“Ya, Kita hanya obat nyamuk disini” Bisik Seokmin pada Mingyu. “Kita tinggalkan saja mereka” saran nya. Mingyu dan Jooeun juga merasakan hal yang sama, mereka mengangguk mengiyakan, setuju untuk segera pergi dari sana. Seokmin memberi aba-aba. Satu persatu dari mereka melewati Taejun dan ShiAh yang masih ada dalam mute and freeze mode.
Hoshi mengobrol banyak dengan Jisoo, mereka berdua nampak akrab satu sama lain meski baru saling banyak bicara pada hari itu. Sohye merasa tak nyaman. Ia bergabung dengan anak-anak seusianya. Belum jelas alasannya. Ia tersenyum, senyum manis seperti sedang jatuh cinta saat memperhatikan teman-temannya disana. Ia bahkan memegangi kedua pipinya seolah sedang berdebar dan malu untuk bergabung. Namun sesekali ekspresi wajahnya seperti terganggu dengah sesuatu. Sohye berjalan mendekati Seokmin, Mingyu dan Jooeun “Apa kalian sudah mau pulang?” Tanya Sohye “Aku baru saja bergabung.”
Seokmin menggeleng “Ani, kami berencana berjalan-jalan sebentar”
“Aku mengantuk” Jawab Jooeun tiba-tiba “Aku ingin pulang saja”
“Mingyu neun?” Tanya Sohye langsung mengabaikan jawaban Jooeun. “Kita pergi bertiga saja, eottae?” Ajak Sohye.
“Eiii” Selak Seokmin “Itu mustahil uhukk..” Godanya.
“Wae? Jungkook pasti akan mengantar Jooeun pulang. Mereka sepasang kekasih bukan?” Sohye tersenyum bersemangat “Ku dengar dari beberapa teman di sekolah, kalian pasangan romantis. Menurut pendapat ku pribadi kalian juga memang serasai” Sohye memasuki sekolah pertama kali hanya 3 hari sebelum libur panjang. Ia sebenarnya tidak dekat dengan seorangpun di kelasnya. Namun ia memang mendengar banyak yang membicarakan Jooeun dan Jungkook.
Mingyu terdiam. Suasana diantara mereka mendadak menjadi kaku. Mingyu menggigit bibirnya. Ia sempat melempar pandang pada Jungkook yang tengah mengobrol dengan Wonwoo dan Heejin, nampak bersiap-siap untuk pulang bersama, mengingat mereka memang tinggal di satu rumah.
FLASBACK 1 YEAR AGO
“Yedul-a” Jungkook bergabung besama Mingyu dan Seokmin di kantin sekolah. “Aku sudah menutuskan. Hari ini aku akan menyatakan cinta pada seseorang yang ku sukai”
“Oo.. Jeon Jungkook. Namjadda” Seru Mingyu “Aku bahkan belum memiliki keberanian untuk menyatakan cinta kepada .. hhh ~ aku takut ia menolak ku. Kau keren .. puropta(aku iri)” Ujar Mingyu.
“Ya! Tapi kau tidak pernah mengatakan sebelumnya kalau kau menyukai seseorang. Nuguya?” Tanya Seokmin penasarankepada Jungkook.
Jungkook tersenyum “Eumm” Gumamnya malu “Ia teman sekelas kita. Nam.. Joo.. Eun” Sebut Jungkook.
DEG.. Baik Seokmin juga Mingyu tersentak. Mereka membatu tanpa bisa berkata apapun. Terutama Mingyu, bibirnya bahkan sedikit menganga tanpa bisa ia tangkupkan. Ditengah kebingungan tersebut. Hoshi datang bergabung dengan adik-adik kelasnya itu “Yoo Hosh.. hahahaha” sapaan khas Hoshi “Kalian sedang bergosip apa? Kkk”
“Tentang Jooeun” Jawab Jungkook bersemangat.
Seokmin menendang-nendang kaki Hoshi di bawah meja, jangan sampai namja itu salah bicara, ia baru saja datang dan tak tahu masalahnya, bisa-bisa masalah bisa semakin runyam. Tapi nyatanya Hoshi tidak mengerti juga “Ahhhh.. Joohyuk hyungie dongsaeng? Eiiii.. yeoja incaran Mingyu 2 tahun belakangan.. uhukk uhukk.. Jadi kapan kau menyatakan cinta padanya Mingyu-a?”
Senyum di wajah Jungkook menghilang. Bukan karena Jungkook adalah satu-satunya yang tidak mengetahui Mingyu memiliki hati untuk Jooeun. Tapi kebiasaan Jungkook yang selalu melupakan banyak hal setiap kali ia bermain game, membuatnya tak menyadari sudah berulang kali Mingyu mengatakan ia menyukai yeoja itu. Itulah sebabnya Mingyu dan Seokmin sampai tercengang begitu Jungkook mengatakan ia akan menyatakan cinta pada Jooeun.
“Mingyu-a, meski kau kurang .. eum heheh.. tapi kau itu tampan. Kau harus yakin” Hoshi memberi semangat pada Mingyu, ia tak juga bisa membaca situasi. “Hwaiting.. Hyung monjwo khalke” Pamitnya setelah tanpa sadar membuat kekacauan.
◑
3 hari setelahnya Jungkook mengajak Mingyu untuk bertemu. Selama 3 hari itu Mingyu menjadi canggung kepada Jungkook, meski mereka adalah teman dekat. Ia merasa tidak enak, tapi juga tidak tahu harus bicara apa. Berbeda dengan mingyu, Jungkook sendiri justru menanggapi santai saja masalah ini. Karena itu ia menghubungi Mingyu lebih dulu. Mereka bertemu di sebuah cafe dekat perkebunan teh. Seperti yang sudah diduga, Jungkook membuka pembicaraan lebih dahulu “Aku mengundang Jooeun juga malam ini”
“N..ne?”
Jungkook tersenyum santai seperti ia biasanya. “Mingyu-a kita ini namja, sudah besar juga. Menurut ku.. bukan masalah menyukai wanita yang sama dengan sahabat ku. Toh pada akhirnya yeoja yang kita sukai akan memilih salah satu atau bahkan bukan keduanya. Yang salah adalah jika kita memiliki kekasih yang sama dengan kesengajaan.”
“Eung” Jawab Mingyu menyeruput kopi untuk mengurangi rasa canggungnya. “Ah Kundae Jungkook-a. Gwenchana. Aku sudah memutuskan untuk mengalah. Lagipula Jooeun belum tentu menyukai ku. Kami bahkan saling kaku saat bertegur sapa. Kau lebih dekat dengannya selama ini”
“Aku tidak suka menang dengan mudah begitu” Sahut Jungkook. Ia menepuk pundak Mingyu “Aku lebih suka mendengar jawaban Jooeun. Aku juga tidak masalah dia menyukai mu. Hal semacam itu juga bukan alasan untukku meninggalkan seorang teman. Kau, aku dan Seokmin sudah berteman cukup lama. Aku hanya perlu jawaban, kalah atau menang itu urusan belakangan. Aku juga akan tetap bahagia lalau teman ku mendapatkan kekasih. Mungkin aku akan kecewa. Tapi jangan sebut aku anak laki-laki kalau aku merajuk karena kekalahan” Jungkook berhenti bicara. Ia mengangkat tangan. Rupannya Jooeun sudah berada disana.
Jooeun menghampiri keduanya “Annyeonghaseyo” sapa Jooeun sedikit formal terhadap Mingyu. Sekalipun Mingyu teman sekelasnya, ia merasa agak canggung. “Eo Jungkook-a.. ya kau mengajak keluar tiba-tiba. Padahal aku baru saja ingin tidur puas sampai pagi”
“Kemudian bangun tidur nanti kau akan berubah menjadi sapi hahaha” canda Jungkook
“Ya!” Pekik Jooeun. Jungkook mempersilahkan Jooeun untuk duduk disamping Mingyu, karena kursi disamping Jungkook terisi oleh tas ransel nya. Juga beberapa barang belaja keperluan harian, kebetulan malam itu adalah giliran Jungkook mengisi bahan baku di rumah. “Ada keperluan apa sebenarnya?” Tanya Jooeun “Aku tidak bisa terlalu lama karena Joohyuk oppa juga mengajak ku ke suatu tempat, ia menunggu diluar sekarang”
Mingyu berdiri untuk mengambil segelas orange juice yang telah ia dan Jungkook pesan untuk Jooeun “Ini silahkan” Ujar Mingyu seraya meletakan orange juice di depan Jooeun.
“Ye, Gomapda” Jawab Jooeun.
“Kebetulan kau juga tidak bisa lama-lama, Langsung pada intinya saja” Seru Jungkook “Jooeun-a Aku menyukai mu. Aku ingin kau menjadi yeojachingu ku” Ujar Jungkook lantang tanpa ragu. “Aku siap kau menerima ataupun menolak ku. Dan apapun jawaban mu ku harap tidak akan merubah persahabatan diantara kita.”
Jooeun kaget dengan pernyataan tiba-tiba Jungkook, tapi wajahnya tidak bisa menunjukkan banyak ekspresi. Ia mengaruk kepala meski tidak gatal.
Jungkook melirik Mingyu. Teman baiknya itu diam saja. Belum ada tanda-tanda ia akan bicara “Kim Mingyu, bukan kah ada sesuatu yang juga ingin kau katakan ^^”
“A. E.. eung..” Mingyu panik, dalam hati ia meringis berkata eommaa T.T. Meski tubuhnya tinggi besar. Mingyu masih terhitung polos dibanding anak-anak seusianya. Ia juga sering menjadi bahan bercanda anak lain. The dummy Mingyu
Jungkook menggeleng sambil mengehela nafas. “Mingyu juga menyukai mu. Ia hanya.. =_=... yah kau bisa lihat sendiri, ia mungkin gugup =_=”
“N..Ne?” Berbeda dengan respon nya terhadap pernyataan cinta Jungkook. Jooeun kali ini tidak bisa menyembunyikan ia mulai gugup. Mungkin karena ada 2 sahabat yang kini tengah meminta jawabannya dan ia tidak tahu siapa yang harus ia pilih atau karena ia tahu pasti siapa yang ia sukai, namun ia tidak ingin melukai yang lainnya. Wajahnya Jooeun memerah padam.
Jungkook tersenyum tipis. Ia.. sudah melihat dengan jelas hasil juga jawaban yang ia cari dari cara Jooeun merespon keduanya. “Pikirkan saja dulu. Kau bisa menghubungi kami nanti. Kau bisa bicara pada kami satu persatu atau bicara terbuka seperti hari ini. Gomawo Jooeun-a”
◑
1 minggu kembali berlalu dengan cepat. Mingyu menunggu didepan rumah Jooen. Ia bertemu dengan Joohyuk lebih dahulu. Keduanya menyapa dan saling membungkuk sopan. Stare menggoda ditunjukkan Joohyuk “Neon.. Uri Jooeunnie namjachingu ji?(Kau pasti kekasih Jooeun?)”
“A.. anieyo hyung. Kami hanya berteman” Jawab Mingyu.
“Psh..” Senyum Joohyuk “Jangan menyakitinya. Aku tidak akan ragu-ragu mematahkan kaki mu kalau kau berani menyakiti Adik kesayangan ku kkkk” Canda Joohyuk ramah “Eum Mingyu-a”
“Ne hyung?” Tanya Mingyu
Joohyuk sedikit memelankan suaranya. “Sesuatu yang kurang enak sedang terjadi di dalam. Suasana hati Jooeun mungkin sedang buruk. Sedikit bersabar lah saat bicara dengannya nanti. Aku takut ia sedikit emosional” Joohyuk menepuk pundak Mingyu “Aku pergi dulu” Pamitnya meninggalkan Mingyu.
Tak lama dari sana. Jooeun keluar dari dalam rumahnya. Jooeun menggunakan kacamata, meski begitu masih terlihat matanya sedikit sembab. Tanpa berkata apapun. Jooeun menarik pelan tangan jaket Mingyu. Agar keduanya cepat minggalkan pekarangan rumah Jooeun.
Belum ada suara terdengar baik dari Mingyu ataupun Jooeun. Meski canggung Mingyu angkat bicara “Gwenchana Jooeun-a? Apapun masalah itu, semua pasti berlalu” Mingyu ragu namun tangannya bergerak, mengusap halus pundak Jooeun.
Jooeun menghentikan langkah “Aku.. tidak berasal dari keluarga dalam keadaan baik. Kedua orang tua ku berkelahi setiap hari” Ujar Jooeun berat “Mingyu-a.. Aku juga. Tidak tahu cara memperlakukan seseorang dengan baik. Selama ini, aku hanya diam dan tidak berusaha untuk memulai hubungan dengan seorangpun. Kurasa.. aku tidak akan menjadi seseorang yang cukup baik untuk siapapun pasangan ku kelak. Aku sudah bicara dengan Jungkook, dan memberinya jawaban. Aku menolaknya”
“Ah tentang hal itu. Ku harap itu tidak akan membebani mu” ucap Mingyu mengerti “Tentang diriku.. Aku juga sama dengan Jungkook. Tak masalah bagi ku jika kau menyukainya, juga tidak ada masalah jika kau menolak kami berdua. Kita bisa berteman seperti biasanya. Sekarang kau jangan terlalu banyak memikirkannya. Bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat yang dapat membantu mu untuk memperbaiki perasaan. Kau ingin makan sesuatu atau..”
“Na..” Potong Jooeun sedikit meninggi. “Tidak berasal dari keluarga dalam keadaan baik. Kedua orang tua ku berkelahi setiap hari.. Aku juga. Tidak tahu cara memperlakukan seseorang dengan baik” Jooeun mengulangi ucapannya sekali lagi dengan sediki penekanan namun suara melemah setelah itu. Ia melepas kacamata yang sejak tadi ia kenakan. Sembab di mata Jooeun semakin jelas terlihat. Jooeun menutup mata juga menundukkan kepala “Kundae na.. neodo johahae.. Kim Mingyu”
Blank. Begitulah perasaan Mingyu detik itu. Jantungnya berdebar kencang. Bahkan kakinya terasa lemas. “Jooeun-a”
“Aku .. merasa .. begitu tidak adil untuk seseorang seperti mu, jika hanya berakhir dengan yeoja bermasalah seperti ku. Aku takut akan banyak menyusahkan mu.” Jooeun menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Mulai terdengar isak tangis darinya “Aku malu sudah menangis dihadapan orang lain. Hiks.. aku malu karena kau pasti mendengar suara teriak kedua orang tua ku yang sedang bertengkar. Tapi bagaimanapun mereka adalah kedua orang tua ku. Aku hiks.. tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan mereka. Meskipun aku sangat menginginkannya hiks.. aku lelah dengan semua ini. Aku ingin seseorang berada disamping ku. Tapi tak ingin ia terseret dalam masalah ku. Hikss..hiks.”
Mingyu meneteskan setetes air mata di pipinya. Ia menghela nafas, menenangkan dirinya. Tidak. Sudah sejauh ini, ia tidak bisa hanya diam terus menerus. Kedua pergelangan Jooeun yang menutupi wajah yeoja itu digenggamnya. Jooeun mengalihkan wajah menolak menatap mata Mingyu. “Ippeo.. neoneun” puji Mingyu. Belum ada reaksi dari Jooeun, hanya semburat merah dipipinya yang terlihat “Prestasi ku disekolah tidak buruk, tapi Jungkook dan Seokmin selalu memanggil ku babo. Mereka bilang aku ini sulit menangkap masksud orang lain. Dan menyengkan untuk menjadi bahan ejekan hehe.. aku sering merasa tampan tapi mereka selalu mengatakan kalau wajah ku so-so” Canda Mingyu dengan tawa ramah menghiasi wajahnya “Tentang keluarga..” Senyum Mingyu berubah sedikit layu. “Kedua orang tua ku sudah bepisah. Mereka tidak bercerai.. hanya sudah tidak lagi tinggal bersama. Sedikit banyak aku mengerti perasaan mu”
Jooeun baru berani menatap Mingyu. “Mianhae.. aku tidak tahu tentang hal itu..”
“Aku sudah lama menerimanya. Gwenchana” Mingyu kembali tersenyum tenang. Kali ini Mingyu menutup matanya. Menarik nafas dalam, baru membuka matanya lagi “Nam.. Jooeunnie. Nan niga joha .. nae Yeojachingu halle?(Nam Jooeun aku menyukai mu, maukah kau menjadi kekasih ku?)” Jooeun mengangguk. Senyum diwajah Mingyu semakin lebar. Tapi setelah itu .. Brukk Jooeun mendorong Mingyu menjauh. Mingyu tercengang “Wae? 0_0”
“Sum-eul swil su eobta(Aku tidak bisa bernafas)” Jooeun mengipas-ngipas wajahnya yang memarah padam.
END OF FLASHBACK
“Aku lupa memberikan sesuatu pada Heejin eonnie” Ujar Jooeun beralasan. Ia menghindari pembicaraan dengan Sohye, memilih untuk bergabung dengan Heejin.
Seokmin selalu jadi pihak yang paling pusing untuk menjelaskan setiap kali ada masalah diantara teman-temannya. Kepribadiannya yang sering kali netral dan memandang banyak hal dari segala sisi, menjadikan dirinya penengah walau tingkahnya juga ‘petakilan’ seperti Mingyu dan Jungkook. “Sohye-a. Jooeun adalah yeojachingu Mingyu. Bukan Jungkook”
“Ah jinjaro? Mianhae Mingyu-a, aku tidak tahu. Sering kali ku lihat Jooeun memukul mu, Ia kasar sekali terhadap mu, juga sangat acuh. Bahkan aku belum pernah melihat kalian berpegangan tangan. Sekali lagi aku minta maaf” Jelas Sohye beralasan.
Jungkook dan Jooeun bukan tidak mendengar. Mereka berdiri juga tidak jauh dari posisi Mingyu, Sohye dan Seokmin berdiri. Heejin memeluk Jooeun memberi signal baginya untuk bersabar. Dari ekspresi wajah Jooeun saat ini, Heejin menangkap ketidaknyamanan Jooeun akan pernyataan Sohye.
“Berapa wajah yang ia miliki” Gerutu Jungkook sudah kesal. “Tidak tahu? Cih alasan”
“Eonnie aku pulang dengan kalian saja” Pinta Jooeun.
“Gurae geurom” Jawab Heejin. Heejin menggerakkan kaki terlalu cepat, ia yang ceroboh itu jadi merasakan sakit akibat luka dikakinya “Aw.. aisshh.. aku lupa”
“Joshimhae” Ujar Wonwoo.
Jooeun baru sadar sebuah sapu tangan melilit dipergelangan kaki Heeji “Eonnie kaki mu terluka? Ada apa? Eonnie terjatuh?”
Jungkook sudah memperhatikan mereka curiga. Sampai akhirnya ia mendengar sendiri Wonwoo menjawab “ Ia tersenggol Sohye tadi sampai terjatuh” Jungkook semakin tersulut. Tidak menunggu waktu berlarut terlalu lama. Anak itu meninggalkan Heejin, Wonwoo, dan Jooeun. Heejin mulai panik. Ia berniat melarang tapi Wonwoo menahan “Biarkan saja”
“Aufhh.. Neon Jinja Jeon Wonwoo” Eluh Heejin.
Belum kering bibir Heejin. BRUKKK.. “Aa!!” Jungkook sengaja menyenggol Sohye dengan pundak. Jelas tenaga Jungkook jauh lebih kuat. Sohye sampai terjatuh di bebatuan pekarangan rumah Taejun.
“Sohye-a!” Pekik Jisoo. Ia mendekat bersama Hoshi.
Mingyu ikut berjongkok bersama Jisoo dan Hoshi. Kaki Sohye terluka, cukup lebar luka tersebut, walau tidak parah. “Ya kakinya terluka. Mwohaneun geoya Jeon Jungkook!”
“Mianhae.. aku tidak sengaja” enteng alasan Jungkook bicara. Ia memelankan ucapannya saat berkata ‘tidak’.
Seokmin memijat kening. Ia melihat jelas Jungkook sengaja menyenggol Sohye Hingga terjatuh. Tapi ia tidak bisa menyalahkan Jungkook sepenuhnya. Keberadaan Sohye diantara mereka memang membuat tidak nyaman sejak tadi. Seokmin juga tidaklah bodoh. Ia mencium bau profokatif dari ucapan-ucapan Sohye. Dan semua terjadi bukan untuk pertama kalinya.
“Aw.. apha. Aku tidak yakin dapat berjalan” Eluh Sohye tak berhenti sampai disana.