home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > I Like You

I Like You

Share:
Author : Summer
Published : 21 Jan 2016, Updated : 28 Mar 2016
Cast : Han YooJin (OCS), Song Haena (OCS), Mark Tuan, Jung Daehyun, KAI / Kim Jongin
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |3024 Views |1 Loves
I Like You
CHAPTER 3 : MIRACLE

-Ginnie university-

Yoojin berjalan santai menuju perpustakaan umum kampus ini, ia memang gemar keperpustakaan terlebih lagi ada beberapa buku yang harus ia cari untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar dan tertera jelas nama ‘Haena micheo’ dilayar ponselnya dan tanpa ragu ia menerimanya “YAK!!!!!!! HAN YOOJIN BABO!!!!!!!!!” teriakan tersebut terdengar nyaring sekali ditelinga Yoojin hingga ia menjauhkan ponsel dari telinganya.

“Ya kecilkan suaramu, kau bisa membuat telingaku rusak dengan suaramu itu” dengus Yoojin 

“Ya!  Neon jinjja Babo ya! Kenapa kau tidak membangunkanku? Waeeee?? Kau tahu aku ada kelas pagi aissh!!!” semalam Haena memang menginap dirumah Yoojin dan semalaman Yoojin terus bercerita tentang Mark, Haena memang sering menginap dirumah Yoojin, ia pun menganggap rumah Yoojin sebagai rumah keduanya. Bahkan bagi kedua orangtua Yoojin jika Haena tidak menginap merupakan hal yang aneh.

“Aku sudah membangunkanmu. Tapi tidurmu seperti mati suri bodoh” jelas Yoojin. Haena memang sulit dibangunkan, terkadang Yoojin enggan membangunkan Haena itu hanya akan membuatnya frustasi.

“Aissh~sial. Ya, kau tahu semalam aku belum bercerita tentang Daehyun karena kau sudah tidur dan kau lebih banyak bercerita tentang Mark. Tanpa memberiku kesempatan” kata Haena

Yoojin cekikikan mendengar ucapan Haena “Mian, kau tahu jika membicarakan Mr.Tuan aku sangat bersemangat” Mr.Tuan merupakan kode rahasia Yoojin menyebut Mark, karena tidak ada yang tahu akan marga itu di kampusnya.

“Ara! Ara! Daehyun masuk club basket dan kau tahu kan bahwa di club basket kampus ku ada Jongin. Apa dia yakin dengan keputusannya, hingga dia berhenti di tim Taekwondo” papar Haena lagi-lagi menyebutkan nama asli Kai.

Yoojin sudah berada di perpustakaan dan masih menerima telpon dari Haena, ia duduk disalah satu kursi kesukaanya dimana menjurus pada jendela perpustakaan dengan view yang bagus. “Hmmm. Sepertinya Daehyun memang mencintai basket, tidak berubah sedikipun. Kau harus mengerti posisinya, setidaknya kau harus menyemangatinya”

“Arasseo” terdengar suara lemas Haena

“Seandainya saja Daehyun satu tim dengan Mr.Tuan mungkin kita akan seperti couple ya Haena hahaha” Yoojin tertawa renyah

“Couple?? Apa maksudmu?” Ledek Haena

“Kau dengan Daehyun dan aku dengan Mr.Tuan” kata Yoojin membuatnya tersenyum sendiri membayangkan tersebut.

Tanpa Yoojin sadari seseorang yang tengah dibicarakannya kini sedang berada disampingnya. Ya! Mark tengah membaca buku dengan tangan kiri didalam saku dan tangannya sebagai sandaran buku mendengar kata ‘Mr.Tuan’ Mark hanya melirik dengan gaya coolnya namun ia tetap membaca buku. Meski Yoojin mengunakan kode, Mark tahu jelas siapa yang tengah dibicarakan oleh wanita disampingnya.

“Hahahaha. Couple ? Mwoya????  Kau sendiri tidak tahu bagaimana perasaan Mark padamu. Bagaimana kau bisa menyebut itu sebagai couple?” kata Haena

Yoojin menarik nafas beratnya “Hhh.. kau benar! Sudah 4 tahun lamanya aku memendam rasa tanpa mengetahui bagaimana perasaannya padaku. Mengapa pria itu sulit sekali ya, tapi Haena-ya. Aku sedikit optimis kalau Mr.Tuan juga menyukaiku, kau ingat kan bagaimana ia memberikan semua coklatnya padaku? Itu sebuah keajaiban!”

“Aigo, hanya coklat? Ya! Jackson pun bisa memberikan coklat padamu,kau terlalu percaya diri. Hahahaha” terdengar jelas Haena tertawa sangat lepas setelah berbicara seperti itu.

“Ya! Bukannya memberi dukungan padaku. Kau malah menjatuhkanku, ugh. Tapi aku benar-benar tidak habis pikir bagaimana aku bisa sebodoh ini, tidak menyadari Mr.Tuan satu kampus denganku.” Yoojin masih memikirkan perihal ia tidak menyadari Mark berada satu kampus dengannya.

“Ssstttt” Terdengar jelas ditelinga Yoojin desisan pertanda kalau ia cukup mengganggu orang disampingnya, seketika ia menoleh ke arah desisan itu berasal ia memang kesal karena desisan tersebut. Semua seakan luntur begitu saja mendapati orang yang ada disampingnya adalah Mark! Sungguh ia tidak menyadari hal ini. Tubuhnya lemas seketika mendapati Mark. Ponsel Yoojin pun jatuh begitu saja seakan reflek dengan apa yang ia lihat.

Namun dengan konyol Mark berkata “Hei. Handphonemu” sambil melihat kearah bawah.

Yoojin tidak berkutik dengan ucapan Mark, justru ia seakan marah “Kau, kau menguping pembicaraanku dari tadi? Kau tidak sopan Mark!”

Yoojin yang marah pada Mark namun ia tetap terlihat lucu bagi Mark yang mendapati ini tersenyum. Seketika Yoojin mengerjapkan kedua matanya masih tidak percaya dengan senyuman Mark, sungguh hal yang langka jika ia melihat seorang Mark tersenyum.

Justru kali ini ia melihat Mark yang tertawa kecil dan berkata “Hei, kau yang tidak sopan. Membicarakanku saat aku berada disampingmu”

“Omo. Bagaimana kau?” Kata Yoojin menelan ludahnya.

“Hanya beberapa orang saja yang mengertahui nama keluargaku. Itu pun pasti orang-orang dari Insa Highschool. Kau, Han Yoojin kan? Siswa berprestasi di Insa Highschool. Kau pasti tau nama keluargaku, karena aku tahu kau sering mengisi data-dataku untuk keperluan siswa-siswa yang selalu melanggar peraturan. Kau orang kepercayaan guru BP kan. Hmmm” papar Mark panjang lebar dan sukses membuat Yoojin takjub.

“Kau. Baru kali ini aku mendengarmu bicara panjang lebar seperti ini dan APA ? kau mengenalku?” sambil tersipu malu Yoojin bertanya itu.

“Siapa yang tidak mengenalmu Han Yoojin” kata Mark dengan senyuman terbaiknya membuatnya terlihat semakin tampan.

“Tapi waktu disekolah dulu kau seperti tidak mengenalku?” Tanya Yoojin

“Ahh itu.. terkadang aku sulit menghapal nama teman-temanku. Mian” jawab Mark.

Yoojin terdiam sejenak dengan sikap Mark, jujur membuatnya sangat senang karena Mark mengenalnya. Namun ia sadar kalau Mark sudah mendengarkan pembicaraannya dengan Haena. “Kau mendengarkan pembicaraanku hingga selesai tadi?” tanyanya

Mark mengangguk dengan wajah polosnya, Yoojin hanya menghelakan nafasnya merasa malu ia pun menunduk. Namun Mark berkata “Itu hal biasa bukan. Seorang yeoja membicarakanku?” kembali ia menunjukkan sisi coolnya. Yoojin masih tetap diam tidak menjawab ucapan Mark “Aku mau latihan basket, kau mau ikut?” lanjutnya tiba-tiba.

Mendapati hal ini Yoojin semakin tercengang dan membuatnya tidak mampu berkata apa-apa, dapat dikatakan secara pribadi Mark mengajaknya untuk menontonnya latihan.

“What’s up girl?” kata Mark sambil tertawa mendapati Yoojin yang diam saja, namun sesaat ia pergi meninggalkan Yoojin dan baru dua langkah ia bersua lagi “Aku latihan sampai jam 2 Han Yoojin” dengan posisi membelakangi Yoojin, Mark melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkan tempat ini.

Yoojin masih tercengang dengan ucapan Mark yang sukses membuat detak jantungnya seakan berhenti sejenak. Tidak dapat dipungkiri kalau Yoojin merasa sangat senang dengan sikap Mark kali ini.

Sesaat ia sadar ponselnya yang terjatuh dan ia melihat layar ponselnya masih terhubung dengan Haena “Kau tidak mematikan telponnya dari tadi?” tidak percaya Yoojin berbicara dengan Haena.

“Congratulation Han Yoojin, kau mendapat Jackpot hari ini hahahaha” setelah berbicara seperti itu Haena menutup terlponnya secara sepihak.

“Aissh yeoja gila ini” dengus Yoojin sambil menatap layar ponselnya, sudah pasti Haena mendengar percakapannya dengan Mark tadi. Setidaknya ia tidak perlu lagi menceritakan pada Haena, memikirkan hal tadi membuat Yoojin mengembangkan senyuman berkali-kali.

^^^

Mark yang baru keluar dari perpustakaan, tanpa terasa ia pun terus mengembangkan senyuman. Walau sebelumnya ia menatap Yoojin yang masih duduk dikursi “Han Yoojin” gumamnya pelan.

 

“MARK!!!!!”

“JAEBUM”

“JINYOUNG-AH”

“WAHH JACKSON”

“DAEHYUNIE”

“YOONGIE”

Teriakan para siswi-siswi Insa Highscool dengan riuh menyemangati para pemain basket idola mereka, tidak seperti teman-temannya yang lain Mark tidak membalas sapaan mereka dari kejauhan, Mark hanya melihat mereka dengan wajahnya yang datar.

“eoh? Gadis itu lagi” gumam Mark dalam hati ketika ia melihat seorang gadis yang duduk manis dengan tenang menyaksikan pertandingan basket tersebut. Tidak seperti siswi lainnya yang sibuk menyemangati tim basket, bersorak-sorai, meniup terompet, bahkan membuat yell-yell sebagai tanda penyemangat. Gadis itu hanya menikmati pertandingan, menyaksikan dengan seksama setiap gerak-gerik Mark dan tidak lupa sesekali ia memotret gerakan-gerakan Mark.

“3 POINT UNTUK INSA HIGHSCHOOL” suara komentator menyerukan point yang didapat oleh Mark. Gadis itu pun masih terdiam, namun kali ini ia mengembangkan senyum diwajah manisnya.

“Yoojin-ah kau lihat itu? Keren sekali bukan? Itulah jagoan kami Mark!” seru Jackson pada gadis yang sedari tadi hanya diam menyaksikan tanpa mengeluarkan sepatah kata.

“Iya dia sangat keren” balas Yoojin sambil tersenyum manis.

“Aaaahhh, Yoojin tersenyum padaku” ujar Jackson kegirangan seraya kembali berlari kelapangan, walau sebelumnya ia meneguk habis air mineralnya sesaat menyapa gadis yang bernama Yoojin tersebut.

“Ahh namanya Yoojin.” Gumam Mark dalam hati

“Kau ini berlebihan sekali Jackson! Cepat fokus pada pertandingan” Seru Jaebum

“Ne Leader-nim!!” timpal Jackson dengan wajah konyolnya.

Mark nampak masih memikirkan nama tersebut, ia merasa pernah mendengar nama itu sebelumnya “Yoojin Yoojin, Yoojin. Ahh Molla” Mark terus bergumam dalam hati.

Pikirannya akan nama Yoojin pun membuat konsentrasinya sedikit buyar, bola yang didribblenya berhasil direbut lawan, tanpa perlawanan bola tersebut pun jatuh ditangan lawan. Mark hanya terdiam mendengar suara kecewa dari para penonton, sekilas ia melihat Jaebum dan teman-temannya tampak heran dengan sikap Mark tidak biasanya.

Tidak sengaja Mark melihat kearah dimana Yoojin duduk, wajah Yoojin tampak sedih dan kecewa namun tidak berlangsung lama Yoojin mengembangkan senyuman manisnya seraya mengangkat kedua tangan dan mengepalkannya kedepan dada seolah memberi isyarat “Fighting” pada Mark. Melihat hal tersebut Mark pun kaget, ia seolah mendapatakan tenaga kembali hanya dari sebuah senyuman dan lambang penyemangat. Ia pun membalas senyuman Yoojin seraya mengangguk seakan mengerti maksud Yoojin dan bersemangat kembali.

Sambil berlari kecil menuju lapangan bayangan masa sekolah dulu seakan terekam kembali pada memori otaknya. “Yoojin” nama itu terus membuatnya untuk mengingat masa SMA, bahkan ingatan itu terlintas dalam bayangan Mark seperti menonton film yang menyenangkan. Tanpa sadar ia pun tersenyum tipis, tersipu malu jika ia mengingat hal itu.

“Ahh, jadi yeoja itu ya. Tak kusangka, sama sekali tak kusangka” ujar Mark, lalu langkah Mark terhenti seketika “ Aisshh, kenapa harus dia? Sial” Mark teringat akan kelakuan buruknya semasa sekolah.

“Mark Tuan” panggil seorang yeoja pada Mark yang tengah makan siang bersama teman-teman basketnya. Mark pun hanya menjawab “Wae?” tanpa melihat siapa sipemilik suara tersebut.

“Ikutlah denganku” ujar gadis tersebut

“Mmmbbwooo!!” seru Jackson dengan mulutnya yang penuh dengan makanan “Yaaa Hwan Jiyoojinn kaauu iniii jang---“ kata-kata Jackson terhenti ketika Mark yang menympal mulut Jackson dengan kimbab.

“Habiskan saja kimbabmu. Lalu bicara” ujar Mark dengan cool.

Karena mulut Jakcosn penuh dengan makanan, Mark tidak begitu mendengar siapa nama yang disebut Jackson. Sesaat Mark mengangkat wajahnya ia terdiam “Gadis ini lagi? Yoojin” gumamnya dalam hati dan Mark langsung berbisik pada Jackson “Ya, kenapa kau tidak memberitahuku kalau dia yang datang”

“Wakkuhh wudah memveritapukanmwu” jawab Jackson dengan makanan yang penuh dimulutnya, melihat hal ini Mark hanya mengangkat sebelah bibirnya pada Jackson seakan frustasi dengan sikap temannya ini.

“Kau, kita mau kemana?”Tanya Mark pada Yoojin.

“Ikuti saja aku, jika aku memberitahumu kau pasti akan kabur” ujar Yoojin. Mark enggan berbicara ia lebih memilih mengikuti arah langkah Yoojin melangkah, hingga sampai tujuan.

“Cih” umpat Mark ketika mereka berdiri didepan pintu ruang bimbingan konseling.

“Kajja” ajak Yoojin pada Mark agar segera masuk kedalam “Jung sonsaengnim sudah menunggumu didalam”

Kali ini dengan malas Mark mengikuti ucapan Yoojin, hingga 10 menit berlalu selama didalam ruangan, Mark hanya terdiam dan mendengar ceramah dari Jung Sonsaengnim. Sesekali ia melirik kearah Yoojin yang tengah mencatat note perintah dari Jung Sonsaengnim. Ia memperhatikan wajah serius Yoojin yang tengah mencatat, Yoojin pun tak sadar jika ia tengah diperhatikan oleh Mark.

“Sudah kau catat semua Han Yoojin?” tanya Jung Sonsaengnim

“Ne sam” jawab Yoojin dan menoleh kearah Mark yang tengah memperhatikannya. Kedua bola mata mereka saling bertemu, Yoojin merasakan panas pada tubuhnya saat ia melihat tatapan Mark. Entah apa yang ia rasakan, ruangan pun tersa sangat panas dan Yoojin mulai kegerahan.

“Han Yoojin. Ghwencanayo? Apa kau sakit?”Tanya Jung Sonsaengnim

“Ahh.. hmmm.. aniyo sam “ jawab Yoojin terbata-bata  dengan keringat yang berjatuhan didahinya.

“Apa kau yakin?” tanya Jung sonsaengnim

“Eoh, kau mengeluarkan keringat” ujar Mark

“Ya! Mark Tuan siapa yang mengijinkanmu berbicara?” seru Jung Sonsaengnim

“Apa aku harus membiarkan seseorang seperti ini didepanku Sam? Ia tampak sakit” ujar Mark

“Ya!! Neo” Seru Jung Sonsaengnim

Mark pun beridiri dari tempat duduknya dan menghampiri Yoojin “Pakai ini” ucapnya sambil memberikan sebungkus tissue dari saku celananya, Yoojin hanya menatapnya sulit diartikan “Ahhh, aku membawanya dari kantin tadi” ujar Mark.

Sesaat Mark pun pergi meninggalkan ruangan konseling seraya berkata “ Sam. Sudahkan bicaranya? Aku sibuk lanjutkan saja nanti ya. Bye...” Mark pun melambaikan tangannya sambil berjalan menuju pintu keluar. Ciri khas Mark selalu pergi begitu saja ketika orang tengah berbcara dengannya dan seenaknya ia melabaikan tangan tanpa menghadap orang tersebut.

Mark masih berdiri diambang pintu aula lapangan basket, teringat masa sekolahnya ia merasa malu mengingat kejadian kala itu “Arrrggthhh baboooo, baaabooo” gerutu Mark sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Tanpa ia sadari teman-teman Mark yang sudah berada dilapangan memperhatikan. Melihat kelakuan aneh Mark, Jaebum langsung menghampirinya “Wae? Wae? Ada seseuatu yang mengganggumu? Ya aku tidak pernah melihatmu stress seperti ini. meskipun kau kalah dalam balapan mobil, kau tidak pernah menunjukkan ekpresi seperti ini” ujar Jaebum bertubi-tubi.

“Wooow ekspresi seperti apa itu? Apakah hatimu tengah gundah Markeu?” goda Jackson

Namun Mark pun kembali menunjukkan kharisma coolnya “Ani... ayo kita mulai latihan”

“Let’s goooo” seru Jackson sambil berlari, namun Mark menariknya sehingga posisi berdiri Jackson menjadi aneh dan menuai protes dari mulut Jackson “ YAAA! Kau bisa membuatku terkilir”

Sedang Mark hanya tersenyum polos “Hehe.. mian, aku mau bertanya sesuatu” tanpa basa-basi Mark berucap.

“Aaa, wae?”

“Han Yoojin?” ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Mark, sukses membuat Jackson mengerutkan dahinya.

“Han Yoojin wae?” justru Jackson bertanya balik pada Mark.

“Kau mengenal dia kan?” tanya Mark

“Uhhmm..” Jawab Jackson

“Siapa dia?” tanya Mark kembali dan Jackson membulatkan kedua matanya.

Walau sesaat Jackson menghelakan nafasnya “Ya! Jadi kau menarikku hanya untuk bertanya ini? aiisshh kau ini bodoh atau amnesia? Dia teman sekolah kita, bahkan kita sekelas dengannya. Kau kan sering meminjam buku catatan padanya. Aisshh kau ini Mark, masih saja tidak berubah” jelas Jackson panjang lebar seakan frustasi dengan Mark.

Mendengar penjelasan Jackson, Mark pun melepaskan genggamannya pada Jakcosn dan terdiam, ia seakan memikirkan sesuatu. Sesuatu yang memang seharusnya ia ingat.

“KALIAN CEPAT PEMANASAN” teriak jaebum dari kejauhan.

****

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK