home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > DIFFERENT DIMENSION

DIFFERENT DIMENSION

Share:
Author : letsDOwl
Published : 25 Jul 2015, Updated : 01 Jun 2017
Cast : BTS Jin, V, Jungook, Jimin EXO Suho, D.O.,Baekhyun, Sehun, Chanyeol, Chen AOA Hyejeong, Miss A Suzy,
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |10377833 Views |8 Loves
DIFFERENT DIMENSION
CHAPTER 27 : The Element Of Emotion (2)

Myungeun terduduk kelelahan setelah berlatih terus menerus. Ia belum juga berhasil mengontrol tanaman dari jarak jauh. "Ah eottokhe?", keluhnya. Myungeun menggerakkan jarinya asal, namun tiba-tiba saja TRAAAANG.! Mata Myungeun membulat karena tanaman di ujung ruangan sana bergerak sampai menyenggol gelas disamping pot hingga terjatuh dan pecah.

"Igo Mwoya?!", Tanya Baekhyun yang datang setelah mendengar suara gelas pecah. "Myungeun-ah Gwenchana?!", Tanya Baekhyun panic.

Myungeun tidak menjawab, ia seperti belum kembali dari Shock. Tak lama setelahnya ia tersenyum tenang, tanpa basa basi Myungeun berlari mendekat ke arah Baekhyun. Ia memeluk Baekhyun dengan hati gembira. "Aku berhasilll~! aku berhasil Baekhyun-ah~!"

"Mwo mwo mwo?", Tanya Baekhyun bingung, tapi ia ikut meloncat-loncat kecil bahagia karena melihat Myungeun senang.

Kyungsoo, Joonmyeon, dan Jaehee menghampiri keduanya karena mendnegar Myungeun berteriak-teriak. "Ada apa ini?" Tanya Kyungsoo.

Baekhyun mengedipkan sebelah matanya, memberi aba-aba Kyungsoo dan Jaehee untuk bertepuk tangan meski sampai saat ini ia belum mengetahui alasan Myungeun begitu bahagia. Ia tidak peduli lagi dengan alasan, yang penting saat ini Myungeun memeluknya "Hahahaha Chukaeee... Chukaaeee.. Baksuuu!!"

Kyungsoo, Jaehee dan Joonmyeon mengerutkan dahi, tapi mereka ikut bertepuk tangan sebagai tanda solidaritas. “Wae gurae?”, Tanya Jaehee berbisik pada Kyungsoo meskipun ia ikut bertepuk tangan.

“Molla…tepuk angan saja agar Baekhyun senang”, balas Kyungsoo.

Yoonjae yang berdiri didekat pintu mendekat dan menemukan gelas yang terjatuh dari atas rak. Di atas rak terdapat pot dan tamanan kecil di dalamnya. Dengan mudah ia mengerti apa yang Myungeun maksud dengan berhasil. Ia pun bertepuk tangan kecil. Yoojin disampingnya juga melakukan hal yang sama. "Myungeun berhasil mengendalikan tanaman itu?", Duga Yoojin, ia berfikir cukup realistis. Myungeun menghabiskan banyak waktu untuk berlatih, tak mungkin ada hal lain yang membuatnya bahagia seperti itu selalin berhasil dalam latihannya.

***

Handphone milik Yaeji bergetar sementara Yaeji sendiri berada di dalam kamar mandi. Taehyung dan Siyou menikmati banana milk bersama di kursi pada meja dimana handphone itu berada. Mereka saling melihat, bertanya melalui tatapan mereka satu sama lain 'Angkat atau tidak?' Taehyung menggeleng memberi isyarat untuk tidak mengangkat karena tidak sopan.

Tapi perasaan Siyou merasa sedikit tak enak. Ia menggapai Handphone Yaeji namun tangannya dihalangi oleh Taehyung. "Ya.. Sudah kubilang jangan! kalau itu telpon dari namjachingu Yaeji noona bagaimana?", Taehyung terdiam dan berfikir sendiri. "Tapi tidak mungkin..", Bantahnya atas ucapannya sendiri. "Hanya mereka yang berada disini yang bisa menghubungi satu sama lain. Kalaupun ada seseorang di dunia yang bisa menghubungi Yaeji noona berarti itu.... Omo!!", Taehyung dan Siyou bersamaan mengambil Handphone Yaeji tapi sambungan telpon telah mati.

Selang lima Menit kemudian saat Yaeji telah keluar dari Toilet Handphone nya kembali bergetar. "Noona, tadi Jungkook menghubungi, Aku buka pesannya ya noona", sambar Taehyung langsung membuka pesan yang masuk tanpa menunggu jawaban Yaeji lagi. Taehyung membaca sesaat pesan itu, tiba-tiba ia berlari cepat menuju Hyungdeul dan noonadeul diruang tengah.

"Taehyung-ah!", Panggil Yaeji kaget.

"Eonnie sepeetinya ada sesuatu yang penting", Yaeji dan Siyou terperangah bingung "Kita kesana saja, kkaja eonnie!" Ajak Siyou menarik Yaeji ikut berlari.

Taehyung sampai dengan terburu-buru. BRUKK! ia menabrak Baekhyun karena lupa mengerem langkahnya. "Ya! Yeo Moon Taehyung!", Pekik Baekhyun.

Slapp.. Tangan Taehyung menutup mulut Baekhyun dengan kurang ajarnya. Ia mengatur nafasnya yang terengah. "Hyungdeul... hhhaah~ Noonadeul, gawat......!!!"

"Paling-paling kau hanya cari perhatian seperti biasanya" Sindir Jaehee.

"Diam dulu Moon Jaehee, kali ini aku serius!", Bantah Taehyung. Ia berjalan menuju tempat Yoonjae dan Yoojin. "Ku serahkan ini pada Hyung dan noona.. selain kalian paling tua, sepertinya kalian juga paling punya otak dibanding mahluk-mahluk lain di tempat ini"

"YA!!!", Ucapan Taehyung langsung mendapat respon keras dari Baekhyun, Suho, Myungeun, Kyungsoo, Jaehee, dan Baekhyun. Disaat bersamaan Yaeji dan Siyou sampai disana. mereka kembalu dibuat bingung dengan apa yang sedang terjadi.

"Kalian terlihat tegang begitu, wae?" Tanya Yaeji sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Maldoandwe!", Seru Yoonjae, seketika ia terlihat agak panik. Kini mata kesembilan anak lainnya menuju ke arahnya.

 

From : Jungkook

Noona, Kau berada di gudang? kumohon segera pergi dari sana.

Aku dan bibi Seohyun mendapat serangan dari arwah hitam. Bibi Seohyun meminta ku untuk pergi ke perpustakaan bersama dirinya. Ku harap noona dan Hyung yang lainnya bisa segera pergi dari sana sebelum ada yang terluka.

 

Yoonjae membacakan pesan dari Jungkook untuk anak lainnya. Sebagian dari mereka menangkap maksud pesan Jungkook, tapi sebagian lain masih tidak tahu apapun mengenai dampak dari perginya Jungkook dari sana. "Itu bagus kalau mereka dapat menyelamatkan diri kan hyung? Kenapa wajah hyung justru terlihat panik begitu?" Tanya Kyungsoo pada Yoonjae.

Yoonjae terdiam sejenak, ia memejamkan matanya seperti orang tertidur dan tak merespon pertanyaan siapapun. Dalam sekejap bola mata Yoonjae berubah warna. Ia berlari mengambil sebuah buku dan mencoret-coret beberapa gambar pada buku tersebut.

"Wae? Apa yang terjadi!!" Bentak Baekhyun meminta penejelasan.

"Ya hyung! Sehun hyung bilang Jungkook adalah seorang Shelter.. tempat dimana seorang Shelter berada akan terlindungi, saat seorang Shelter pergi dari tempat yang bersangkutan maka otomatis perlindungan itu juga akan hilang!", sela Taehyung mengingat setiap detail dari ucapan Sehun.

"Lalu?", Baekhyun belum juga menangkap maksud Taehyung.

"Yichan dan seorang namja bernama Sehun... masih berada di dalam gudang sekarang" Jawab Yoojin, mata Yoojin mulai berkaca. "Mereka.. ", Yoojin meneteskan air matanya.

Mereka semua melihat sekitarnya dan baru menyadari Yichan tak ada bersama mereka. Tanpa berfikir panjang, Jaehee menarik sebuah kursi dan hendak mencari Yichan menggunakan kekuatannya. Namun sebelum ia memulai, ia merasakan seseorang menariknya. "Moon Jaehee!! Hajimarago!", Bentak Kyungsoo.

“T-Tapi Yichan-“

“Kau belum pulih benar!”, potong Kyungsoo. “Aku yang akan mencari Yichan”, ujarnya merendahkan volume suaranya tak lama kemudian.

"Do Kyungsoo, Jeon Yaeji, Seo Myungeun", Terdengar Yoonjae memanggil ketiga nama tersebut, bola matanya telan kembali ke warna semulanya. "Sekarang juga, kalian turun ke bawah sekarang juga", Perintahnya.

"Aku ikut!" Baekhyun mengangkat tangannya.

"Andwae…kau tetap di sini" Larang Yoonjae, Yoonjae mendorong mundur Baekhyun lalu menghampiri Myungeun, Yaeji, dan Kyungsoo. "Seo Myungeun, pikirkan tentang hidup.. kau harus membuat sesuatu menjadi hidup apapun caranya", Pandangan Yoonjae terarah pada Yaeji. "Neo.. berehenti mengeluh. Semua bisa terjadi selama kau berfikir itu bisa terjadi, begitu juga sebaliknya", Terakhir ia menatap Kyungsoo. "Lindungi Myungeun dan Yaeji…..kau satu-satunya namja yang pergi bersama mereka”, ujar Yoonjae.

“Ne hyung…”, gumam Kyungsoo. Ia melirik kea rah Jaehee yang duduk tak jauh di belakang Yoonjae. Yeoja itu juga melemparkn tatapan khawatir ke arahnya.

“Kkokjongma”, ujar Yoonjae menepuk pelan pundak Kyungsoo.

"Algeseumnida", Jawab Kyungsoo. Ia segera keluar bersama Yaeji dan Myungeun.

***

BRUKKKK! bangunan gudang runtuh dalam waktu beberapa menit saja. Debu memenuhi tempat sekitar Sehun dan Yichan berada. Mereka jadi sulit melihat sekitar mereka sementara arwah hitam yang berkeliaran terus menyerang mereka. "ARGH!", erang Sehun saat lengan kanannya mendapat luka sayatan karena serangan arwah hitam.

Yichan membawa Sehun berlari tanpa mempedulikan luka Sehun. Bukan juga tak peduli, tapi ia berfikir cepat.. karena jika mereka terus ditempat yang penuh dengan debu dan juga dikelilingi kabut maka kemungkinan mereka diserang akan semakin besar.

Sehun melihat luka yang cukup besar pada kaki Yichan. Tapi tanpa sedikitpun menampakkan ekspresi kesakitan, yeoja itu terus berlari. Tidak satupun keluhan atau erangan terlontar dari bibir yeoja yang lebih tua satu tahun darinya itu. Sehun menahan Yichan agar tidak berlari lagi. Ia merobek bagian bawah T-shirt yang ia kenakan. Ia kemudian menunduk untuk mengikat kaki Yichan dengan robekan kain itu. "Kau pernah dengar ada orang mati kehabisan darah kan?", Celetuk Sehun. Ia menahan sakit di kepalanya, sakit yang selalu menyerangnya setiap kali ia terlalu fokus akan sesuatu tanpa adanya aktivitas yang bisa dilakukannya untuk mengalihkan pikirannya.

Arwah-Arwah hitam terus mengejar mereka. Yichan tidak memprotes ataupun meminta Sehun bergerak lebih cepat. Ia hanya diam seperti tidak sedikitpun merasakan sakit meski saat ini Sehun menyentuh lukanya. Ia menggerakkan berbagai benda, kayu, pot bunga, rak dan yang lainnya untuk menghalangi gerak para arwah hitam.

Sehun sengaja mengikat lebih keras luka di kaki Yichan. Ia ingin sekali saja mendengar yeoja itu melampiaskan rasa sakit melalui erangan ataupun sekedar merintih. Nyatanya keinginan Sehun sama sekali tak terwujud. Seolah kata “sakit” sudah benar-benar terhapus dari kamus hidup Yichan.

¢¢¢ SEHUN`S STORY¢¢¢

Sehun (15/ 16 korean) berpapasan dengan Sekertaris Park yang baru saja keluar dari ruang kerja sang ibu, yeoja setengah baya itu terlihat lelah, lingkar matanya sedikit menghitam. Sehun membungkuk sopan "Annyeonghaseyo bibi"

"Annyeonghaseyo.. Tuan muda Lee, anda baru pulang?" Sapa Sekertaris Park.

"Ne heheheh", Pandangan Sehun tidak sengaja menangkap sebuah lebam pada lengan tangan Sekertaris Park. "Eo! bibi tangan mu terluka!", Tunjuk Sehun. Sekertaris Park segera menutupi lenganya dengan berkas-berkas yang ia pegang. Sehun mengerutkan dahi saat Sekertaris Park buru-buru membungkuk, lalu meninggalkannya. Ia memperhatikan sosok yeoja setengah baya itu hingga menghilang dari pandangannya "Wae gurae?" Tanyanya bingung.

Sehun kemudian memasuki ruang kerja sang Ibu. "Moooommmy Bwhahah". Ia selalu mengucapkan hal semacam itu karena sang Ibu, Precise, pernah tinggal di luar negri sebelum menikah dulu.

PLETAKK! Sehun dihantam menggunakan setumpuk berkas kerja oleh sang Ibu. "Kau ini tidak pernah berubah! Berhentilah menggoda Omma"

"Hahahahh", Tawa Sehun. Ia memperhatikan keadaan sang Ibu yang sepertinya sudah lebih baik dari semalam. Precise beradu argumen dengan Suami, Howon. Lagi-lagi hanya karena Howon tidak suka dengan kedekatan Precise dengan L yang memang sudah terjadi sejak awal pernikahan mereka. Sehun bukan tidak memikirkan, tapi sikap sang Ibu yang cukup ketus membuatnya sulit bicara serius dengan sang Ibu. Ia lebih banyak menghibur dengan candaan atau melakukan hal-hal lucu agar kekesalan sang Ibu berkurang. Ia Ia juga lebih sering memberi penjelasan pada sang Ayah agar ia lebih bersabar sebagai laki-laki. "Uwoo.. Uri Mooomy sepertinya sudah tersenyum lagi kkk"

"Eomma akan mengahajar mu lagi kalau kau teurus memeanggil eomma dengan sebutan aneh itu"

"Uwoo.. Moomy~”, Panggil Sehun disengaja. PLAAAKKK! tentu ancaman sang Ibu bukan hanya sekedar main-main. "Hahahaha", Sehun tertawa makin menjadi setelah kepalanya dipukul. TAPP.. Sehun terdiam, ia merasakan Sang Ibu kini memeluk erat dirinya. Raut sedih kini muncul di wajah sang Ibu. "Kkk eomma wajah mu mellow sekali saat ini, Jincha kkk"

Precise yang dikenal memang ketus dan tegas ini selalu berhasil dibuat tersenyum oleh ucapan putranya. "Kau benar-benar suka, eomma memukul kepala mu anak nakal", Ucap Precise. "Sehun-ah…..Eomma bicara banyak dengan sekertaris Park tadi. Eomma juga bertemu dengan anak perempuannya"

"Ah Inhyeong noona!", Sehun tidak pernah mengetahui nama putri Sekertaris Park. Ia selalu memanggilnya dengan 'Doll' karena Seperti itu biasa sekertaris Park memanggil anaknya.

"Ne, Mereka bicara beberapa hal pada eomma. Eomma.. jadi menyadari sepertinya eomma terlalu kasar menanggapi ucapan appa mu", ujar Precise. "Mianhae Sehun-ah, eomma dan Appa tidak seharusnya berkelahi seperti semalam", Pengakuan Precise itu hanya berlangsung sebentar. Selanjutnya ia kembali memprotes kecemburuan suaminya "Tapi Appa mu juga keterlaluan! sejak muda dulu ia selalu mencemburui L"

"Hahahahaha"

"Kau tertawa lagi…apa cerita eomma terdengar lucu bagi mu?" Preicse melepaskan pelukannya pada anak semata wayangnya  itu. Ia menghempaskan tubuh bersandar pada sofa ruang kerja.

"Eomma Appa daebakkida hahaha.. "

***

Sekertaris Park begitu setia pada Precise. Ia sudah bekerja pada Precise lebih dari lima tahun dan ia juga sering memberi nasehat pada Precise yang memang kerap kali sulit menahan emosinya saat kesal. Untuk itu Sehun berniat membawakan kue dan makanan untuk berterimakasih padanya. Sehun ditemani seorang supir mendatangi rumah sekertaris Park. Ia turun dari mobil meminta supir untuk menunggu. Rumah di hadapannya terlihat sangat sepi dan Semua lampu mati. Awalnya ia berfikir tidak ada orang di dalam. Tapi begitu ia mengetuk pintu, ternyata pintu tidak terkunci. "Rumah ini gelap tapi pintu nya tidak terkunci? Ini namanya memberi hadiah untuk perampok kkk"

Iseng Sehun melihat ke dalam. Banyak barang berantakan seperti kapal pecah. Sehun mengernyitkan dahinya. Jangan-jangan benar-benar ada perampok didalam? begitu pikirnya. Ia membuka pintu dengan hati-hati, juga melangkah pelan sampai ia menemukan sosok tubuh seseorang tergeletak dilantai. "Bibi!", Pekiknya segera berlari menuju sosok Sekertaris Park.

"T..t..tuan muda" Sebut Sekertaris Park terbata.

"Waeyo? Ada apa bibi..? Bibi apa ada perampok? Apa yang ia lakukan? Aku akan telpon polisi!", Sehun sigap menghubungi polisi, ia tergesa-gesa dan hanya mengatakan bahwa disana ada perampok. Ia memapah tubuh Sekretaris Park untuk membawa yeoja setengah baya itu keluar. "Ayo bibi, aku akan membantu bibi berjalan"

"S.. Hisssk.. Aku tidak bisa pergi..Hikss... Anak ku.. hikss.. anak ku"

Sehun teringat sekertaris Park memiliki seorang putri yang berusia lebih tua satu tahun darinya. "Ah.. Matta.. dimana dia? katakan pada ku!", Sekretaris Park menunjuk ke suatu arah. Sehun mengangguk, ia mengantar Sekertaris park keluar. Supir Sehun membantunya memasukkan sekertaris Park ke dalam mobil.

Sehun kembali ke dalam sendiri. Ia membawa sebuah tongkat baseball untuk pertahanan. Ia mengikuti arah yang tadi sempat ditunjuk Sekertaris Park. Semakin ia berjalan ke dalam, Suara gaduh semakin jelas terdengar. Sehun mempercepat langkahnya sampai ia berhenti di depan dinding pembatas ruang tengah dan dapur. Di dalam dapur, ia melihat sosok namja dan Seorang yeoja yang ia yakini sebagai anak dari Sekertaris Park.

PLAAAAKKK! Sehun refleks menutup matanya sejenak menahan pedih melihat namja setengah baya itu menampar yeoja di hadapannya. "KENAPA KAU DIAM SAJA?!! BERTERIAK LAH BERTERIAK SEPERTI IBUMU!!", PLAAAKK satu tamparan kembali mendarat di pipi gadis muda itu.. tapi.. tidak ada sedikitpun reaksi yang ditunjukkan oleh gadis muda itu. Sehun membelalak saat... PRANGGGG... namja setengah baya menghantamkan sebuah gelas ke ke kepala anak wanita. Sehun sudah bergerak tapi ia kalah cepat.

BRUKKK! tubuh yeoja itu tegeletak jatuh di lantai. Bersamaan dengan itu, DDDUUUAAKKKKK! Sehun menghantamkan tongkat Baseball ke arah pundak sang namja setengah baya, hingga ia ikut terjatuh.

***

Dua jam setelah kejadian, Sehun dan Sekretaris Park menuju ke rumah sakit sepulang memeberi kesaksian pada polisi. Ia baru mengetahui bahwa namja tadi adalah Suami dari Sekretaris Park sendiri, bukan seorang perampok. Sekretaris Park tak henti menangis sepanjan perjalanan. Sehun menepuk pundaknya untuk menenangkan "Bibi.. Tadi eomma menelpon ku. Ia mengatakan bahwa noona sudah sadar dan dia baik-baik saja, bibi tidak perlu khawatir"

"Hikss.. Hikss... ia seharusnya tidak mengalami semua ini.. Seharusnya ia membiarkan appanya membunuh ku saja hikss..", Sesal Sekertaris Park. "Anak ku telah membuang perasaannya jauh-jauh karena ia tau appanya akan semakin menyiksa saat mendengar orang yang disiksanya berteriak ataupun mengerang kesakitan... namja itu sudah gila hiksss.. ia sudah kehilangan akal sehatnya.. hikss.. dan seharusnya aku menghalangi anak ku berhadapan sendiri dengannya hiksss.. Ia selalu berakhir melukai anak ku karena anak itu selalu berusaha menahan semua rasa sakitnya hikss.."

¢¢¢ END SEHUN`S STORY¢¢¢

Sehun berdiri setelah selesai mengikat kaki Yichan yang terluka. Ia memegangi kepalanya yang semakin sakit. “Argh…”

Yichan ragu menyentuh tangan Sehun. "S..sehun- Gwenchana?", Tanya Yichan.

Sehun tersenyum walau terlihat dipaksakan. "Tidak akan ada harapan untuk ku" Serunya. Ia menyerahkan Time dimension pada Yichan. "Amankan benda ini dan juga diri mu, aku tidak bisa berlari lagi", Pandangan Sehun seperti tidak fokus, dan kestabilan badannya begitu buruk. "Noona pergilah", Senyum Sehun semakin getir, tubuhnyan pun semakin goyah dan ia tak mampu lagi berdiri. "Hh.. N..Nanti.. Jika kau bertemu.. ergh.. dengan eomma mu lagi, bisakah kau... mmh tersenyum padanya.. jebal.. eung.. jebal.. I..Inhyeong.. noona" SSRUUUUKKKK~ tubuh Sehun pun akhirnya tumbang.

"Sehun!!", Yichan menahan tubuh Sehun yang kehilangan kesadaran. Yichan panic. Untuk pertama kali setelah sekian tahun lamanya ia berusaha membuang jauh perasaanya, berusaha tak mau merasakan setiap rasa sakitnya, kali ini ia merasa hal yang aneh menyesakkan dadanya. "Jangan bercanda! Ya! Ya Lee Sehun.. i.. ireona", Serunya terbata. "T..tuan muda Lee.. jebal".

Namja berjubah hitam mengawasi tak jauh dari tempat Yichan dan Sehun berada. Ia tersenyum menyadari pertahanan dan fokus Yichan sedang lemah. "Aku bisa mendapatkan keduanya.. Serang mereka", perintah namja itu menggerakkan semua pasukan arwah hitam yang ada.

SHUUUUUUNGGGGGGGG~

SSSHUUNGGGGG~

Tranggggggg!!!!!!! Time dimension di tangan Yichan terpelanting jauh. Pasukan arwah menyerang Yichan juga Sehun. DDDUAAAAKKK DDDUAKKKK!!! Yichan mempertahankan dirinya dengan menggerakkan berbagai benda, tapi pandangannya masih lurus ke depan dimana sosok Sehun terseret menjauh. Tubuh Sehun yang sudah tak sadarkan diri itu dipenuhi dengan luka-luka sayatan dari arwah-arwah hitam yang menyerangnya.

Namja berjubah hitam muncul dihadapan Sehun bersama dengan yeoja berbaju putih yang selalu muncul di gambar Jaehee. Arwah-Arwah hitam seketika berhenti menyerang Sehun, memberi jalan kedua sosok itu mendekat. SHUUUUUUUNG BRRRRAAAAAKKKKKK!!!!! Namja itu menghancurkan batang pohon yang digerakkan oleh Yichan hanya dengan sebelah tangan. "Mereka memang lemah"

"Jangan banyak membuang waktu, cepat ambil kekuatan anak ini!", Ujar Yeoja berdress putih yang tak lain adalah Joohye, ia sangat tidak suka dengan tingkah namja dihadapannya yang suka mengulur-ulur waktu.

"Kau selalu tak sabar", Sindir namja itu. Ia menarik rambut Sehun sampai seluruh tubuh Sehun terangkat. Sinar hitam keluar dari tangannya. Saat itu juga tubuh Sehun mengalami kejang.

SSSSSSSLLLLLLLUUUPPPP SSSREEKKKK TRAKKKKK...

“Sial!”, Halangan bagi kedua orang itu kembali datang, banyak tanaman rambat yang muncul. Salah satu tanaman menahan tangan namja berjubah hitam, hingga konsentrasinya terpecah dan sinar hitam di tangannya menghilang. "Apa-apaan ini?!" Pekiknya marah.

"Seorang growth element berada di sini..", Jawab Joohye mencari keberadaan yeoja itu tapi tak menemukan siapapun disana. Tanaman-tanaman rambat itu juga memukul mundur pasukan arwah yang semula masih menyerang Yichan. "Yeoja menyebalkan itu juga pasti bersamanya"

"Siapa maksud mu?"

"Jangan banyak bicara.. ", JooHye dan namja disampingnya memunculkan empat pusaran hitam dari tangannya. WUSSSSSHHHH~! Eunhee, Jaehyung, Himin juga Chanyeol muncul dari keempat pusaran hitam itu. "Cari keberadaan mereka Park Jimin"

"Ne noona", Jimin melihat sekitarnya. Ia mengamati rerumputan tempat mereka berada, juga sumber dari berkumpulnya banyak tanaman rambat yang menandakan seorang growth ada disana. "Chanyeol-ah.. disana", Tunjuk Jimin.

"Mati kalian semua!!!!!", Seru Chanyeol. Ia membuat api besar di tangannya dan melemparkan api itu kearah yang telah ditentukan oleh Jimin 45 derajat busur dari tempat mereka berada.

WWWWWWWUUSSSSHHHHHH ~ "AAAAARRRGHHH!!"

Myungeun, Kyungsoo, dan Yaeji berpencar menghindari api itu. Mereka terpelanting ke rerumputan mati di halaman Yonghan University. Jimin, Jaehyung dan Chanyeol menyambut mereka, karena kini ketiga anak itu dapat terlihat. Sementara Eunhee mendekati Yichan, mengurung Yichan dalam semacam pelindung yang selalu ia gunakan, dinding pelindung yang semakin lama akan semakin menghimpit seseorang yang berada didalamnya hingga kehabisan nafas.

"Kau datang lagi adik kecil ku", Sapa Jaehyung pada Myungeun yang telah terjatuh di rerumputan mati. SSSSSSSLLLLTTTTT~ rerumputan mati itu melingkar ditangan, kaki juga perut Myungeun. "Mereka tidak membutuhkan kekuatan mu, jadi kau matilah ditangan ku, kau pasti bahagia dapat mati ditangan kakak mu sendiri"

"ARGH.. eung Arh O..Oppa hajim.. Aarrrghhhhh!", Erang Myungeun kesakitan. Ia bahkan gagal menggerakkan lengannya untuk mengendalikan tanaman dari dalam tanah.

"MYUNGEUN-AH!!", Teriak Kyungsoo mendengar suara erangan kesakitan dari Myungeun.

WWWUUSSSHHHHH~! Api Chanyeol menyerang Kyungsoo. "Apa kabar teman sekamar ku? kau peduli sekali pada yeoja itu cih... kau seharusnya sadar, perhatian mu bisa membuatnya salah paham"

"Chanyeol", Sebut Kyungsoo sambil mengigit bibirnya, ia masih belum bisa mempercayai teman sekamarnya itu benar-benar tega menyerangnya. WUZZZZHHHH~ Sekali lagi chanyeol melemparkan api dari tangannya, dan kali ini tepat mengarah kepada Kyungsoo.

"KYUNGSOO AWASS!!!", Suara Yaeji kencang meneriaki Kyungsoo, tapi disaat yang bersamaan. SSSSSSHUUUNGGGG CRASSSHHH CRASSSSH CRASSSH "KYAAA!!! ARRRGGGH" Sekumpulan arwah hitam menyerangnya meski ia menggunakan kekuatan agar tak terlihat.

"Yeoja bodoh seperti mu, tak terlihat pun tak akan ada gunanya", Jimin berdiri tak jauh dari Yaeji. Ia tidak melihat Yaeji, tapi ia yakin telah membimbing arwah untuk menyerang Yaeji pada posisi yang tepat karena ia melihat tetesan demi tetesan darah muncul pada rerumputan yang telah mati.

BRUUUKK! Yaeji terjatuh di rerumputan dengan beberapa bagian tubuh berlumuran darah. Ia sudah nampak, ia tidak lagi memiliki sisa tenaga untuk mengontrol kekuatannya. Ia milihat Kaki Jimin tepat berada di depan wajahnya. "Tuan akan bangga apda ku karena aku berhasil menaklukanmu"

Wusssshhh~ Joohye muncul di dekat Jimin. "Bunuh Dia!", Perintah itu terdengar begitu saja membuat Jimin terkejut. Ia ingin menghalangi Joohye tapi Joohye sudah maju lebih dulu kedua tangannya mencekik leher Yaeji. "Kau harus mati Jeon Yaeji"

Hal aneh mulai terjadi, atas dasar yang tak jelas, tiba-tiba saja dada Yaeji, Kyungsoo dan Myungeun menjadi sesak. Yaeji dan Myungeun menangis terisak meski tak ada yang ingin mereka tangisi sebenarnya.

Hal serupa juga terjadi pada Kyungsoo. Ia merasa aliran darahnya menjadi panas. Ia tidak menangis, tidak... ia adalah seorang namja, emosinya terluapkan meledak-ledak dan dalam sekejap seluruh bagian matanya berubah hitam. Bagian belakang tubuhnya terbakar api Chanyeol, tapi ia berdiri seperti kehilangan control akan dirinya sendiri... BRUKKKK!

***

DDDDAAAKKKKKK! Sebuah pot bunga menghantam belakang kepala Eunhee. Yeoja itu terjatuh dalam sekejap, membuat Yichan terlepas dari belenggunya. "Lepaskan Sehun", Gumam Yichan dengan suara amat pelan karena ia melihat namja berjubah hitam sedang menyerap kekuatan Sehun.

¢¢¢ YICHAN`S STORY¢¢¢

Semenjak kejadian tertangkapnya Ayah dari Yichan, Precise meminta Sekertaris Park beserta Yichan untuk tinggal bersamanya. Yichan juga kebetulan baru saja lulus dari Junior Highschool. Precise memasukkan anak itu ke Yonghan University, sehingga Yichan hanya akan pulang ke rumah setiap liburan semester. Sekretaris Park menyetujui hal itu. Ia ingin Yichan melupakan semua kejadian buruk yang telah menimpa putrinya.

Enam bulan setelahnya, Yichan pulang karena telah tiba liburan semester. Sang Ibu beberapa kali memintanya untuk menemui Tuan muda, Anak dari Precise, untuk menemani anak itu belajar. Yichan selalu datang.  Ia belum pernah mengucapkan terima kasih pada tuan muda Lee, yang juga telah menolongnya menurut cerita sang Ibu. Ia bahkan belum pernah sekalipun melihat wajah tuan muda Lee. Sore hari ia kembali hanya lima menit setelah sang Ibu memintanya pergi ke sana. "Aku datang ke ruang belajar tuan muda Lee, tapi aku tidak menemukannya disana. Ia hanya meninggalkan buku tugasnya saja dan semua pekerjaan rumahnya pun sudah rampung", Ujar nya pada sang Ibu. Ia meletakkan buku pada meja kamarnya. "Apa mungkin hanya Ia mempermaikan kita?" Tanya Yichan datar.

Sekretaris Park tersenyum. "Tuan muda memang sedikit Jahil, kau tak perlu terlalu memasukkan perbuatannya ke hati"

"Tidak, aku tidak peduli juga" Jawab Yichan bersandar pada sofa dan mulai memejamkan matanya.

Sekretaris Park menghela nafas. Ia belum sedikitpun melihat oerubahan dari anaknya. Ia selalu sedih mengingat latar belakang sang anak tumbuh menjadi seperti itu. "Tuan muda Lee mengatakn pada Ibunya bahwa kau mengajarinya dengan sangat baik tiga hari yang lalu"

"Ah", Jawab Yichan datar. "Ia pandai mengarang cerita rupanya" Tanggapnya datar.

"Alasan itu juga yang ia gunakan untuk membujuk Nyonya Lee agar beliau meminta kita untuk tinggal disini", DEG! Yichan membuka matanya kembali saat mendengar ucapan sang Ibu. Ia terlihat shock beberapa saat, tapi kemudian ia terdiam dan kembali memejamkan mata. "Ia tidak mempermainkan mu ataupun mengarang cerita. Ia pernah mengatakan pada ku.. Ia akan memastikan bahwa saat dimana ia muncul di hadapan mu adalah saat dimana ia akan berhasil membuat mu tersenyum. Ia juga mengatakan itu adalah wujud terima kasihnya karena kau dan Aku telah berhasil membujuk Nyonya Lee untuk berbaikan dengan Tuan Lee.."

"Psh" Respon Yichan dengan hanya sebuah helaan nafas.

***

NEXT 3 YEARS

YONGHAN'S DORM

Yichan bersandar dekat jendela pada lorong kamarnya. Ia tidak mempedulikan orang-orang disekitarnya berlalu lalang, juga tidak mempedulikan siswa yang menegur ataupun, menggodanya. Ia.... mati di tengah kehidupan semua orang yang terlihat begitu sibuk dengan dunia mereka. "Hhahahahahah", Tawa seorang namja yang terdengar menyebalkan, menggema di telinganya. Ia membuka mata karena merasa terganggu. Ia melirik namja di sebrang lorong yang sama dengannya sedang asik tertawa. Entah apa yang ia tertawakan.

Namja itu juga meliriknya. "Noona... kau pasti menyesal kalau melewatkan yang satu itu", Ujar namja itu pada Yichan dengan santainya sekalipun ini pertama kalinya Yichan melihat namja itu.

Yichan melirik ke arah yang ditatap oleh namja tadi. Disana sepasang kekasih sedang asik (?) bermesraan saling merayu dengan bahasa yang membuat mual semua orang, lalu tiba-tiba datang yeoja lain menyiram namja tersebut dengan air dan meneriakkan namja itu karena ia kedapatan berselingkuh. "Selera humor mu rendahan sekali" gumamnya pada namja disebrang lorong.

"Hahaha.. Opera sabun jaman sekarang sangat mengocok perut ku. Aku jadi kenyang padahal aku belum sarapan Hahahahaha hahahahahha hahahahahaha......" Namja itu tertawa hebat sampai terjungkal-jungkal menyaksikan live Opera sabun lorong asrama Yonghan. Banyak pasangan yang sering sekali bertengkar di lorong tersebut.

Tanpa sadar Yichan menarik sisi bibirnya. Senyum tipis ditunjukkan olehnya. Reaksi berlebihan Namja tak jelas itulah penyebabnya senyumnya.

"Ya Noona, besok kita berkumpul disini lagi, pasti ada pertunjukan lainnya!", Ajak Namja itu pada Yichan.

"Berkumpul?", Yichan mengerutkan dahi atas ucapan luar biasa absurb namja tadi, tapi jawaban yang muncul dari bibir Yichan justru. "Ok Call"

"Assa~ hahahaha"

¢¢¢ END OF YICHAN`S STORY ¢¢¢

 

            "Saat dimana ia muncul dihadapan mu adalah saat dimana ia akan berhasil membuat mu tersenyum"

Yichan tertunduk.  Air matanya menetes secara perlahan. Lima Tahun sudah semenjak terakhir kalinya yeoja itu meneteskan air matanya... "Geuman..", gumamnya. Seluruh benda di sekitarnya telah terangkat. "GEUMANHAEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!!!!"

SSRRRRUKKKKKKKKKK~!

BRUKKKKK BRUKKKK BRUKKKKKKK!

Tangan Namja berjubah hitam terlepas dari kepala Sehun karena tubuh Sehun tiba-tiba saja terangkat ke atas. DUUUUUUUUAAAKKK DUAAAAKKKKKK DUAAKKK!!!! Semua benda menuju ke arahnya hancur karena ia meninju benda-benda itu untuk melindungi dirinya sendiri. Sssllaaaashh Benda terakhir melayang dan kali ini berhasil menjatuhkan Jubah yang dikanakan oleh namja itu. Di hadapan matanya ia melihat cahaya biru kehijauan mengerumuni tubuh Yichan.

 

"Geu yeojaga..... is The Element of emotion"

¢¢¢TBC¢¢¢

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK