home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > UNTOUCHABLE: The Sin Of Love

UNTOUCHABLE: The Sin Of Love

Share:
Author : leenov
Published : 23 Aug 2016, Updated : 14 Oct 2016
Cast : Ahn JaeHyun, Kim JiWon, Jung JoonYoung
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |1695 Views |1 Loves
UNTOUCHABLE: The Sin of Love
CHAPTER 9 : Chapter 9

*Author pov

“Apa yang membuatmu jatuh cinta padaku?” Tanya JaeHyun sambil melempar-lempar batu kerikil ke sungai. JaeHyun dan JiWon memutuskan untuk bersantai sambil menenangkan diri di daerah pegunungan terdekat.

“Tidak ada alasan apapun…”

“Saat aku sedang tertariknya dengan bumi, saat itulah perhatianku tertuju hanya dengan satu orang. Pada awalnya aku ingin bertemu denganmu karena aku menyukaimu. Tapi, semuanya terjadi begitu saja secara kebetulan. JoonYoung… Saat aku tau kau dekat dengannya, tujuanku bukan hanya ingin dekat denganmu, aku ingin melindungimu darinya. Walaupun kau sadar sedang dalam bahaya denganku, berjanjilah padaku untuk terus percaya padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja.”

“Cepat atau lambat mereka pasti akan menangkap kita berdua. Sudah hampir seminggu JoonYoung atau BlackGuard tidak terlihat di sekitar kita. Kalaupun kau dan aku nantinya tertangkap, aku yakin hukuman mati bukan satu-satunya jalan.”

“Walaupun hukuman dari pelanggaran The Law bagian 7 selalu tidak pasti, hukuman yang diberikan akan jauh lebih berat dari sekedar hukuman mati…”

“Apapun yang terjadi, aku tetap mencintaimu. Walaupun belum banyak waktu yang kita habiskan bersama, walaupun aku tidak bisa memelukmu, bahkan menyentuhmu pun tidak. Walaupun kau menyebalkan saat pertama bertemu denganku…” JiWon langsung tersenyum sendiri teringat saat pertama kali JaeHyun datang ke apartemennya.

“Saat itu aku sempat berpikir apa aku sudah menyukai orang yang salah. Aku berusaha untuk tetap berpikir positif kalau kau memiliki temperamen yang tinggi saat baru bangun tidur.” JaeHyun tertawa sekilas.

“Lihat saja nanti kalau aku sudah bisa menyentuhmu. Kau beruntung saat ini tidak bisa merasakan sakitnya cubitanku.”

“Aku tidak sabar untuk merasakannya.” Canda JaeHyun lagi.

“Melemparmu dengan batu tidak termasuk menyentuhmu, bukan?” JiWon meraup segenggam batu kerikil dan sudah bersiap melemparkannya ke JaeHyun.

“Kau boleh coba, dan kita lihat apa ada BlackGuard yang datang kesini.”

“Hhmmpphh!” JiWon melemparkan kerikil-kerikil di tangannya kearah sungai lalu membuang muka dari JaeHyun.

“Hahahahaha… Kau lucu sekali. Kalau nanti kau sudah bisa menyentuhmu, kau boleh sepuasnya melemparkan batu kepadaku. Tapi, tepat sebelum kau melakukannya aku akan membuatmu tidak ingin melakukannya.”

“Memangnya apa yang akan kau lakukan?”

“Oh? Kenapa kau penasaran? Hahahahhaha…”

“Ehhmm…” Tiba-tiba JiWon kembali serius. Dia tidak bisa begitu saja melupakan kalau dirinya masih dalam bahaya. “Kalau mereka menangkap kita, apa yang akan mereka lakukan kepada kita disana?”

“Kau akan dipenjara di bawah tanah sampai hari dimana kau akan dibawa ke pengadilan. Setelah Tuan Aimster menjatuhi hukuman, kau akan kembali dipenjara disana sampai hari dimana kau harus menjalani hukuman. Tidak berbeda bukan dengan di bumi?”

“Tapi… Rasanya disana jauh lebih menyeramkan…”

“Kami masih banyak membawa tradisi yang sudah ratusan tahun lamanya. Walaupun negeri kami terlihat modern, perbudakan masih terjadi, masih banyak yang mengandalkan ramuan untuk pengobatan bahkan membuat racun, kekuatan-kekuatan yang terlihat seperti kekuatan penyihir masih banyak dari kami yang memilikinya. Semuanya akan tetap seperti itu selagi BlanchLand masih berdiri. Tapi, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun.”

“Kalau nanti aku harus mati… Tolong sampaikan pada orangtuaku di Jeonju permintaan maafku.” Kata JiWon dengan raut wajah yang sedih.

“Kenapa kau sangat yakin kalau kau akan mati?!” Tanpa sadar JaeHyun meninggikan nada bicaranya kepada JiWon yang membuat JiWon sedikit terkejut. “Apa kau tidak mempercayaiku?? Kalau aku tau kau akan mati, aku bisa saja membunuhmu sejak awal dibanding melihatmu dijadikan persembahan.”

“Lalu kenapa tidak kau lakukan saja sejak awal??” JiWon kini ikut menaikkan nada bicaranya.

“Apa yang membuatku berbeda dari orang gila seperti JoonYoung kalau aku melakukannya?? Aku mencintaimu. Tidak terbersit sedikitpun di pikiranku untuk membunuhmu. Aku tau sulit bagimu untuk percaya bahwa aku bisa melindungimu dari semua itu.” JaeHyun berusaha menenangkan dirinya saat melihat air mata sudah mulai berkumpul di kelopak mata JiWon. “Tapi aku tau kau tidak sekedar mengatakan padaku kalau kau mencintaiku juga. Bukan karena aku memaksamu untuk mengatakannya. Kalau kau mencintaiku, jangan mengkhawatirkan apapun. Semuanya tidak akan selamanya seperti ini.”

JiWon meneteskan air matanya namun langsung buru-buru menghapusnya. Dia berusaha menenangkan dirinya agar tidak membuat JaeHyun terlihat bersalah didepanya saat ini.

“Maafkan aku sudah menempatkanmu di situasi yang seharusnya tidak perlu kau alami. Sejak aku bertemu denganmu, yang aku bisa lakukan hanyalah meminta maaf padamu atas semua ini.”

***

*JiWon pov

“Semuanya akan berakhir dengan cepat, JiWon-ah…” Katanya padaku sambil menyeringai.

“Apa maksudmu?”

“Jangan berpura-pura bodoh. Kau tau Blanchland akan dikutuk kalau kau dan JaeHyun masih berhubungan, terlebih kalau sampai kalian menikah.”

“Ini persoalanku dan JaeHyun, apa urusanmu?!”

“Aku hanya ingin melihat bagaimana seorang pengkhianat yang selama ini mati-matian membela The Law, dan mengkhianatiku, justru sekarang dengan mudahnya melanggar The Law. Apa menurutmu aku tidak melakukan apa-apa selama aku menghilang belakangan ini? Akan kupastikan bahwa kau dan JaeHyun tidak akan pernah bisa bersama dan aku… Aku akan menyerahkanmu ke pengadilan untuk dikorbankan dan aku akan terbebas dari hukumanku.”

“Kau hanya mempedulikan dirimu sendiri dengan merusak kebahagiaan orang lain.”

“Oh? Apa benar begitu? Mungkin JaeHyun tau lebih banyak mengenai peduli terhadap diri sendiri dan merusak kebahagiaan orang lain. Dia sangat memahaminya. Asal kau tau, JiWon-ah… Kau salah sudah berhubungan dengan JaeHyun.”

“Dan apa aku tidak salah sudah berteman denganmu selama ini??”

“Hehehehehe… JiWon-ah… Selagi aku belum mendapatkan kebebasanku, aku tidak akan pernah berhenti mengganggu kalian. Dan satu-satunya cara adalah dengan menyerahkan kalian berdua ke pengadilan. Hal itu kupastikan akan terjadi. Lain kali saat aku bertemu dengan kalian, saat itu juga hubungan kalian akan berakhir.”

“Kau tidak bisa memutuskan apa yang akan terjadi denganku dan JaeHyun.”

“Pengadilan yang akan memutuskannya, JiWon-ah… Bukan aku.” JoonYoung berjalan kearah pintu kamarku untuk keluar, lalu dia melanjutkan dengan nada meledek, “Aku akan menggandengmu dengan senang hati menuju ke tempat pengorbanan. Kau tenang saja.” JoonYoung hendak membuka pintu kamarku saat tiba-tiba pintunya terbuka dan ternyata JaeHyun yang membukanya.

JaeHyun terkejut saat mendapati JoonYoung berada dikamarku, “Apa yang kau lakukan disini?!” Tanyanya dengan nada ketus.

“Aku hanya datang mengobrol dengan calon penyelamat Blanchland kita, JaeHyun-ah…” Katanya dengan santai sambil menunjuk kearahku kemudian pergi begitu saja meninggalkan JaeHyun yang masih di ambang pintu kamarku.

***

*JaeHyun pov (Blachland)

Beberapa waktu sebelum JaeHyun kembali…

Aku terpaksa meninggalkan JiWon sebentar karena Tuan Aimster memintaku bertemu dengannya. Aku tidak bisa menolaknya karena katanya ada hal penting yang perlu dibicarakan. Dan kurasa memang cukup penting karena kami bahkan bertemu di tempat yang sangat jauh dari jangkauan Lord’s Mansion atau BlackGuard sekalipun.

“Kau masih tidak mau menyerahkan dirimu, Terrowin? Lord Walden sudah memerintahkan seluruh BlackGuard-nya untuk menangkapmu. Mereka tidak akan berhenti sebelum berhasil menangkapmu.” Tanya Tuan Aimster dengan keresahan di wajahnya.

“Aku tau aku pasti akan tertangkap. Jadi lebih baik aku tetap melarikan diri semampuku dan menghabiskan waktu lebih banyak dengannya. Kau akan membantuku kan, Tuan Aimster?”

“Apa yang bisa kuperbuat ketika para Dewa sudah menjatuhkan hukuman untukmu nanti? Aku tidak bisa menolak untuk tidak melakukannya walaupun terasa sangat berat untukku. Selagi para Dewa belum memutuskan, aku terus berusaha memohon kepada mereka untuk mempertimbangkannya lagi. Kalau perasaanmu dengannya benar-benar tulus, lakukanlah apa yang harus kau lakukan, para Dewa yang akan menilainya. Aku sudah menganggapmu seperti keluargaku sendiri, kuusahakan semampuku agar setidaknya para Dewa tidak meminta nyawamu.”

Aku tersenyum kepada Tuan Aimster, “Terima kasih.”

“Sebenarnya tujuanku ingin bertemu denganmu bukan untuk mengatakan itu.” Wajah Tuan Aimster berubah menjadi lebih serius. “Lord Walden melepaskan jabatanmu sebagai Law Holder dan mengangkat Vander untuk menggantikan posisimu.”

“Aku tidak terkejut mendengarnya.”

“Beberapa hari lalau Greyvond dan Vander, mereka bertemu dan merencanakan penangkapanmu. Vander sepertinya akan mengerahkan seluruh BlackGuard terbaiknya. Dan dia yang kali ini akan memimpin mereka.”

“Mereka tidak perlu susah payah melakukannya.” Tanggapku lagi dengan tidak peduli.

Tuan Aimster menundukkan kepalanya, “Aku hanya bisa berharap kau akan baik-baik saja saat hari itu tiba. Mereka tidak seperti BlackGuard sebelumnya. Kau tidak akan menyadari kedatangannya.”

“Apa maksudmu?”

“Mereka sangat beruntung memiliki kemampuan yang luar biasa.”

Aku menghela nafas berat mendengar apa yang dijelaskan Tuan Aimster, “Apa JiWon… Kau bisa menyelamatkannya juga?” Tiba-tiba saja aku kembali terpikir dengan apa yang akan terjadi dengannya kalau sampai dia tertangkap.

“Aku tetaplah seorang Blanchland, Terrowin. Aku tidak berhutang apapun dengan manusia bumi yang membuatku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya. Aku tidak bisa melakukannya. Aku akan berusaha menyelamatkanmu, tapi untuk dia… Kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan. Kau sudah berjanji untuk melindunginya, bukan? Apa yang akan kau lakukan untuk melindunginya? Dari kematian…”

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK