home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DIFFERENT DIMENSION

DIFFERENT DIMENSION

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jul 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : BTS Jin, V, Jungook, Jimin EXO Suho, D.O.,Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Chen AOA Hyejeong, Miss A Suzy,
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |10377833 Views |8 Loves
DIFFERENT DIMENSION
CHAPTER 28 : The Unwanted Feeling

Yoonjae, Baekhyun, Taehyung, Suho dan Jaehee menunggu diruang tengah sementara Yoojin dan Siyou mendapat perintah melakukan sesuatu di dapur. Yoonjae memperhatikan Jaehee yang duduk tak jauh darinya. Yeoja itu terlihat gelisah. "Jaehee-ah", panggil Yoonjae.

"N-Ne oppa?"

"Yoojin mengatakan bahwa kau sering menggambar apa yang kau alami....apa aku boleh melihatnya?", tanya Yoonjae.

"Ne...chakkamanyo...aku akan mengambilnya", ujar Jaehee bergegas mengambil buku gambar miliknya dan kembali tak lama kemudian. "Ini oppa...", ujarnya menyerahkan buku itu pada Yoonjae.

"Gomawo", ujar Yoonjae tersenyum. Ia kemudian membuka halaman demi halaman dan berhenti pada salah satu halaman di mana terdapat gambar musuh mereka di sana. "Jaehee-ah anjuseyo", ujar Yoonjae menepuk pelan spot kosong di sampingnya.

"N-Ne? Wae guraeyo oppa?"

"Anjuseyo", pinta Yoonjae sekali lagi.

 Jaehee menuruti perintah Yoonjae. Namja itu menyerahkan kembali buku gambar milik Jaehee dan menunjuk gambar pada halaman terakhir yang dibukanya. "Mwondeyo?", tanya Jaehee tak mengerti.

"Kau ingin latihan kan?", tanya Yoonjae dengan senyum tenang. "Jaehee-ah, kesalahan terbesar mu karena kau selalu terburu-buru.. Apa kau tahu mengapa selama ini setiap kali kau mencoba menggunakan kekuatan mu ke tempat mereka berada, mereka selalu berhasil menemukanmu?"

"Eo?" Jaehee menatap langit-langit mencoba menjawab pertanyaan Yoonjae. "Mollayo", Jawab Jaehee pada akhirnya.

"Gurae", Yoonjae membimbing Jaehee serta Baekhyun dan Taehyung    ke arah pintu perpustakaan seperti layaknya study tour (?). Ia menunjuk keluar. Disana jendela pada lorong depan perpustakaan menggambarkan suasana Yonghan saat ini. "Kalian ingat didepan bangunan Universitas seharusnya ada bangunan lain?" Pancing Yoonjae.

"Ah!! Sekolah ku Yonghan HighSchool!", Ingat Taehyung dengan cepat. "Eo??" Ia memperhatikan baik-baik keadaan berkabut diluar sana, ia menyadari bahwa bangunan Highschool, tempatnya bersekolah sama sekali tidak terlihat.

"Bangunan sekolah menghilang?", seru Joonmyeon sambil memicingkan mata.

"No..no..no”, ujar Yoonjae. Ia kembali menggiring bebek bebek kecil(?) mengikutinya layaknya profesor burung hantu pada kartun-kartun pendidikan bocah di bawah umur. "Begini adik-adikku sekalian... ah... Chakkaman, aku harus mengirim bantuan dulu", Potongnya tiba-tiba diikuti raut kekecewaan dari para adik-adiknya yang sudah menunggu-nunggu penjelasannya.

"Kau sungguh menyebalkan hyung, aku kan sedang seru-serunya mendengarkan cerita mu!", Protes Taehyung.

"Sabar", Yoonjae meletakkan buku dimana terdapat gambar Jaehee diatas meja. "Geu yeojaga….ia sedang tidak berada pada area perlindungannya, kau bisa pergi ketempat ia berada sekarang bersama Joonmyeon"

“J-Jegayo?”, Tanya Jaehee sambil menunjuk dirinya sendiri.

“Tentu saja dirimu…atau aku harus menyuruh Taehyung untuk melakukannya?”, ujar Yoonjae.

“Andwaeyo!”, sambar Jaehee cepat. Taehyung melirik Jaehee. “A-Andwaeyo…oppa…T..tapi", Jaehee ingin menolak karena ia takut Kyungsoo memarahinya nanti.

"Araseo…tapi kalau kau tidak pergi ke tempat itu.. Aku tidak tanggung jawab dengan apa yang akan terjadi pada Kyungsoo nanti", Yoonjae tidak memaksa Jaehee untuk pergi. Ia bahkan tetap tenang dalam bicara, namun entah mengapa kata-kata Yoonjae membuat Jaehee merasa harus melakukan apa yang ia perintahkan.

Mereka semua yang berada disana terdiam.

"AARGH!", Keheningan tiba-tiba terpecah saat suara rintih terdengar. Mereka semua menoleh dan mendapati Yoojin yang sedang memapah Siyou. Siyou terlihat lemas dan matanya meneteskan air mata. Yoojin membantu Siyou untuk duduk di samping Taehyung, yang duduk di depan Yoonjae, Jaehee, dan Joonmyeon.

"Baek SiCry kau ini kenapa lagi? kau dinangisi (?) oleh Dokter Han?", Tanya Taehyung polos.  "Dokter Han noona, dia ini cengeng sekali. Kau bahkan tak boleh mengagetkannya, dia sensitif", Bisik Taehyung pada Yoojin.

"Hikss.. Hiksss..", Siyou menatap Taehyung, Ia menggeleng seolah ingin mengucapkan sesuatu, namun air matanya tidak bisa berhenti mengalir. “Nan mollayo oppa…hiks…aku tak tahu kenapa aku menangis…hikss”

“Mworago?”, Tanya Taehyung bingung.

PLAKKK ! Yoojin menghajar kepala Taehyung. "Bukan itu! Kau dengar sendiri matchi?"

BRAKKKK! "Apa ini?", Mereka kini mengalihkan perhatian pada Baekhyun yang memukul meja kesal. Baekhyun sendiri memandangi tangannya yang tiba-tiba menghajar meja.

Taehyung juga mendadak merasa sesak pada dadanya. "Ya.. ya ya.. c..chakam.. kenapa aku tiba-tiba merasa sesak seperti ingin menangis begini?", setelah Taehyung mengucapkan hal itu, satu persatu dari mereka juga mulai merasakan emosi mereka seolah naik, beberapa merasa seperti ingin marah, sebagian lainnya merasa ingin menangis.

"Sesuatu.. pasti telah terjadi pada sang pemilik Emotion element", Ujar Yoonjae. "Hanya seseorang yang merupakan Element of Emotion yang bisa membuat semua orang merasakan hal semacam ini.. ada dua kemungkinan. Ia.. berhasil mengaktifkan elementnya atau.. ", Yoonjae terdiam sejenak mengatur emosi yang juga menekan sesak dadanya saat ini. "Ia telah tertangkap.."

Jaehee terdiam sejenak. Ia berfikir berulang kali dan akhirnya mendapatkan keputusan tentang apa yang harus ia lakukan. "Arasseo! Aku akan pergi ke sana bersama Joonmyeon", Ujarnya tegas. "Kita harus mengetahui apa yang terjadi.. tidak bisa hanya menunggu disini"

"Nal Mido.. Aku akan menjaga mu dan memastikan mu akan kembali ke sini", Ujar Joonmyeon tulus mengucapkan hal itu dari dalam hatinya. "Hyung.. kami siap"

Yoonjae mengangguk. "Dengar.. sebisa mungkin kalian berdua tidak boleh tertidur ataupun kehilangan kesadaran, karena jika tubuh asli kalian kehilangan kesadaran.. akan semakin sulit bagi jiwa kalian yang keluar untuk kembali ke dalam, hal itu...... " Yoonjae menatap tajam Jaehee. "Yang selama ini membahayakan mu, Moon Jaehee. Kau selalu terburu-buru mengontrol jiwa mu keluar dan kehilangan kesadaranmu begitu saja"

"Lalu bagaimana cara mengontrol hal itu Oppa.. aku.. selalu merasa mengantuk setiap kali mencoba keluar", ujar Jaehee dengan wajah tertunduk.

Yoonjae terdiam. Ia kemudian menoleh pada Taehyung lalu kembali pada Jaehee. "Coba berkonsentrasi. Bayangkan saja yeoja ini, maka jiwa mu akan pergi ke tempat dimana ia berada, kau tenang saja..", Yoonjae menarik telapak tangan Taehyung, lalu menyatukan kelingking Jaehee dengan kelingking Taehyung. "Rasakan tangan ini... kemanapun jiwa mu pergi, terus rasakan jari kelingking ini mengikat jari kelingking mu"

"Apa hal ini akan berhasil? Aku bisa tidak konsentrasi dan susah untuk pergi kalau jari anak dinosaurus ini berikatan denganku", Jawab Jaehee mengerutkan dahinya saat melihat Taehyung duduk tepat di hadapannya.

"Ya neo!", Bentak Taehyung "Ya sudah.. siapa juga yang mau mem.."

"Justru itu", Yoonjae memotong ucapan Taehyung. "Adik dinosaurusmu ini.. yang akan menjaga pikiran dan hati mu tetap di dalam, sekalipun jiwa mu keluar"

Setengah tidak yakin, Jaehee tetap mencoba untuk melakukannya. Joonmyeon di sampingnya juga telah siap. Jaehee memperhatikan baik-baik gambar wanita pada bukunya, perlahan mata Jaehee terpejam. SSSSSSHHHHHHHHHHHHH~

"Mwoya.. mwoya Jaehee?!!", Panggil Taehyung Khawatir, jarinya melingkar semakin erat pada jari Jaehee, tapi Jaehee sudah tidak lagi menjawabnya. "Jaehee.. Jaehee!!"

***

Yichan tertunduk, Air matanya menetes. Lima Tahun sudah semenjak terakhir kalinya yeoja itu meneteskan air matanya... "Geuman..", gumamnya, seluruh benda disekitarnya telah terangkat. "GEUMANHAEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!!!!"

SSRRRRUKKKKKKKKKK .. BRUKKKKK BRUKKKK BRUKKKKKKK

Tangan Namja berjubah hitam terlepas dari kepala Sehun karena tubuh Sehun tiba-tiba saja terangkat ke atas. DUUUUUUUUAAAKKK DUAAAAKKKKKK DUAAKKK!!!! Semua benda menuju kearahnya hancur karena ia meninjunya untuk melindungi dirinya sendiri. Sssllaaaashh Benda terakhir melayang dan kali ini berhasil menjatuhkan Jubah yang dikenakan oleh namja itu. Di hadapan matanya ia melihat cahaya biru kehijauan bersinar dari tubuh Yichan. "Geu yeojaga....... The element of emotion"

Yichan mendongak. Ia menatap tajam namja itu. Ia berjalan mendekat menyusuri jalannya yang dipenuhi dengan beberapa tanaman bunga mawar yang telah mati. Pada tangan Yichan kini melingkar sebuah gelang dengan Krystal Turquoise, juga sebuah cincin dengan Krystal senada.

Sebagian benda yang ada seperti kayu, bebatuan juga yang lainnya terangkat tinggi ke atas udara. SHUUUUUNGGGGGG~ Benda-benda tersebut meluncur cepat menyerang namja berbaju hitam tersebut.

DUUUUUAAAKKK CRAASHHHH DUAAAKKKK.... Namja itu tak dapat menghindar.  Benda yang menyerangnya teralalu banyak dan juga mengepung dirinya, dengan kekuatan yang dimilikinya ia memukuli dan menghancurkan benda-benda yang menyerangnya satu persatu.

SSSSLLLRRRRSS... BRAAAKKK.. Jaehyung terlempar oleh tanaman rambat yang keluar dari dalam tanah. Area melingkar di sekitar Myungeun menandakan kehidupan dari tumbuhnya kembali rumput-rumput yang telah mati, menetesnya air mata sebagai tanda luapan emosi Myungeun mendorong tekad hatinya yang kuat untuk menyelamatkan Jaehyung sang kakak. Ia berjalan mendekat ke arah Jaehyung yang kini berbalik terikat oleh tanaman-tanaman yang dikendalikan oleh Myungeun. "Oppa..", Sebut Myungeun lirih.

Mata Jaehyung terpejam dan saat terbuka kembali air mata mengalir dari dalam sana. Sendu tatapan yang ia lemparkan pada sang adik yang sedang berada di hadapan dirinya "Bunuh aku.."

DEG.. permintaan Jaehyung barusan membuat Myungeun berlutut menyamakan tinggi dengan Jaehyung yang telah terjatuh. "Aniyo.. Aku tidak akan melakukan hal itu. Aku akan menyelamatkan Oppa"

"Kau tak akan bisa Myungeun-ah.. Hikss.. Namja itu... pasti akan kembali mempengaruhi ku. Ia akan membuatku kehilangan kontrol terhadap diri ku lagi.. Hikss" Tanaman rambat yang melilit tubuh Jaehyung merenggang. Jaehyung mendekap sang adik ke dalam pelukannya. "Bunuh aku.. ambil lah kekuatan ku Hhh.. Hiks.. Hanya itu.. hikss yang bisa kau lakukan untuk mengakhiri semua ini hhhh~ Myungeun-ah"

"SHIREOYO!! HIKKSS..", Tolak Myungeun. Air matanya mengalir semakin deras. "Percayalah pada ku Oppa.. pasti ada cara lain.. Oppa.. aku yakin.. hikss.. a.."

"Eobseo", Jawab Jaehyung lemah. "Tidak ada dua kekuatan yang sama yang akan bertahan di tempat ini. Jika kau tidak membunuh ku.. mungkin hikss aku akan membunuh mu kelak..", Jaehyung melepas pelukannya.

Myungeun tidak kuasa untuk menatap kakak kandungnya yang memelas meminta agar Myungeun segera membunuhnya, sampai kapan pun ia tidak akan mampu membunuh kakak kandungnya itu. Tapi apa yang Jaehyung ucapkan adalah benar adanya. Ia tidak pernah tahu berapa lama kesadarannya akan kembali dikuasai oleh kekuatan jahat dan mungkin ia akan menyakiti Myungeun di lain kesempatan. "Hhhhhhh aaaarrrghhhh hiksss.. Hiksss..", rintih Myungeun karena hatinya begitu sakit saat itu.

Jaehyung mengenggam tangan Myungeun. "Aku.. sangat menyayangi mu Myungeun-ah, aku juga percaya kau juga seperti itu.. tapi separuh jiwa ku telah menghitam dan tidak ada cara untuk mengembalikannya. Karena itu…", Ia tersenyum getir. "Dengar aku, ini mungkin akan menjadi hal terakhir yang bisa ku korbankan demi kebaikan semua orang, bunuhlah aku nae dongsaengi.. jebal aku tidak ingin suatu hari nanti dunia ini akan hancur dan aku menjadi bagian dari kehancuran itu.. aku.. akan jauh lebih rela untuk mati.. Kau adalah gadis yang kuat.. karena kau adikku"

Pusaran hitam kembali muncul di belakang Jaehyung. Jaehyung panik melihatnya, "Jebal.. jebal Myungeun-ah! sekali lagi aku terhisap ke dalam aku akan kembali terkontrol oleh kegelapan itu.. bunuh aku.. bunuh aku! Ppali!", Pinta Jaehyung panic.

"Hikss..aku tak bisa.. Oppaa hikss.."

"Myungeun-ah ppali!", seru Jaehyung panic.

"Hikkks shireo hh.. e.ung hikss Shireoyo"

"MYUNGEUN!", Pekik Jaehyung, kemudian SHHHHUUUUUUSSSH~

"OPPPAAAAAAAA!!!"

Pusaran hitam itu kembali menelan tubuh Jaehyung, sang namja berjubah hitam itulah yang mengontrol pusaran hitam untuk mengembalikan Jaehyung ke tempat persembunyian mereka kembali.

***

SSSSLLAAASSHHH.. Cahaya putih nampak, dari sana Jaehee dan Suho keluar, mereka muncul di halaman Yonghan dimana teman-teman mereka berada bersama musuh mereka. Jaehee melihat Yichan benda-benda bergerak menyerang namja yang sempat menghalagi Joohye membunuh dirinya. "Namja itu!", Serunya. "Eung?" Jaehee merasa jari kelingkingnya terpaut sesuatu tapi ia tidak melihatnya. Ia tersenyum tenang "Psh.. anak itu", Tak lama kemudian terdengar suara.

"Mwoya.. mwoya Jaehee..!!" "Jaehee.. Jaehee!!"

Senyum Jaehee sedikit melebar. "Moon Taehyung…ia benar-benar khawatir rupanya" gumam Jaehee. "Ya! Nan Gwenchana.. aku sudah sampai disini, aku melihat mereka semua"

"Kau sudah sampai? Dimana? Kau baik-baik saja?", Jaehee mengangkat sebelah alisnya. Ia tak percaya Taehyung dapat mendengar suaranya dan menjawab ucapannya juga, meski ia hanya dapat merasakan keberadaan Taehyung, harus ia akui ia menjadi merasa lebih aman.

 "Yayayayaya.. Dokter hyung bilang padaku, kalau terjadi apa-apa, kau harus berteriak, nanti aku akan mencubit atau menjambak mu. Dia bilang kalau tubuh mu merasakan sakit dan kau masih sadar dan bisa menjawab ku, artinya aku bisa menarik mu kembali, jadi kau ingat ya kalau terjadi..."

"Ya Shikkeuro!", Bentak Jaehee meski bibirnya tersenyum. "Aku akan baik-baik saja Taehyung-ah, kau tak perlu khawatir begitu", Jaehee jadi merasa sedih, lagi-lagi Taehyung membuatnya merasakan betul betapa anak itu menyanginya.

"Siapa juga yang khawatir huh!!" Jawab Taehyung.

BBUUUKKK BUKKKK BUKKKK! Suara orang dipukuli terdengar. Jaehee menoleh kea rah sumber suara. Kyungsoo kehilangan kontrol akan dirinya, emosinya meledak. Ia memukuli Chanyeol sampai seperti hendak membunuhnya. Matanya menghitam pekat, tak menyisakan sedikitpun sisi putih "Kyungsoo-ya!!", Teriak Jaehee segera berlari menuju Kyungsoo.

Joonmyeon berniat menahan Jaehee, tapi ia sadar.. sekarang bukan saatnya untuk mengurusi urusan pribadi mereka. Teman-temannya berada dalam bahaya dan ia berada disana untuk alasan itu, ia pun membiarkan Jaehee berlari menuju Kyungsoo. Beberapa meter di sisi kanannya. Myungeun terlihat menangis terisak. Joonmyeon berlari kesana, ia menyentuh pundak Myungeun namun tangannya menembus pundak yeoja itu. “Ige mwoya?”, gumam Joonmyeon memperhatikan kedua telapak tangannya. Ia mencoba menyentuh Myungeun sekali lagi dan hal yang sama terjadi. "Myungeun-ah", Tidak ada respon sama sekali. Myungeun juga sepertinya tidak melihatnya. Myungeun justru berlari menuju tempat Yichan. Ia menoleh kea rah Jaehee yang terlihat tengah memeluk Kyungsoo dari belakang, mencoba menghentikan namja itu agar tak menghabisi temannya sendiri. “Aish…jeongmal..”, gerutu Joonmyeon menahan rasa cemburu dalam hatinya. Tapi ia menyadari sesuatu, “Kalau aku tak bisa menyentuh Myungeun…kenapa Jaehee bisa menyentuh Kyungsoo?”

***

"Kyungsoo-ya!!" Teriak Jaehee.

"Ya Jaehee, Ada apa? Kyungsoo hyung kenapa?", Tanya Taehyung pada Jaehee.

"Taehyung-ah, kau sabar dulu. Jangan sampai suara mu justru mengaggu konsentrasi Jaehee terus menerus. Ia harus melakukan tugasnya di sana", Ujar Yoojin. Ia merangkul pundak Taehyung karena melihat raut kekhawatiran diwajah anak itu.

Siyou mengontrol perasaannya sesaat. Sesak itupun telah menghilang secara perlahan. Ia memperhatikan Joonmyeon di hadapannya, keadaan Joonmyeon saat ini sama dengan Jaehee. "Oppa.. Apa Joonmyeon Oppa baik-baik saja?", Tanya Siyou pada Yoonjae.

Yoonjae hendak menjawab pertanyaan Siyou, tap. Joonmyeon menyela dan menjawab lebih dahulu. "Ne Siyou-ya, aku baik-baik saja", Jawabnya dengan mata terpejam. "Aku bersama Myungeun saat ini"

"Bagaimana keadaan Myungeun?!" Sambar Baekhyun langsung.

"Ia menangis, sekarang ia berlari ke arah Yichan. Disana berbahaya karena semua benda bergerak sendiri, hyung.. sepertinya Yichan adalah pemilik emotion element itu, Tubuhnya mengeluarkan sinar biru kehijauan. Eotthokheyo Hyung? aku tidak bisa menghalangi Myungeun kesana, karena sepertinya ia tidak melihat ku. Tapi aku melihat Kyungsoo bisa menyentuh dan melihat Jaehee. Yoonjae hyung, igoneun wae guraeyo?" Tanya Suho pada Yoonjae.

"Jika perkiraan ku tidak salah, kemungkinan hanya sebagian orang yang dapat melihat mu dan Jaehee. Tapi aku juga tidak tahu ada siapa saja disana dan siapa saja yang dapat melihat kalian", Jelas Yoonjae.

Baekhyun berdiri. "Hyung! Ijin kan aku untuk menyusul mereka! kau dengar tadi kan, Myungeun menangis.. dan Joonmyeon tidak bisa menyelamatkannya. Aku pergi kesana hyung!"

"Yoonjae-ah, biarkan Baekhyun pergi, mereka sepertinya membutuhkan pertolongan langsung", Pinta Yoojin membela Baekhyun.

"Andwe.. tidak perlu, mereka akan baik-baik saja", ujar Yoonjae. “Yichan tidak tertangkap... Itu berarti ia berhasil menguasai kekuatannya", Yoonjae berdiri. Ia menarik lengan Baekhyun sampai mereka berada di belakang Taehyung. "Dan Kau, Baekhyun.. aku memberitahu mu, mengapa kau harus tetap disini", Yoonjae mengambil sebuah buku yang cukup tebal, dengan wajah tanpa dosa BBLEPAAAAAKKKKK!

"OUCH!! YAAAAA!!"

"OMOOO!", Yoojin dan Siyou memekik saat Yoonjae menghantam kepala Taehyung dengan buku dengan pukulan yang cukup keras.

"Hiiiiiyuuungggggg.. bunuh saja aku….hikss", rengek Taehyung, kepala Taehyung membentuk benjolan kecil pada bagian kening. Ia tidak bergerak karena ia harus mempertahankan jarinya terpaut dengan Jaehee. "Sakiiiitt huaaaa~", rengeknya seperti anak kecil.

"Oppa.. Taehyung Oppa hh hikss", Hanya karena hal kecil itu Siyou kembali meneteskan air matanya. "Yoonjae Oppa waeyo?", Ucapan Siyou terhenti, Yoonjae mengelus rambutnya pelan.

"Mianhae", Yoonjae menepuk-nepuk pundak Taehyung juga. "Neodo Mianhae Taehyung-ah... Baekhyun-ah, letakkan tangan mu pada benjolan di kepala Taehyung itu"

"Wae naneun", Wajah Baekhyun tertekuk, tapi ia akhirnya tetap mengikuti perintah Yoonjae, belum sampai dua detik, Baekhyun sudah meringis. "OOUCH!!!!" Baekhyun berjongkok memegangi kepalanya.

"Wae.. ? wae wae?", Tanya Yoojin, ia ikut berjongkok untuk melihat keadaan Baekhyun "Baek.. gwenchana?" Dihadapan mata Yoojin, kepala Baehyun menunjukkan sebuah benjolan yang persis sama dengan tempat benjolan pada di kepala Taehyung dan didepan matanya pula benjolan itu perlahan menghilang dengan sendirinya.

"Luka dikepala Taehyung Oppa menghilang!" Seru Siyou kaget.

"Tidak terasa sakit lagi juga", Ujar Taehyung menghadap pada Siyou. Ia melihat Siyou tersenyum tenang ke arahnya sembari mengusap air mata. Dug Dug.. Dug Dug.. Jantung Taehyung bergerak lebih cepat hanya karena melihat senyum itu. Ia segera membuang muka untuk menghilangkan rasa gugupnya.  "Aish ya! kau cengeng sekali! hanya karena hal seperti itu saja kau menangis!", omel Taehyung tanpa menatap Siyou.

"Yoonjae-ah... Wae Baekhyun?", Ujar Yoojin meminta penjelasan.

"Yaeji pernah menceritakan padaku tentang suatu kejadian saat tangannya terluka karena pecahan benda bersama Baekhyun, jadi aku mengetesnya tadi. Perkiraan ku Baekhyun memiliki.... em..Wound absorbtion, Rapid cellular regeneration.. combination both of them.. maybe kkk", Jelas Yoonjae enteng.

"Hyung tolong bicara bahasa manusia sedikit…aku tidak mengerti", Baekhyun merana merasakan kepalanya yang masih pusing meski lukanya telah hilang.

"Hemmm", Yoonjae memikirkan kata-kata yang simple untuk menjelaskan agar Baekhyun mengerti. "Singkatnya kau bisa menyerap luka atau sakit orang lain, memindahkannya kepada diri mu lalu menyembuhkan dirimu sendiri setelahnya.. pertimbangan ini yang membuat ku melarang mu ikut melawan musuh keluar. Kau harus menyiapkan banyak tenaga untuk menyerap luka anak-anak lain nantinya. Suka tidak suka tugas mu seperti itu", Yoonjae berjongkok. Ia merangkul pundak Baekhyun  "Mianhae, aku tidak memberi tahu mu sebelumnya karena aku juga belum yakin"

Baekhyun terdiam sesaat, lalu tersenyum getir "Gwenchana hyung, setidaknya aku tahu fungsi ku dalam team, nado mianhandago.. aku sangat keras kepala"

"Kau tidak perlu minta maaf pada Yoonjae karena kau keras kepala. Namja yang kau ajak bicara itu jauh lebih keras kepala dari mu", celetuk Yoojin. Ia lantas berdiri dan kembali duduk pada kursi. "Omoo..!"

"HHHH!", Joonmyeon membuka matanya, ia terengah saat membuka mata.

"Joonmyeon Oppa..!" Pekik Siyou.

Yoonjae dan Baekhyun kembali ke tempat mereka masing-masing. Mereka menunggu penjelasan Jaehee yang kembali lebih dahulu tanpa menunggu Jaehee. "Aku tidak kuat lebih lama lagi, tubuh ku lemas sekali", Ujar Joonmyeon.

"Cih.. Jadi Jaehee lebih kuat dari mu, memalukan sekali" Sindir Taehyung.

Joonmyeon menatap sinis Taehyung. Tapi Ia justru mendapat balasan juluran lidah dari Taehyung. Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepala menyaksikan perang tiada akhir antara Joonmyeon dan mantan calon adik iparnya itu.

"Yedeul-a.. Ini bukan waktunya bertengkar" Seru Yoonjae mengingatkan.

***

Chanyeol menghilang tersedot pusaran hitam. Kyungsoo mereda, seketika emosinya turun, garis-garis hitam pada wajahnya juga menghilang walau nafasnya masih terengah saat ini. "Hhh... Hhh~~"

“Hajima!”, ia mendengar suara seseorang. “Tenangkan dirimu”, ujar suara itu lagi. Kyungsoo merasakan betul tangan seseorang melingkar kuat pada tubuhnya. Ia menyentuh tangan itu, merenggangkan dekapan, kemudian berbalik. "J-Jaehee-ah?"

"Kyungsoo-ya Gwenchana? Omo! kau banyak terluka!", seru Jaehee panik sembari menyentuh kedua sisi wajah namja itu dengan tangannya. "Omo ottokhaji?", gumamnya khawatir.

Kyungsoo menyentuh kedua tangan Jaehee yang menyentuh wajahnya. "Nan gwenchana....Bagaimana kau bisa sampai disini?", Tanya Kyungsoo. "Hoksi.. Kau sedang.."

"Ne..", Jawab Jaehee cepat. "Yoonjae oppa memintaku kemari untuk memastikan bahwa kau tak menghabisi orang-orang disekitarmu…termasuk temanmu, Chanyeol…kita harus menyadarkannya..bukan membunuhnya arasseo?”,

"Araseo, kau kembali lah sekarang", Kyungsoo memeluk Jaehee beberapa saat. "Gomawo", ujarnya manis.

“Josimhe”, ujar Jaehee. Ia kemudian memejamkan matanya lalu sosok Jaehee pun menghilang. "Ugh..", Kyungsoo sedikit merasa sakit pada kepalanya setiap kali kekuatan dari dalam dirinya muncul tiba-tiba seperti tadi.

"Ughh.. Ugh", Rintihan seseorang terdengar ditelinga Kyungsoo. Ia mencari sumber suara dan mendapati Joohye mencekik Yaeji layaknya ingin membunuh yeoja itu, sekalipun Jimin disampingnya telah menghalanginya, ia sama sekali tak perduli. Kyungsoo refleks mengambil batang kayu yang terdapat disana. 'BUUUUUKKK'

PUFFF... Joohye dan Jimin menghilang begitu saja hanya menyisakan asap hitam setelah Kyungsoo menghantam Joohye dengan batang kayu tadi. Kyungsoo menghampiri Yaeji yang masih tergeletak "Yaeji-ah!!!"

Myungeun membantu Yichan dengan menggerakkan tanaman rambatnya untuk menyerang namja berbaju hitam. Ia adalah satu-satunya yang tersisa dari tim musuh. Myungeun juga menarik tubuh sehun dengan tanaman rambatnya untuk mengamankan namja itu. "Yichan-ah, kau sadar?" Ujar Myungeun bertanya ketika dilihatnya Yichan ternyata dalam keadaan baik-baik saja.

"Ne.. ", Jawab Yichan singkat. "Myungeun-ah, cari time dimension dan amankan benda itu, biar aku yang mengurus namja ini"

"Araseo", Jawab Myungeun sambil mengedarkan pandangannya.

"Eunghh", Sehun membuka matanya. Ia melihat dua orang yeoja dihadapannya saat ini "Wo? Aku tidak mati? ahhahaa wanjeon daebak bwhhaha"

"Yichan-ah, anak ini kenapa? Dia aneh sekali", Bisik Myungeun.

"Artinya kau masih normal", Jawab Yichan seadanya membuat Myungeun semakin pusing dibuatnya. Yichan kembali berkonsentrasi SSSSHUUUNGGGG DUKKKK DUKKK DUKKKKK.. ia menghujani namja itu dengan benda-benda disekitarnya.

"Bantu aku", Myungeun menarik Sehun untuk mencari time dimension. Walau jalannya masih sedikit sempoyongan, Sehun mengikuti Myungeun. Sehun memejamkan matanya sejenak. Ia memutar memory di kepalanya.

 "Eoh? Wae?", Myungeun kaget saat Sehun membawanya ke arah lain. Myungeun mengikuti saja apa mau Sehun. Percaya tak percaya tapi dengan mudah mereka menemukan tempat dimana Time dimension berada atas arahan Sehun. "Kau bisa tahu dimana benda ini berada dengan mudah?"

"Nan chwigoya noona kkkkk", ujar Sehun percaya diri "Ah noona, ada hal yang amat sangat penting yang harus diselamatkan, noona ikut aku sebentar" Ajak Sehun.

"Tapi Yichan..."

"Hahahaha.. dia pasti menang! sebentar lagi namja itu juga pasti kabur dijemput temannya hahahahah!", Tawa Sehun santai sama sekali tidak menunjukkan mereka sedang dalam keadaan terdesak. "Kkk akhirnya ada kurir barang baru kkk"

Perkiraan Sehun tidak meleset sedikitpun. Ditengah serangan bertubi-tubi Yichan WUZZZZZHHHHHH Cahaya putih muncul cepat, yeoja berdress putih yang tak lain adalah Joohye membawa pergi Namja berpakaian hitam bersamanya. Pasukan arwah hitam juga menyebar dan perlahan menghilang dari hadapan Yichan.

DUKK.. Lutut Yichan menyentuh tanah. ia kelelahan karena terlalu banyak menggunakan kekuatannya. Kyungsoo dan Yaeji menghampirinya. Kyungsoo tengah memapah Yaeji sebelum yeoja itu segera berlari saat ia melihat Yichan terjatuh, "Yichan-ah.. Gwenchana?"

Yichan mengangguk lemah. "Aku sungguh butuh tidur lebih dari 24 jam setelah ini hhhhhh~~~", ujar Yichan melihat sekitarnya. "Dimana Sehun dan Myungeun?"

"Tadi mereka berjalan ke arah sana", Kyungsoo menunjuk suatu arah.

Yichan dan Yaeji segera menepuk kening bersamaan. Arah yang Kyungsoo tunjuk adalah arah gudang. "Sempat sempatnya ia", Ucap Yichan dan Yaeji bersama. Yap, Sehun mengajak Myungeun kesana pasti untuk mengamankan game-game miliknya yang mungkin masih bisa diselamatkan. Sehun ingin Myungeun mengangkat barang-barangnya dengan mengendalikan tanaman.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

March, 3rd 2014

12.44  PM

Seohyun dan Jungkook telah berada di perpustakaan. Sejak tadi Jungkook kembali mengeluh merasa sakit pada kepalanya, tapi sekarang rintihan Jungkook sudah tidak terdengar lagi. Seohyun merasa sedikit tenang, hal itu juga berarti mungkin hal buruk di dimensi lain sana sudah berasil teratasi. Karena seperti yang telah ia ketahui, bahwa rasa sakit yang dirasakan oleh Jungkook ia dapatkan karena kemampuannya membaca bahaya yang terjadi pada seseorang yang ia sayangi, setiap kali Jungkook merasa sakit, maka pasti saat itu di dimensi lain pasti Sang kakak, Yaeji sedang dalam bahaya.

Seohyun berjalan menuju pantry staff perpustakaan. Ia membuatkan secangkir susu coklat untuk Jungkook yang sangat kelelahan karena beberapa jam terakhir ia terus melindungi area gudang tanpa henti. Ia menuju ke tempat Jungkook berada setelahnya. Ia tersenyum begitu dilihatnya Jungkook telah tertidur pulas.

Jungkook tertidur dengan handphone ditangan, nampaknya ia menunggu Yaeji menghubungi dirinya. Seohyun mengambil handphone tersebut agar tak terjatuh. Seohyun duduk di kursi sebelan Jungkook. Terlintas dalam pikirannya mengenai ucapan Jungkook, tentang ia bukanlah adik dari Yaeji. Seohyun memandang anak itu dengan seksama. Ia kemudian membuka handphone Jungkook berniat mengirimkan pesan pada Yaeji agar tak khawatir, tapi begitu ia membuka bagian pesan pada handphone Jungkook, matanya tertarik pada percakapan Jungkook dan Yaeji yang terdapat pada handphone itu. Seketika ia merasa sedih atas apa yang dibacanya. Senyum yang sebelumnya ditunjukkan Seohyun kini berubah menjadi kesedihan, ia sekali lagi memandang Jungkook. "Siapa kau dan kakak mu, Yaeji sesungguhnya.. hh~ "

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Baekhyun, Yoonjae, Siyou, Suho dan Yoojin sibuk mengobati mereka yang terluka. Tapi keributan terdengar di ruang tengah semenjak team attacker kembali dari 'medan pertempuran', keributan yang mungkin mulai saat ini akan terus terdengar.

"Andweee.... andweee andweeee ya ya ya.. hyung!!"

"Hahahahah.. anak ini berisik sekali hahahah.. SHOOT!!"

"NOOO!! YOOOSSSS hahahahah Aku menang hoooooooo.. Terbukti sudah, Aku lebih jenius dari hyung"

"Hahahahaha... gerochi gerochi"

"Mereka heboh sekali…padahal aku menderita karena harus menyerap semua luka anak tinggi baru itu dari tadi. Sekarang mereka main dengan bahagianya, sementara aku... " Baekhyun mengobati Sehun lebih dahulu, karena keadaan Sehun sangat lemah saat ia datang tadi. Ia menyerap semua luka Sehun, memindahkan luka ke tubuhnya, lalu luka ditubuh Baekhyun akan hilang dengan sendirinya. Tapi tetap saja ia merasakan sakit saat memindahkan luka orang lain ke tubuhnya.

"Kau istirahat dulu saja, biar yang lain kami obati saja. Kalau besok kau sudah tidak lelah lagi kau bisa lanjut mengobati mereka", Saran Yoojin kasihan dengan Baekhyun yang telah bekerja keras mengobati Sehun dan sekarang Myungeun.

Kyungsoo berjalan tertatih-tatih menjauh dari yang lainnya. Ia tidak ingin Baekhyun menyerap luka yang ia derita karena pasti akan sangat menyakiti Baekhyun nantinya.

Jaehee menoleh melihat Kyungsoo yang bergerak menjauh. Ia lekas berdiri dan diam-diam mengikuti namja itu.

Joonmyeon memperhatikan mereka berdua, tapi ia tidak bisa melarang ataupun melakukan apapun. Ia mengepalkan tangannya menahan kecemburuan yang meledak-ledak setiap kali melihat Jaehee bersama Kyungsoo.

Siyou disamping Joonmyeon meremas pakaiannya sendiri. Ia menahan air mata jatuh dari pelupuk matanya. Ia dapat mendengar dan merasakan apa yang sedang Joonmyeon pikirkan, tentu... tanpa seorangpun mengetahui kecuali Seohyun dan Jungkook. Siyou memiliki kemampuan itu. Siyou menepuk pipinya sendiri, pelan langkahnya mundur menjauhi Joonmyeon. Joonmyeon sendiri meninggalkan tempat menuju pantry setelahnya.

Baekhyun mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Myungeun karena Myungeun terus melamun. "Eoh!" Myungeun kaget setelah tersadar dari lamunannya "N.. ne waeyo Baekhyun-ah"

"Jajjaaan~ luka mu sudah sembuh!", Baekhyun dengan bangka mempersembahkan hasil kerjanya pada Myungeun.

"Bagaimana bisa luka ku?", karena terlalu banyak melamun, Myungeun sama sekali tidak sadar, Baekhyun berteriak-teriak kesakitan saat memindahkan luka-luka Myungeun ke tubuhnya, Myungeun sama sekali tidak melihat 'proses' yang terjadi.

"Padahal ini cara agar aku terlihat keren", Gumam Baekhyun merana.

Yoonjae menepuk-nepuk pundak Baekhyun. "Yang sabar kawan kkkk", Yoonjae melanjutkan pekerjaannya. Ia mengobati luka pada tangan Yichan yang asik tertidur layaknya sedang mendapat perawatan spa dipusat kecantikan dibanding diberi pertolongan untuk menyembuhkan luka.

"Pffff..", Yoojin menahan tawa. Di hadapan Yoojin juga ada satu yeoja lagi yang terus melamun. Yoojin sejak tadi mengobatinya, tapi ia sama sekali tidak meringis ataupun fokus.

"Jaehyung Oppa mengucapkan sesuatu pada mu?"

DEG.. Myungeun terpukul... pertanyaan Yaeji sesaat membuat semua menjadi tak bersuara. Myungeun mengangguk mengiyakan. "Ia meminta ku membunuhnya"

"Mwo?!", Pekik Baekhyun. "Keundae wae?"

Mata Myungeun berkaca mengingat apa yang diucapkan oleh Jaehyung tadi. Malam yang semakin menunjukkan gelap dan membawa hawa dingin itu pun menambah sendu hati Myungeun. "Ia mengatakan padaku, Tak ada dua manusia yang bisa hidup dengan satu kekuatan yang sama di tempat ini... cepat atau lambat ia akan membunuh ku jika aku tidak membunuhnya.. hh.. hiks", Salah satu yeoja yang biasanya selalu terlihat kuat itu terlihat sangat berbeda. "Eothhokhe h.. hikss.."

Yaeji dan Yoojin memberikan pelukan untuk Myungeun, berharap sedikit bantuan itu dapat membuat Myungeun merasa sedikit lebih baik.

***

Siyou duduk sendiri dipojok ruangan, berulang kali ia mencoba lebih kuat dan kuat, tapi hanya keadaan hati yang semakin rapuh yang ia rasakan. Ia tidak pernah bisa menahan air mata terjatuh membasahi pipinya.

"Menangis lagi? Psh~~~ kau tidak ada kerjaan lain apa? aku yang dengar saja lelah", Protes Taehyung yang kebetulan lewat setelah lelah bermain dengan Sehun. "Kau hanya akan membuat Suho hyung semakin besar kepala", Ia duduk di samping Siyou.

Siyou terdiam, ia menghapus air matanya. "Aku tidak menangis Oppa", elaknya.

"Ya sudahlah..", Tanggap Taehyung cuek. "Aku lapar, mau makan ramnyun?", Tawar Taehyung. Siyou tersenyum, ia dapat membaca niat Taehyung sesungguhnya. "Ya.. kau gila? tersenyum sendiri begitu"

"Araseo, aku akan membuatkan ramyun untuk Oppa"

"HEEEEH??!", Taehyung terlonjak kaget karena Siyou dapat mengetahui niat sesungguhnya dibalik ajakan makan ramyun bersama.

"Kkaja Oppa", Ajak Siyou. Ia tidak sadar ia menarik tangan Taehyung, semua itu terjadi begitu saja. Tanpa alasan Taehyung membatu karena sentuhan tangannya. Siyou ikut membeku. Ia benar-benar merasakan gugup dan detak jantung Taehyung yang menjadi tak beraturan.

Srek.. Taehyung menghempaskan tangan Siyou. "Ya!", Pekiknya canggung. "Seenaknya saja pegang-pegang tangan ku!", Taehyung tak pernah menatap Siyou setiap kali ia memekik pada yeoja itu. Ia lalu berjalan mendahului Siyou. "Ya Palli!!"

***

Jaehee melangkah memasuki salah satu sudut perpustakaan. Dari kejauhan ia melihat Kyungsoo sedang mengompres lukanya sendiri. Ia menghela nafasnya pelan ketika melihat namja itu mengurus dirinya sendiri. Namja itu terlihat kesepian. Jaehee mendekat dengan membawa sekotak peralatan obat dan semangkuk air dingin di tangannya.

Kyungsoo mendongak dan melihat Jaehee berdiri di depannya. "Mwohae?"

"Seharusnya kau bilang kalau kau butuh bantuan", ujar Jaehee sembari duduk di depan Kyungsoo. Ia mulai membongkar kotak obat tersebut demi mengambil alkohol, kapas dan plester untuk mengobati Kyungsoo.

"Gwenchana...aku sudah biasa mengurus diriku sendiri", gumam Kyungsoo mengompres lukanya sendiri dengan air hangat. "Argh...aish", rintihnya pelan.

Jaehee menghela nafas mendengar ucapan Kyungsoo. Ia merebut handuk basah yang tengah digunakan Kyungsoo untuk mengompres luka lebam di wajahnya dan menjauhkan mangkuk berisi air hangat milik Kyungsoo. "Ya...mwohae?", gerutu Kyungsoo.

"Shikkeuro", ujar Jaehee datar. Ia kembali mengompres luka lebam Kyungsoo dengan air dingin yang di bawanya. "Air dingin lebih cepat menghilangkan luka lebam dibandingkan air hangat", ujarnya. Ia kemudian menuangkan alkohol itu dan mulai mengobatinya.

"Argh...", rintih Kyungsoo ketika alkohol itu menyentuh lukanya.

"Bertahanlah", ujar Jaehee.

"Ne...", gumam Kyungsoo patuh. Maka ia pun hanya terdiam membiarkan yeoja itu mengobatinya. Ia melirik Jaehee sejenak. "Kau...pasti pernah melakukan hal ini sebelumnya...",ujar Kyungsoo menatap Jaehee.

"Eo...maja...darimana kau tahu?"

"Ani...aku hanya menebak saja...kau terlihat tahu banyak tentang pertolongan pertama..kupikir kau tak tahu apa-apa", ledek Kyungsoo.

"Ya...neo jincha”, gerutu Jaehee. “Aku ini dulu anggota pramuka ketika aku masih kecil...dan dulu aku juga pernah menolong seseorang ketika ia sedang terluka dan ia....", Jaehee mendadak menghentikan ceritanya seperti tengah mengingat sesuatu. "Ah...m-mwoya...haha...lupakan saja", ujar Jaehee mendadak salah tingkah setelahnya.

"Nugu?", tanya Kyungsoo.

"N-Nugu? Nugu mwo?", jawab Jaehee semakin salah tingkah.

"Orang itu....yang pernah kau perlakukan sama denganku saat ini....apa ia Kim Joonmyeon?", tanya Kyungsoo.

"A-Aniyaa! Musun soriya? Aku baru mengenal Joonmyeon semenjak aku duduk di bangku kuliah", sanggah Jaehee.

"Geureom nugu? Kau terlihat tak nyaman ketika kau membicarakannya", ujar Kyungsoo.

"Ya...sudahlah", gerutu Jaehee. Ia memasang plester di kening Kyungsoo lalu membereskan kotak obatnya. "Kkeutnasseo...istirahatlah...aku akan memanggilmu lagi jika jam makan sudah tiba", ujar Jaehee hendak pergi dari hadapan Kyungsoo.

"Geu sarami……", ujar Kyungsoo tenang. “Apa ia seseorang yang tak mau kau ingat lagi?”

Jaehee menoleh ke arah Kyungsoo yang masih duduk membelakanginya. “Apa maksudmu?”

Kyungsoo bangkit dari posisinya dan melangkah pelan ke arahnya lalu berhenti di hadapannya dan menatapnya. "Ani gwenchana…sudah kukatakan sebelumnya bahwa kau terlihat tak nyaman ketika membicarakannya…jadi aku berpikir mungkin ia pernah..”, ujar Kungsoo memberi jeda atas ucapannya sejenak. “Mungkin ia pernah menyakitimu sampai kau tak mau mengingatnya lagi…”

“Ah…gurae?”, Tanya Jaehee menunjuk sejenak seraya berpikir. “Nan molla…aku tak tahu apakah ia pernah menyakitiku atau tidak…ia tak pernah berbuat jahat padaku tapi…ia menghilang begitu saja dari hidupku…maka dari itu aku…ah..sudahlah…kenapa aku jadi bercerita padamu haha!”, ujar Jaehee canggung. “Sudahlah…istirahatlah..aku harus membantu Yoojin onnie menyiapkan makanan…akan kupanggil lagi jika sudah siap”, ujar Jaehee hendak berlalu dari hadapan Kyungsoo.

“Jaehee-ah chakkaman”, tahan Kyungsoo sekali lagi.

“Wae gurae? Apa ada yang kau butuhkan lagi?”, Tanya Jaehee.

"Eobseo...aku hanya belum berterima kasih padamu", ujar Kyungsoo.

"Eyy..sudahlah jangan terlalu dipikirkan...aku-", ucapan Jaehee terhenti ketika tiba-tiba bibir Kyungsoo menyentuh bibirnya. Kedua mata Jaehee melebar karena terkejut akan apa yang dilakukan namja itu. Namun lagi-lagi secara perlahan, matanya terpejam seolah membiarkan bibir namja itu memeluk hangat bibirnya. Lagi-lagi sebuah perasaan aneh merebak dalam dirinya. Memori masa kecilnya secara perlahan kembali berputar di otaknya. Ia menggenggam erat pegangan pada kotak obat yang dibawanya demi meminimalisir kegugupannya.

Di saat bersamaan, Siyou dan Taehyung melewati ruangan di mana mereka berada. "Omo!" Langkah Siyou terhenti karena ia melihat apa yang dilakukan Jaehee dan Kyungsoo. Siyou kaget dan sontak menarik lengan baju Taehyung, membuat Taehyung melihat kearahnya.

"Ya kau ini kenapa berhen....", Ucapan Taehyung terhenti. Taehyung segera menutup mata Siyou dengan tangannya. "Ya! kau masih kecil! jangan dilihat!" bisik Taehyung. Siyou menepis tangan Taehyung dan kembali terbengong-bengong melihat Jaehee dan Kyungsoo. "Ya Baek Siyou! aish ottohkae?!" gumam Taehyung bingung. Ia berlarian kesana kemari tak tahu harus berbuat apa.

Siyou melirik Taehyung dan menatapnya bingung. "Oppa mwohaneun goya?"

"Itu..mereka...aishhh", gumam Taehyung gemas sambil menunjuk ke arah Jaehee dan Kyungsoo. "Aissh kenapa aku jadi pusing sendiri?" gumam Taehyung.

Kyungsoo melepaskan ciumannya pada Jaehee lebih dulu. Yeoja itu masih memejamkan matanya sesaat sebelum kembali membuka matanya. “K-Kau..”

 "Gomawo", potong Kyungsoo cepat sambil tersenyum tipis.

"N-Ne...", jawab Jaehee tertunduk malu.

"Ya Mwohaeyo?", Jaehee dan Kyungsoo menoleh ketika mendengar suara lainnya di ruangan itu.

Jaehee terkejut melihat Siyou dan Taehyung berdiri tak jauh dari mereka. "Y-Ya! Kalian...K-Kalian melihat semuanya?", tanya Jaehee panik.

"Tentu saja! Ya neo..mwohaeyo? Hyung ige mwoya?!", protes Taehyung. Antara cemburu dan shock melihat apa yang dilakukan Kyungsoo pada Kakaknya tersebut.

"Psh...wae? Kau cemburu?", tanya Kyungsoo tenang.

"Ya!”, seru Jaehee meninju pelan lengan Kyungsoo. “Na kalkke!", gerutu Jaehee bergegas pergi sembari menutupi wajahnya dengan tangannya dan bergegas pergi dari ruangan.

"A-Aku akan membuat ramyun dulu", ujar Siyou pergi tak lama setelahnya meninggalkan Kyungsoo dan Taehyung.

"Ya Mwohaeyo hyung?", tanya Taehyung yang ekspresinya kembali berubah tenang setelah kepergian Jaehee dan Siyou.

"Eobseo....hanya menunjukkan rasa terima kasihku pada kakakmu yang belum sempat kusampaikan sejak dulu", ujar Kyungsoo tersenyum tenang. "Tolong jangan beritahu yang lain tentang apa yang kau lihat tadi"

"Psh...guraeyo...tapi jangan salahkan aku jika Joonmyeon hyung tetap akan mendekati Noona nantinya", ujar Taehyung. "Geureom...chukkahaeyo...aku tahu kau sudah ingin melakukan hal itu sejak dulu matchyo?", ledek Taehyung.

"Psh....shikkeuro....geunyang..ka", ujar Kyungsoo mengusir Taehyung.

"Psh...jincha", ujar Taehyung tersenyum tipis lalu bergegas menyusul Siyou ke pantry.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

NEXT 3 DAYS

Tiga Hari terakhir jarang terlihat pasukan arwah berkeliaran disekitar perpustakaan. Anak-anak yang terkurung dapat lebih mudah pergi keluar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Nampaknya pihak lawan juga menderita luka serius akibat 'perang' sebelumnya sehingga mereka melangkah mundur untuk beberapa saat ini. Yoojin termenung sendiri di 'meja kerjanya'. Tap.. ia merasakan seseorang menyentuh pundaknya, ia menoleh dan mendapati Yoonjae berada disana. "Ah.. Yoonjae-ah"

Yoonjae mengambil posisi duduk disamping Yoojin, tergambar sesuatu yang mengganjal dari ekspresi wajah Yoonjae. Yoojin memperhatikan Yoonjae dengan seksama. Yoonjae menghela nafasnya sesaat "Yoojin-ah"

"Hm? Wae?"

"Kau keberatan.. jika aku..", Yoonjae sangat berhati-hati membahas masalah ini, karena ia yakin Yoojin pasti tak suka membahasnya. "Aku ingin membicarakan tentang... Taekwoon"

Yoojin langsung membuang muka sesaat setelah mendengar nama seseorang yang disebut oleh Yoonjae. "Geumanhae.." Ujar Yoojin pelan.

"Aku harus mengatakannya"

"Aku keberatan", Jawab Yoojin masih berusaha menahan kesal.

"Tapi aku harus.. kau berhak mengetahuinya", Paksa Yoonjae keras kepala.

"..."

"Yoojin-ah... sebelum aku masuk ke tempat ini, aku.."

"GEUMANHAE!!" Pekik Yoojin kehabisan kesabaran. Ia memejamkan matanya, menarik nafas beberapa kali, menahan air mata yang hendak jatuh dari pelupuk matanya "Jebalyo.. Yoonjae-ah", Pintanya lirih.

Yoonjae menyentuh pundak Yoojin dengan sebelan tangannya. "Sekali ini.. kumohon dengarkan aku, aku berjanji tidak akan membahasnya lagi setelah ini"

"Tinggalkan aku", Pinta Yoojin semakin lirih. "Aku menghargai mu sebagi sahabat ku.. juga sahabatnya, tapi Yoonjae.. semua telah berakhir dan aku tak ingin mendengar apapun lagi.. jadi ku mohon"

"Yoojin-ah.. Taekwoon.."

"KUBILANG HENTIKAN!!" Bentak Yoojin.

"Aku melihatnya hari ini.. di tempat ini", Potong Yoonjae tak mengindahkan larangan Yoojin.

DEG!!! Bagai petir disiang bolong, Yoojin tersentak dan air mata mengalir membasahi pipinya begitu saja.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK