home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Complicated Love Story

Complicated Love Story

Share:
Author : leejungjung
Published : 20 Feb 2015, Updated : 26 Jun 2015
Cast : Jung Soojung, Kim Jongin, Oh Sehun, Choi Jinri, Xi Luhan aka Oh Luhan, Choi Minho, Lee Taemin aka K
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |11372 Views |3 Loves
Complicated Love Story
CHAPTER 3 : Chapter 3

Chapter 3

Suasana lapangan basket selepas pulang sekolah cukup ramai. Beberapa siswi memang sengaja menyempatkan diri mereka untuk menonton tim basket SM High School yang berlatih setelah jam pelajaran berakhir. Sesekali mereka memekik tertahan ketika sang idola berhasil memasukkan bola berwarna orange tersebut ke ring. Berbeda dengan para siswi yang menonton latihan tim basket dengan heboh, seorang gadis dengan name-tag Jung Soojung hanya tersenyum menyaksikan latihan tersebut. Sesekali senyumnya melebar jika melihat salah satu dari kedua sahabat karibnya, Jongin maupun Sehun berhasil memasukkan bola ke ring. Jongin dan Sehun memang anggota tim basket yang diketuai oleh Minho.

“Wah senyum Ice Princess memang menawan,” ujar seseorang dari sebelah Soojung. Soojung menatap orang yang berbicara tadi sambil mengerucutkan bibirnya sebal.

“Jangan ikut-ikutan adikmu dengan memanggilku Ice Princess, Oppa,” sahut Soojung merajuk. Orang tadi, yang ternyata Luhan hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari sahabat adiknya sekaligus tetangganya ini.

“Aigoo, bahkan ketika cemberut kau terlihat lebih manis. Hahahaha,” goda Luhan sambil tertawa keras mengakibatkan lengannya dipukul keras oleh Soojung. Detik berikutnya Luhan meringis keras, kekuatan putri tunggal keluarga Jung memang tidak diragukan lagi.

“Kau tidak ada kegiatan OSIS atau rapat lainnya lagi, hyung?” suara bass seseorang mengintrupsi perdebatan Soojung dan Luhan.

“Sehunnie, kau sudah selesai latihan?” tanya Soojung kemudian sambil menyodorkan sebotol minuman isotonic kepada Sehun. Sehun menjawab Soojung dengan anggukan kepala sambil menerima botol minuman pemberian Soojung.

“Begitulah, tidak terlalu banyak urusan tadi. Lagi pula sebentar lagi aku pensiun dari kepengurusan jadi tidak sesibuk seperti biasanya,” kata Luhan menjawab pertanyaan adiknya tadi. Sehun hanya manggut-manggut menanggapi penjelasan kakaknya.

“Haaahh… Lelah sekali,” ujar Jongin langsung terduduk di sebelah Soojung. Soojung kemudian tersenyum dan memberikan botol minuman isotonic sama seperti yang diberikan pada Sehun tadi. Jongin menerimanya sambil tersenyum manis, kemudian menegak minuman itu sampai tersisa separuh botol.

Detik berikutnya seorang gadis cantik mendekati Jongin sambil tersenyum.

“Jongin-ah, ini handukmu,” ujar gadis itu tanpa menghapus senyum dari bibirnya. Jongin menyambut uluran handuk tadi sambil tersenyum ke arahnya.

“Hei, manajer Baek, mana handukku?” seru Sehun hingga membuat gadis tadi memutar bola matanya kesal karena adegan romantisnya dengan Jongin harus terganggu.

“Ini,” sodornya sambil memaksakan senyumnya pada Sehun.

“Hehe, gomawo Suzy-ssi,” balas Sehun pada gadis tadi yang ternyata bernama Baek Suzy, manajer tim basket SM High School.

“Mianhae, Suzy-ah. Sehun memang suka asal bicara,” kata Soojung menyadari kekesalan Suzy dalam menghadapi Sehun.

“Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa,” sahut Suzy sambil tersenyum pada Soojung.

“Tetapi alangkah baiknya jika kau tahu posisimu Soojung-ssi. Aku rasa sebagai manajer tim basket aku yang lebih berhak untuk melayani anggota tim ini dengan memberi apa yang mereka butuhkan,” tambah Suzy dengan nada menyindir.

“Well, kau benar. Lagi pula aku hanya peduli dengan dua sahabat bodohku ini dan juga Minho Oppa. Selebihnya kau bisa ambil alih,” kata Soojung dengan tatapan mengintimidasinya.

Ketiga pemuda yang ada di dekat mereka bergidik ngeri melihat dua gadis cantik yang saling menatap tajam itu. Luhan dan Jongin kemudian beralih menatap Sehun seolah mengatakan ‘Ini salahmu, Oh Sehun’. Sehun yang merasa ditatap oleh kedua pemuda tadi hanya mengangkat bahu sambil meringis seolah meminta maaf.

“Manajer, sepertinya ada yang belum mendapat handuk dan air minumnya,” panggil seseorang tiba-tiba yang tak lain adalah Minho. Suzy yang merasa dipanggil sekaligus ‘ditegur’ oleh Ketuanya-Minho, segera meranjak dari sana.

“Huft, kau baru saja berhasil mengakhiri perang dingin tadi , hyung,” ujar Jongin bernapas lega. Namun kemudian dia harus rela diberi tatapan tajam dari sahabat cantiknya, Soojung. Minho hanya terkekeh melihat tingkah sahabat-sahabat adiknya itu, kemudian selanjutnya berterimakasih pada Soojung setelah menegak minuman miliknya.

“Wah, kalian bertiga memang beruntung mempunyai nona Jung yang penuh perhatian,” ujar salah satu anggota tim basket bernama Kim Jonghyun.

“Kau bisa mengambilnya kalau kau mau, hyung,” kata Sehun kalem, kemudian mendapat jitakan dari Soojung. Jonghyun hanya terkekeh melihat interaksi mereka.

“Kau tahu Soojung..,” kata Jonghyun terputus.

“Tidak, Sunbae. Sunbae kan belum memberitahuku,” ujar Soojung polos membuat semua yang berada di situ, kecuali Jonghyun geli mendengarnya.

“Aku belum selesai Soo, dan kau langsung memotongnya,” kata Jonghyun sambil menghela napasnya. Soojung hanya tersenyum polos.

“Hah, kau ini. Begini, berkat dirimu semua anggota tim jadi lebih bersemangat berlatih. Well, walau mereka tahu yang kau perhatikan adalah ketiga namja tetanggamu ini,” kata Jonghyun.

“Benarkah?” tanya Soojung tersenyum tak percaya. Jonghyun hanya mengangguk membenarkan penyataannya.

“Dan yang paling bersemangat tentu saja ketua kita ini, Choi Minho. Lebih dari sepuluh kali ia melirik sambil tersenyum ke arahmu saat men-shoot bola,” lanjut Jonghyun menggebu sambil merangkul Minho.

“Ya, Kau jangan asal bicara,” kata Minho salah tingkah sambil menjitak teman karibnya itu. Soojung dan lainnya hanya tertawa melihat tingkah putra tertua keluarga Choi tersebut. Ya, tetapi ada satu orang yang tertawa dengan sedikit terpaksa.  Yup, dia adalah Jongin. Jongin lantas memandang ke arah kakak dari Choi Jinri itu. Sebenarnya tidak ada masalah jika Minho mengagumi sosok Soojung. Tetapi rasanya… Jongin.. seperti tidak suka.

“Ahh, di mana Jinri aku tidak melihatnya?” tanya Sehun mengalihkan perhatian Jongin dari Minho.

“Dia bilang mau menunggui Taemin Oppa di ruang dance,” jawab Soojung yang kemudian ditanggapi dengan kecewa oleh Sehun.

“Ckks… Anak itu. Sampai kapan mau mendekati kakakku? Aku benar-benar tidak rela yeoja seceroboh dia menjadi kakak iparku,” ucap Jongin kemudian.

“Tapi, menurutku Jinri juga terlalu sempurna untuk Taemin hyung yang bodoh,” tambah Jongin takut-takut setelah dihadiahi tatapan membunuh dari Minho yang notabene kakak Jinri.

“Sudahlah, kalian mau pulang atau tidak?” tanya Luhan mengakhiri percakapan tidak penting para tetangganya ini. Semua hanya menjawab pertanyaan Luhan dengan anggukan.

“Lalu Jinri dan Taemin Oppa? Taemin Oppa kan tidak membawa motornya karena berangkat bersama Minho Oppa tadi,” kata Soojung seolah sadar meninggalkan dua anggota mereka.

“Tak apa mereka bisa naik bus, Jungie-ah,” sahut Luhan sambil mengacak pelan rambut Soojung tanpa menyadari tatapan tidak suka dari dua pemuda lainnya. Soojung hanya mengangkat bahunya acuh kemudian berjalan mendahului 4 pemuda yang kini lebih terlihat seperti pengawalnya.

Dari kejauhan seorang gadis memandang mereka kesal. Kemudian dua gadis lain yang berparas tak kalah cantik darinya mendekat.

“Huh, beruntung sekali Jung Soojung,” ujar seseorang yang baru datang tadi, Park Jiyeon.

“Bahkan seorang Choi Minho yang acuh sekalipun jadi bersikap manis dihadapannya,” tambah Jiyeon lagi dengan nada iri.

“Kalau kau bertetangga dan mengenal mereka sejak kecil pasti kau juga seberuntung Soojung, Jiyeonnie,” kata gadis lainnya kalem. Detik berikutnya Jiyeon menatap kesal temannya yang sedikit lemot ini. Gadis tadi hanya menatap Jiyeon takut tanpa menyadari kesalahan perkataannya

“Kalau kau tidak ingin dimarahi oleh Jiyeon, sebaiknya kau diam saja Eunji-ah,” lerai seseorang yang tadi mengamati rombongan Soojung dengan iri, Suzy.

Suzy lalu menghembuskan nafasnya kasar. Ia bertekad tidak akan menyerah maupun kecolongan untuk mendekati pemuda pujaannya, Kim Jongin. Masih tersimpan jelas dalam memorinya bagaimana Jongin tadi tersenyum dan tertawa dengan lepasnya pada Soojung di perpustakaan. Jongin memang bukan pemuda yang acuh seperti Choi Minho, kalem seperti Kim Taemin, ramah seperti Oh Luhan, dan sedikit menjengkelkan seperti Oh Sehun, bukan. Jongin seolah memiliki semua karakter tadi. Terkadang dia acuh menjurus ke dinginj, kadang kalem, kadang ramah, dan kadang usilnya melebihi Oh Sehun. Tetapi, Jongin bagi Suzy seperti pangeran yang mempunyai karisma tinggi. Jongin bahkan selalu tersenyum dan bersikap lembut pada Suzy. Namun, sikap Jongin berbeda pada Soojung. Dia tersenyum lebih sering pada Soojung, selalu ceria, bahkan selalu menjaga gadis itu seolah banyak hal yang akan melukai Soojung. Suzy beralih memandang kedua rekannya Jiyeon dan Eunji yang ternyata malah berdebat tentang yang mereka bicarakan tadi.

“Kenapa aku harus mempunyai teman yang merepotkan seperti kalian?” ujar Suzy mendengus kesal kemudian mencoba melerai keduanya kembali.

O0O

Malam sedikit lebih tenang dari biasanya. Langit pun cerah sehingga beberapa bintang menampakkan diri untuk menghiasi malam yang kelam. Angin dingin berhembus pelan seolah menggerogoti otot dan rangka-rangka seorang pemuda yang kini duduk di atas ayunan sambil memandang kosong langit yang bahkan menurutnya terlalu indah tidak seperti hatinya yang mendadak kelam. Sebenarnya hatinya tidak sekelam langit malam tanpa bintang. Hanya saja pemandangan yang dilihatnya sekitar 30 menit yang lalu mematikan lentera-lentera yang menerangi hatinya.

Flashback

Sehun dan Luhan baru menyelesaikan makan malamnya di rumah keluarga Jung. Setelah berterimakasih pada keluarga Jung karena dengan senang hati menampung mereka, kedua kakak beradik tersebut berpamitan pulang ke rumahnya. Rumah mereka sebenarnya tidak jauh, hanya terletak di sebelah rumah keluarga Jung (kan tetangga). Ketika akan memasuki rumah, Sehun tanpa sengaja melihat ke arah rumah keluarga Choi yang berada tepat di depan rumahnya. Sehun menajamkan penglihatannya ketika melihat sosok sahabatnya putri bungsu keluarga Choi, Jinri bersama seorang pemuda yang merupakan kakak Kim Jongin, Taemin. Seakan melihat hantu, Sehun terdiam mematung sambil menajamkan pendengarannya.

“Gomawo sudah mentraktirku es krim, Oppa,” kata Jinri sambil tersenyum manis. Taemin membalas gadis yang sudah dianggap seperti dongsaengnya itu dengan senyum yang tak kalah manis.

“Aku yang harusnya berterima kasih, Jinri-ah. Kau sudah mau menemaniku mencari barang yang kubutuhkan tadi,” kata Taemin sambil mengelus puncak kepala Jinri.

“Ne, Oppa. Jangan sungkan begitu. Apapun yang Oppa perlukan aku siap membantu,” ujar Jinri sambil ber-aegyo. Taemin hanya terkekeh menanggapi kata-kata manja dari Jinri.

“Sudah, masuk sana. Jika kau tidak segera berada di rumah, besok aku dipastikan mati di tangan Oppa dan Appamu,” kata Taemin sambil mengarahkan kepalanya menuju rumah Jinri. Jinri hanya mengangguk sambil tertawa mendengarnya. Kemudian keduanya saling melambai berpamitan satu sama lain. Setelah sosok Jinri menghilang dari balik pintu, Taemin segera melangkahkan kakinya menuju rumah yang berada tepat di sebelah rumah keluarga Choi.

Sehun mendengar jelas pembicaraan dua orang yang sangat dikenalnya itu. Dia menatap nanar rumah Jinri kemudian menghembuskan nafasnya perlahan.

“Sehun, sampai kapan kau mau berdiri di depan seperti itu terus?” seru Luhan yang sudah lebih dahulu masuk bahkan sebelum Jinri dan Taemin datang tadi.

“Aku mau mencari udara segar dulu, hyung,” jawab Sehun sambil menutup pintu dan melangkahkan kakinya pergi. Luhan mengernyit heran ke arah dongsaeng tersayangnya itu, kemudian mengangkat bahu acuh. Sehun kan sudah besar, tak ada yang mau menculiknya, jadi Luhan tak perlu merasa khawatir. Benar kan?

Flashback end

Sehun menundukkan kepalanya dan kembali menghela nafas perlahan mengingat kejadian tadi. Entah mengapa pemandangan tadi begitu mengusiknya. Dirinya sudah cukup kecewa dengan tidak melihat Jinri saat latihan basket tadi. Dan sekarang dia harus melihat sahabat yang disukainya itu pulang kencan dengan kakak sahabatnya. Ya, walaupun itu tidak dapat disebut kencan, karena Sehun tahu jika Taemin hanya menganggap Jinri seperti adiknya sendiri. Tetapi, bagaimana dengan Jinri? Gadis manis itu selalu menganggap bahwa Taemin adalah pangeran kuda putihnya.

“Kau senang sekali menyendiri di tempat seperti ini, bocah,” kata seseorang membuyarkan lamunan Sehun. Sehun mendongak dan menatap sosok di hadapnnya. Sosok itu lantas tersenyum manis ke arah Sehun. Seolah tertular dengan senyumnya, Sehun hanya membalas dengan tersenyum balik.

.

.

.

TBC

 

A/N

Yes. TBC again.. entah kenapa saat membaca ulang karya ini semakin lama semakin nggak karuan alurnya. Hehe mian kalo bikin reader jadi malah bingung dan mikir keras. Ahh.. dan mian sama penggemar Suzy, Jiyeon dan Eunji yaaa.. aku bikin mereka di sini sebagi tokoh yang nyebelin hoho.. Aku bukan gag suka mereka, aku cuman terlalu nge-fans sama Princess Krystal. Hahahahaha.. Pokoknya selamat menikmati yaa reader.. Jangan lupa comment yaa.. Gomawooo.. ^o^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK