DUKKK DUKK DUKKKKKK...
Semua mahluk disana serta merta menoleh begitu mendengar suara pintu tergedor berulang kali. Bahkan Jungkook mendadak menjadi paranoid “Ajussi. I..itu bukan..S..Sealer yang kau ceritakan barusan kan? Aku tidak mau mati” Seru Jungkook “Ya ya.. berbaris, kurang tampan berdiri paling depan” Jungkook bersembunyi dibelakang Seokmin yang kebetulan duduk dibagian agak jauh dari pintu.
Perasaan mencekam memenuhi ruang keluarga rumah Taejun. Sampai akhirnya terdengar suara..... “YA PARK TAEJUN!!! NAWAAA!!”
0_0 ç Ekspresi yang sama ditunjukkan baik oleh Seokmin, Jungkook, Mingyu juga Jooeun. “Sepertinya aku mengenal suaranya” Ujar Seokmin. “Tapi siapa?” mata Seokmin bekedip berulang kali saat ia berfikir.
Taejun yang justru pertama kali mengenali suara tersebut. Ia berjalan menuju pintu rumahnya. Diikuti 4 cecurut yang hobi merusuh dikediamannya. Ketika pintu terbuka.. Jantung Taejun berdebar cepat. Ia merasa waktu terhenti begitu saja. “S..Shia-a” suasana ala drama-drama korea tergambar dikepala Taejun sebelum akhirnya..... khayalan itu disadarkan oleh sebuah... PLAAAAKKKKK ..tamparan pahit.
Seokmin berlari mendekati Shiah, noonanya “Ige mwoya noona?” Ujarnya tak enak. Ia juga bingung mengapa Shiah datang dengan penuh emosi seperti itu.
“Apa yang ia katakan padamu!!” Pekik ShiAh. “Semua yang ia ucapkan adalah kebohongan, semuanya tidak seperti itu.. hueeee” Rengek ShiAh.
“0_0 Maksud noona.. Tentang.. Sealer?” Tanya Seokmin. Memang tak ada cerita lain yang Taejun sampaikan selain mengenai Seorang anak pengunci jiwa yang diduga sudah berada di Beolgyo saat ini.
“Sealer?” ShiAh menggaruk kepalanya.
Hoshi terburu-buru berlari meninggalkan Jisoo dan Sohye yang juga sampai beberapa saat setelah Hoshi. Kedatangannya tidaklah begitu berarti, karena Hoshi terlalu panik, membuatnya jadi sulit untuk menjelaskan “Ah.. ah .. Shi.. Ah-a.. semua ini salah paham, Wonwoo tidak sungguh-sungguh”
“Apa maksud mu tidak sungguh-sungguh?” ShiAh bertelak pinggang menunggu penjelasan.
“Eumm. Hh. Aishh..” Gumam Hoshi bingung “Ya Jeon Wonwoo.. palliwa eishh” Hoshi protes karena Wonwoo berjalan tenang seolah tak ada hal mendesak yang harus diselesaikan. 1 menit kemudian ia baru benar-benar sampai disana, itu pun setelah tubuhnya didorong-dorong oleh Heejin. “Ya, cepat jelaskan” Pinta Hoshi.
Bukan Wonwoo jika ia tidak memiliki jawaban jelas. Tanpa sedikitpun rasa takut ataupun rasa bersalah ia mengatakan “Aku membohongi mu. Lee ShiAh. Satupun yang ku katakan tidak ada kebeanran didalamnya”
“NA HANTE WAE GURAE!!” Bentak ShiAh. Ia sudah kepalang malu karena sembarangan menampar orang, apalagi Taejun jauh lebih tua darinya. Ia merasa begitu tak sopan “Heeee T.T”
“Ie ajusshi.. Neon.. Neomu bogoshipeo (Paman ini.. Ia begitu merindukanmu)” Jawab Wonwoo. “Dia sudah tua, aku takut ia mati sebelum dapat melihat wajah mu” Seru Wonwoo seenaknya. Taejun sudah mengepalkan tangan, juga sudah pasrah dengan nasibnya. Benar, Kedua Jeon Sword sudah ada disana. Mati(?) Adalah takdir yang harus diterima oleh Taejun. “Jadi aku membohongi mu agar kau mau datang bertemu dengannya)
“A..apa maksd m..mu” Ujar ShiAh terbata-bata. Wajahnya memerah padam.
“Ia sudah tua. Normal saja tidak laku-laku, apalagi jika jadi gila karena anak kecil..” Sahut Jungkook menimpali ucapan pedas Wonwoo yang sudah cukup menusuk hati Taejun.
JLEB JLEB JLEB.. “Apa dosa ku Tuhan T.T” Gumam Taejun. Taejun menahan rintihan (?) hatinya karena walau bagaimanapun juga, setidaknya ia bisa bertemu dengan ShiAh. Juga melihat ekspresi malu-malu Shian setelah mendengar penjelasan Wonwoo bahwa Taejun merindukannya, Ajussi tersebut merasa mungkin ada kesempatan lagi untuk ia kembali pada ShiAh.
“Eii. Yeokshi 2 Jeon” Ujar Seokmin.
“SsamJeon..(3 jeon)” Sambar Wonwoo sembari merangkul Heejin dan Jungkook “Urin.. Kimchi Phajeon (Pancake Kimchi daun bawang) Haha”
Krik... Krik.. Krik....
Next 2 Minute..
Krik.. Krik Krik..
“Mian =_=” Pinta Wonwoo menyadari joke yang ia buat tidaklah lucu.
“Bahhahaahhahahaah” Mereka tertawa justru setelah Wonwoo merasa canggung akan ucapan tak lucu nya. “Kimchi Phajeon.. ahh.. Joha” Tawa Mingyu dan Seokmin sampai mereka terjungkil dan saling memukul satu sama lain. Sedangkan para anak wanita hanya tersenyum tipis menanggapi joke garing tersebut.
“Psh.. Kimchi Pajeon kkk” Tawa Jooeun mulai merasa sebutan aneh itu cocok untuk ketiga mahluk aneh yang tinggal di kediaman yang sama tersebut.
Gangguan manusia-manusia penganggu disekitar Taejun dan Shiah sama sekali tidak mempengaruhi keduanya. Bagai dunia hanya milik mereka. Mereka berdua saling melirik satu sama lain dengan ekspresi malu-malu.
“Ya, Kita hanya obat nyamuk disini” Bisik Seokmin pada Mingyu. “Kita tinggalkan saja mereka” saran nya. Mingyu dan Jooeun juga merasakan hal yang sama, mereka mengangguk mengiyakan, setuju untuk segera pergi dari sana. Seokmin memberi aba-aba. Satu persatu dari mereka melewati Taejun dan ShiAh yang masih ada dalam mute and freeze mode.
◑∞⚢
“Jadi nama mu Bae Yoobin” Ujar Hyungwoon berjalan lebih dulu dari Yoobin demi menjaga kesopanan. “Dan kau datang dari seoul untuk menyelesaikan tugas mu”
“Ne” Begitulan jawaban Yoobin, ia merasa asing dengan orang baru. Tapi mau bagaimana lagi, ia belum tahu jelas tujuan disana. Dibanding waktu keduanya bicara dan bertegur sapa. Lebih banyak mereka saling berdiam diri satu sama lain. Mata Yoobin tak berhenti menelusuri Beolgyo. Melihat setiap sudut yang nampak terlalu asing baginya, sama seperti ia terhadap Hyungwon.
Pandangan Yoobin tiba-tiba saja terkunci pada sesosok anjing kecil yang entah dari mana munculnya, anjing kecil itu berputar-putar mengelilingi kaki Yoobin. Yoobin berjongkook, namun kemudian anjing itu berlari. Bagai sebuah ajakan, anjing itu selalu berhenti sebelum Yoobin mengambil langakah mendekat.
Yoobin melupakan begitu saja tentang Hyungwon, perasaan penasarannya pada anjing kecil tadi membuatnya seperti itu. Ia mengikuti kemanapun anjing kecil tadi berlari. Terus.. jauh memasuki kawasan Beolgyo yang tak dikenalinya.
Entah berapa jauh ia ia sudah berlari dan sudah berapa lama. Yoobin sampai dihalaman sebuah rumah berukurang amat sangat besar. Anjing kecil tadi duduk patuh disamping sebuah lampu minyak. Didekat anjing itu juga ada bagian pagar yang sudah sedikit hancur sehingga dapat dimasuki. Yoobin yang begitu penasaran memasuki halaman rumah dengan bantuan penerangan lampu minyak. “Rumah ini besar sekali” ujarnya.
Kondisi didalam sangat menyeramkan, hawa disekitarnya sangat lembab. Bangunan rumah juga sudah ditumbuhi oleh tanaman-tanaman rambat hampir diseluruh sisinya. Srek.. srek. Yoobin mengambil langkah mundur, ia mendengar suara langkah kaki orang lain disana. Disinarinya nya arah suara langkah kaki dengan lampu ditangannya “Hyungwon-ssi?” Duga Yoobin berfikir mungkin Hyungwon menyusulnya.
Sosok lain muncul. Seorang namja. Tubuhnya terhitung pendek. Eskpresi wajahnya kaku, tatapan matanya tajam “Psh” Sebuah smirk sempat ditunjukkan namja itu sebelum akhirnya pandangan namja itu teralihkan pada bangunan tua “Semudah itu mereka meminta mu mengantar nyawa” ucap namja itu dingin.