home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Dreamy-Creamy Love!

Dreamy-Creamy Love!

Share:
Author : tipilll
Published : 28 Sep 2015, Updated : 16 Nov 2015
Cast : Jungkook, Taehyung BTS - Yein, Sujeong Lovelyz
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |32564 Views |1 Loves
Dreamy-Creamy Love!
CHAPTER 7 : 30 Days For Love? ( ACCIDENT )

CHAP 7 : 30 Days for Love? ( ACCIDENT )

 

 

            “Jungkookie, hari inilah saatnya.” Kata Taehyung pada Jungkook di depan pintu kelas mereka.

Hari ini, adalah hari dimana ‘Misi-30-Hari-Menaklukan-Yein’ dimulai.

2 hari yang lalu, saat Taehyung mengucapkan dia sudah mengenal dekat Sujeong, semuanya memasang wajah kaget, tetapi kemudian Sujeong melanjutkan kalimat Taehyung.

 

# Flashback to the past 2 days #

            “Aku dan Sujeongie sudah dekat, buat apa perkenalan ini?”

            Di saat semuanya masih menatap Taehyung, lalu Sujeong penuh tanda tanya, akhirnya Sujeong yang menjelaskannya.

            “Itu kecelakaan, waktu itu sunbaenim sedang membeli es krim di sebuah mini market dan kebetulan aku disitu,” jedanya, “jadi kami mengobrol sebentar lalu berpisah.”

Dan setelah itu Sujeong meninggalkan tempat itu, diikuti dengan ke-enam anggota lainnya.

___

 

2 hari berlalu, barulah Sujeong mau berbicara pada Taehyung dan Jungkook, lebih tepatnya hanya pada Jungkook. Sujeong kelihatannya sedang menghindari Taehyung, atau bagaimana persisnya, Jungkook juga tidak tahu.

Pagi ini, Sujeong mengendap-endap pergi ke lantai 3, lantai bagi murid-murid kelas 3.

            “Dengar ya, aku kesini dengan penuh perjuangan, menitipkan Yein di tangan 2 orang pabo dibawah, dan juga menghindari Kang Seulgi, senior superlatif itu.” Jelas Sujeong.

            “Memangnya ada yang menyuruhmu kesini, ya?” balas Taehyung tak peduli.

Sebenarnya saat itu juga Jungkook ingin menjitak hyung-nya, karena hyungnya itu sama sekali tidak bisa mengerti perasaan seorang gadis, tetapi Sujeong nampaknya juga tidak peduli—meskipun sempat menunjukkan wajah murung saat Taehyung melontarkan kata-katanya tadi.

            “Aku kesini bukan karena kau,” sambil menatap tajam Taehyung, lalu menatap Jungkook, “hari ini, Yein akan pulang sore karena dia harus berlatih dance sendirian. Kemarin kami sepakat untuk memilih Yein dan Chanwoo untuk melakukan solo dance dalam penampilan kami minggu depan,” jedanya, “tapi hari ini kami semua tidak bisa menemaninya berlatih, aku ada urusan, Chanwoo harus pergi kursus, Bambam dan Yugyeom punya janji untuk kencan buta, sedangkan Jiyeon dan Kei harus melakukan latihan vokal.” Jelasnya.

            “Jadi kau, sebagai misi pertamamu, temani Yein latihan.”

 

 

Oh itu benar-benar bagus, batin Jungkook.

Pertama, menari adalah hidupnya.

Kedua, Jung Yein adalah tujuan barunya.

Jadi, apa ada alasan untuk mengatakan tidak?

          

 

            “Baiklah, aku akan melakukannya.” Jawab Jungkook mantap.

            “Bagus. Jangan sampai kecewakan dia, ingat itu.” Lalu Sujeong menepuk bahu Jungkook, dan berlari dengan kecepatan penuh menuju tangga ke lantai 2.

Sempat melihat ke arah Taehyung, sepertinya hyung-nya itu menatap punggung Sujeong dengan tatapan kecewa, lalu ia masuk ke kelas.

Tetapi bila dibandingkan dengan Jungkook… ekspresi wajahnya sulit digambarkan. Ia benar-benar tidak sabar, senang, dan gugup.

Akankah ia sukses?

 

 

___

 

 

            “Ugh Fantastic Baby itu lagu yang keren, tetapi koreografi yang diciptaan Chanwoo bukanlah main-main.” Gumam Yein sambil berlatih sendiri di ruang latihan.

Sendiri?

Sendiri?

Sen-diri?...

Lalu Jungkook ada dimana?

.

.

.

Jungkook ada di luar ruang latihan—kakinya tidak bisa bergerak, matanya terbuka lebar, dan gigi kelincinya ditampakkan—ia tersenyum lebar, entah karena terpesona atau terpukau oleh gerakan dance yang ditarikan Yein.

            “Gadis itu… benar-benar cantik saat sedang menari.”

Memang kenyataannya begitu, sepulang sekolah tadi, Yein mengganti seragamnya dengan hoodie kebesaran imut berwarna putih dan bermotif panda, ia menaikkan tudungnya sehingga kepalanya tertutupi. Namun karena rambutnya panjang, jadi meskipun sudah diikat, masih mencuat keluar. Ia mengenakan celana selutut berbahan legging  yang nyaman.

Ia menggunakan sneaker putih yang membuat penampilannya seperti panda perempuan kurus yang sangat-sangat lucu. Dan jangan lupakan cantik.

Mengumpulkan keberaniannya, Jungkook akhirnya memasuki ruang itu diam-diam. Dengan volume musik yang keras, mustahil bagi Yein untuk bisa mendengar langkah kaki Jungkook.

Selama Yein sedang menari, Jungkook menatapnya dalam diam sampai pada satu titik—kaki Yein membelit satu sama lain saat ia ingin memutar, dan pasti sudah keseleo sekarang jika Jungkook tidak menangkapnya.

.

.

Posisi mereka sangat canggung, dengan Jungkook yang melebarkan kakinya, lalu Yein di tengahnya dengan posisi kakinya diatas kaki Jungkook dan matanya melebar, mulutnya setengah tertutup, setengah terbuka sehingga hanya 2 gigi kelincinya yang kelihatan.

.

.

Jungkook pasti sudah mati karena dia malu, gugup, dan Yein terlihat seperti… seperti, seperti… seperti bayi besar yang cantik, dan membutuhkan seseorang untuk menjaganya.

.

.

.

Mungkin sekitar lima menit mereka dalam posisi canggung seperti itu, sampai Yein akhirnya memisahkan diri lalu berterima kasih dan minta maaf.

            “Maaf, oppa, aku tidak tahu kau disitu,” ujar Yein sambil memukul kepalanya sendiri seraya menggumam ‘pabo, pabo,’ “harusnya tadi oppa biarkan aku jatuh saja, karena aku memang benar-benar ceroboh.” Sambung Yein sambil terus membungkuk, dan memukul kepalanya.

Tidak tahu apa yang merasukinya, Jungkook otomatis berdiri, mendekatkan dirinya ke arah Yein sambil memegang pergelangan tangan gadis itu untuk menghentikannya memukul-mukul kepalanya sendiri.

            “Kau tahu apa? Kau ini tidak pabo ataupun ceroboh, tapi kau tidak menyayangi dirimu sendiri, Yeinnie.” Ujar Jungkook sambil tersenyum.

Karena Jungkook lebih tinggi dari Yein, saat Yein memandang ke atas, ke arah Jungkook, dan menatap matanya, suasananya jadi berkali-kali lipat lebih canggung dari suasana sebelumnya.

Jungkook benar-benar tidak akan bisa melepaskan gadis imut ini.

Beberapa detik, Yein melepaskan pergelangan tangannya dari Jungkook dan kemudian berkata pada seniornya itu, “oppa, tidak keberatan latihan denganku? Maksudku… mungkin, ah tidak, lupakan saja oppa.”

Tanpa menunggu, tentu saja Jungkook menjawab, “baiklah, kenapa tidak?”

Dan mereka berdua mulai menari.

Siapapun, dimanapun, kapanpun, melihat mereka menari, tentu saja mereka indah. Jungkook—golden maknae yang piawai dalam menari, Jung Yein—murid berbakat di Busan Art yang berbakat dalam menari, namun karena seniornya—Kang Seulgi, ingin sekali menjadi nomor 1, Jung Yein yang tidak mau mencari masalah akhirnya mengalah dan menutup diri soal menari.

 

___

 

 

            “Tidak usah mengantarku pulang, oppa, hanya gerimis saja, kok.” Ujar Yein yang ditutup dengan senyum manis yang menampakkan gigi.

Saat itu Jungkook malah ingin menasihati Yein agar tidak selalu tersenyum seperti itu kepada setiap orang yang ditemuinya. Bisa-bisa semua pria menyukainya nanti.

            “Kelihatannya rumahmu dan dormku tidak terlalu jauh jaraknya, kenapa tidak sekalian saja? Itu tidak termasuk mengantar, kan?”

Menimbang-nimbang beberapa saat, akhirnya Yein setuju. Akhirnya dengan payung pink bermotif piglet milik Yein, akhirnya mereka pulang berdua dengan satu payung.

            “Yeinnie, memangnya… kau juga ingin debut menjadi member girl-group?”

            “Eh, iya, oppa, itu adalah impianku sejak kecil, lebih tepatnya… saat aku ditawari kesempatan besar oleh seseorang.”

            “Siapa?”

            “Kau tidak akan percaya. Ini terlalu mustahil.”

            “Bilang saja, aku pasti percaya.”

            “Hoya.. sunbaenim.” Kata Yein takut-takut.

            “Kenapa nadamu ketakutan begitu?” Tanya Jungkook sambil terkekeh pelan.

            “Aku tidak mau dikira pembual,” ucap Yein sambil mengerucutkan bibirnya.

            “Aigoo...” ujar Jungkook pelan lalu tanpa sengaja menjatuhkan payung yang dipegangnya, karena ingin mencubit pipi Yein dan mengacak rambutnya.

 

Tapi yang didapat Jungkook malah lebih dari itu.

 

Saat menjatuhkan payungnya, ada anjing yang berlari ke arah mereka, refleks, Yein memeluk pinggang Jungkook dan membenamkan kepalanya di dada Jungkook.

Anjing itu berlari melewati mereka, tapi Yein masih membenamkan kepalanya.

Tentu saja, Jungkook akan mengelus rambut dan puncak kepalanya.

Dan perasaannya meledak begitu saja, dibawah siraman hujan, dengan Yein yang memeluknya.

.

.

.

Tanpa mereka sadari, dari tadi Taehyung dan Sujeong yang memperhatikan mereka sekarang sedang ber-high-five-ria di jalanan beberapa meter di belakang mereka.

Berdua.

 

 

 

***

 

 

Yippie! Sudah ada interaction yang deket dari J dan Y! ;))

Lanjut nggak?

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK