Pemandangan yang tidak biasa, liburan sementer masih berlangsung namun beberapa anak ini terlihat sibuk diaula lapangan basket. Tak hanya mahasiswa dari Ginnie university, beberapa mahasiswa dari BIG university juga menunjukkan batang hidung.
Kai memang disuruh datang ke Ginnie university untuk membantu Mark, ia pun mengajak kedua sahabatnya Chanyeol dan Sehun. Pada awalny mereka berdua memang tidak mengetahui kemana Kai akan mengajaknya, namun mereka menyadari kini mereka sudah berada dilapangan basket Ginnie University dan mendapati tiga orang yang cukup mereka kenal.
“Ya, Kai kenapa kami juga harus kemari? Hhh aku sangat malas, biarkan aku pulang, Ya Oh Sehun kau saja yang membantu” kata Chanyeol sambil menatap Jaebum dan Jinyoung yang sibuk berbicara serius dengan Mark.
“Shireo!! Aku pun mau pulang” kata Sehun yang disambut seruan Chanyeol “Ahhh kajja, kajja”
“Andhwaeeeeee” Kata Kai menarik tangan kedua temannya ini “ Apa kalian tega melihatku sendirian disini? Bagaimana jika mereka memukuliku?” dengan memelas Kai berucap.
“Yeheey.. mana mungkin mereka berani dengan Handsome Devil Kai? Hahaha” ledek Sehun
“Lagi pula, kau tampak sudah berbaikan dengan Mark, apa kau sudah mengetahui cerita yang sebenarnya tentang kecelakaan hyung mu ?” Chanyeol tahu semua tentang Kai, termasuk tetang kakaknya Jaewook.
“Oo, aku sudah melupakannya.” Kata Kai sambil tersenyum
Dari kejauhan nampak Mark melambaikan tangannya “Kai, kemarilah. Terima kasih kau sudah mau datang” Kai pun membalas lambaian tangan Mark dan mengajak teman-temannya untuk bergabung dengan Mark.
Disisi lain Daehyun pun tengah memarkirkan motornya dihalaman parkir Ginnie university, dimana sebelumnya ia bertemu dengan Yerin untuk bebicara serius dan ia kembali teringat akan kejadian saat ia berbicara dengan Yerin.
“Noona, mianhaeyo. Aku tidak bisa bersamamu lagi” kata Daehyun sungguh ia tidak tahan lagi bersama Yerin.
“Ya!! Mworago Jung Dehyun?? Kita sudah melewati satu tahun bersama. bagaimana kau bisa semudah itu memutuskanku?” kata Yerin menatap tajam Daehyun tidak percaya.
“Aku menjalin hubungan dengan Haena selama 3 tahun. Tak pernah ku dengar sedikit pun ia mengeluh tentang diriku. Meski orang lain mencemooh diriku, ia slealu memperhatikanku dan tidak memperdulikan cemoohan mereka.” kata Daehyun yang memang sering mendapat keluhan dari Yerin.
“YA!!! Kau berani membandingkan diriku dengan gadis jelek itu? Baiklah akan kuhabisi dia!!” kata Yerin dengan angkuhnya.
“Silahkan saja jika kau berani menghadapi Kai. Mungkin bukan hanya Kai, kau akan berhadapan dengan semua anggota Handsome Devil dan juga teman-teman Mark. Geure, aku pergi. Terima kasih telah menemaniku selama satu tahun ini” Daehyun membungkukkan tubuhnya dan pergi meninggalkan Yerin sendirian yang masih tidak percaya akan ucapan Daehyun.
Mengingat itu Daehyun tersenyum simpul, ia merasa lega bisa terlepas dari Yerin. Daehyun kian melangkahkan kakinya dengan berat ketika ia melihat sekelompok orang yang biasa ia lihat dikampusnya. “Ternyata Mark mengundang mereka juga?” gumam Daehyun dalam hati.
Chanyeol yang melihat kehadiran Daehyun pun menghampirinya “Sudah datang? Apa kabarmu?” senyum Chanyeol membuat Daehyun mengerutkan keningnya.
“Mengapa kau jadi ramah padaku?” tanya Daehyun
“Apa harus ada alasan khusus?” jawab Chanyeol justru bertanya balik pada Daehyun.
Kai pun menghampiri Daehyun “Daehyun, annyeong!” sapa Kai sambil melambaikan tangannya. Tampak masih belum bisa melupakan kejadian saat diruang ganti beberapa waktu silam Daehyun pun tak membalas ucapan Kai. Melihat hal tersebut Kai hanya tesenyum mengerti kondisi Daehyun, ia pun memang sadar sejak di L’Mire Daehyun tidak berucap sepatah katapun padanya.
“Yaaa!! Kai, Chanyeol. Kemari cepat!! Kau tidak lihat aku kerepotan membawa barang-barang ini semua?” seru Sehun yang tidak lama menjatuhkan barang-barang yang ia bawa.
Chanyeol tertawa terbahak melihat Sehun yang kerepotan dan segera berlari untuk membantunya “Dasar bodoh” umpat Chanyeol. Tidak dengan Kai yang masih berdiri dihadapan Daehyun.
“Ikut aku. Aku ingin bicara padamu” kata Daehyun pada Kai dan diikuti oleh Kai dari belakang.
Jinyoung yang masih sibuk dengan lighting melihat Daehyun yang pergi bersama Kai “Omo.. Daehyun datang tapi tidak membantu. Apa-apaan dia?”
“Dia pergi bersama Kai? Apa mereka akan berkelahi lagi?” Kata Sehun sedikit menerawang.
Yonggi yang tiba-tiba datang mengejutkan mereka yang ada dilapangan “Berkelahi? Onje??” tanya Yoongi polos, sudah menjadi suatu kebiasaan Yoongi yang selalu datang tanpa sepengetahuan orang lain dan dapat dipastikan dia kini sedang berlibur di Seoul seraya untuk membantu Mark.
“Hmmm, setelah tim Mark berhasil mengalahkan kami secara telak” jawab Chanyeol mengingat kejadian tempo lalu.
“Aiishh, apakah mereka akan berkelahi lagi saat situasi seperti ini? aku akan melihat mereka sebentar” kata Jaebum bersiap menyusul Kai dan Daehyun, namun dengan sigap Chanyeol menahan.
“Tidak perlu, biarkan saja. Mereka tidak akan berkelahi, aku tahu betul karakter Kai.” Kata Chanyeol
“Lihat saja jika Kai sampai menyentuh uri Daehyunnie. Aku akannnn” kata Jinyoung seraya memberi ancang-ancang meninju.
“Mwo? Mwo? Kau akan apa? Apa kau berani dengan Kai? Tidak usah dengan Kai coba saja kau melawan Chanyeol dan Sehun yang berada tepat disampingmu” ledek Yoongi yang memang benar posisi Jinyoung berada di tengah-tengah antara Sehun dan Chanyeol. Sehun dan Chanyeol pun menatap sinis pada Jinyoung, Jinyoung hanya mampu menelan ludah.
“Na kantaa” kata Jinyoung mencoba melarikan diri. Tapi secara serempak Chanyeol dan Sehun menarik pundak Jinyoung dan berkata “Ya, neo eoddiga?”
Mendapati dirinya terjebak antara Sehun dan Chanyeol, Jinyoung semakin menelan ludahnya dan berseru “Jaebumieee tolong akuuuu”
Bukan perolongan yang didapat Jinyoung, justru gelak tawa disambut dari mereka. Dari kejauhan Mark melihat mereka dengan senyum lega, suasana hangat begitu terasa pada pemandangan tersebut.
^^^^
“Ya Han Yoojin, palli irona!!!!” teriak Haena baru memasuki kamar Yoojin dan tidak dapat dipercaya Yoojin belum bangun.
“Aissh, kau berisik sekali Haena” dengus kesal Yoojin mendepati teriakan Haena.
“Lihat ini sudah jam 10. Omo tidak biasanya kau bangun siang” Haena menatap tidak percaya sahabatnya ini.
“Liburan semester ini ingin kugunakan untuk tidur sepuasnya” Yoojin sedikit merenggangkan ototnya, belum sempat Haena berbicara Yoojin tersadar akan penampilan rapi Haena “Ya! Neo eoddiega?” celana jeans tanpa robekan, kaus yang dimasukan kedalam tidak lupa jaket jeans serta beanie hat yang dikenakan Haena, memang akhir-akhir ini Yoojin menyadari perubahan Haena yang lebih rapi.
“Temani aku kekampusmu” kata Haena
“Ahh, Song Haena mengapa kau mengajakku kekampus saat liburan seperti ini. Aku sangat malas” Yoojin ingin kembali tidur namun dengan cepat Haena menarik tangannya.
“Waegeurae? Kau ini Han Yoojin bukan Song Haena yang pemaalas! Palli ironaaa” dengan paksa Haena membangunkan Yoojin dan mau tidak mau Yoojin pun bangun seraya segera bersiap-siap untuk ke kampus.
Selama perjalanan Yoojin menatap curiga Haena, karena tidak biasanya ia miminta untuk ke kampusnya. Namun Yoojin mencoba menepisnya.
Sesaat ponsel Haena berbunyi dan tanpa ragu ia menerimanya “Neo eoddie?” tanya si penelpon.
“Oh, Jongin-ah. Ne, aku akan segera sampai. Bye” tanpa menunggu jawaban Jongin, Haena sudah menutup telponnya.
Yoojin hanya menatap Haena penuh tanya “Omo, apa kau sudah berpacaran dengan Kai?”
Haena memutarkan bola matanya “Molla” jawab Haena tersenyum malu.
^^^^
Setelah sekiranya semua persiapan telah mereka siapkan, Kai pun baru mengakhiri pembicaraannya dengan Haena yang mana sebelumnya Mark menyuruhnya untuk menelpon Haena. Mark senggaja tidak menyuruh Daehyun untuk melakukannya karena akan sangat aneh jika Yoojin tahu Daehyun yang menelpon Haena, Mark ingin semua berjalan natural.
“Markeu, Haena sudah di jalan. Mungkin akan sampai dalam waktu 10 menit” Kata Kai
“Ok Thanks.. Ya kalian bersiap diposisi kalian, sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak pada kalian” ucap Mark sambil membungkukan tubuhnya.
Daehyun dan Kai bersiap untuk menyambut Haena dan Yoojin. Sementara Jinyoung dan Jaebum bersiap untuk menyumbangkan suara mereka. Tak kalah Chanyeol bersiap memainkan gitarnya, sementara itu Yoongi dan Sehun bersiap pada Lighting, sedang Mark bersembunyi menunggu kehadiran Yoojin. Keadaan mendadak sepi karena mereka berfokus pada tugas mereka masing-masing.
Namun .....
“Waitttttttt!!! Chamkan gidaryooo, tunggu akuuuu” sambil tergesa Jackson berlari dan membawa beberapa balon ditangannya dan membuat semua mata tertuju padanya.
“Mwoya ige????” tanya Yoongi menghampiri Jackson.
“Yaaa! Yoongi yaaa bogoshipoyo! Saehaebok manhi badeuseyo!!” teriak Jackson dan langsung memeluknya.
“Chingudeul neomu bogoshipo!! Saehaebok manhi badeuseyo!” teriak Jackson pada semua orang yang berada diruangan ini sambil menguca[pkan selamat tahun baru pada semuanya, namun mereka justru menatap Jackson penuh frustasi.
“Yak Neo Micheoseo!!!!! Kau bisa menghancurkan rencana Mark. cepat bersembunyi, kau disana dekat Sehun” perintah Jaebum disambut senyuman polos Jackson.
“Yee! Leader-nim” sambut Jackson seraya berlari menuju kearah Sehun.
Tak lama kemudian Kai berseru sebagai tanda “Song Haenaaaa. Han Yoojin orenmaniya. Saehaebok manhi badeuseyo!” seru Kai yang mengeraskan suaranya.
“Saehaebok manhi badeuseyo! Haena-ya, Yoojin-ah” ujar Daehyun
Mendapati ini Yoojin sangat terkejut “Mwoya? Mengapa kau berteriak seperti itu yak, Kim Jongin!” kata Yoojin
Kai hanya tertawa dan berkata “Aku merindukan Hae, ahh.. Kalian maksudku hahaha” tawa renyah Kai menggema begitu saja.
“Kajja kita masuk” ajak Daheyun.
“Masuk ? Apakah akan ada sebuah pesta kejutan ? Tapi ulang tahun ku bukan hari ini.” Ujar Yoojin
“Ini akan lebih dari kejutan ulang tahun Yoojin ah.” Sambut Haena
“Tapi, tapi. Mengapa ? Apakah akan ada hantu di dalamnya ?” Tanyanya lagi
“Seorang Devil tepat berada di hadapanmu Yoojin ah hahaha” Gurau Kai
“ Cih,” Umpat Daehyun yang tak lama kemudian tersenyum mendengarnya
Yoojin masih tampak kebingungan, ia mulai memauki aula lapangan basket yang gelap gulita. Ia pun semakin dibuat bingung dengan pemandangan ini “Mwoya? Kenapa gelap begini?” tanya Yoojin.
“Harus menggunakan ini agar bisa melihat” Daehyun menunjukkan lilin cantik di tangannya dan menyalakannya.
“Kita juga harus menyalakannya” ujar Kai pada Haena.
Mereka berempat memasuki aula lapangan basket dengan menggunakan lilin-lilin yang cantik. Daehyun dan Kai pun nampak memberikan api pada lilin-lilin yang berada dijalan sekitar lapangan. Perlahan lilin-lilin tersebut menerangi lapangan yang semula gelap gulita.
Terdengar petikan gitar dari sisi kiri lapangan disambut cahaya yang menerangi sosok jangkung tengah duduk memetik gitar dengan merdunya. Dipadu suara lembut dan manis dari Jinyoung yang disambut dengan suara Jaebum menyanyikan lagu Confenssion milik GOT7. Mereka berdua menyalakan lilin yang mengitari sosok jangkung tersebut sehingga terlihat jelas Chanyeol yang sedang memainkan gitar lantas Jinyoung dan Jaebum berdiri disamping Chanyeol, merekapun menunjukkan performa mereka dihadapan teman-temannya yang lain. Haena pun langsung ikut bergabung bersama Kai dan Daehyun yang masih menyalakan lilin-lilin yang telah mereka persiapkan sehingga membentu gambar hati yang sangat besar mengelilingi Yoojin berdiri. Tak ketinggalan Sehun dan Yonggi pun menjalankan tugas mereka, untuk menyalakan lampu dimana sudah berada foto Yoojin yang dicetak dengan ukuran yang sangat besar dan dikelilingi lampu-lampu cantik pada bingkainya. Foto tersebut pun berdiri tegak diantara lilin-lilin dan taburan bunga mawar merah yang mengililinginya. Balon-balon berbentuk hati pun dilepaskan ke udara oleh Jackson yang tak lama kemudian ia Yoonggi beserta Sehun ikut bergabung dengan Kai, Daehyun dan Haena sambil menggenggam lilin-lilin cantik ditangan mereka. Kini sudah terlihat dengan jelas hiasan-hiasan yang terpajang di aula basket. Puluhan foto-foto Yoojin yang diambil secara snapshot oleh Mark di gantung sedemikian rupa secara strategis agar mengelilingi posisi tempat Yoojin beridiri. Tak sedikit pula boneka Teddy Bear yang duduk cantik dibeberapa tempat mulai dari ukuran yang kecil hingga ukuran sebesar orang dewasa sambil memeluk bucket bunga mawar.
Terakhir, terdengar suara langkah kaki mendekat kearah Yoojin, yang sedari tadi hanya mampu menutup mulutnya dan tidak menyangka akan kejutan seperti ini.
“Han Yoojin” panggil pria tersebut. Yooin pun menoleh kearah belakang dan mendapati Mark sudah beridiri dibelakangnya dengan membawa sebuah buku yang dihias dengan pita berwarna pink di tangan kanannya serta lilin di tangan kirinya.
“Mark” hanya kata itu yang mampu diucapkan oleh Yoojin
“Ini, bukumu. Kau pernah mengatakan bahwa jika buku ini jodohmu maka kau akan mendapatkannya. Ku berikan buku ini padamu, buku ini jodohmu” ujar Mark sambil tersenyum manis.
Tak kuasa Yoojin pun menitikan airmatanya dan menatap Mark penuh makna. Begitu juga dengan Mark yang tidak lepas menatap bola mata Yoojin penuh ketulusan “Jika buku ini jodohmu, aku berharap aku juga bisa menjadi jodohmu. Han Yoojin-ssi, nan jeongmal saranghaeyo! Apa kau akan menerimaku sebagai jodohmu?” Tanya Mark dengan lembut.
Yoojin menarik nafasnya dalam masih tidak mempercayai hal ini terjadi padanya “Markeu, aku...” Yoojin menggantungkan kalimatnya dan terdiam.
Penuh harap dan cemas Mark menatap Yoojin, hingga jantungnya berpacu lebih cepat dan ia berucap “Otte??”
****
Dinginnya malam dan turunnya butiran-butiran salju tidak membekukan perasaan seorang wanita yang sedang menunggu disebuah taman untuk beranjak dari tempat duduknya tersebut.dengan sabar dan kehangatan cinta yang ia rasakan, ia masih setia menunggu orang yang ia cintai tersebut. Disisi lain ia pun teringat akan perpisahan yang pernah ia katakan pada orang tersebut, mengingat itu sungguh membuatnya terasa sesak dan rasa sesal menyelimutinya. Tiba-tiba wanita itu pun terkejut akan hadrinya seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
“Ahhh dingin sekali, apa kau sudah lama menungguku? Mian” ujar pria yang ditunggu wanita tersebut
“Uhhmm, kau tidak biasanya telat seperti ini” kata wanita tersebut dengan kesal
“Mian Haena-ya, aku perlu membeli beberapa minuman hangat untuk kita. Tapi aku rasa pelukanku sudah cukup hangat” goda pria tersebut
“Ya!! Seberapa jauh rumahmu dengan toko minuman? Apakah aku harus menunggumu seperti kau akan pergi ke Amerika lalu kembali lagi ke Korea??” kesal Haena.
“Shhh.. diam saja, aku sangat nyaman memelukmu seperti ini. Apa kau juga merasakannya? Ya Song Haena, aku sangat merindukanmu. Jeongmal Saranghae” ujar Pria tersebut
Tanpa terasa air mata menetes dari pipi Haena, perasaannya campur aduk. Senang haru rindu entah apa yang ia rasakan. “ Nado, Jeongmal bogoshipo. Nado Saranghae, Jung Daehyun..”Haena pun semakin mengeratkan tangannya pada pelukan pria tersebut yang ternyata adalah Daehyun.
Daehyun pun memutar tubuh Haena hingga berhadapan dengannya dan ia menggosok kedua tangannya lalu ditempel pada pipi Haena. “Aigo pipimu membeku seperi ini. aku sampai tidak bisa mencubitnya” ujar Daehyun mendapati wajah pucat Haena
“Uhhmm. Berikan botol minum itu” Kata Haena
“Untuk apa?” tanya Daehyun merasa bingung dengan ucapan Haena.
“Tentu aku akan menempelkan botol itu pada pipiku” jawab Haena disambut senyuman manis dari bibir Daehyun merasa lucu akan jawaban Haena.
“Aigo.. aku punya cara lain untuk menghangatkannya” kata Daehyun, saat itu Daehyun mengecup kedua pipi Haena dengan lembut dan benar saja cara itu ampuh membuat pipi Haena menjadi hangat sekaligus memerah.
“Yak! Kau !! cara seperti ini “ protes Haena
“Tapi aku berhasilkan. Lihat pipi mu sudah tidak pucat lagi” goad Daehyun dan ia kembali memeluk erat Haena “Aku sedikit menyesal tidak mencuri ciuman pertamamu. Aku sangat takut untuk melakukannya, tidak seperti Kai, ia sangat berani. Aku.. aku kagum padanya” ujar Daehyun
“Eoh, kenapa kau membawa namanya? Kau ya kau, jelas jauh berbeda dengan Kai” ujar Haena seraya mencoba melonggarkan pelukan Daehyun, namun Daehyun semakin mengeratkan pelukannya.
“Hajima” kata Daehyun untuk menyuruh Haena tidak melepaskan pelukannya “Aku yakin kau akan bahagia meski tanpa diriku, Haena-ya” lanjut Daehyun membuat Haena mengerutkan keningnya.
“Mwoya? Kau ini bicara apa?”
“Ani... aku hanya ingin kau selalu bahagia meski tidak ada aku. Lagi pula sudah ada Kai kan, jika nanti aku pergi ada pria yang akan selalu melindungimu” tutur Daehyun penuh makna.
“Ya, Jung Daehyun. Aku tidak mengerti maksudmu” Haena mengelengkan kepalanya.
“Tolong jaga kesehatanmu untukku, aku akan segera kembali” ujar Daehyun seraya melepaskan pelukannya.
“Ya eodigaa??” teriak Haena yang melihat Daehyun perlahan semakin menjauh darinya “Ya Jung Daheyun, Gajima! Jebal gajima” Haena pun tak mampu menahan tangisanya melihat Daehyun yang semakin hilang dalam gelapnya malam. Ingin sekali Haena mengejar Daehyun, namun kakinya tak dapat bergerak seperti membeku bersama dinginnya salju. Semakin ia mencoba untuk bergerak semakin sulit ia bergerak seperti terikat pada rantai besi yang mengitarinya, Haena pun terjatuh sambil berlutut Ia pun hanya mampu terdiam dan menangis “Daehyun-ah....” nama itu yang mampu diucapkan Haena hingga ia terduduk dan tertunduk dalam tangisnya dan semua menjadi gelap.
“Haena! Ya Song Haena!! Palli irona....” teriak suara seorang wanita paruh baya menggedor pintu kamar Haena.
“Daehyun-ah” ucap Haena yang seketika terbangun mendengar suara gaduh dari luar kamarnya.
“Ya, mau sampai kapan kau tidur? Kau ini kebiasaanmu buruk sekali. Cepat bangun! Temanmu sudah menunggu” ucap wanita paruh baya yang sangat Haena kenal adalah ibunya.
Haena pun terkejut dengan perkataan ibunya “Eoh, Teman? Apakah Daehyun?” tiba-tiba saja Haena terpikirkan oleh Daehyun, dengan cepat ia mengusap airmata yang secara tak sadar ia menangis dalam tidurnya.
“Ani, jika itu Daehyun pun aku akan mengatakannya padamu. Hmm, itu loh yang waktu lalu kerumah. Eomma lupa namanya, kaa kaa kawai /?” ujar ibunya menerka-nerka.
Haena pun tertawa lepas mendengar celoteh ibunya “Hahahaha. Eomma, Kai namanya Kai. Kawai aninde” ucap Haena sambil membukan pintu kamarnya.
“Ahh Kai, mian. Tapi ia sangat tampan dan memiliki tubuh yang bagus seperti seorang idol. Apa dia pacarmu?” tanya ibunya membuat Haena membulatkan kedua matanya.
“Mengapa eomma bicara seperti itu?” Gerutu Haena
“Hahaha ara, ara. Cepat mandi sepertinya ia ingin mengajakmu pergi” kata ibunya
“Tanpa eomma suruh pun aku akan mandi” Jawab Haena seraya mengerucutkan bibirnya membuat ibunya mengelengkan kepala akan tingkah anak satu-satunya ini.
Tidak perlu menunggu lama Haena sudah siap dan segera menemui Kai. Benar saja Kai yang sudah duduk di ruang tamu berkali-kali menatap arloji miliknya.
“Hmmm” dengus Kai saat melihat Haena
“Mwo? Wae?” tanya Haena ketus seakan sikap aslinya keluar kembali.
“Mwo? Wae?” ucap Kai menirukan ucapan Haena “Apa tidak ada kata lain untuk menyambutku?”lanjut Kai mengerucutkan bibirnya dan memang sudah tradisi Haena menyambutkan dengan pertanyaan tersebut.
“Mwoyaa” ujar Haena
“Ireohkae” ujar Kai sambil melebarkan kedua tangannya seolah akan menerima pelukan dari Haena.
“Cih, Shireo!” Jawab Haena yang berlalu meninggalkan Kai.
“Ya! Mau pergi kemana kau?” tanya Kai
“Kerumah Yoojin” Jawab Haena santai
“Ya!!! Untuk apa aku menjeputmu jia aku harus mengantarmu kerumah Yoojin. Lebih baik ku antar kau kerumahku saja hahaha” ledek Kai
“Aiissh, lalu kau mau mengajakku kemana?” tanya Haena
“Tempat yang indah. Ikuti saja aku” ujar Kai seraya meraih tangan Haena membawanya pergi.
^^^
‘Tempat yang indah’ merupakan pertanyaan dibenak Haena selama perajalanan ini dan seakan sadar dengan tempat tersebut Haena berseru “Ya Kim Jongin! Ini Incheon Airport kan? Mengapa kau membawaku kemari?” tatapan tidak mengerti pun dipusatkan pada Kai yang masih melajukan mobilnya.
“Kau diam saja. Susah sekali membangunkanmu, aku takut pesawatnya sudah terbang”Jawab Kai seraya menambah kecepatan pada laju kendaraannya.
“Aku tidak mengerti maksudmu” ucap Haena yang masih penasaran,namun tidak digubris oleh Kai karena ia begitu fokus dengan laju kendaraannya.
Hingga akhirnya mereka sampai pada tujuan yang memang benar adanya yaitu Bandara International Incheon. Secara tidak sengaja Mark, Yoojin dan Jackson juga sampai dibandara dengan bersamaan. Sontak semua saling bertukar pandang.
“Eoh kalian?!” seru Haena mendapati teman-temannya.
“Kai? Kau mengajaknya?” Mark menatap Haena horror karena tidak menyangka akan kehadiran Haena.
“Aku tidak bisa untuk membiarkannya tidak tahu akan hal ini Mark” kata Kai
Disisi lain dengan sigap Yoojin menghampiri Haena dan siap dengan posisi untuk memeluknya “Apa kah kau tidur dengan nyenyak semalam?” tanya Yoojin
“Ani, aku semalam memimpikan Daehyun” jawab Haena.
Mendengar hal tersebut Yoojin membulatkan kedua matanya tidak percaya “Apa yang ia lakukan dalam mimpimu?”
“Sangat aneh, ia pergi meninggalkanku Yoojin-ah. Sebenarnya ada apa ini?” Tanya Haena.
Yoojin tampak tak bisa menjawab petanyaan Haena, ia justru memeluk Haena dari samping. Sementara Kai yang berada disebelah kiri Haena pun mengenggam erat jemarinya, hal ini membuat Haena kebingungan batinnya pun bertanya –tanya ‘Ada apa sebenarnya? Apa mereka membuat kesalahan?’ pertanyaan konyol seolah terbesit dalam benaknya.
“Eoh, dia datang” seru Jackson
Semua mata tertuju pada satu arah, seseorang yang menghampiri mereka. “Annyeonghaseyo hyung” kata Kai pada orang tersebut yang lain pun ikut menyapa dengan hormat pria yang terlihat lebih tua dari mereka.
Dibelakang pria tersebut, terdapat seorang pria lainnya yang dengan lemas bejalan menuju mereka. ia hanya tertunduk dan menutupi kepalanya dengan hoodie yang ada pada sweaternya. Tak lama ia pun melepaskan kacamata yang ia kenakan dan tersenyum pada mereka semua yang sudah menunggu.
DEG!!!
Jantung Haena terasa terhenti seketika mendapati sosok pria tersebut dengan terbata ia berucap “Dae, Daehyun” lidah Haena terasa tercekat dengan pemandangan dihadapannya ini.
“Annyeong chingu?” Sapa Daehyun sambil tersenyum manis pada teman-temannya walau matanya terlihat berbinar seperti gumapalan air yang menggenang pada pelupuk matanya. “Kai, bukankah aku sudah katakan padamu?” lanjutnya menatap kearah Kai.
“Aku tidak bisa melakukannya. Maafkan aku Daehyun-ah” kata Kai, Daehyun pun hanya mengangguk mendengarnya. Perlahan Daehyun menghampiri satu persatu teman-temannya dan memeluknya.
Tak dapat di pungkiri Mark tak kuasa menahan tangisnya, begitu pula dengan Jackson ia pun tak kuasa menahan emosinya “Gajima” seru Jackson dengan nada paraunya.
“Ya uljima” ujar Daehyun masih mencoba tetap tersenyum dihadapan teman-temannya.
“Kau! Kita harus tetap saling berkomunikasi, ara?” tegas Mark
“Ne, Markeuu” jawab Daehyun
“Kau tidak lupa alamat rumahku kan? Mampirlah kerumahku jika kau sudah kembali” kata Yoojin
“Ya, Han Yoojin. Belum pergi kau sudah menyuruhku kembali” tawa Daehyun disambut senyuman Yoojin.
“Kai... Jangan lupa dengan pesananku tempo lalu, meski kau melanggar janjimu. Namun aku menghargai usahamu” ujar Daehyun pada Kai.
Kai mengangkat sebelah bibirnya dan berkata “Itu adalah janji yang harus kulanggar” ia mengembangkan senyuman manisnya “Tapi aku tidak akan mengingkari janji yang satu itu” lanjutnya mengingat perjanjiannya pada Daehyun saat Mark mengundang mereka untuk ke lapangan Basket Ginnie University tempo lalu
“Aku akan pergi ke Amerika dengan Siwon hyung. Kau jaga tim basket kampus kita. Ok?” ujar Daehyun dengan senyumannya.
“Mworago?? Mengapa aku harus menjaga tim basket kampus? haha. Kau dan Siwon hyung hanya akan berlibur kan?” tanya Kai
“Aku akan melanjutkan sekolahku disana dan menekuni basket disana. Siwon hyung memiliki teman disana yang bisa membawaku untuk menjadi atlit basket internasional. Aku akan membawa nama Korea disana” jelas Daehyun sambil tersenyum.
“MWOOO? Kau tidak serius dengan ucapanmu kan?” tanya Kai
“Aku serius Kai. Ahh ani Kim Jongin-ssi, aku mohon tolong jaga Haena untukku” kata Daehyun
Kai tidak mampu berkata apa-apa, ia diam membeku mendengar semua ucapan Daehyun. pikirannya langsung tertuju pada Haena, bagaimana jika Haena mengetahui hal ini? pikir Kai. “Chukae. Aku senang dan aku harap kau selalu sukses. Tapi Hmmm” seolah bingung ia tak bisa berkata – kata lagi.
“Tolong doakan aku” pinta Daehyun pada Kai seraya mengembangkan senyuman manisnya. Tetap saja meski ia menunjukkan senyuman terbaiknya dengan jelas Kai dapat melihat kesedihan dimata Daehyun.
“Apa kau tidak mau menemunya sekali saja?” tanya Kai
“Aku ingin tapi aku rasa aku tidak sanggup.” Daehyun berdiri dari posisi duduknya “Sudah, kita masuk. Mark membutuhkan bantuan kita. Kajja” ajak Daehyun pada Kai seraya menjulurkan tangannya.
“Daehyun-ah, Mianhae” kata Kai menyambut uluran tangan Daehyun dan memeluknya. Daehyun hanya terdiam mendapati perlakuan Kai, ia pun tersenyum simpul karena Kai sudah banyak berubah bahkan 1800 dari Kai yang dulu.
Daehyun yang sudah berjalan lebih dulu menuju aula lapangan basket “Mianhae Daehyun-ah. Aku mungkin akan mengingkari janji untuk menemuimu dengan Haena untuk mungkin yang terakhir sebelum kau pergi. Tapi aku berjanji akan selalu menjaga Haena bukan untukmu, tapi untuk Haena.” gumam Kai sambil menatap punggung Daehyun yang kian menghilang.
Kai menghelakan nafas beratnya ketika mengingat perjanjiannya dengan Daehyun kala itu. Hingga terkahir Daehyun pun menghampiri Haena yang sudah terisak akan tangisannya.
“Aku.. aku bermimpi memelukmu semalam” kata Daehyun sambil tersenyum, air mata Haena pun semakin mengalir deras.
“Geumanhae” isak Haena semakin tak kuasa dengan keadaan ini.
“Haena-ya. Kau.. Sangat cantik.. Aku..” tak kuasa Daehyun pun meneteskan airmatanya dan memeluk Haena “Ahh akhirnya aku memelukmu, seperti dalam mimpiku semalam” Daehyun pun kian mengeratkan pelukannya dan kembali berucap “Haena, aku akan kembali. Uljima jebal”
“Daehyun-ahh, Daehyun-ahh” hanya kata itu yang mampu terucap dari mulut Haena, persis seperti dimimpinya tadi malam.
“Aku yakin kau akan bahagia meski tanpa diriku, Haena-ya. Aku hanya ingin kau selalu bahagia meski tidak ada aku. Lagi pula sudah ada Kai kan, jika nanti aku pergi ada pria yang akan selalu melindungimu untuku, aku akan segera kembali” ujar Daehyun ingin melepaskan pelukannya, namun Haena menahan pelukan daehyun dan mengeratkannya kembali.
“Wae?? Wae??” ucap Haena menatap bola mata Daehyun seakan menuntut sesuatu.
“Waegeura haena-ya?” Tanya Daehyun
“Mengapa kau datang ke mimpiku? Dan mengapa kau mengatakan hal yang sama seperti dalam mimppiku? Ini membuat hatiku sangat sakit” jujur Haena dengan isak tangis yang semakin tak kuasa.
“Apa ada kata–kata yang tidak aku katakan seperti dalam mimpimu?” tanya Daehyun membuat Haena terbingung.
“Eoh?”
“Mwoji?”
“Kau bilang, kau merindukanku. Dan kau...” Haena tak sanggup melanjutkan perkatannya ia pun kembali menangis dalam pelukan Daehyun.
“Dan aku... Mencintaimu Song Haena, itu yang ku katakan padamu” dengan lirih Daehyun berucap dan menatap Haena, hingga airmatanya pun jatuh tepat dipipi Haena.
Mendengar hal itu membuat Haena semakin terisak dibenamkannya wajahnya pada dada bidang Daehyun ‘Wae? Wae? Kenapa kau baru mengatakannya sekarang. Kalimat yang sudah lama tidak ku dengar dan kau mengatakannya sekarang’ batin Haena merintih, hatinya terasa sesak mendengar hal tersebut, begitu jelas masa indah bersama Daehyun saat sekolah dulu dan itu tidak bisa ia lupakan.
“Daehyunie” tegur Siwon
Menyadari hal tersebut Daehyun langsung berucap “Ahh ne hyung”
“Pesawat kita akan segera berangkat. Bisakah kau?”
“Ne hyung” mengerti maksud Siwon, Daehyun melonggarkan pelukannya pada Haena “Haena-ya, berjanjilah padaku. Untuk menemuiku ketika aku kembali. Maaf kan atas semua sikapku, kau akan mengerti mengapa aku menyakiti hatimu. Haena-ya, Saranghae” ujar Daehyun sambil mengecup kening Haena dengan lembut, seraya benar-benar melepaskan pelukannya dari Haena.
Mendapati hal tersebut tak dapat dipungkiri semua yang menyaksikan kejadian tersebut menangis dan bersedih, mereka seakan merasakan rasa cinta yang terdalam dari diri Daehyun. Kai pun tak luput menatap Daehyun, entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Sedang Haena tak ada kata lagi yang mampu diucapkannya, ia hanya mampu memandangi punggung Daehyun yang semakin lama menghilang sama seperti dalam mimpinya.
****