home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Dreamy-Creamy Love!

Dreamy-Creamy Love!

Share:
Author : tipilll
Published : 28 Sep 2015, Updated : 16 Nov 2015
Cast : Jungkook, Taehyung BTS - Yein, Sujeong Lovelyz
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |32564 Views |1 Loves
Dreamy-Creamy Love!
CHAPTER 13 : 愛 ? YES!

 

 

 

Waktu menunjukkan pukul tiga sore, waktunya seluruh murid di Busan Art pulang sekolah. Namun, sore ini, suasananya berbeda di depan kelas 2-4, kelas yang ditempati oleh Jung Yein, Ryu Sujeong, dan Yoo Jiae.

Tiga pria tampan, menunggu di depan pintu kelas mereka. Bukan hanya itu saja, mereka bertiga adalah member boy-group yang sedang naik daun, dan kebetulan bersekolah disana.

Bahkan mereka bertiga saja sempat menunjukkan wajah syok saat di depan kelas mereka, dan memisahkan diri dari empat lainnya dengan alasan yang sama.

 

 

&&& 2 minutes before 3 PM, in front of senior’s class &&&

 

Ketujuh orang itu—Namjoon, Hoseok, Jin, Jimin, Yoongi, Taehyung, dan Jungkook, bersiap pulang menuju ke van hitam yang setia menunggu mereka dengan manager mereka setiap pulang sekolah.

Setengah jalan menuju tangga pemisah menuju lantai dasar dan lorong kelas 2, tiga dari mereka—Jungkook yang pertama, disusul Taehyung, kemudian Yoongi—memutuskan untuk berpisah disana dengan beragam alasan berbeda.

Jungkook, tentu saja, untuk pulang dengan Yein dan memastikan gadis itu sampai rumah dengan keadaan baik-baik saja. Taehyung… dia bilang ingin mengantarkan seorang gadis pemarah sombong yang cantik. Sedangkan Yoongi.. dia bilang, dia ingin pulang dengan gajah imut yang manis.

Alasan yang tidak masuk akal?

Tapi sesampainya mereka bertiga di depan kelas yang sama, baru mereka mengerti dengan maksud masing-masing, meski Jungkook dan Taehyung masih kebingungan dengan hyung mereka.

            “Kalian tahu Yoo Jiae? Diam atau kubocorkan soal ini ke manager hyung dan member lainnya,” ujar Yoongi sambil senyum-senyum sendiri.

Tentu saja Taehyung dan Jungkook akan tutup mulut.

 

 

&&&

 

            “Akh ini merepotkan saja,” gumam Yugyeom sambil mengacak rambutnya.

            “Mereka benar-benar mengerikan, bagaimana bisa setelah kejadian tadi—“ jeda Bambam sambil menunjuk wajahnya yang babak belur dan juga rambutnya yang berantakan, “mereka masih ingin melakukan ronde dua? Untung saja Choi sungsaenim tidak menyuruh kita semua pulang karena wajah kita memar!”

            “Sebaiknya kita turuti saja mereka,” cetus Jiae, “lagipula kita punya Chanwoo sekarang, untuk apa lagi takut?”

Memang benar, mereka sekarang berenam, dengan tambahan Chanwoo yang siap membantu kelimanya—Yugyeom, Bambam, Sujeong, Jiae, Yein. Kim Ri Yeol, melalui grup angkatan kelas 2 di salah satu media sosial, menantang keenamnya untuk melakukan dance battle seminggu lagi di gedung dance sekolah mereka.

            “Apa mereka pikir kita tidak punya bakat? Menyebalkan sekali,” ucap Sujeong menahan emosi.

            “Lakukan sajalah, mereka benar-benar rewel,” kali ini Yein yang angkat bicara.

Kelimanya menatap Chanwoo, dengan penuh harapan mereka akan menang.

            “Baiklah,” sahut Chanwoo, “kita akan buat koreografinya besok, dan berlatih rutin setiap harinya.”

 

Krek,

Gruk, gruk…. Gruk.

 

Mata keenamnya tertuju pada sumber suara—Jungkook dan 2 lainnya, masuk ke kelas mereka tanpa izin dan langsung duduk di bangku barisan depan.

            “Mau apa?” tanya Bambam tanpa basa-basi

            “Lanjutkan saja pembicaraan kalian,” jawab Yoongi pada keenamnya, “diluar panas, tentu saja kami masuk.”

            “Bukan itu maksudku,” sahut Bambam sambil berdiri, “kenapa kalian ada disini? Kenapa harus menunggu? Kami akan pulang berenam.”

            “Kalau begitu kami ikut,” cetus Jungkook tanpa ada raut wajah bersalah.

            “Kami mau ke kedai ddeobokki sebentar, memangnya tidak masalah jika ada fans yang tiba-tiba datang dan berteriak?” kali ini Yugyeom yang bertanya.

            “Kenapa tidak? Ini masih jam sekolah, dan lokasi kami seharusnya masih dirahasiakan,” balas Taehyung tidak mau kalah.

            “Sudahlah, kajja,” ajak Yoo Jiae pada yang lainnya.

 

 

___

 

 

Suasana di kedai itu nyaman dan hangat, tamunya hanya ada mereka dan beberapa pekerja kantoran yang menyempatkan diri untuk makan siang sejenak. Aroma pedas manis ddeokbokki tercium begitu seorang ahjumma berwajah baik mengantarkan senampan—berisi 3 porsi besar ddeokbokki dan jjajangmyeon, serta 3 porsi patbingsu yang menyegarkan—ke arah meja mereka.

            “Eomma, aku bawa teman-temanku,” ucap Jiae pada ahjumma itu begitu semua pesanan mereka sudah diantarkan. Ahjumma itu, adalah ibunya Jiae, yang tersenyum manis pada delapan orang di depannya.

Karena yang berbicara Jiae, tentu saja Yoongi menengok, dan otomatis berdiri, lalu membungkukan badannya seraya menyapa, “annyeonghaseo, namaku Min Yoongi,” sapanya cerah sambil memamerkan senyumnya yang semanis gula—Suga.

            “Ah, aku pernah melihatmu di televisi, putriku sangat menyukai grup kalian, terutama dirimu,” jawabnya cerah diakhiri seulas senyum menghadap putri tunggalnya.

            “Eomma, hajima!” gerutu Jiae main-main sambil membenamkan wajahnya di bahu ibunya.

Sementara Yoongi yang mendengarnya hanya senyam-senyum sambil kembali duduk, disertai gelak tawa yang ditahan oleh dua dongsaeng-nya, Taehyung dan Jungkook.

            “Kalian makanlah, aku mau membantu eomma,” ujar Jiae sambil lalu.

            “Jiae-ya, tunggu!” panggil Yoongi sambil berdiri dan mengejarnya.

Sementara yang lainnya mulai makan, Chanwoo membuka pembicaraan,

            “Jadi,” katanya sambil setengah memakan jjajangmyeon-nya, “kita mau gunakan konsep apa untuk pertandingan minggu depan?”

            “Bagaimana kalau dengan lagunya Beast? Aku benar-benar fans berat Gi Kwang-sunbaenim…” celetuk Sujeong sambil tersenyum ke arah patbingsu-nya.

            “Tidak mau, bagaimana kalau Miss A?” celetuk Yugyeom.

            “Apa kau ingin mempermalukan dirimu sendiri dengan menarikan lagu girl-grup?”

            “Aku tidak akan malu! Miss A itu memang keren!”

            “Diamlah kalian berdua,” potong Yein sebelum keadaan memanas, “pakai lagu Big Bang sunbaenim saja, bagaimana?”

            “Tunggu, tunggu sebentar,” sela Taehyung, “memangnya kalian mau apa? Ada tugas keterampilan? Ujian praktek?”

            “Tentu saja bukan dan kau diam saja,” balas Sujeong dengan nada sakratis.

            “Kau ini kenapa sangat sensitif terhadapku he? Memangnya aku ini terlalu tampan, ya? Jadi kau malu saat dekat-dekat denganku.”

            “Bisakah kau betul-betul diam? Ini untuk battle dance minggu depan, melawan Kim Ri Yeol dan pembantunya.”

Pernyataan terakhir Sujeong itu berhasil membungkam mulut Taehyung, yang kemudian dijawab oleh Jungkook,

            “Bagaimana kalau itu tipuan?”

            “Apa maksudmu?” sambar Bambam dari sudut meja.

            “Maksudku… mereka hanya bilang tempatnya, ‘kan? Tidak bilang pukul berapa, siapa jurinya, penontonnya, dan juga… waktunya?”

            “Yah, memangnya hanya ada aura negatif ya di dalam otakmu? Mungkin saja mereka hanya pelupa, jadi seluruh informasinya akan diberitahu begitu waktunya sudah dekat.”

Belum sempat Jungkook menjawab, Taehyung yang kelihatannya kesal karena tidak diperhatikan Sujeong, dan semua opininya serta Jungkook diabaikan, langsung berdiri, mengambil tas, menyeret Jungkook, berteriak pada hyung­-nya yang sedang cengar-cengir di depan kedai dengan Yoo Jiae, dan kemudian berjalan pulang dengan kedua lainnya.

            “Mereka menyebalkan,” celetuk Ryu Sujeong, Bambam, dan Yugyeom, “Ya, Jung Yein! Sadarkan dirimu! Kenapa kau bisa menyukai pria dengan gigi kelinci itu? Benar-benar menyusahkan.”

            “Mungkin hari ini mood Taehyung sunbaenim sedang buruk,” lalu Yein melanjutkan melahap ddeobokki-nya sampai habis.

 

___

 

            “Apakah aku harus mengirim SMS pertama padanya? Akh, tidak. Bagaimana dengan pesan LINE? Akh, tidak mungkin! Atau… haruskah aku ke kedai ibunya?”

Sejak sepuluh menit yang lalu, Yoongi hanya mondar-mandir di kamarnya sambil menggerutu, memikirkan cara terbaik untuk kembali berkomunikasi dengan Yoo Jiae—gadis manis berhati baik.

Bagaimana tidak? Saat membantu gadis itu di kedai ibunya tadi siang, Yoongi tahu kalau sejak kecil, Jiae di didik untuk selalu membantu ibunya, karena ayahnya sakit-sakitan dan meninggal saat Jiae berusia sepuluh tahun. Gadis itu juga sama sekali tidak malu mengenalkan kedai dan ibunya pada teman-temannya, yang keluarganya berasal dari kalangan orang-orang kaya.

Sayangnya percakapan berharga itu harus terhenti karena emosi Taehyung, ia tiba-tiba berteriak pada Yoongi dan seketika saja, Yoongi langsung pamit pulang agar dongsaeng-nya yang seperti alien itu tidak mengamuk di depan umum, dan malah membuat manager mereka memulangkan mereka ke Seoul.

            “Baiklah, aku akan meneleponnya!”

 

Tapi, baru beberapa langkah ia akan pergi mengganti pakaiannya, terbesit di pikirannya sebuah gagasan gila yang mungkin saja adalah kenyataan,

            ‘Apakah mungkin Yoongi sudah jatuh cinta pada Yoo Jiae?’

            ‘Apakah mungkin Taehyung sudah jatuh cinta pada Ryu Sujeong?’

            ‘Sudah pasti Jungkook menyukai Yein… tapi apakah dia mencintai Yein?’

Pasti sekarang dia sudah benar-benar gila.

 

 

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK