Suasana cerah dipagi hari ini membuat Daehyun memilih menggunakan sepeda dibanding motor sportnya menuju kampus. Ia mengayuh sepeda dengan santai tepat pada jalan khusus untuk pengendara sepeda, ia pun cukup menikmati pemandangan yang tengah dilewati. Namun ia berhenti mengayuh ketika ponselnya berketar pada saku celananya, tanpa ragu ia meraih ponsel tersebut dan mendapati satu pesan singkat.
‘Jangan lupa Daehyun-ah, siang ini adalah hari pertamamu latihan bersama tim basketku. Kau harus datang ya!’ –Siwon hyung-
Mendapati pesan singkat ini Daehyun hanya mampu menghelakan nafas dalam. Ia tidak mampu berkata apa-apa jika sudah seperti ini, kakak iparnya pun memang memiliki antusias yang tinggi pada Daehyun. Karena potensinya dalam bermain basket bukanlah hal yang dianggap sebelah mata.
Entah apa yang ada dipikiran Daehyun, kali ini ia mengayuh sepedanya dengan cepat.
^^^
Dengan langkah lesu Haena berjalan dilobi fakultasnya, mata kuliah 4 sks baru saja ia jalani. Sebenarnya bukan karena hal itu Haena seperti ini ‘Daehyun’. Ya, Haena masih memikirkan perkataan Daehyun tempo hari lalu.
“Apa benar dia keluar dari club Taekwondo? Apa dia yakin dengan keputusannya tersebut?” Haena bergerutu sendirian memikirkan Daehyun dan ia begerutu lagi “Apa dia tidak berpikir dua kali dengan keputusannya?”
Semakin memikirkannya membuat Haena seakan frustasi“ Hhhh... Daehyun kau membuatku semakin gila” keluhnya sambil mengacak rambutnya sendiri. Tanpa ia sadar banyak orang yang memperhatikan tingkah Haena dan para wanita terdengar tengah mengunjingnya.
“Lihatlah yeoja gila itu berbicara sendirian” terdengar jelas ditelinga Haena ucapan tersebut keluar dari beberapa wanita disampingnya.
Dengan tajam Haena menatap para wanita itu “Ya, masalah buatmu? Aku berbicara sendirian!! Hah” para wanita tersebut terdiam begitu saja, tapi sesaat mereka tersenyum kecut dan meningalkan Haena penuh dengan tatapan sinis mereka.
Haena menghelakan nafasnya dengan tingkah para wanita tersebut “Aisshh, sudah bergunjing tentangku mereka pergi begitu saja! Tidak bertanggung jawab sekali” seolah menghiraukan justru kali ini Haena berjalan santai, tak sengaja ia melewati sebuah papan pengumuman “Eoh, ada berita apa hari ini” gumamnya.
Tanpa ragu Haena membaca berita pada mading fakultasnya dan tak pelak Haena terbelalak melihat salah satu berita acara hari ini, ia seakan tak percaya akan berita yang terpampang didalamnya.
“Seolma!! HAN YOOJIN” pekik Haena langsung bergegas menuju arah toilet wanita sambil mencoba menghubungi Yoojin.
^^^^
Siang ini dilapangan basket Daehyun datang lebih awal dari yang lainnya, ia memang terbiasa datang lebih awal jika ada sebuah janji dan ia menepati janjinya pada Siwon kakak iparnya. Satu persatu tim basket kamus BIG university memasuki lapangan, Daehyun yang duduk di sudut lapangan hanya memperhatikan satu-persatu wajah para pemain basket kampus ini. Ia memang sengaja duduk diujung lapangan agar tidak banyak yang menyadari kehadirannya, karena ia pun sadar bahwa ia merupakan anggota baru pada tim basket ini.
Beberapa wajah dari Hangsung Highschool dimana lawan main tim basket sekolahnya dulu cukup Daehyun kenali, meski banyak pula wajah asing yang tidak dikenali Daehyun namun ia tak diperdulikannya. Akan tetapi ada satu wajah yang datang kelapangan dan sukses membuat ia terkejut “Song Haena?” gumamnya dalam hati. Ia lupa bahwa hari ini juga merupakan jadwal latihan club Taekwondo.
Haena memang baru saja datang kelapangan ini, tapi ia tampak kebingungan dengan wajah-wajah asing yang ada dilapangan ini “Mwoya ige??? Kemana club Taekwondo ku” pekik Haena tidak percaya dengan pemandangan yang ia lihat ini. Haena yang masih sibuk dengan pikirannya juga tidak menyadari keberadaan Daehyun dilapangan, seolah tidak peduli dengan keadaan dilapangan Haena justru mengeluarkan pakaian latihannya dari dalam tas dan bersiap untuk memakai pakaian latihannya.
“Song Haena!” seru seseorang dari kejauhan
“Aiishh nugunde? Aku belum sempat memeriksakan mataku. Aku tidak dapat melihat dengan jelas” gerutu Haena tidak mempedulikan orang tersebut yang memanggilnya dan kembali melakukan aktifitasnya.
“Ya Haena, ada apa ini? mengapa ada tim basket disini, bukankah hari ini jadwal latihan kita.” Ujar seorang pria yang Haena kenal dan memiliki nama Youngjae.
“Molla” Jawab Haena singkat
“Ya! Kau ini, aku memangilmu kau tidak menjawab dan kini aku bertanya padamu, tetapi kau menjawab sesingkat itu. Aissh geu yeoja!” gerutu Youngjae seakan tidak terima atas perlakuan Haena terhadapnya.
“Oh~ rupanya kau yang tadi memangilku. Haha mian aku tidak melihatmu dengan jelas” jawab Haena sambil tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.
“Aigo.. kau sudah tua ahjumma, matamu sudah rabun ya? Hahaha” tawa Youngjae meledak sesaat ia menggoda Haena.
“Yaaaa!!” balas Haena dengan mengacak-acak rambut Youngjae “Kau ingin berkelahi denganku? Hah! Ayo sini lawan aku” Seru Haena sambil memberi ancang-ancang bertinju.
Dari kejauhan Daehyun hanya tersenyum dan menggelangkan kepalanya melihat tingkah Haena, Haena pun seakan tidak peduli dengan keadaan disekitarnya meskipun ada banyak orang asing dilapangan tersebut.
Tidak lama kemudian salah satu anggota tim basket menghampiri mereka berdua “Mian, tapi hari ini jadwal kami latihan. Kalian pulang saja”
“MWOOO???” pekik Haena dan Youngjae tidak percaya dengan ucapan yang dilontar pria dihadapannya ini.
“Tapi ini kan jadwal kami latihan” Kata Youngjae
“Ya kau tidak dengar perkataan Yongguk? Dia bilang kalian pulang saja. Harusnya kalian senang disuruh pulang” ujar seorang pria bernomor punggung 5 dan memiliki nama Chanyeol.
“Hei, kenapa kalian membentak temanku? Bukankah kita sudah ada kesepakatan mengenai jadwal latihan? Mengapa kalian mengambil jadwal latihan kami !?” Tegas Haena mengingat lapangan basket ini tidak hanya digunakan oleh para pemain basket saja, tetapi club Taekwondo pun memakai untuk latihan dan mereka sudah membuat kesepakatan pada jadwal latihan yang sudah ditentukan.
“Mian, tapi kami akan menghadapi pertandingan. Kami butuh banyak latihan” jawab Yongguk
“Kau tidak bisa seperti itu!!” seru Haena tidak terima akan pernyataan yang dilontarkan Yongguk.
Dari kejauhan Daehyun berdiri ingin menghampiri mereka, ia berniat ingin membantu Haena. Namun langkahnya terhenti sesaat ketika ia melihat seseorang memasuki lapangan, ia tahu benar siapa seseorang tersebut.
“Ckckck! Kau ini yeoja tapi hmmm..... aku meragukannya” celoteh pria yang baru saja memasuki lapangan dan sudah ada dihadapan Haena. Haena sangat terkejut tak menyangka akan berhadapan dengan pria ini lagi.
Melihat pria tersebut Youngjae langsung berbisik “Song Haena sebaiknya kita mengalah saja” sambil menarik tangan Haena, Youngjae berucap.
Namun Haena menepisnya dan berseru “Shireo!! Kita bukan pengecut” mendapati hal ini Youngjae tidak bisa berkutik.
“Kau keras kepala ya, gadis manis” kata pria tersebut seraya mengangkat bibir sebelahnya dengan tatapan antagonis khasnya, ia mendekatkan wajanya pada wajah Haena membuat deru nafasnya terasa pada pori-pori wajah Haena.
Dalam diam Daehyun terus menatap kearah Haena dan pria tersebut “Kai” peluhnya dalam hati, entah perasaan apa ini membuatnya mengepalkan kedua tangannya. Namun ia tidak ingin bertindak dulu, ia ingin tahu tindak lanjut apa yang dilakukan Kai pada Haena.
Haena menelan ludahnya dalam-dalam sedikit terbata Haena bertanya “ Aa-aa-apa maumu?”
“Hmm kau bergetar Song Haena?” kata Kai menyadari nada bicara Haena.
Haena membulatkan kedua matanya mendapati ucapan Kai “Baa.. bagaimana kau tahu namaku?” tanya Haena.
Kai tersenyum “Siapa yang tidak mengenalmu nona manis? Aku mengagumi mu” terang Kai membuat seisi lapangan kaget termasuk Daehyun, rahangnya seakan mengeras begitu saja. Rupanya Kai mengetaui keberadaan Daehyun sejak awal, ia pun melirik kearah Daehyun yang sudah beridri dari posisi duduknya.
“Apa-apaan dia?” gumam Daehyun mendengar ucapan Kai dan masih mengepalkan kedua tangannya.
Sedang Haena mengerjapkan kedua matanya berkali-kali “Kau apa? Kau” tanya Haena dengan gugup, ada apa dengannya kenapa ia mendadak seperti ini dihadapan seorang Kai.
Kembali Kai tersenyum “Aku? Wae?” goda Kai yang semakin mendekatkan wajahnya pada Haena dan kali ini kening Kai sudah berada dikening Haena membuat kedua mata mereka beradu.
Namun beberapa detik kemudian Kai menjauh, Haena hanya terdiam dengan perlakuan Kai padanya. Termasuk semua orang dilapangan ini tidak ada yang berani mengeluarkan sepatah katapun, teman-teman Kai pun tidak yakin akan pemandangan ini. Karena Kai sejak dulu memang dikenal badboy tapi tak seorang gadis pun dirayu olehnya.
“Ya sudah, hari ini kita latihan ditempat lain saja. Biarkan gadis pujaanku berlatih Taekwondo menggunakan lapangan ini.” kata Kai membuat tim basket membulatkan mata mereka.
“Keunde Kai-ah” ujar Sehun kaget
“Ghwencana Sehun-ah. Aku akan bicara pada Siwon hyung. Oh ya~ kalian sudah tau kan kita kedatangan anggota baru” ujar Kai seraya meningalkan Haena dan menoleh kearah Daehyun.
“Hmm.. aku sudah mendengarnya” jawab Sehun
“Kita akan mengospeknya hari ini juga” kata Kai sambil menatap sinis Daehyun.
Mendengar hal ini Daehyun tidak bisa berbuat apa-apa, bukan ia tidak mau melawan hanya saja ia masih menghargai kakak iparnya.
Menyadari ucapan Kai, Haena mengerutkan keningnya “Apa? Jong.. aniya Kai akan mengospek? Anggota baru? Itu berarti.... Dae...” belum selesai ucapan Haena dalam hati, ia justru mengikuti arah tatapan Kai yang ternyata tertuju pada Daehyun “Kau ada disini?” gumam Haena baru menyadari keberadaan Daehyun dilapangan ini.
“Song Haena Hwaiting! Sampai berjumpa lagi, semangat untuk latihanmu” ujar Kai pada Haena sambil meninggalkan lapangan basket.
Haena tidak mempedulikan ucapan Kai, justru ia menatap Daehyun yang masih sempat mengembangkan senyuman pada Haena. Senyuman yang sulit diartikan, tapi senyuman tersebut seolah menenangkan Haena seakan berisyarat ‘Ghwencana’ Haena pun tidak mengerti dengan keadaan ini.
^^^^^
Yoojin sedang asik menikmati pudding strawberry didepan kolam fakultasnya. Sesekali ia memberikan sesendok pudding tersebut pada ikan-ikan yang berkumpul, pikirannya benar-benar gamang teringat akan telpon dari Haena.
Yoojin baru saja keluar kelas mendapati ponselnya terus berdering ketika didalam kelas dan kali ini ia baru bisa melihatnya. “Ahh yeoja ini tidak bisa kalau tidak menelpon ku sehari saja” Yoojin sudah bisa menebak siapa yang menelponnya dan tanpa ragu ia menerimanya “Uhhm wae?” Tanya Yoojin pada sipenelepon ini.
“Yoojin-ah, Yoojin-ah gawatttt ini gawaaattt” ucap Haena dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Haena-ya, tenang dulu. Ambil nafas lalu buang, ada apa sebenarnya?”tanya Yoojin dengan tenang sambil berjalan menuju perpustakaan.
“Yoojin-ah, kau ingatkan aku pernah bercerita Daehyun bergabung di tim basket kampusku?
“Uhhm~ lalu?”
“Apa aku sudah mengatakan kalau Jongin juga berada dalam tim basket kampus ku?”
“Iya sudah, aku ingat ceritamu. Lalu apa masalanya? Apa ia berkelai dengan Jongin?” tanya Yoojin
“Bukan itu masalahnya”
“Hmm.. lalu?”
“Yoojin-ah, kampusku dan kampusmu akan bertanding basket dengan kata lain” ucapan Haena terhenti lalu secara bersamaan tanpa komando mereka berbicara bersama.
“Mark dan Daehyun akan menjadi musuh” seru Haena dan Yoojin secara bersamaan, sesaat keduanya terdiam seakan hening mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Keadaan yang begitu sulit, meski ini bukan urusan mereka. hanya saja para pria tersebut merupakan urusan terpenting bagi keduanya.
“Lalu? Apa yang bisa kita lakukan?” ujar Yoojin mencairkan suasana hening tadi.
“Eobsseo! Kita tidak bisa menghentikan pertandingan ini bukan?”
“Apa aku perlu memberitahu Mark?”
“Aku tidak tahu. Aku takut ini memperburuk keadaan, akan kuusahakan membujuk Daehyun agar menceritakan ini pada Mark langsung. Sebaiknya kita jangan ikut campur dengan masalah mereka.”
Percakapan tersebut masih terngiang jelas ditelinga Yoojin, ia tidak tahu harus berbuat apa dengan keadaan ini. tapi ucapan Haena memang benar mereka tidak bisa ikut campur pada masalah Daehyun dan Mark.
“Ya, dari pada puddingnya tidak dimakan. Lebih baik aku yang makan” seru seseorang yang duduk disampingnya dan memakan pudding miliknya.
“Ya, Wang Jackson! Puddingku kenapa kau makan” protes Yoojin yang menyadari Jackson lah yang seenak jidat meraih pudding miliknya dan memakannya dengan lahap.
Jackson hanya tersenyum polos “Salah sendiri melamun dan pudding tidak kau makan! Hey, baby.. apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya? Apa kau sedang memikirkanku?”
Kebiasaan Jackson memiliki tingkat kepercayaan diri yang overload “Aisshh kepercayaan dirimu kumat lagi” ujar Yoojin.
“Lalu kalau bukan memikirkanku? Siapa lagi?” tanya Jackson
Yoojin hanya terdiam, namun sesaat ia semakin memikirkan Mark. Justru ia menatap Jackson mengingat pria ini bersahabat dengan Mark “Ya, apa kau melihat Mark?” bukan jawaban yang diterima Jackson, justru ia mendapat pertanyaan dari seorang Yoojin.
Dengan santai Jackson menjawab “Ah~ saat makan sore tadi dikantin Daehyun menelponnya dan meminta untuk bertemu dengannya.”
Yoojin sontak membulatkan kedua matanya “Mwo???? Jadi maksudmu sekarang Mark tengah menemui Daehyun?” Jackson menjawab dengan anggukan kepalanya “Untuk apa Daehyun meminta bertemu dengannya?” banyak pertanyaan dibenak Yoojin.
Namun Jackson hanya menjawab “Kau tanya saja pada yang bersangkutan. Sepertinya hal yang serius” sambil memakan pudding Jackson berucap dan beribu pertanyaan seakan bercabang dibenak Yoojin, namun Yoojin tidak bisa berbuat apa-apa ia memilih diam.
^^^
Kali ini Mark tengah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hal yang biasa Mark lakukan. Benaknya bertanya-tanya untuk apa Daehyun meminta menemuinya ditempat biasa, taman yang berada tidak jauh dari rumah Daehyun adalah tempat Mark bermain skateboard dan berlatih basket. Mark pun teringat akan pembicaraannya dengan Daehyun ditelpon tadi.
“Eoh, Daehyun-ah oreanmaniya! Jaljinae ?” tanya Mark ketika mendapati telpon Daehyun.
“Markeuuuu Bogoshipoyooo” Teriak Daehyun dengan cute.
“Mwoya??” tawa Mark
“Mark, kau sibuk? Kita bertemu ya hari ini?”
“Hahaha kau ini. Kau pikir aku ini Song Haena, kau berkata ‘Bogoshipo’ lalu mengajakku bertemu” kata Mark
“Aigo! Kau mengingat nama mantan kekasihku rupanya. Ya, Mark Tuan! Kau ini namja yang paling sulit mengingat nama orang. Mengapa kau bisa ingat? Ahh diam-diam kau ingin menikamku yaa?” ledek Daehyun.
“Aisshh kau. Ya! Kau lupa ya berapa ribu kali aku mendengar nama itu disetiap ceritamu selama aku sekolah. Tidak ada nama lain selain Song Haena, Song Haena. bahkan aku hanya mengetahui namanya, aku tidak tau seperti apa wajahnya” jelas Mark
“Kau banyak bicara Mark Tuan! Simpan saja ceritamu saat kita bertemu nanti! Oke annyeong” kata Daehyun.
“Heol~ tidak saja sekalian kau berkata ‘Saranghae’ padaku” ujar Mark
“SARANGHAE MARKEUUU” kata Daehyun dengan lantang dan
Tut tut tut tut tiba-tiba telpon terputus begitu saja, Mark yakin kalau Daehyun sudah memutuskan sambungannya. Mendapati sikap sahabatnya ini, ia hanya tersenyum kecil menatap layar ponselnya.
Setibanya Mark di taman terlihat jelas olehnya Daehyun yang seperti biasa sudah lebih dulu sampai. Di taman ini merupakan tempat berkumpulnya Daehyun bersama teman-temannya, ia pun sempat belajar skateboard dengan Mark. Maka dari itu Mark pun sudah tahu jika Daehyun mengajaknya bertemu, pasti tempat inilah yang menjadi tempat pertemuan mereka.
“Ya, selalu saja datang lebih dulu dariku. Padahal aku bertaruh dengan diriku sendiri agar datang lebih awal darimu” kata Mark ketika berhadapan dengan Daehyun.
“Markeeuuuu” seru Daehyun dengan cute yang menyadari kehadiran Mark sudah berada dihadapannya “Duduk” Daehyun menggeser posisi duduknya berbagi dengan Mark.
“Wae? Kau ingin kembali dengan mantan kekasihmu?” kata Mark seraya duduk disamping Daehyun.
“Ya, kenapa kau bertanya seperti itu? Ahahahaha” ujar Daehyun
“Lalu ada masalah apa? Ceritakan padaku” tanya Mark
“Hmmm... Mark aku bergabung dengan tim basket dikampusku” jelas Daehyun cukup ragu untuk mengatakan hal ini.
“Wahhh.. Congratulations!! Seperti cita-cita mendiang ayahmu. Rupanya kau anak yang berbakti Daehyun-ah” seru Mark sambil menepuk pundak Daehyun dan tersenyum lebar.
Berbeda dengan Daehyun yang saat ini justru memasang wajah sendunya “ Tidak! Ini tidak baik Mark. Beberapa anak dari Hangsung Highshcool masuk kekampusku dan sulit mengatakannya, Kai juga termasuk kedalamnya” jelas Daehyun
Mark tersenyum tipis dan berkata “Ara” ucapan sederhana namun sukses membuat Daehyun mengerutkan dahinya.
“Maksudmu?” tanya Daehyun
“Aku tau kalau kalian satu kampus, aku suda bertemu dengan Kai sebelumnya. Tak sengaja bertemu saat aku dalam arena balap mobil, tak ku ketaui maksudnya tetapi ia datang dan memperhatikan setiap gerak-gerikku selama diarena” jelas Mark
“Mwooo?” Daehyun sangat kaget dengan ucapan Mark.
“Eoh, ia bertanya padaku. Dimana aku kuliah, ia mendengar berita bahwa aku kuliah di Amerika. Lalu aku memberitahunya dimana aku kuliah dan dia memberitauku dimana ia kuliah. Padahal aku tidak bertanya sama sekali. Hhhh aku pun tidak peduli. Tapi, satu hal yang ku khawatirkan, ia menyebut nama Haena saat itu” jelas Mark
“Menyebut nama Haena? Maksudmu? Aku tidak paham dengan ceritamu” tanya Daehyun karena ia begitu sulit menafsirkan maksud dari semua yang perkataan Mark.
“Aku tidak dapat mengingatnya dengan jelas. Tapi yang ku ingat ia berkata”
“Song Haena temanmu kan? Sampaikan adanya bahwa aku mengaguminya” ujar Kai
“Shireo! Itu akan menyakiti sahabatku” jawab Mark
“Ahhh aku lupa. Jung Daehyun.. Dia mantan kekasih Haena kan?” tanya Kai sambil tersenyum kecut “Kau sampaikan saja pada sahabatmu itu. Bahwa aku akan mendapatkan mantan kekasihnya dan aku akan membahagiakan Song Haena. Ttidak seperti dirinya, Haena lebih pantas bersamaku dari pada ia harus bersama pria lemah seperti Daehyun” lanjut Kai seakan memancing emosi Mark.
“Apa katamu?” balas Mark sambil memegang kerah Jongin.
“Ya! Aku ini lebih tinggi darimu. Apa kau yakin bisa melawanku dengan perbandingan tinggi seperti ini??” ledek Kai sambil melepaskan genggaman tangan Mark pada kerah Kai “Sudah aku pergi dulu. Lihat saja nanti, pria lemah itu ahh.. temanmu benar-benar akan menjadi semakin lemah dan tak berkutik” lanjut Kai seraya meninggalkan Mark.
Penggelan ingatan Mark diceritakan begitu saja pada Daehyun, namun mendengar hal ini Daehyun hanya terdiam dan mengepalkan tangannya.
“Daehyun-ah mian. Aku tidak bermaksud” kata Mark
“Ghwencana Mark! Aku mengerti posisimu, aku senang kau telah jujur padaku. Aku tidak masalah ia mau menyebutku lemah. Tapi aku tidak akan tingal diam jika ia berani menyentuh Haena” ujar Daehyun lalu berdiri dan pergi meningalkan Mark.
“Ya Daehyun-ah, Jung Daehyun eoddiga? Yaa!!” Teriakan Mark seakan tidak digubris oleh Daehyun, justru ia melajukan sepedanya dengan kecepatan tinggi dan Mark merasa menyesal sudah mengatakan hal tadi.
Sedang Daehyun sambil melajukan sepedanya, ia menelpon seseorang yang tertera jelas pada layar ponselnya ‘Song Haena’.
“Eoh.. Daehyun-ah” ujar Haena ketika menerima telpon Daehyun.
“Neo eoddi?” tanya Daehyun masih melajukan sepedanya.
“Dimana lagi” ujar Haena dan Daehyun sudah tahu dimana Haena berada jika ia sudah berkata seperti itu.
“Uhmm... jangan pergi tunggu dulu, aku akan menemuimu”
“Hmmm” sesaat Daehyun menutup telpon singkatnya pada Haena.
Entah apa yang ada dipikiran Daehyun saat ini, mendengar ucapan Mark itu membuatnya merasa kalut. “Haena terlalu sering kerumah Yoojin, besar kemungkinan mereka akan sering bertemu Kai.” Gumam Daehyun dalam hati sambil melajukan sepedanya.
-kediaman Yoojin-
Diwaktu bersamaan dimana Haena baru saja mengakhiri telpon dari Daehyun. Dibuat keheranan karena tiba-tiba Daehyun menelponnya, ia masih terdiam menatap luar jendela kamar Yoojin.
“Daehyun? Ada apa?” tanya Yoojin membuyarkan lamunan Haena.
“Dia mau kesini” kata Haena
“Hmmm.. tumben sekali sejak kalian putus dia sama sekali belum kerumahku lagi.”
“Molla, justru aku pun heran ia mendadak menelpon untuk apa?” ujar Haena penuh tanya dalam benaknya. Yoojin hanya menatap Haena yang terlihat berpikir keras maksud Daehyun, namun kali ini ia justru menjahili Haena dengan kemoceng yang dimainkannya tepat pada telinga Haena membuat Haena geram dan membalas perlakuan sabahatnya ini.
^^^
Daehyun baru saja sampai dirumah Yoojin, ia pun langsung memarkirkan sepedanya tersebut dihalaman pagar rumah Yoojin. Daehyun tahu betul kalau Yoojin bertetangga dengan Kai sejak lama. Maka dari itu Daehyun sangat mengkhawatirkan Haena jika ia terlalu sering kerumah Yoojin. Ia takut itu memudahkan Kai untuk merebut Haena darinya.
Dari sebrang rumah Yoojin, Kai tak sengaja melihat kedatangan Daehyun kerumah Yoojin. Kai yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya mengenakan sehelai handuk untuk menutupi bagian tubuh bawahnya sehingga perut sixpac-knya terlihat dengan jelas. “Cih pria lemah itu. Mau apa dia kerumah Yoojin?” gerutu Kai seraya mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk ditangannya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menekan bel rumah Yoojin, karena si pemilik sudah membuka pintu dan mempersilahkan masuk. “Daehyun-ah, kau duduk saja dulu. Nanti juga Haena segera turun, tumben kau kesini ada apa?” ujar Yoojin
Belum sempat Daehyun menjawab ucapan Yoojin, seseorang yang memang ia cari sudah turun dan tersenyum pada Daehyun “Yoojin-ah, ku pinjam dulu temanmu” saat itu Daehyun langsung menarik tangan Haena.
Spontan Haena tersentak dengan tindakan Daehyun “Ya, eoddiga?” pekik Haena.
“Ikut saja” Daehyun langsung menarik Haena keluar rumah Yoojin.
Sedang Yoojin hanya menghela nafas dan bergerutu “Aigoo.. apa-apaan Daehyun bertindak sesuka hati.”
Dari arah sebrang sepasang anak mata tengah menatap Haena dan Daehyun yang baru saja keluar dari rumah Yoojin. “Ya mau dibawa kemana Haena oleh Daehyun” gumam Kai mendapati Daehyun membawa pergi Haena dari rumah Yoojin, saat itu Kai ingin mengikuti mereka berdua sayangnya Chanyeol yang baru saja datang kerumahnya, membuat langkahnya tertahan.
-Taman-
Kali ini mereka berdua sudah berada ditaman yang jaraknya tidak jauh dari rumah Yoojin. Haena pun dibuat tidak mengerti dengan tindakan Daehyun yang mengajaknya ketempat ini.
“Sebenarnya kau ingin berbicara apa? Sampai membawaku ketempat ini? apa tidak bisa bicara dirumah Yoojin saja?” bertubi-tubi Haena melontarkan pertanyaan pada Daehyun.
Daehyun justru menatap Haena “Haena-ya... Bisa kau tidak sering kerumah Yoojin?” ujar Daehyun
Haena mengerutkan keningnya “Mwoya? Apa yang kau bicarakan aku tidak mengerti” tutur Haena
“Aku memintamu agar tidak sering kerumah Yoojin, jika pun kau ingin kerumah Yoojin. Kau tidak boleh sendirian, kau harus bersamaku” jelas Daehyun membuat detak jantung Haena seakan terhenti seketika.
Kali justru Haena menatap tajam Daehyun “Ya! Kau pikir kau ini siapa? Mengapa kau melarang-melarangku? Bahkan ketika kita pacaran pun kau tidak pernah mempersalahkan hal ini” mengingat masalalunya bersama Daehyun yang memang tidak pernah protes ketika Haena selalu pergi kerumah Yoojin.
“Ketika itu aku belum tahu” ucapan ambigu keluar begitu saja dari mulut Daehyun.
Haena sempat mengerutkan keningnya, namun sesaat ia berkata “ Mengetahui apa? Kau mengertahui semua tentang diriku dan Yoojin. Ahhh kau tidak berpikiran kalau aku akan berpaling pada Yoojin kan? Hahaha tenang saja Daehyun, aku masih normal dan lagi pula aku masih menyukai ...” belum sempat Haena melanjutkan ucapannya, Daehyun sudah memotong.
“Untuk kali ini, tolonglah dengarkan kata-kataku. Jebal” dengan tatapan memohon Daehyun berucap, entah mengapa tatapan Daehyun begitu kuat pada Haena dan sukses membuat Haena terdiam tanpa kata, ia hanya mampu menganggukkan kepalanya untuk menjawab ucapan Daehyun tadi. Mendapati hal ini pun Daehyun tersenyum puas dan meraih tangan Haena “Kajja, akan ku antar kau pulang kerumah.” Masih sama seperti dulu, Haena selalu tidak bisa berkata apa-apa ketika Daehyun sudah bersikap seperti ini. alhasil ia menurut saja dengan ucapan Daehyun dan memberi pesan singkat pada Yoojin.
‘Yoojin, aku tidak kembali kerumahmu. Daehyun mengantarku pulang.’
****