*Author pov
“Kau sudah tidur hampir seharian.” Kata JiWon saat kembali dari balkon kamarnya dan mendapati JaeHyun sudah terbangun.
“Apa aku menyentuhmu saat aku tidur?” Hanya itu yang terpikir oleh JaeHyun saat ini karena dia tidur di kasur JiWon sejak semalam.
“Aku tidak tidur bersamamu. Kau benar, sofaku diluar itu cukup nyaman untuk tidur.”
JaeHyun menghela nafas, “Apa kau pergi keluar sendirian tadi?”
“Aku hanya ke kampus sebentar kemudian membeli makanan untukmu.”
“Jangan lagi pergi sendirian tanpaku. Kau sudah tau siapa sebenarnya JoonYoung.”
“Soal JoonYoung…” JiWon duduk di ujung kasurnya sementara JaeHyun menyingkirkan selimutnya dan bersandar di punggung kasur. “Apa dia orangnya? Penyebab kau ingin melindungiku?”
JaeHyun mengangguk, “Di Blanchland kami punya hukum yang tidak mengijinkan kami untuk memiliki hubungan dengan manusia di bumi. Greyvond, atau yang kau kenal dengan JoonYoung pernah melanggarnya sekali. Sebelumnya aku tidak pernah tau hukuman apa yang Tuan Aimster jatuhkan untuknya. Tapi setelah aku mengetahui dia berteman denganmu, aku tau kalau aku benar-benar harus melindungimu darinya.”
“Dia akan membunuhku?”
“Dalam The Law, kau bisa meringankan hukuman dengan membawa manusia bumi ke Blanchland untuk menggantikanmu menjalankan hukumanmu. Bahkan mereka pernah menjadikan manusia bumi sebagai persembahan untuk menghapuskan kesalahan yang dibuat oleh seorang dari Blanchland.”
JiWon mengernyitkan dahinya, menurutnya hal itu sangat aneh. “Kenapa manusia bumi yang harus dikorbankan? Kenapa mereka membenci manusia bumi?”
“Singkatnya, leluhur kami pernah memiliki pengalaman yang sangat buruk dengan manusia bumi yang membuat Blanchland sempat dilanda kehancuran. Semenjak saat itu, mereka menganggap berhubungan dengan manusia bumi akan membawa kutukan untuk Blanchland. Greyvond pernah memiliki hubungan dengan wanita bumi. Saat Greyvond dan wanita itu akan dibawa ke Blanchland oleh BlackGuard, Greyvond justru kehilangan akal dan membunuh kekasihnya agar kekasihnya tidak dijadikan persembahan untuk menghapus kesalahannya. Namun dia juga tidak ingin dihukum atas kesalahannya. Oleh karena itu Greyvond dijanjikan Tuan Aimster kebebasannya dengan membawa manusia bumi lainnya yang paling dekat dengannya untuk dijadikan persembahan.”
“Dan manusia bumi yang dimaksud adalah aku…? Lalu bagaimana kau tau semuanya sekarang?” Tanya JiWon yang tidak percaya dengan semua yang JaeHyun ceritakan barusan.
“Saat aku tertidur seharian, sesuatu memperlihatkanku semuanya. Dan itu semakin membuatku khawatir denganmu.”
***
*JiWon pov
JaeHyun mengangkat kepalanya dan menatapku dalam-dalam, “Jangan pergi sendirian tanpaku, hm?”
Tiba-tiba saja jantungku berdegup dengan cepat. Aku bisa merasakan bagaimana JaeHyun mengkhawatirkanku saat ini. Hal ini membuat memori bagaimana aku memperlakukannya saat pertama kali bertemu kini bermunculan di kepalaku. Dan semua itu membuatku merasa sangat bersalah dengannya.
“Kau tau… Aku sangat ingin memelukmu saat ini, tapi aku tidak bisa melakukannya…” Wajahku mulai memanas, akupun dapat merasakan air mataku mulai mengalir. Kalau ini cinta, kenapa cara kerja cinta harus seperti ini?
“Aku sangat ingin memelukmu saat pertama aku bertemu denganmu. Sangat sulit untukku untuk menahannya. Kau tenang saja, kita tidak akan selamanya seperti ini.” JaeHyun melemparkan senyumnya untuk menenangkanku. “Sudahlah, jangan menangis. Sekarang katakanlah.”
“Apa…?” Tanyaku yang sudah tidak bisa berpikir lurus lagi dan masih terisak.
“Katakan kalau kau mencintaiku juga. Katakanlah selagi ada kesempatan.”
Aku terpaku dan hanya bisa mentapnya. Sesekali aku menggigit bibirku dengan resah. “Aku… Mencintaimu.”
Senyum JaeHyun semakin melebar setelah mendengarnya. Dan aku yakin saat ini wajahku sudah memerah.
“Kau harus percaya kalau cinta tidak punya batasan. Bahkan kalaupun aku seorang dari Blanchland dan kau wanita bumi. Apapun itu, aku tetap mencitaimu dan kuharap kau juga begitu. Aku yakin kita pasti akan menemukan jalan untuk bisa bersama.”
“Hhhhmmm… Soal café JoonYoung semalam…”
“Tidak ada orang lain yang bisa melihat kejadian itu.”
***
*JaeHyun pov
Aku membuka kepalan tanganku yang semenjak tadi kusembunyikan dibalik selimut setelah JiWon keluar dari kamar.
“Greyvond tau aturan mainnya. Bagaimana denganmu?” Tuan Aimster lagi…
Greyvond sudah kehilangan akal sehatnya. Kau tidak melindungi orang yang kau cintai dengan membunuhnya.
“Apa Tuan Aimster sudah merindukanku?”
“Apa yang kau lakukan disini?” Tiba-tiba saja JoonYoung muncul dari balkon kamar JiWon. Aku tidak terkejut dengan kedatangannya. Tepat setelah terungkap siapa dia sebenarnya, dia akan mulai menggunakan kekuatannya didepanku dan JiWon.
“Kau sangat pintar menutupi kekacauan yang sudah kau lakukan di caféku.”
“Bukan aku yang memintanya.” Tanggapku tak acuh.
“Kau akan menyerahkannya padaku atau aku yang akan mengambilnya dengan paksa.” Ancam JoonYoung saat menunjuk kearah foto JiWon yang tergantung di dinding.
“Kau bisa mulai melupakan semua rencanamu dan mendekam di penjara bawah tanah seumur hidupmu. Atau mati saja kalau kau bersedia.” Kataku, memperingatkannya lagi.
“Hukum di Blanchland akan terus berjalan sebagaimana yang Tuan Aimster tentukan. Aku diberikan pilihan, dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Dan kau… pilihanmu hanyalah kau yang mati atau pacar barumu.”
“Hahaha… Itu bukan cara yang baik untuk memberi kami ucapan selamat.” Aku beranjak dari tempat tidurku seperti sudah sepenuhnya pulih. “Dengar aku baik-baik…” Aku mencengkeram kerah kemeja JoonYoung dengan kedua tanganku, “Aku dan JiWon… Aku pastikan tidak ada satupun dari kami yang akan mati. Apa kau yakin Tuan Aimster benar-benar memberikanmu pilihan? Hm? Karena pilihan yang ditawarkan padamu hanyalah mati ditanganku atau mati ditangannya.” Aku menyeringai puas sambil melepaskan cengkeramanku darinya.
“Law Holder tentu sangat paham aturannya. Seorang dari Blachland tidak akan pernah bisa memiliki hubungan apapun dengan seorang dari bumi. Dan lihat bagaimana seorang yang dulu sangat menjunjung tinggi hukum itu kini melanggarnya juga.”
“Kenapa kau tidak sudahi saja semua ini. Kau tidak perlu ikut campur dengan urusanku dengan JiWon. Aku sadar ada hukum yang akan aku hadapi. Menyingkirkanku tidak akan mengubah apapun.”
“Pengkhianat terlugu yang pernah kukenal…” JoonYoung tersenyum sinis kemudian berjalan keluar balkon dan menghilang begitu saja.
***
*Author pov (2 tahun lalu…)
“Tangkap Greyvond.” Terrowin membungkuk memberi hormat kepada Lord Walden sebelum meninggalkan aula utama.
Di barak para BlackGuard Terrowin mulai memerintahkan beberapa tim untuk mulai pergi mencari Greyvond.
“Greyvond melarikan diri sejak 3 hari lalu. Aku ingin kalian semua menelusuri tiap sudut kota, daerah perbudakan, hingga ke hutan-hutan. Dia mencuri beberapa senjata dari ruang persenjataan.” Terrowin mengambil beberapa senjatanya dari lemari senjata khusus miliknya. Kemudian sambil mengisi penuh senjatanya dengan peluru, Terrowin bergegas menuju mobil diikuti BlackGuard lainnya.
***
Terrowin mendapati Greyvond sedang memeluk erat kekasihnya, Kelly ketika seorang BlackGuard mendobrak rumah yang ditempati Greyvond untuk bersembunyi. Greyvond dengan sigap menarik Kelly untuk berlindung di belakangnya kemudian mengerluarkan senjata apinya dan mengarahkannya dengan sembarangan kearah para BlackGuard dan Terrowin.
“Kau berjanji untuk merahasiakannya.” Kata Greyvond yang menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkannya tepat ke Terrowin yang membuat semua BlackGuard juga mengarahkan pistolnya ke Greyvond.
“Kumohon jangan melawan…” Terdengar nada penyesalan dari Terrowin. “Maafkan aku…”
“Aku mencintai Kelly, kau sangat memahaminya. Kau yang selalu mengatakan padaku untuk memperjuangkan seseorang yang kucintai. Dan aku melakukannya. Apa kau sudah lupa?” Jelas Greyvond yang berusaha untuk membela diri. Terilat dari wajahnya dia memohon kepada Terrowin untuk tidak menangkapnya.
“Besok penobatanku sebagai Law Holder senior. Ini perintah Lord Walden, aku tidak mungkin mengkhianati The Law disaat penobatanku sudah di depan mata.”
“Persetan dengan The Law!” Greyvond tiba-tiba saja menarik Kelly dan menempelkan ujung pistolnya tepat di kepala Kelly.
“Kau… Tidak akan melakukannya…” Terrowin memperingatkannya dengan hati-hati. Tampak raut wajah Kelly yang langsung berubah sangat ketakutan dan tubuhnya gemetar. “Kalau dia mati, tidak ada jaminan kau akan terbebas dari semua ini.”
“Aku tidak akan membiarkannya dipaksa menyerahkan nyawanya dibawah The Law. Kalau dia harus mati, lebih baik aku yang membunuhnya. Apapun yang aku lakukan, aku akan dihukum juga.”
“Kalau kau mencintainya, kau bahkan tidak akan sekalipun berpikir untuk membunuhnya.”
“Lalu aku akan membiarkan kalian yang membunuhnya??!! Kelly, kau pernah bilang bahwa kau rela mati demi aku, bukan? Mari kita buktikan sekarang.”
“Greyvond kau sudah gila!!”
DOOORRR!! Terrowin membeku melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya. Terrowin langsung menembak kaki dan tangan Greyvond untuk melumpuhkannya. “Bawa dia ke mobil.” Terrowin beranjak keluar dari rumah itu menuju mobil masih tidak percaya Greyvond tega melakukannya.
“Kau benar-benar pengkhianat, Terrowin…” Hujat Greyvond kepada Terrowin saat BlackGuard memapahnya ke dalam mobil. Terrowin hanya bisa menghela nafas berat kemudian menutup pintu mobil dan menuju ke mobilnya.