. ahh.. tolong aku jebal” Hoshi berbisik tentang rencana mereka di telinga Wonwoo dengan cepat. “Begitu. Apapun caranya .. katakan sesuatu untuk membuat ShiaAh bersedia pergi ke sana..aku dan Heejin sudah kehabisan akal. Kalaupun gagal membawa Shiah pergi ke tempat Taejun hyung, setidaknya bantu kami memulangkan (?) Shiah ke alam eii...maksud ku, ke rumahnya”

 

“Imbalan?” Tanya Wonwoo memeras(?) dengan ekspresi datar khasnya.

 

“=_= Cheese burger” Jawab Hoshi.

 

“Call” Jawab Wonwoo. Harga diri Wonwoo hanya terbatas sampai kata Cheeseburger, harga dirinya tidak lah semahal yang terlihat di ekspresi wajah dingin dan terkesan sinis itu.

 

Heejin memegangi tangan ShiAh, membujuknya untuk pulang “Araseo, mianhae.. sebaiknya kau pulang saja, jangan berteriak-teriak di sini, khajja ShiAh-a....” Srekkk.. Wonwoo menarik tangan Heejin. Memposisikan Heejin dibelakang tubuhnya “Mwohae....”

 

Wonwoo memberi kode pada Heejin agar tidak mengatakan apapun. “Ya Lee ShiAh” Panggilnya dengan nada datar-datar saja.

 

“AKU TIDAK MAU DENGAR TIDAK MAUUU HUEEE” Rengek ShiAh.

 

Wonwoo tak perduli akan rengekan ShiAh. “Taejun Ajussi sudah bicara pada ku melalui telpon bahwa kau adalah Yeojachingunya. Kau menerima nya karena ia memiliki banyak uang, tapi kemudian ia memutuskan mu setelah mengetahui niat mu.. sekarang.. ia sedang bersama Mingyu dan teman-temannya, termasuk adik mu. Kurasa ia akan menceritakan hal yang sama dengan apa yang ia katakan pada ku jika kau tidak mencegahnya”

 

“MWORAGOOO!!!!! YA! AKU YANG MENUTUSKAN HUBUNGAN, IA MEMFITNAH KU.. AAAISSH” Pekik ShiAh emosi. Detik itu juga ia melepaskan pelukan hangat(?) pada tiang listrik disudut desa. Dilipatnya lengan baju, terlihat siap berperang(?) “Tak akan ku biarkan ajussi bodoh mengarang ngarang cerita sesuka hatinya, harus ku cegah!!” ShiAh berjalan cepat dengan emosi tingkat nirwana sepertinya menuju kediaman Taejun karena profokasi Wonwoo. Ia berjalan begitu cepat, hingga dalam 2 menit sudah jauh dari pandangan anak lainnya.

 

Tawa tergambar di wajah Hoshi “Hoshhh... YEAAAIIII.... hahahaha” Tawa Hoshi bahagia sembari mendekat menepuk-nepuk bangga pundak Wonwoo “Yeii Yokshi JEON WONWOO..!! Tidak sia-sia aku meminta bantuan pada mu”

 

“Cheeseburger =_=” Ucap Wonwoo mengulangi imbalan yang Hoshi janjikan.

 

“Kokjonghae.. Uri Heejin akan membelikannya untuk mu” Seru Hoshi santai melempar kewajibannya pada Heejin.

 

Heejin menghela nafas “Geu mal jul araseo =_= (Aku tahu kau akan mengatakannya)” jawab Heejin pasrah “Kundae! rrrr” Heejin mengepalkan telapak tangan. Ditariknya balik tangan Wonwoo yang sebelumnya masih melingkar di pergelangan tangan Heejin, ikut serta pula tarikan sebelah tangan lainnya pada kerah baju yang Hoshi kenakan “MENGAPA MENGGUNAKAN ALASAN SEMACA ITUU!!! MEREKA BISA BERKELAHI SESAMPAINYA SHIAH DISANA!! MISI KITA ADALAH MENDAMAIKAN MEREKA!” Blepak Blepak... Kepala Wonwoo dan Hoshi menjadi tempat mendarat kedua tangan Heejin selanjutnya.

 

“Aww..” Hoshi mengelus-elus kepalanya. Ia terdiam beberapa saat, mencoba mencerna ucapan Heejin yang memang benar adanya. Dan bereaksi panik yang sesungguhnya sudah terlalu terlambat “HUAA.. OMOO OTTOKHEEE!!” Hoshi menatap Wonwoo yang masih tenang-tenang saja, hanya sibuk mengelus kepala sendiri “Ya Jeon Wonwoo!”

 

Heejin dan Hoshi melempar tatapan tajam ke arah Wonwoo, menunggu pertanggung jawaban Wonwoo atas pernyataannya. Melihat kedua teman nya men-judge. Wonwoo hanya bereaksi “Wae?” Tanya Wonwoo tenang “Kalian meminta bantuan ku hanya untuk membuat Shiah pergi ke rumah Taejun Ajussi. Selebihnya bukan tanggung jawab ku lagi”

 

“Tto Haljul Araseo, geu marhi =_= Hufh” Hela Heejin.

 

“Ya Ya Ya! .. kalau begitu kita harus segera menyusul nya” Ajak Hoshi panik sendiri.

 

“Aku lelah” Jawab Wonwoo to the point “Heejin-a, aku pinjam kunci. Kunci milik ku tertumpuk-tumpuk barang di dalam ransel” Pinta Wonwoo.

 

“Kunci musuunn..! Kau ikut dengan kami” Tarik Heejin, kedua matanya melotot menghakimi Wonwoo yang jelas merasa tidak berdosa.

 

Saat keduanya hendak beranjak, mendadak Hoshi membungkukkan tubuh seolah menyapa seseorang, senyum tipis membuat mata namja bernama lengkap Kwon Soonyoung itu menghilang, berganti dengan garis tipis membentuk jam 10:10. Hal tersebut membuat Heejin pun mengurungkan niatnya. Mereka menemukan Jisoo dan Sohye berada di dekat sana. Kecanggungan terjadi disana.

 

“Oh annyeonghaseyo Jisoo-ssi, Sohye-a” Sapa Hoshi lebih dahulu, diikuti bungkukan dari Heejin dan Wonwoo, begitu juga dengan Jisoo dan Sohye. Sedikit ekspresi acuh tertampak di wajah Wonwoo.

 

“Annyeonghaseyo” Sapa Jisoo balik. “Jweisonghabnida. Aku hanya kaget dengan suara teriakan tadi, karena itu aku dan Sohye melintas” Jelas Jisoo canggung.

 

“Eii gwenchanayo. Mau ikut bermain ke rumah Taejun ajussi? Akan menyenangkan bermain bersama” Ajak Hoshi ramah.

 

“Maja. Kedengarannya menyenangkan” Sambar Sohye bersemangat.

 

Jawaban Jisoo berbalik dengan jawaban Sohye “Aniyo” tolak Jisoo halus “Aku tidak mau mengganggu. Aku tidak lah akrab dengan anak-anak lainnya”

 

“Justru bermain bersama akan membuat kita semua akrab. Matjyo oppa?” Sambar Sohye lagi, ia menaruh gerakan sedikit mendorong agar Jisoo mau ikut bermain bersama.

 

“Itu benar” Jawab Hoshi.

 

Wonwoo mengangguk datar “Katchi khaleyo (ayo pergi bersama)” ajaknya.

 

“Gurae.. gureom” Jawab Jisoo mengiyakan dengan canggung.

 

“Khaja” Sohye begitu bersemangat mendekat. Entah karena sengaja atau memang terlalu bersemangat... BRUKK.. ia membuat Heejin terjatuh karena senggolan dari tubuhnya saat ia berjalan disamping Heejin. “Omo... Eonnie mianhae..eonnie gwenchana?” Tanya Sohye khawatir berniat menunduk untuk membantu Heejin berdiri. Sementara Heejin sendiri menunjukkan rasa tidak nyaman berada di dekat baik Jisoo maupun Sohye.

 

“Gwenchana..” Jawabnya.

 

“Neon, monjwo kha (kau pergilah lebih dahulu)” Perintah Wonwoo menghalangi Sohye mendekati Heejin.

 

Jisoo semakin merasa tak enak bergabung dengan mereka. Namun Hoshi dengan ramah kembali mengajak Jisoo meski raut khawatir juga diperlihatkannya. Ia sempat mendekat ke arah Heejin “Kau terluka?” Tanya Hoshi. Heejin segera menggeleng. Wonwoo dan Hoshi membantunya untuk berdiri. Hoshi menunjukkan senyum tenang kepada Jisoo “Heejin tidak apa-apa, ayo kita pergi sebelum perang dimulai =_=” Ucapnya. Hoshi, Jisoo dan Sohye berjalan lebih dahulu. “Palli palli”

 

Wonwoo membiarkan ketiganya pergi lebih dahulu. Diliriknya tipis Heejin bertutupkan senyum kaku nan palsu berdiri disampingnya. Kemudian senyum itu berubah menjadi murung yang sulit tertutupi. Sudah hampir satu tahun keduanya tinggal bersama, juga dengan Jungkook, sedikit banyak apa yang tidak bisa dibaca oleh orang lain akan mudah terbaca oleh orang lain tentang Heejin ataupun Jungkook akan lebih mudah tertebak oleh Wonwoo, begitu juga sebaliknya. Bukan pertama kalinya Heejin bersikap serupa saat Jisoo ataupun Sohye memasuki ranah pertemanan mereka, belum jelas alasan dari penolakan Heejin yang sebenarnya selalu terlihat easy going dan welcome dari luar. Wonwoo berjongkok, mengeluarkan sapu tangan dari sakunya. Diikatnya pergelangan kaki Heejin dengan sapu tangan tersebut. Gadis itu terluka kecil akibat terjatuh tadi. Heejin hanya memperhatikan Wonwoo sampai namja itu berdiri lagi. “Khaja” ajak Wonwoo.

 

“Aku meninggalkan ponsel di rumah. Kau duluan saja” Tolak Heejin menepis halus tangan Wonwoo yang berusaha menjangkau nya. Fake smile terkembang di wajahnya.

 

“Kau salah orang untuk berbohong” Wonwoo selalu blak balak an tentang apa yang ia rasakan, begitu juga dengan Jungkook. Mereka to the point pada setiap masalah. Karena hal itu pula keduanya sering disebut SWORD. Ucapan mereka terdengar tajam, namun apa yang mereka ungkapkan adalah kejujuran. Dan kejujuran sering kali pahit untuk didengar. “Na.. Soonyoungie aniya, Jeon Heejin” sembari memasukan kedua tangan ke dalam saku, Wonwoo mengalihkan pandangan pada Hoshi, Jisoo dan Sohye. “Soonyoung akan tetap menjadi teman baik mu sekalipun ia sudah punya yeojachingu nanti. Lagipula Jisoo belum tentu menyukainya. Jangan cemburu begitu” serang Wonwoo. Heejin tidak pernah mengatakan secara langsung ia menyukai Hoshi atau apapun. Tapi keduanya sudah sejak kecil, besar bersama di Beolgyo.

 

“Geugae anira..” Ujar Heejin membantah tipis, meski setelah itu lelah bicara. “Dweseo”

 

Sekali lagi Wonwoo menangkap kebiasaan lain yang selalu dilakukan Heejin. Pada saat-saat tertentu telapak tangan gadis itu gemetar cukup kencang. Ia berkeringat meski udara malam sangat dingin, mengingat Desa mereka terletak di daerah tinggi dimana perkebunan teh menghijau subur.

 

“Wonwoo-a..!! Heejin-a palli.. sedang apa kalian disana?” Hoshi berteriak dari kejauhan begitu menyadari kedua temannya tidak jua menyusul dirinya.

 

“Geunyang kha!!” Balas Wonwoo membumbui ucapannya dengan sedikit tawa agar Hoshi tidak curiga apapun. Diam-diam dilihatnya Heejin memalingkan wajah, mengeluarkan sesuatu berbentuk seperti obat/permen entahlah. Kemudian menenggaknya sembunyi-sembunyi. Sekali lagi Wonwoo mengehela nafas berat. “Geurae, Jibe khaja”  Ajak Wonwoo pada akhirnya mengalah.

 

Kali ini Heejin balik menghalanginya “Aku sudah berjanji akan menjemput Jungkook” Iya merubah keputusan semudah dan membalik telapak tangan.

 

“Ia bukan anak anak kecil yang tidak bisa pulang sendiri” Seru Wonwoo lelah. “Hufh, Hati mu berubah warna lebih cepat dari kulit bunglon.. Ahh~~ Himdeuro” serang Wonwoo meski nada bicaranya masih terdengar santai-santai saja. Keduanya terdiam sesaat. Wonwoo menjulurkan tangannya “Nae son japgo. Aku ikuti saja kau mau apa =_=” Menunggu hingga lebih dari 2 menit, Wonwoo kehabisan kesabaran. Srukk.. Dirangkulnya Heejin, memaksa gadis itu untuk jalan menuju rumah Taejun. “Jeon Jungkook musobda (Jungkook Menakutkan)” ucapnya terkekeh berusaha mencairkan suasana.

 

“Neodo (begitu juga dengan mu)” Balas Heejin. Wonwoo hanya tertawa mendengarnya.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK