home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Our Story

Our Story

Share:
Published : 08 Feb 2015, Updated : 09 Apr 2015
Cast : Choi Siwon, Kim Raya (fictional character)
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |15640 Views |10 Loves
Our Story
CHAPTER 6 : Final Goodbye (?)

 

Hari beranjak semakin senja. Jalan setapak yang semula sepi kini telah ramai, ada segerombolan siswa berseragam menengah atas yang berjalan sambil berbincang tertawa lepas seolah tak memiliki beban apapun dipundaknya, yang mereka tau hanya menikmati masa muda.

Ada beberapa pekerja kantor yang tampak terburu dengan langkahnya, seolah tak ingin melewatkan janji makan malam bersama dengan keluarga tercinta. Ada juga seorang anak yang tak henti merengek namun tak dipedulikan oleh ibunya yang asik bercengkrama ria dengan telepon genggamnya.

Dan juga sepasang kekasih yang terlihat begitu damai menikmati sendu suasana senja sambil bergandengan mesra. Menikmati moment kemesraan bersama seolah tak ada siapapun disekitarnya.

Tapi jangan lupakan seorang wanita cantik yang tengah duduk sendiri disebuah kursi besi. Bibirnya terlihat pucat, pandangan kosongnya menandakan jika hanya raganya yang berada di bagian sisi jalan ini, jiwa dan pikiranya entah berada dimana.

Namun wanita itu masih mampu mendengar derap langkah bersahutan dari para manusia yang berada disekitarnya, derap kaki mereka laksana musik pengiring jatuhnya daun yang terhempas lembut oleh terpaan angin dingin akhir musim gugur.

Hiruk pikuk atau bahkan dinginnya cuaca sama sekali tak mengusik dirinya. Jika kau ingin tau dimana sebenarnya dia berada saat ini, jangan tanyakan kepadanya, karena dia sendiripun tak tau ada dimana.

Sejak putusan cerainya diresmikan pengadilan beberapa jam lalu, wanita ini hanya berjalan tak tentu arah, dia hanya mengikuti langkah kaki yang membawanya terus melangkah, hingga ketika dia merasa lelah, dia memutuskan untuk duduk terdiam ditempatnya saat ini.

Airmata yang sejak awal mengiringi langkahnya sudah benar-benar mengering. Rona merah dipipi dan hidung menandakan sudah cukup lama dia terpapar angin dingin membekukan di akhir musim gugur, daun telinganya pun sudah mati rasa.

Saat ini dia terlihat seperti orang yang membiarkan dirinya terkena hipotermia. Menunggu serangan dingin menghentikan aliran darah ke otak atau bahkan mematikan fungsi jantungnya. Karena dengan begitu dia berharap rasa sakit yang membunuhnya akan ikut mati bersama kematian inderanya.

Tak ada kata yang bisa menggambarkan seluruh perasaan sakit yang ditanggung olehnya saat ini. Jika kau pernah merasakan sakit dan hancurnya patah hati, penggambaran itu bahkan tak akan cukup. Mungkin kau perlu mengalikan rasa sakitnya berkali lipat agar bisa menemukan penggambaran luka yang sepadan.

Terdengar berlebihan memang, tapi begitulah kenyataannya. Akupun mulai kehabisan kata untuk menjabarkan kondisi hatinya.

Aku akan membuatnya mudah, bagaimana jika kau bayangkan kau yang ada diposisinya, bagaimana perasaan sakit yang kau rasakan ketika kau harus rela melepaskan suami yang sangat kau cintai untuk bersama dengan wanita lain. Ku jamin, rasanya bahkan lebih sakit dari pada kau ditinggal mati oleh suamimu sendiri, karena kau masih bisa melihatnya tapi tak bisa bersamanya.

Kau mungkin menyalahkan tindakan bodohnya yang terkesan terlalu pasrah dan tak memperjuangkan apa yang sudah menjadi miliknya, menyayangkan sikapnya yang hanya mampu diam menerima semua hal yang sudah terlanjur terjadi.

Atau mungkin kau bersumpah serapah dan mengutuknya, enggan ikut merasakan empati atas luka yang dimiliknya, ‘itu salahnya sendiri! Dia bertindak lemah dan tak berusaha mempertahankan suaminya, dan sekarang dia bagai orang bodoh menangisi lukanya! Dia yang justru sudah menyerahkan suaminya pada wanita lain!’

Hei! Hei! Hei! bisakah kau tak ikut menghakiminya disini?! Dia sudah cukup terluka tanpa kau tambah lukanya!

Maaf karena aku mulai kesal. Kau tau, saat ini aku juga sedang mencoba memahami dirinya.

‘siapa?’

Tentu saja wanita yang sejak tadi kita bicarakan, Kim Raya, wanita yang beberapa jam lalu bercerai dengan suaminya Choi Siwon karena ada seorang wanita bernama Jung Jaehyun yang tengah mengandung anak pria itu! sudah ingat sekarang?

Akan ku bantu menjelaskan. Apakah kau pernah mendengar ada orang bijak mengatakan seseorang menyerah bukan karena dia lemah, tapi karena dia sudah terlalu lama menjadi kuat, karena dia sudah terlalu lama bertahan.

Dari awal pernikahannya dengan Siwon, Raya sudah melalui banyak masa sulit. Pernikahan karena perjodohan untuk kepentingan bisnis sudah cukup sangat menyiksanya, ditambah lagi dengan Siwon yang dengan sangat keras menolak kehadirannya, itu semakin menambah panjang daftar perjuangan Raya untuk pernikahan satu arah yang dia jalani.

Tapi layaknya wanita dewasa yang mudah jatuh karena cinta, Raya tak bisa mengelak ketika pesona Siwon menjeratnya dan membuat dia jatuh pada sosok pria dingin dan sadis itu. Sadis karena sejak masa awal pernikahan, Siwon tak pernah menganggap keberadaan Raya.

Raya hanya dijadikan sebuah properti mahal milik Siwon. Raya memang menyandang status nyonya muda Choi, tapi itu hanya status Raya dihadapan publik.

Siwon memang selalu menggandeng Raya dalam setiap kesempatan diluar, namun saat itu Raya hanya merupakan aksesoris pelengkap bagi Siwon.

Siwon juga menganggap Raya sebuah jimat keberuntungan yang selalu harus di bawa kemanapun. Nama besar yang dimiliki keluarga Kim Raya membuat semua kerjasama yang dijalin Siwon berjalan mulus tanpa kendala.

Hanya itu, hanya itu fungsi Raya bagi Siwon.

Ketika diluar bersama Raya, Siwon akan menjadi sosok suami yang memperlakukan istrinya dengan sangat baik, tapi ketika kembali ke kediaman mereka, semuanya berubah seratus delapan puluh derajat. Mereka akan berlaku laksana orang asing yang tak pernah mengenal. Mereka berdua benar-benar mengambil peran dengan sangat baik hingga tak ada satupun orang bahkan keluarga besar mereka yang mengetahui sandiwara pernikahan baik-baik saja yang mereka lakoni.

Dengan bekal perasaan cinta yang dia miliki, Raya mampu bertahan dalam satu tahun pertama menghadapi sikap dingin Siwon. Seperti dunia yang berubah, dia yakin manusia juga akan berubah. Dia yakin semua perlakuan tulus yang dia berikan pada suaminya akan mampu menyentuh kebekuan hati yang dimiliki oleh sang suami, karena bukankah sesuatu yang kau lakukan dengan hati akan mampu menyentuh hati juga bukan.

Namun sepertinya semua hanya mimpi bagi Raya, kenyataan bahwa sang suami yang bahkan tak pernah sekedar untuk melihatnya mulai membuat Raya merasa lelah dan pasrah.

Hingga dipertengahan tahun kedua, Raya memasuki tahun krisisnya. Ayahnya meninggal dunia, seseorang yang selama ini menjadi kekuatan terbesarnya pergi untuk selamanya.

Disaat seperti inilah Raya benar-benar membutuhkan seseorang untuk merangkulnya, dia berharap Siwon mampu mengambil perannya sebagai seorang suami sungguhan. Namun apa yang Raya dapat? dia justru menemukan Siwon dengan salah satu wanita simpanannya di apartment mereka, tentunya kalian paham apa yang Siwon lakukan dengan wanita itu.

Selama ini Raya tau kelakuan bajingan suaminya yang suka bermain diluar. Dan selama ini dia berusaha mati-matian menutup mata dan tak terlalu ambil pusing dengan tingkah brengsek suaminya itu.

Tapi ketika melihat dengan matanya sendiri sang suami yang membawa wanita lain kedalam kediaman pribadi mereka dan bercinta disana, Raya benar-benar sudah tak sanggup menanggungnya lagi. Kesabaran Raya bertahan sampai disitu, Raya benar-benar merasa menjadi wanita yang tak berguna dan tak pernah dihargai keberadaannya, dia benar-benar merasa tak dianggap.

Dan saat itu juga dia memutuskan jika tak perlu ada yang dipertahankan lagi dari semuanya. Pernikahannya, perasaan cintanya, semuanya tak memiliki arti dan benar-benar sudah berakhir. Dan saat itu untuk pertama kalinya Raya menangis di hadapan Siwon. Menangis akan derita yang dia tanggung sendirian, akan semua usaha yang dilakukan untuk terus mempertahankan pernikahan mereka yang berbuah sia-sia.

Namun keajaiban justru terjadi saat itu, airmata Kim Raya ternyata menjadi sebuah titik balik bagi Choi Siwon. Setiap tetes airmata yang jatuh dikedua pipi wanita itu laksana jutaan tombak yang langsung menghunus jantungnya. Siwon seolah ikut merasakan sakit akan semua luka yang ditanggung sendirian oleh wanita yang hampir dua tahun menjadi istirnya.

Dan untuk pertama kalinya, Siwon merasakan dadanya menghangat, airmata ikut berkumpul disudut matanya. Dengan keyakinan dan tekad kuat yang tiba-tiba saja muncul, Siwon tak mengelak lagi dari perasaan terdalam yang ternyata dia miliki terhadap wanita yang hampir dua tahun ini menemani hidupnya.

Sebelum semuanya benar-benar terlambat, Siwon mengambil keputusan yang sangat tepat dalam hidupnya. Dia mencegah kepergian Raya dan meminta wanita itu untuk terus bertahan disisinya, memperbaiki semuanya bersama-sama dan memulai dari awal lagi. Malam itu sekaligus menjadi saksi penyatuan dari rasa terdalam Kim Raya dan Choi Siwon.

Namun takdir seolah tak berkehendak untuk mereka terus bahagia bersama. Goncangan terbesar dalam rumah tangga mereka justru muncul disaat mereka berdua mulai membangun pondasi awal pernikahan mereka.

Raya yang sudah terlalu banyak mengalami kepahitan, seakan tak sanggup lagi menanggung semua derita yang sudah akan menantinya, dia laksana prajurit yang menyerah sebelum perang. Bahkan dengan limpahan cinta yang saat ini tak segan-segan Siwon berikan, Raya sudah merasa kehilangan kekuatan untuk mempertahankan hubungan mereka lagi.

Ketulusan cinta Siwon tak mampu menambah pasokan energi untuk Raya bertahan karena ini adalah klimaks dari rasa lelah Kim Raya yang sudah terlalu banyak menanggung kesakitan. Hingga akhirnya dia menyerah dan merelakan segalanya. Mungkin garis takdir memang tak pernah menghubungkan namanya dan Siwon untuk bersama.

 

****

 

Hari semakin gelap, lampu-lampu yang berasal dari pertokoan yang berada disisian jalan menerangi keberadaan Raya saat ini. Raya tak mengetahui sudah berapa lama dia duduk dikursi itu bagai orang pesakitan.

Raya hanya merasa energinya benar-benar terkuras habis dan dia hanya perlu menunggu ketidaksadaran menguasainya. Yang dia tau kini tubuhnya telah benar-benar kehilangan tenaga bahkan untuk sekedar mengangkat kepala.

Dengan pandangan yang tetap tertuju pada tanah yang ia pijak, Raya melihat sepasang sepatu pantofel hitam mendekatinya. Tak ada sedikitpun niatan darinya untuk mengangkat kepala dan melihat siapa yang kini berdiri dihadapannya.

Sementara sang pemilik tubuh yang merasa wanita dihadapannya tak akan mengangkat kepala, langsung merubah posisinya hingga berjongkok dihadapan wanita itu.

“ternyata kau disini, syukurlah aku menemukanmu” desahan lega keluar dari mulut pria itu, “ya Tuhan, wajahmu merah sekali, kau kedinginan” ucapan lanjutan bernada panik keluar dari mulut sang pria, dengan segera dia melepaskan mantel tebal yang dia gunakan kemudian menyelimuti tubuh Raya.

Pria itu kembali berjongkok dihadapan Raya, “aku dan kakakmu mencarimu sejak tadi” lanjutnya sambil menggenggam kepalan tangan Raya, menyalurkan rasa hangat yang betul-betul Raya butuhkan saat ini, “Heechul Hyung sangat mencemaskanmu”

Raya seolah menemukan kesadarannya begitu mendengar nama sang kakak disebut, “terimakasih banyak pengacara Lee” akhirnya sebuah suara balasan yang keluar dari mulut Raya benar-benar membuat pria bermarga Lee itu bernafas lega, setidaknya dia mengetahui bahwa wanita dihadapannya dalam kondisi raga yang baik, hanya raganya bukan jiwanya, dia paham betul itu.

“kau akan berangkat ke Singapura tengah malam ini kan?” Raya mengangguk sebagai jawaban.

“aku akan mengantarmu, aku dan Heechul Hyung berjanji untuk langsung bertemu dibandara jika sudah menemukanmu, ayo…”

“terimakasih… terimakasih banyak karena telah menemukanku, Donghae-ssi” ucap Raya sungguh-sungguh sambil menerima uluran tangan pria bernama lengkap Lee Donghae. Dengan bantuan dari Donghae, Raya berlalu meninggalkan tempatnya, sekaligus meninggalkan semua yang telah terjadi dibelakang.

 

 

****

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK