“Kau tidak tau jika pertunangan kita akn dipercepat.” Sujeong melipat kedua tangannya di dada. Taehyung mengernyitkan dahinya. Ah, ini pasti hanyalah akal-akalannya saja. “Aku tidak percaya padamu.” Tertawa sinis. “Kau bisa tanyakan pada orang tuamu.” Sujeong mengakhiri pembicaraannya dengan senyuman manis dan berlalu.
“Kau akan bertungan dengan Sujeong?” tanya Sehun yang menguping dibalik dinding lorong. “Lalu siapa yang akan melindungi Na Young, jika aku pergi?” lanjut pertanyaan Sehun. Taehyung berbalik menemui Sehun yang berdiri menyandarkan diri didinding. “Aku pesaing hati Na Young, aku tidak bisa menjadi ‘SUHO’ tubuh Na Young jika hatinya bukan milikku. Kita nasih bersaing.” Taehyung tersenyum miring.
“Ih kau ini.” Sehun beralih pergi. “Ya!” Taehyung mengikuti dari belakang.
***
Sujeong duduk di balkon paling ats di gedung sekolah. Dia menaruh kedua tangannya di saku seragam sekolahnya. Dia duduk sembari membiarkan semilir angin menyapu wajahnya. Puas rasanya membuat Na Young menangis. Dia memejamkan mata senang.
Na Young masuk kedalam toilet, membasuh tangan juga wajahnya. Lalu sesorang datang membawa dompet kecil yang sangat dia ketahui. “Mencari ini?” seorang gadis mengimingi Na Young dompet kecil berwarna hijau lumut yang sangat berharga untuknya. Sujeong memamerkan dengan tangan menjinjing dompet itu. Dibalik tubuhnya ada Hyeri dan dua teman kelas Na Young lainnya “Aku rasa ini hal yang sangat berharga, bukan begitu? Tapi tidak juga untukku. Kau boleh memilikinya.” Sujeong menyodorkan dompet tersebut. Na Young mencoba meraihnya. “Tapi dengan satu syarat.” Sujeong menarik kembali dompet yang dia bawah. “Berikan pose terbaik di kamar mandi.” Hyeri mengambil ponselnya tersenyu miring. Sujeong membuka kamar WC nya menaruh dompet pecil itu disamping toilet duduk. “Apa yang kau lakukkan?” Na Young bertanya.
“Masukkan kepalamu dilubang ini. Maka kami akan memberikan dompet itu kepadamu.”
“Apa yang kalian lakukan ? kalian pikir kalian siapa menyuruhku melakukkan hal ini?” Na Young memberontak. “Jika kau tidak mau, maka dompet ini tidak akan aku berikan kepadamu.” Hyeri mendorong Na Young masuk. Kedua teman kelas Na Young memeganginya memaksanya untuk duduk, meskipun Na Young memberontak. Sujeong yang berdiri di dekat toilet duduk memegangi kepalan Na Young mendorong kepalanya untuk masuk. Sementara Hyeri berusaha memotret Na Young. “LEE HYERI!!” semua berhenti seketika melihat kedatangan Taehyung yang masuk kedalam toilet perempuan. Sujeong yang tidak asing dengan suara itu langsung kebingungan. “Apa kalian manik? Apa kalian ingin menjadi jagoan?” Taehyung menarik kerah Hyeri keluar dari toilet lanjut dengan kedua teman sekelasnya berhetin pada Sujeong yang berdiri disamping toilet duduk beserta Na Young yang duduk dihadapan toilet duduk itu. Rambut Na Young yang acak-acakkan dia terlihat begitu tertekan juga shock, air mata Na Yoyng sedikit demi sedikit jatuh. Taehyung menatap tajam Sujeong. “Jika ini yang kau lakukan? Jika ini adalah cara untuk mendapatkan perhatianku ? maka kau salah, aku bahkan tidak sudi melihatmu. Berikan padaku!” mengulurkan tangannya meraih apa yang harusnya Na Young miliki.Taehyung mengangkat tubuh Na Young menujuh UKS. Hari ini terlalu banyak tekanan yang dia dapatkan. Sujeong diam sesekali memukuli kepalanya. “Bodohnya aku.” Gumamnya. Lalu menggigit keras bibirnya.
Sehun berjalan dilorong sekolah, dari jauh dia melihat Taehyung mengangkat Na Young yang sudah pingsan. Sehun berjalan dibelakang Taehyung. Dia mengikuti Taehyung hingga ada di UKS. Sehun berheti di depan UKS memutuskan melihatanya dari jauh. Taehyung mengeletakkan Na Young ke kasur. Mengusap keriangat dingin yang keluar dari tubuh Na Young. Membelai rambutnya, sekali lagi namja itu terpukau dengan kecantikkan Na Young yang alami. Seorang pagawai UKS datang. “Apa yang terjadi?” tanyanya. “Aku tidak tau mungkin dia sedang kurang sehat.” Pegawai itu memeriksa Na Young.
Jungkook mengawasi Sehun yang sedang berdiri didepan UKS. Jungkook berada disituasi yang sama dengan Taehyung saat kejadian itu berlangsung. Tangannya mengepal ketika mendengar apa yang ingin dilakukan Sujeong dan Hyeri. Tapi dia harus menahannya, misinya belum selesai. Pasti ada cara agar dia bisa dekat dengan Sujeong. Meski hatinya berkata ingin menolong Na Young dia harus berhenti karena misinya bukan untuk Na Young. Jungkook mulai berjalan kearah yang berbeda dengan arah menujuh UKS. Dia mencara Sujeong. Dimana dia?
Sujeong duduk di balkon gedung sekolah, dia kembali ketempa diaman dia bisa sendirian dan membiarkan angin menyapu wajahnya. “Sudah lega?” tanya Jungkook dibalik tubuh Sujeong. Gadis itu melihat dibelakang tubuhnya. “Weo?” Jungkook duduk disamping Sujeong. Keduanya memandang langit. Jungkook menarik nafas legah. “Ah, aku iri padamu. Kau bisa melakukan hal itu pada orang yang kau cintai.”
“Melakukan apa ?” Sujeong berkata polos. “Melakukan ambisi.” Jawab Jungkook. “Jika kau iri maka lakukanlah pada orang yang kau cintai.” Lanjut Sujeong berucap. “Aku tidak bisa.” Jungkook menundukkan kepalanya. “Mwo? Memang siapa yang kau cintai?” Sujeong mamandang wajah Jungkook. Namja itu menuloh memandang Sujeong. Lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Sujeong. Keduanya saling menatap satu sama lain. “Kau” ucap Jungkook. Sujeong menahan nafasnya. Searasa ada kupu-kupu yang berterbangan dihatinya. Ada sesuatu yang bergetar didalamnya. Lalu rasa bahagia saat dia mengetahui ada seseorang yang menyukainya. Tapi sujeong memilih untuk tidak menjukkan rasa bahagianya. Dia mengalihkan pandangannya dari wajah Jungkook.
Na Young bangun dari tidurnya, melihat disekililingnya terlebih dahulu. Apa yang terjadi? Ah sudahlah, dia sudah ingat semua. Setelah pelajaran sekolah selesai Sehun menyempatkan diri nya sebelum dia pulang menemui Na Young. Dia melangkah dengan cepat. Berharap Taehyung tidak melihatnya. Dia masuk kedalam UKS. Melihat seluruh kasur UKS kosong. “Dimana Murid yang tadi pingsan?” tanyanya pada perawat UKS. “Dia baru saja pulang.”
Sehun membungkuk dan pergi keluar sekolah. Melihat sekeliling sekolah adahkan gadis berambut kecoklatan itu? Binggo. Seorang gadis berjalan dengan lunglai tidak jauh dari pandangan matanya. Sehun menarik langkah pertamanya. Tapi terhenti ketika melihat Taehyung datang. “Na Younga-ah, gwenchanayo ? kau bisa pulang sendiri? Aku akan mengantarmu. Naiklah, hari ini aku diatarkan oleh supir.”
“Tidak terimakasih, kau sudah sangat baik sekli hari ini. Aku ingin pulang sendiri. Tapi aku—“
“Tidak apa aku baik.” Na Young tersenyum dengan lemah. Taehyung mengerti dan membiarkan Na Young untuk pergi. Taehyung melihat gadis yang daia suakai dengan tatapan miris. “Dia sangat manis, tapi sangat miris.” Gumamnya. Sehun berjalan-mengendap endap mengikuti Na Young begitu pula Taehyung yang mengawasi Na Young dari jauh. Keduanya memasitakan jika Na Young benar-benar pulang.
Jungkook berlari diatas atap ruamha dan gedung-gedung mengawasi Sujeong, erharap para orang tadi pagi tidak mengikuti dan mencelakainya. Dia mengikuti Sujeong hingga rumah. Dia menunggu 2 jam, jika tidak terjadi apa-apa maka dia akan pergi. 2 jam berlalu.Sepertinya tidak terjadi apa-apa pada sujeong. Dia kembali kerumah dengan santai.
“Ting.. tong... “ Na Young membuka pintu, tiba-tiba seseorang membukam mulitnya dan menariknya keluar, membawa Na Young kesuatu tempat. Memasukki mobil, melewati jalan-jalanan yang jauh sekali. Jungkook membeli sebuah Minuman,, satu untuknya dan satu untuk Na Young beserta makanan untuk keduanya. Jungkook berfikir kembali. Kenapa orang-orang itu tidak menculik Suejong? Dia berjalan membayar makanannya. Mungkin mereka melihat orang lain? Tapi tidak mungkin mereka pasti mengetahui target Jungkook. ASTAGA. Langkah Jungkook terhenti. Matanya membulat. Barang belanjaan yang dia bawa dia jatuhkan dan berlalri dengan cepatnya. Saat pria-pria mencurigakan itu mengawasinya, dia tau bahwa bukan hanya Sujeong yang diincar tapi Na Young. jika begini berati Na Young yang diculik. Jungkook berlari dengan cepat. Masuk kedalam rumah.
“Na Young-ah! Na Young-ah?” Jungkook berkeliling diseluruh rumah. Kedalam kamar NaYoung dia tidak ada dimana-mana. Jungkook mengangkat ponselnya. “Aku butuh nomor telepon Sehun dan Taehyung, paling tidak hubungkan aku pada keduanya.” Ucap jungkook pada seseorang di sebrang telepon. “Sehun-ah, apakah Na Young ada di rumahmu?”
“Kau ini siapa?”
“Kau ini siapa? Sudah jangan banyak tanya! Na Young disana tidak?”
“Tidak, apa yang terjadi padanya—“ obrolan itu terputus ketika Sehun mencoba bertanya. Sehun sepertinya tidak asing dengan suara itu apakah itu... mata Sehun membulat dan menghubungi Taehyung. “Na Young-ah, eoddigayo?”
“Molla-yo, weo?”
“Aku tidak tau, sepertinya ada seseuatu yang terjadi padanya, pria busuk itu Jungkook menghubungiku, dari nada suaranya dia sedang kebingungan. Saat aku coba menghubunginya kembali aku baru menyadari jika nomor itu tidak dikenali.”
Taehyung mulai bergerak dia membawa serta beberapa orang bodyguard yang dia punya. Tiba-tiba telponnya berbunyi. ‘Nomor yang tidak dikenali’ dengan sigap Taehyung mengangkat teleponnya. “Kau dimana ?”
“Jangan khawatirkan Na Young aku akan mencarinya, tapi aku mohon lihatlah sujeong.” Telepon ituterputus begitu cepat. “ Rumah Sujeong.” Ucap Taehyung pada sopirnya.
Taehyung melihat keluar jendela saat tiba dirumah megah sujeong. Dari rauh muka seluaruh orang didalam rumah sepertinya tidak terjadi apa-apa. Taehyung masuk. “Annyeong hasseo, Sujeong eoddigayo ?”tanyanya pada Ryu Jonghyun yang ada di depan membaca koran. “Sujeongie? Sudah lama kau tidak pernah kemari. Kau dari mana saja?”
“Chongsoamidha abujji, tapi aku benar-benar ingin mengetahui bagaimana keadaan Sujeong.”
“Arrasseo” Jonghyun mengernyitkan dahinya, apa yang terjadi pada anak itu. Jonghyung mengikuti langkah Taehyung masukkeakamar Sujeong. Taehyung membuka pintu kamarnya. Taraaaa. Sujeong tidak ada. “Sujeongie, sujeongie! Ryu sujeong.” Jonghyun dan juga taehyung mencara Sujeong diseluruh rumah tapi tidak ada.
Jeon Jungkook berlari menujuh Lee hye seol, tetapi wanita itu tidak ada didalam bar. Jungkook mencarinya keluar. Bolamatanya berputar pasti dia ada di suatu tempat. Binggo. 90 derajat dari arahnya berada. Sebuah senter mengarah ke wajah Jungkook. Mungkin itu sinyal dimana Na Young dan Sujeong berada atau mungkin itu juga tipuan. Tapi jungkook tidak pedulu dia menaiki tangga gedung tinggi yang tidak jauh dari arah pandangannya. Dia berlari sesekali memandangi heandphonenya mengirim pesan singkat pada Taehyung dan Sehun. Dia suadah sampai pintu terakhir gedung paling atas. Jungkook bersikap hati-hati. Dia membuka pintu dan melihat dua gadis yang terikat ditepi gedung satu langkah lagi mereka akan jatuh dari gedung itu. Kedua gadis itu sama-sama ditutp mulut mereka tapi masih bisa terlihat jelas mana Sujeong dan Mana Na Young. Jungkook tidak pdangang bulu dia memukuli semua Bodygard yang ada disana seperti orang kesetanan. Tapi sekuat apapun Jungkook dia harus menyadari jika jumlah mereka terlalu banyak.
“Annyeong?” Lee Hye Seol melambaikan tangannya pada Jungkook. “Kau tau Jeon Jungkook-ah? Ketuamu sudah terlalu banyak merepotkan prostitusiku dan kau mengambil No Minwoo ku, dimana dia? Dimana pencetak uangku ?” wanita itu berjalan sembari menggunakan tongkat yang mungkin tongkat itu telah dia pukulkan kesalah satu dari Na Young atau Sujeong. “Aku tidak tau dimana Minwoo.”
“Mwo? Kau yang mengambilnya dariku? Beraninya kau bicara tidak tau.” Hye seol hampir saja menusuk leher Jungkook dengan tongkatnya. Sungguh, orang itu benar-benar terlihat kacau, dari make up juga tatanan rambutnya. Dia benar-benar terlihat seperti penyihir untuk saat ini. “Jungkook-ah, aku sangat puas ketika kau lengah.” Tertawa terbahak-bahak. “Ada Na Young disni? Gadis cantik yang tinggal bersama dengamu dan gadis cantik yang kau ‘sukai’ “ wanita itu tertawa lebih keras. Bukan tertawa biasa hanya tertawa yang menakutkan. “Hanya ada satu yang harus kau selamatkan.”
Sehun dan Taehyung berlari beserta body guard mereka. Para bodyguard Hyesol yang menyadari kedatangan mereka semua turun dan menghalangi Taehyung dan Sehun untuk datang. Tapi kedua namja itu datang disaat yang tepat. Dimana mereka mendengar Jungkook memilih. Dalam kepala Jungkook hanya ada Missi atau kepentingan dirinya. Dia menimbang nimbang dan .... “Sujeong.” Satu kalimat terlontar dari ucapannya. Mata Sehun terbelalak. “Jatuhkan Na Young.” ujar Hyesoel. Tubuh mungil Na Young jatuh begitu saja dari gedung berlantai 35 itu.