Untukmu, memakan es krim tidak pernah selama ini sebelumnya, kamu tidak pernah merasa canggung ini sebelumnya. Kamu memang tidak berdiri langsung di samping Jungkook, Taehyung ada, berjalan di tengah-tengah kalian. Taehyung asyik menikmati es krim vanilla di tangannya sambil bernyanyi, Jungkook juga menikmati es krim cokelatnya hanya saja sikapnya dua kali lebih dewasa dari Taehyung, dia benar-bena tenang. Sementara kamu hanya menempelkan es krim cookies-mu di bibirmu, hanya sesekali mencium dan menjilatnya.
“Tidak dimakan?” tanya Taehyung.
Kamu meliriknya. “Me… memangnya kenapa jika aku tidak kunjung memakannya?”
“Mau aku suapi?” Taehyung menawarkan. “Atau kamu mau Jungkook yang menyuapimu?”
Kamu menampar lengan Taehyung sementara Jungkook diam-diam tersenyum malu, tersipu mendengarnya.
Kamu menoleh dan pandanganmu secara tidak sengaja melihat sebuah toko buku yang belum pernah kamu lihat sebelumnya. “Sejak kapan ada toko buku ini?” tanyamu.
“Kurasa masih baru,” jawab Taehyung.
“Kau boleh memakannya,” kamu berujar sambil menyerahkan es krimmu pada Taehyung, lalu langsung masuk ke dalam toko, meninggalkan Taehyung dan Jungkook yang berdiam diri di luar. Mereka memperhatikanmu yang sudah sibuk menyusuri banyak rak dan melihat-lihat buku yang semua menarik untukmu.
“Dia suka membaca, ya?” tanya Jungkook.
Taehyung mengangguk. “Terakhir aku menemaninya, dia menghabiskan waktu tiga jam dan akhirnya hanya membeli satu buku saja, itupun ukurannya kecil,” jawabnya. “Kalau kamu ke rumahnya, di lantai dua rumahnya ada satu ruangan dan itu adalah perpustakaan kecil dia. Rak bukunya ada tiga, raknya tinggi dan setiap rak memiliki tema buku sendiri-sendiri. Rak buku pertama adalah novel, rak kedua buku sejarah dan yang terakhir adalah buku import berbahasa Inggris.”
“Woow…” Jungkook terlihat takjub dengan apa yang dia dengar. Dia pun berjalan masuk ke dalam, meninggalkan Taehyung yang lebih suka duduk di luar menikmati es krim sambil mendengarkan lagu dari ponselnya.
Jungkook masuk dan berdiri di balik salah satu rak buku, mengintipmu, memperhatikanmu yang sedang asyik mengambil salah satu buku sejarah dan membacanya. Sebuah senyum simpul tergaris di bibirnya, merasa gemas dan takjub melihatmu yang terlihat manis membaca dan menyelipkan rambut di balik telingamu. Senyumnya semakin mengembang, atau mungkin pipinya berubah merah merona ketika kamu berkata ‘Waaaw~’, ketika kamu merasa takjub dengan beberapa hal atau fakta yang baru kamu baca.
Ketika kamu menoleh, kamu melihat Jungkook dan yang dia lakukan hanya tersenyum, meskipun sebenarnya dia juga terkejut, jantungnya berdebar kencang dan langsung ingin kabur begitu kamu memergokinya. “Ummm… sedang apa kamu di situ?” kamu bertanya sambil mendekatinya. “Sedang sembunyi? Main petak umpet dengan Taehyung?”
Jungkook terkekeh mendengarnya, merasa sedikit lega karena kamulah yang memulai obrolan. Jungkook keluar dari persembunyiannya dan berjalan mendekatimu. “Kamu hobi baca buku?” dia bertanya.
Kamu mengangguk sambil mengembalikan buku yang kamu baca tadi dan kalian berjalan perlahan, menyusuri rak-rak buku. Jungkook berjalan di belakangmu, mengagumi dari belakang. Kamu berjalan di depannya, merasa aman seolah dia melindungimu dengan tubuh tinggi besarnya. Tidak ada obrolan apapun, hanya permainan mata dan saling lempar senyum malu ketika kamu menoleh ke arahnya, ketika mata kalian bertemu satu sama lain.
“Sudah berapa banyak buku yang kamu baca?”
“Tidak terhitung, Jungkook,” jawabmu. “Aku tidak ingat sudah berapa banyak buku yang sudah kubeli dan sudah selesai kubaca.”
“Biasanya kamu membaca buku apa?”
“Novel, terkadang buku sejarah juga.”
“Novel? Novel yang sama sekali tidak ada gambar ilustrasinya?”
Kamu mengangguk.
“Apa kamu juga suka menulis?” ia kembali bertanya.
Tiba-tiba kamu ingat sesuatu ketika dia bertanya hal ini. Apakah… apakah Jungkook membaca semua tulisan di notesku tentang dia? kamu bertanya dalam hati. “I… Iya, aku menulis setiap hari,” jawabmu perlahan menoleh ke arahnya.
“Menulis apa? Cerita? Puisi?” Jungkook bertanya lagi.
“Iya, semacam itu, terkadang cerita pendek, terkadang puisi dan lainnya.”
“Waaah… Daebak!” Jungkook terkesima sambil menyandarkan kepalanya di salah satu rak buku, membuatmu tersenyum malu dan penasaran dengan reaksinya.
“Kenapa?” tanyamu.
“Aku selalu merasa bodoh untuk urusan sastra, aku sama sekali tidak bisa menulis atau membuat cerita, apalagi puisi,” ungkap Jungkook. “Aku selalu mendapat nilai C ketika diminta untuk mengarang suatu cerita.”
Kamu tertawa mendengarnya. “Banyaklah membaca.”
“Aku pun jarang membaca buku, aku mudah mengantuk jika membaca.”
Kamu tertawa mendengarnya. “Tidak salah juga, sih, semua orang punya hobi masing-masing.”
Jungkook hanya terkekeh mendengarnya, membuatmu melebarkan senyuman ke arahnya.
Kalian berpisah selama beberapa saat, kamu kembali mencari buku yang menurutmu menarik, sementara Jungkook berjalan menuju bagian komik. Beberapa menit kemudian, Jungkook kembali menghampirimu yang terlihat sedang memegang salah satu novel di tanganmu. Ekspresimu yang terlihat takjub dengan buku yang kini kamu genggamlah yang menarik perhatiannya.
“Kamu mau beli buku itu?” tanya Jungkook.
Kamu mengangguk sambil tersenyum lemah. “Tapi,” kamu berujar sambil mengembalikan buku tadi ke dalam rak. “Kurasa aku harus menunggu sampai bulan depan.”
“Kenapa?” tanya Jungkook.
“Uangku belum cukup untuk membelinya,” jawabmu. “Ayo, pulang.”
“Ah, tunggu, aku harus membayar buku yang kubeli dulu,” sahut Jungkook.
“Aku tunggu di luar, ya?” kamu bertanya dan dia mengangguk, kemudian kamu keluar.
“Sudah selesai membaca kisah dongeng dengan Jungkook?” goda Taehyung begitu kamu keluar dan duduk di sampingnya.
Kamu tertawa dan menyikut lengannya. “Sudah,” kamu menanggapi candaannya.
“Kisahnya happy ending atau sad ending?”
“Tentu saja happy ending! Kalau kisahnya tentang kamu pasti sad ending!”
“Yah! Aku bukan happy atau sad ending, tapi complicated ending alias kisahnya menggantung,” Taehyung menanggapi ejekanmu dan kamu tertawa lagi dibutanya.
Taehyung menoleh ke belakang begitu mendengar gemerincing bel, menandakan Jungkook sudah keluar dari dalam toko. “Berapa banyak buku dongeng yang kau belikan untuk dia?” canda Taehyung pada Jungkook sambil menunjuk ke arahmu.
“Tae, kumohon,” kamu memohon.
Jungkook tersenyum lalu menyerahkanmu sebuah plastik berisi buku. Kamu menatapnya bingung. “Apa ini?” tanyamu.
“Kau bilang ingin novel yang tadi, kan?” tanya Jungkook. “Ini, kubelikan.”
Kamu menatapnya terkejut. “Kau membelikannya? Untukku?”
Jungkook mengangguk mantap kemudian mengambil tanganmu untuk menerima hadiah darinya. “Baca sampai habis, aku tidak sabar untuk mendengar kisahnya darimu,” ucap Jungkook.
Kamu menerimanya dan sudah pasti pipimu terlihat merah merona. “Go… gomawo.”
“Kau tidak membelikan buku untukku?” Taehyung merobek suasana romantismu.
“Memangnya kau ingin buku apa?” Jungkook tertawa.
“Bagaimana cara merawat kucing dengan benar, atau bagaimana cara menjadi pemiliki kucing yang benar. Sudah empat kali aku punya kucing dan selalu gagal merawatnya, kalau tidak kabur, ya, mati kelaparan karena aku lupa memberinya makan,” jawab Taehyung dan kalian bertiga tertawa.