home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Our Story

Our Story

Share:
Published : 08 Feb 2015, Updated : 09 Apr 2015
Cast : Choi Siwon, Kim Raya (fictional character)
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |15666 Views |10 Loves
Our Story
CHAPTER 8 : Make Up (Part 1 Of 2)

Semilir angin musim semi yang berhembus menerbangkan rambut seorang gadis kecil yang sejak tadi sibuk mengumpulkan bunga-bunga kecil dari rumpun semak yang tumbuh di taman bermain dekat sekolahnya. Terkadang gadis kecil itu juga terlihat berlarian mengejar sejumlah kupu-kupu yang berusaha hinggap di bunga-bunga yang sedang mekar, mengusik mereka yang sedang berusaha mengumpulkan nectar untuk dibawa kesarang.

Tak jauh dari gadis kecil itu, dua orang dewasa -pria dan wanita- tengah memperhatikan semua tingkah polahnya dalam diam. Sama sekali tak ada suara yang keluar dari salah satu mereka, hanya keheningan yang terus menyelimuti. Keduanya seperti sedang berpikir, menyusun kata yang tepat untuk mereka keluarkan setelah 6 tahun perpisahan mereka.

Keduanya terlihat cukup tak nyaman dalam diam yang tercipta, keheningan yang terasa sangat mengganggu. Sang wanita mencoba menarik nafasnya dalam-dalam, “kenapa?” pertanyaan pertama -setelah satu jam lalu berbasa-basi tentang kabar masing-masing- keluar dari mulut wanita yang pandangannya masih tetap lurus ke depan.

“hm?” sang pria yang tak mengerti maksud pertanyaan wanita disampingnya hanya mampu menatap bingung sosok wanita yang hingga saat ini masih mampu menggetarkan bagian hatinya, Kim Raya.

“namanya… namanya sama denganku” gumam Raya pelan -tapi masih dapat didengar oleh Siwon- sambil terus memandang gadis kecil yang sejak tadi asik dengan kegiatannya mengumpulkan bunga-bunga yang baru mekar.

Raya tak mengerti apa yang tengah dia rasakan saat ini, pertemuannya kembali dengan sang mantan suami serta melihat sosok kecil yang menjadi penyebab alasan perpisahan mereka, membuat perasaannya campur aduk, sedih, luka, kecewa, bahagia bahkan haru, semuanya bercampur menjadi satu.

“Jaehyun yang memberinya nama itu” jawaban Siwon yang tak terduga, sontak membuat Raya menatapnya, “Aku juga tak tau alasannya kenapa dia memberi nama anak kami sama seperti namamu, dia menolak mengatakannya padaku”

Fokus Raya berbeda, ‘kami’ mendengar Siwon mengucapkan ‘anak kami’ entah mengapa seolah menorehkan sebuah nestapa baru bagi Raya. Tapi, kembali mendengar nama Jaehyun, nama wanita yang juga ikut menjadi alasan penderitaannya selama 6 tahun ini membuat Raya seolah-olah kembali tenggelam dalam luka lamanya, luka yang selama ini coba ia sembuhkan namun justru malah membuatnya semakin menderita.

“dia yang memberinya nama seperti nama-ku? Kenapa?”

“entahlah, setiap aku bertanya alasannya, dia selalu menolak memberitahuku”

Penuturan Siwon lagi-lagi membuat perasaan Raya semakin tak menentu. Sebenarnya apa tujuan Jaehyun memberi nama anak mereka sama seperti namanya, apa maksudnya? Ini menjadi hal yang mengusik ketidaknyamanan Raya.

Keheningan kembali menyelimuti mereka, keduanya seolah tenggelam dalam pikiran masing-masing. Raya sibuk dengan rasa luka dan segala dugaannya, sedangkan Siwon sibuk dengan perasaan membuncahnya serta penasaran tentang apa yang sedang wanita disampingnya ini pikirkan.

“kenapa dulu kau pergi?”

“em” Raya tersentak, “oh, itu… Heechul Oppa mengajakku tinggal bersamanya” lanjut Raya masih dengan nada penuh kebingungannya.

“aku sempat kesulitan mencarimu”

“mencariku? kenapa mencariku?”

Hening sesaat, “bagaimana pun, aku harus tetap melaksanakan kewajibanku, kau berhak mendapat tunjangan akibat perceraian kita”

Senyum pahit terukir di wajah cantik Raya mendengar alasan yang keluar dari mulut Siwon, “kau tak perlu memikirkannya” sebelum melanjutkan Raya menarik nafasnya dalam, “Lagipula kau tak perlu melakukannya, kan aku yang menggugat ceraimu” lanjutnya sambil memandang penuh senyum wajah pria yang selalu mengisi setiap mimpi-mimpinya, seolah-olah pembicaraan yang mereka lakukan saat ini adalah pembicaraan yang ringan antar teman lama bukan pembicaraan yang melibatkan sebuah luka kasat mata yang sangat dalam.

“tapi aku ingin melakukannya” ada jeda sesaat, “Eomma yang memintaku untuk melakukannya” lagi-lagi, jawaban Siwon menohok tepat dihati Raya. Raya menyalahi dirinya sendiri yang sempat berharap jika pria disampingnya berniat menuntaskan kewajibannya pasca perceraian karena memang peduli padanya, karena kemauan hatinya sendiri bukan karena permintaan orang lain, sepertinya Raya berharap terlalu tinggi.

Namun ternyata, Siwon sendiri menyesali jawaban yang keluar dari bibirnya. Kenapa dia tak langsung mengatakan jika dia berniat melakukan semua itu karena dia ingin terus dapat melihat Raya disekitarnya, melihat Raya dalam jangkauannya, melihat Raya melewati hidupnya dengan baik dengan tetap berada dalam jarak pandangnya, tapi saat ini Siwon tau batasan dirinya.

“bagaimana kabarnya?” pertanyaan Raya yang tiba-tiba dan ambigu lagi-lagi membuat Siwon menatapnya bingung, “Istrimu… Jaehyun-ssi, bagaimana kabarnya?”

Entah mengapa ada luka kasat mata yang ikut terbuka dalam diri Siwon begitu mendengar Raya menanyakan kabar ibu dari anaknya.

“dia… dia baik, baik sekali. Ingin bertemu dengannya?” tawar Siwon yang tiba-tiba antusias dan membuat Raya terkejut.

Raya benar-benar terkejut, bagaimana mungkin pria disampingnya ini seperti manusia yang tak memiliki perasaan. Setangguh-tangguhnya seorang Kim Raya, dia masih manusia yang bisa kembali terluka.

Pertemuan tak terduga dengan mantan suaminya saja mampu membuka kembali lembar penderitaan Raya -yang Raya yakin akan butuh waktu lama untuk kembali menyembuhkannya-, dan sekarang mantan suaminya ini berniat mempertemukannya dengan istrinya? Apa yang sebenarnya ada dipikiran seorang Choi Siwon.

“Jaehyun pasti senang bertemu denganmu”

“apakah aku harus bertemu dengannya?” tanya Raya tak percaya, ada aura sinis terselip dalam nada bicaranya.

Siwon yang baru menyadari penolakkan dan ketidaknyamanan Raya, kini justru menertawai kebodohannya sendiri, “maaf” ucap Siwon sungguh-sungguh, “aku hanya terlalu senang bertemu denganmu hingga tak memikirkan perasaanmu dan malah mengajakmu untuk bertemu dengannya, sekali lagi maaf” tutur Siwon menyesal sambil menatap wajah Raya.

Raya yang mendapat tatapan dalam dari Siwon, langsung memalingkan wajahnya. Dia mengatur nafasnya yang tadi sempat memburu kesal mendengar ajakan Siwon yang tak berperasaan untuk mempertemukannya dengan wanita yang merebut suaminya itu. Pandangan Raya terfokus pada Raya kecil yang saat ini mulai sibuk ikut bermain bersama anak-anak sebayanya.

Siwon sendiri tak mengerti apa yang sedang dia rasakan saat ini. Entah mengapa terselip rasa bahagia melihat wajah Raya yang tadi berubah kesal. Perubahan emosi Raya betul-betul terlihat menyenangkan baginya, tak berubah sedikit pun sama seperti dulu. Senyum tipis terukir dibibir Siwon, ternyata dia memang sangat merindukan wanita ini, dan dia masih sangat mencintainya.

Siwon menghembuskan nafasnya perlahan, bersiap menceritakan sesuatu pada Raya.

“Jaehyun mengalami sindrom ACA atau antibodi anticardiolipin” perkataan Siwon yang tiba-tiba membuat Raya sontak menatapnya, “manusia awam menyebutnya pengentalan darah” jelas Siwon melihat raut tak mengerti yang dilayangkan Raya, wajah Raya berubah menjadi terkejut mendengar ucapan lanjutan Siwon.

Kini pandangan Siwon menerawang jauh, seolah berusaha membuka kembali memori yang tersimpan rapi dalam kepalanya.

“selama trimester pertama kandungannya, sindrom itu sama sekali tak terdeteksi. Namun dokter memang mengatakan ada yang tak biasa pada kandungan Jaehyun.” Raya mendengarkan secara seksama dengan dahi berkerut setiap kata yang keluar dari mulut Siwon, dia tak mengerti.

“Pada usia kandungan 17 minggu tubuh Jaehyun mengalami bengkak-bengkak selayaknya ibu hamil yang sudah mendekati waktu melahirkan. Kaki, tangan, dan wajahnya membengkak seperti mengidap sebuah penyakit”

“memasukki minggu ke 22, bobot janin dalam kandungan Jaehyun menyusut” Raya menahan nafasnya terkejut, walaupun dia tak pernah mengandung, tapi Raya tau kondisi yang dialami Jaehyun bukan kondisi yang baik.

“lalu?”

Siwon kemudian menatap dalam wajah Raya yang tersirat segudang pertanyaan, “dokter dengan intensif menjaga perkembangan janin dalam kandungan Jaehyun, kami semua sangat khawatir dengan kondisi Jaehyun dan janinya saat itu. Berjuta spekulasi tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi, dan bagaimana bila nantinya janin itu tidak sehat atau malah kemungkinan yang terburuk yaitu terjadi keguguran, membuatku memutuskan untuk membawa Jaehyun kesejumlah dokter kandungan yang berbeda.” Raya masih menatap Siwon dengan pandangan tak percaya, perasaannya tak menentu mendengar apa yang terjadi pada Jaehyun ketika mengandung seorang gadis kecil yang saat ini sedang berlarian dihadapannya.

“Jaehyun sempat dinyatakan mengalami preeklampsia. Dokter juga mengatakan bahwa dia harus mengurangi konsumsi garam, namun bengkak-bengkak pada tubuhnya tak juga kunjung mereda dan perkembangan janin masih juga terhambat.”

“setelah aku membawanya ke beberapa ahli kandungan, baru diketahui jika Jaehyun mengalami pengentalan darah dalam lapisan plasenta dan terjadi pembentukan gumpalan darah beku sehingga plasentanya mengalami kerusakan jaringan hingga menghalangi nutrisi dan makanan masuk ke dalam janinnya.” Mendengar penjelasan Siwon membuat perasaan Raya tak menentu.

“Akhirnya aku memutuskan untuk membawa Jaehyun ke Jepang. Kami menemui Prof.Hiroshi, salah satu dokter ahli departemen Hematologi dan Onkologi Medik. Dan benar, Dia menyatakan jika Jaehyun mengalami Hiperkoagulasi atau pengentalan darah.”

“Saat itu aku benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Hiperkoagulasi? aku bahkan baru mendengar istilah itu untuk pertama kali. Prof. Hiroshi mengatakan jika Hiperkoagulasi ini sangat berpengaruh pada janin yang dikandung Jaehyun”

“Menurut dokter, Hiperkoagulasi dapat mengancam jiwa sang janin karena bisa menyebabkan terjadinya keguguran akibat suplai darah tidak sampai ke janin. Berjuta kekhawatiran berkecamuk dalam benakku. Aku benar-benar tak mengerti apa yang aku harus lakukan saat itu. Aku takut kehilangan calon bayiku, aku tak ingin kehilangan orang yang aku cintai untuk kedua kalinya” ucap Siwon sambil memandang Raya penuh arti, sementara Raya sendiri berkaca-kaca mendengar penuturan Siwon mengenai kondisi Jaehyun saat itu.

“Sejak didiagnosa menderita Hiperkoagulasi, mengharuskan Jaehyun berteman akrab dengan jarum suntik dan obat-obatan. Jaehyun harus mengonsumsi obat-obatan dan disuntik setiap hari agar darahnya tidak mengalami pengentalan sehingga asupan darah untuk janin bisa tetap berjalan lancar.”

“Perjuangan Jaehyun untuk mempertahankan janinnya sungguh amat berat, bayangkan saja perutnya yang sedang membesar harus disuntik pada bagian kiri atau kanan setiap harinya. Jika hari ini perut bagian kanan disuntik, berarti keesokan harinya bagian sebelah kiri. Aku tak bisa membayangkan rasa nyeri dari tusukan jarum suntik yang terus dia rasakan.” Airmata Raya mulai membendung, dia pun tak sanggup membayangkan semua perjuangan yang harus Jaehyun lalui.

“Kami -aku dan Eomma- sebenarnya pernah meminta Jaehyun untuk menggugurkan saja kandungannya, kami tak tega melihat Jaehyun yang harus disuntik dan minum obat setiap hari. Tapi dia menolak” sebelum melanjutkan Siwon kembali menatap wajah Raya , “dia mengatakan semua perjuangan yang dia lalui belum seberapa dibanding luka yang harus kau rasakan, dia tak ingin membuat pengorbananmu menjadi sia-sia.” sebulir airmata menetes tanpa dikomando dari mata bulat Raya, hatinya merasa tak karuan mendengar semua yang harus dilalui Jaehyun untuk mempertahankan apa yang sudah Raya korbankan.

“apapun Jaehyun lakukan untuk mempertahankan kandungannya agar dapat terlahir sehat” Siwon menarik nafasnya dalam, menceritakan kembali semua yang terjadi ibarat membuka salah satu kenangan pahit yang tak ingin dia ingat lagi.

“Waktu yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Belum sampai 9 bulan berada dalam kandungan, Raya akhirnya lahir prematur dengan proses cesar. Proses kelahiran ini berbeda dari proses kelahiran biasa. Karena 10 jam sebelum Jaehyun melahirkan, Jaehyun harus berhenti disuntik dan 10 jam setelahnya dia harus disuntik lagi. Jika tidak dilakukan atau estimasi waktunya kurang ataupun lebih, Jaehyun beresiko mengalami pendarahan.”

Pandangan Siwon kembali menerawang, mengingat perasaan cemas tak menentu yang dia rasakan saat itu, detik-detik kelahiran malaikat kecilnya, “Akhirnya aku bisa menarik nafas lega, Kendati sempat mengalami kuning dan harus berada dalam inkubator selama 3 minggu, Raya lahir sehat dan tanpa kurang suatu apapun. Kondisi Jaehyun pun dinyatakan stabil” senyum kelegaan benar-benar terukir di wajah Siwon seolah-olah semua kejadian yang tadi dia tuturkan baru terjadi kemarin.

Kini dia benar-benar merasa lapang melihat sosok gadis kecil yang dulu susah payah Jaehyun perjuangkan berlarian dengan penuh tawa kesana kemari, berlarian tertawa riang tanpa beban sama sekali, tak pernah mengetahui jika kehadirannya di dunia diselimuti oleh pengorbanan banyak orang.

“boleh aku bertemu Jaehyun?” pinta Raya sambil menghilangkan jejak airmata dipipinya.

****

Perasaan hangat berangsur memenuhi dada Kim Raya. Saat ini dipangkuannya tertidur seorang gadis kecil yang memiliki nama yang sama persis dengannya. Setelah tadi asik bermain sepuasnya di taman, Raya kecil tampak kelelahan dan tertidur dalam rengkuhan lembut seorang wanita yang sejak tadi dia panggil ibu.

Raya sendiri tak mengerti dengan perasaannya, saat Raya kecil terus memanggilnya ibu entah mengapa perasaannya justru menghangat, tak dapat Raya pungkiri ada percikan rasa bahagia yang menyelimuti hatinya. Walaupun Raya tak dapat melupakan fakta jika karena sosok kecil inilah hubungannya dengan pria yang dia cintai harus berakhir, tapi Raya seolah tak memiliki kuasa untuk membenci sosok gadis kecil yang memang sosoknya laksana malaikat.

Tapi sesungguhnya, Raya sendiri menyimpan sebuah tanda tanya besar mengapa Raya kecil bisa memanggilnya ibu? Raya kecil terlihat begitu menyayanginya padahal ini kali pertama mereka bertemu.

Tapi pertanyaan itu akan dia simpan sampai nanti dia bertemu dengan Jaehyun dan bertanya langsung kepadanya tentang semua hal ganjil yang mengisi kepalanya, mulai dari pemberian nama hingga kenapa putrinya ini tampak begitu mengenali Raya dan menganggapnya sebagai ibu, Raya kecil juga terlihat begitu menyayangi serta merindukannya, seperti seorang putri yang baru bertemu dengan ibunya setelah berpisah setelah sekian lama.

Secara reflex dan tanpa dikomando, jari-jari lentik Raya terangkat dan membelai lembut kepala Raya kecil, menyalurkan rasa sayang yang cukup dalam pada gadis kecil yang baru dia temui untuk pertama kali.

Siwon yang menyaksikan semua interaksi yang dilakukan Raya dengan putrinya di kursi belakang dari kaca spion depan merasakan lega yang teramat sangat melingkupi dirinya, dia tak kuasa menahan senyum bahagia yang terus menghiasi wajahnya sambil tetap melajukan mobil secara perlahan membelah jalanan lengang Dongdaemun-gu.

 

 

 

****

 

 

“sudah sampai”

Raya tersadar dari segala macam lamunannya, dia tak sadar jika tangannya masih membelai lembut puncak kepala Raya kecil saat Siwon memberitahu posisi mereka.

Siwon membuka pintu penumpang lalu menggendong Raya kecil yang masih terlelap diselimuti mimpinya, terlihat sekali jika putri kecilnya ini benar-benar kelelahan. Kemudian disusul Raya yang langsung keluar dari mobil setelahnya.

Aura dingin tiba-tiba menyusup dalam relung hati Kim Raya begitu dia menyadari tempat mereka berada, saat ini mereka berada dihadapan sebuah gedung berlantai lima dengan gaya modern, Raya terkejut membaca tulisan berukir kayu yang tertera didepan dinding gedung tersebut.

“columbarium??!” Raya tau betul tempat apa ini.

 

 

 

 

 

 

*tbc*

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK