◑∞⚢
FLASHBACK
12-13 YEARS AGO
Ramai taman siang itu dipenuhi oleh para orang tua dan anak mereka. Sebuah taman kanak-kanak berdiri tak jauh dari taman itu. Banyak dari para Ibu mengerumuni seorang pedagang Ice cream untuk membelikan makanan favorite anak-anak tersebut.
Keceriaan yang sama tidak didapatkan oleh seorang gadis kecil, ia mengingip dari balik pepohonan. Hanya itu yang bisa ia lakukan “Ajussi, aku juga mau ice cream” ucapnya sendiri seolah sedang bicara dengan penjual Ice cream yang berada jauh darinya. Wajahnya memelas pasi. Usianya belum lebih dari 6 tahun
Dilihatnya seorang anak laki-laki mendekat membawa Ice cream ditangan, sementara sang Ibu dari anak laki-laki tersebut sedang membayar. “Ya!!” Selak sang yeoja kecil menghentikan langkah sang namja kecil yang hanya bisa berekspresi ‘Mong’ (Blank) saat itu.
Berlagak layaknya preman kecil, sang yeoja kecil mendekat membawa ranting lapuk yang jatuh dari pepohonan, ia berniat ‘memalak’ namja kecil yang tidak lebih tinggi darinya itu. Berbeda dengan niatnya, begitu sudah membentak sang namja kecil, yeoja kecil ini malah menengadahkan tangan meminta baik-baik ice cream sang namja kecil. Sinyal tersebut ia tunjukkan melalui matanya. Tanpa suara.
“Kau mau ice cream?” Tanya sang namja kecil.
Sang yeoja kecil mengangguk. “Juseyo” pintanya.
“Aku tidak suka susu.. tidak mau Ice Cream juga, untuk mu saja” Namja kecil baik hati itu memberikan Ice cream miliknya dengan suka rela, dengan beralasan tidak menyukai susu.
Mata sang gadis kecil berbinar “ *____* Gomapsebnida” Dengan lahap gadis kecil ini menjilati ice cream ditangannya. Senyum manis khas anak-anak tak pernah lepas dari wajahnya. Ia menghabiskan Ice cream dengan cepat.. kurang dari 5 menit.
“Kau mau lagi?”
“Mau *_*” Jawab sang gadis kecil refleks. Ia terdiam saat ia melihat siapa yang bertanya. “Ung~” Gadis kecil itu bersembunyi dibelakang tubuh sang anak laki-laki ketakutan.
Yang barusan bertanya adalah Ibu sang anak laki-laki. Ia melihat gadis kecil menghabiskan Ice cream milik anaknya sementara sang anak hanya diam memperhatikan. Ia tersenyum kecil. Dielusnya pucuk kepala sang gadis kecil. Sang gadis kecil masih bersembunyi karena ketakutan. “Eomma baik, tidak perlu takut” Ujar sang anak laki-laki, menarik tangan sang gadis kecil. “Eomma, ia teman ku, aku memberikan Ice crem ku tadi” Aku anak laki-laki.
Wajah cantik dan ramah sang Ibu tenang menanggapi. Ia berjongkok untuk bicara pada sang gadis kecil “Bibi bisa membelikan Ice cream lagi jika kau mau” Ia menggenggam tangan sang gadis kecil “Kau manis sekali.. siapa nama mu?”
Anak kecil itu malu-malu membisikkan namanya pada telinga Ibu dari anak laki-laki.
◑∞⚢
Satu minggu kemudian, Sang gadis kecil turun dari mobil milik sang ayah didepan sebuah gereja, Sang ayah menggendongnya masuk ke dalam. Ia bercerita pada sang ayah tentang anak laki-laki yang ia temui juga Ibu dari anak laki-laki tersebut. “Appa, aku bertemu seorang bibi baik hati juga anak laki-lakinya, mereka memberikan ku Ice cream”
“Kau yakin mereka baik? Sayang, kau tidak boleh menerima pemberian dari orang yang tidak kau kenal, mengerti ^^?” Ujar sang ayah. Sang Ayah menurunkan gadis kecil dari gendongannya. Seorang pastur menyapa mereka.
“Annyeonghaseyo bapak” Gadis kecil itu membungkuk lucu membuat siapapun yang melihatnya akan merasa gemas.
“Anak perempuan mu manis sekali” Sapa sang Pastur. “Dimana satu anak mu lagi?”
“Itu yang ingin ku bicarakan dengan mu bapak” Ujar sang Ayah, Ia meminta izin sang pada sang gadis kecil. Ia meminta sang anak menunggu “Bisa kah kau menunggu sebentar disini sayang?” Pinta sang ayah. Dijawab dengan sebuah anggukan oleh gadis kecil itu.
Setelah sang ayah pergi dengan Pastur gereja, Seorang anak laki-laki menghampiri gadis kecil itu, ia terlihat lebih besar dari sang gadis kecil. Senyum namja kecil itu begitu manis, ia ramah mengajak sang yeoja kecil duduk pada salah satu kursi gereja. Ia juga memperkenalkan diri lebih dahulu “Aku Hong Jisoo. Joshua Hong, Shua, kau boleh memanggil ku apa saja yang kau suka, aku keponakan dari Pastur Hong. Adik kecil.. kau pasti anak dari paman tadi.”
“Ne Jisoo” Jawab sang gadis kecil. “Tapi aku bosan Jisoo, apa yang bisa ku lakukan selama menunggu?” Gadis kecil begitu ramah pada setiap orang yang ia temui.
“Berdoa ^^” Jawab Shua (I’ll write Shua for Hong Jisoo, and Jisoo for Seo Jisoo), ia mengajarkan gadis kecil itu agar menangkupkan kedua tangan, memejamkan mata lalu memohon.
Gadis itu mengikuti arahan Shua, tapi kemudian ia bertanya lagi “Apa yang akan ku dapatkan jika aku berdoa Jisoo?” Tanya sang gadis kecil masih dengan pose berdoa lengkap dengan mata terpejam.
Shua tersenyum kecil “Apapun yang kau ucapkan di hati mu, begitu kata paman (Pastur Hong, paman Shua)”
Mereka belum benar-benar mengerti apa yang mereka kerjakan, mereka masih terlalu kecil untuk mengerti sepenuhnya. Shua pamit pada sang gadis kecil karena satu dan lain hal saat mereka sedang berdoa, tapi karena gadis kecil itu sibuk memohon, ia tidak mendengar pamit Shua.
Selepas kepergian Shua, seorang nenek renta berjalan tertatih, dan duduk disamping sang gadis kecil. Lucu rasanya melihat anak sekecil itu berdoa sangat serius. “Apa yang kau pinta pada Tuhan?” Tanya sang nenek.
“Aku ingin bertemu dengan seseorang yang sudah memberi ku Ice cream, Ia dan Ibunya yang baik sekali pada ku” Jawab sang Gadis kecil polos. Ia baru membuka mata setelah sadar yang mengajaknya bicara bukanlah Shua, tatapan polosnya mengarah pada sang nenek tua “N..nenek siapa?”
“Hanya seorang tua ^^” Jawab sang nenek ramah.
Sang gadis kecil mengantar sang nenek keluar dari gereja setelah berdoa. Sebelum berpisah sang nenek mengeluarkan sebuah benda. Benda tersebut ternyata dapat terbelah menjadi dua. Sang nenek memberikan sebelah patahan benda itu pada sang Gadis kecil “Untuk mu, cantik”
“Appa bilang, aku tidak boleh menerima pemberian sembarangan, nenek” Tolak sang gadis kecil. Tapi kemudian ia mengambil pemberian sang nenek “Tapi appa bilang, tidak boleh dari orang sembarang.. nenek kan teman ku sekarang” jawab sang gadis kecil lucu.
“Aigoo.. kau memang anak yang pintar” Puji sang nenek memeluk gadis kecil itu hangat. “Dunia akan semakin tua sama seperti diriku, mereka yang haus akan keinginan akan terus berusaha menghapuskan kesalahan yang mereka lakukan. Nenek akan memberi tahu mu sebuah rahasia. Suatu hari di waktu mu dewasa, kau akan bertemu seorang dari mereka yang begitu membenci dunia .. ia yang akan menidurkan satu dari kalian agar dunia ini kehilangan keseimbangannya. Jiwa manusia akan tertidur selamanya. Dan hanya kau.. juga seorang pemilik dari setengah benda di tangan mu yang akan yang dapat menghentikannya. Satukan kembali kedua patahan ini.. maka kalian.. akan menghentikan kekuatan jahat itu ^^”
Sang gadis kecil sama sekali tidak mengerti ucapan sang nenek. Tapi ia mendengarkan ucapan sang nenek dengan manis seperti mendengarkan dongeng. Sang nenek juga memberikan sebuah buku cerita padanya, ia menerima dan melihat gambar-gambar pada buku tersebut “Apa itu artinya aku akan bertemu nenek lagi nanti?” Hanya sebatas itu yang dapat ia mengerti “Bukan kah nenek memiliki sepotong lain benda ini juga?”
“Bukan aku pemiliknya ^^” Jawab Sang nenek.
“Halmoniiii” Suara lain terdengar memanggil sang nenek.
“Ah Cucu ku sudah datang” Sang nenek tersenyum kecil, seorang anak laki-laki yang sang nenek sebut sebagai cucu nya itu datang menjemput sang nenek. Sang gadis kecil tersentak melihat ‘cucu laki-laki’ sang nenek. Bibirnya terbata kecil “I..ice”
Sang anak lelaki juga terdiam saat melihat sosok sang gadis kecil “Kita bertemu lagi ^^”
“Kalian saling mengenal? Syukurlah” Ujar sang nenek “Kami akan pindah esok hari, nenek pasti akan merindukan mu gadis kecil, bagaimana kalau kita berfoto bersama?” ucap sang nenek.
Raut kesedihan sang gadis kecil sangat terlihat, pindah sama artinya ia akan sulit bertemu dengan ‘Ice’ juga sang ibu, ataupun sang nenek. Sang anak laki-laki merangkul pundaknya “Nenek bilang kita akan berfoto ^^ Senyum.. Kimchi ^^”
Sang nenek mengeluarkan sebuah polaroid tua. Ia mengambil beberapa gambar. Ia memberikan salah satu foto pada sang gadis kecil. Juga pada ‘cucu’nya. Kemudian dihadapan sang gadis kecil ia mengalungkan potongan benda pada cucu laki lakinya.
“Apa ini Halmoni?” Tanya sang anak laki-laki.
“Kenang-kenangan untuk kalian berdua, kau lihat.. gadis kecil ini juga memilikinya ^^” Tunjuk sang nenek.
“Begitu rupanya.. Kalau begitu sampai jumpa ^^ kalau nanti bertemu lagi jangan lupakan aku ya” ucap sang anak laki-laki tetap tersenyum tenang. Ia menggandeng tangan neneknya “Ah.. satu lagi, aku sudah sekolah ^^ Aku.. sepertinya lebih tua dari mu, mungkin kkk” Ucapnya tak yakin, kali ini ia dan sang nenek benar-benar pergi. “Annyeong.. Creamie” Anak laki-laki itu menyentuh pipi sang anak perempuan dengan ujung jari telunjuknya. Kemudian pergi berlalu.
Gadis kecil itu terburu-buruk berlari kembali masuk ke dalam gereja. Ia bertemu lagi dengan Shua yang sudah kembali duduk di bangku gereja “Ada apa? Mengapa buru-buru?”
“Jisoo, aku ingin berdoa lagi” Jawab sang gadis kecil langsung menangkupkan kedua tangannya, memejamkan mata dan memohon. “Jika aku cerewet dalam berdoa, apa Tuhan akan tetap mengabulkan doa ku?” Tanya anak itu pada Shua.
“Tentu saja.. ^^” Jawab Shua manis. “Semakin sering kau berdoa, maka tuhan akan semakin cepat mengabulkan doa mu”