akhir dari takdir kita -Choi Siwon & Kim Raya-
****
PLAK….
Sebuah tamparan keras mendarat di rahang tegas milik Choi Siwon. Siwon yang memang sudah pasrah dengan semua yang akan diterimanya hanya mampu terdiam menerima luapan amarah dari orang yang sangat berpengaruh dalam silsilah keluarga Choi itu.
“aku tak pernah membayangkan bisa mempunyai anak seorang bajingan seperti dirimu Choi Siwon!” geraman penuh amarah membahana mengisi ruang keluarga milik keluarga Choi.
Sementara tuan Choi melampiaskan seluruh amarahnya, nyonya Choi, ibu kandung Siwon hanya mampu terisak pelan disamping Raya, menantunya. Dia tak menyangka bahwa anak yang lahir dari rahimnya mampu melakukan tindakan bejat dengan menghamili seorang wanita yang jelas-jelas bukan istrinya.
“apa sebenarnya yang ada dalam pikiranmu, HAH?! Bagaimana bisa kau menjalin affair dengan sekretarismu hingga dia mengandung anakmu saat ini??!!!”
“Abonim!”, “Yeobo!”
Seruan kedua wanita diruangan itu terdengar bersamaan begitu melihat tuan Choi yang sudah siap melayangkan kembali sebuah tamparan pada wajah Siwon.
“Abonim… ku mohon hentikan” pinta Raya lirih dengan airmata tertahan sambil berusaha menghalangi tubuh Siwon, menamengi tubuh suaminya dari aksi kekerasan yang kembali akan dilakukan oleh sang ayah mertua.
“bagaimana mungkin kau masih bisa melindungi pria brengsek ini, Raya?! Aku saja sebagai ayahnya merasa sangat terluka dan malu akan tindakan bejatnya!!”
“ku mohon jangan pukul lagi Abonim, cukup… sudah cukup” pinta Raya mengiba, bagaimana pun hatinya merasa sakit melihat pria yang dia cintai mendapat perlakuan kasar walaupun itu ayah kandungnya sendiri yang melakukan.
Sebenarnya tujuan Siwon dan Raya datang ke kediaman keluarga Choi hari ini adalah untuk membicarakan mengenai perceraian mereka. Raya menutupi alasan sebenarnya dengan mengatakan bahwa mereka bercerai karena mereka berdua sudah benar-benar tak cocok dan selalu berselisih pendapat, terlebih lagi setelah Raya mengutarakan keinginannya untuk mengejar mimpinya yang terhenti karena menikah sebagai seorang psikolog.
Mendengar alasan Raya yang terdengar dibuat-buat dan sangat egois bagi seorang wanita yang telah bersuami, sempat membuat nyonya Choi menceramahi Raya habis-habisan. Nyonya Choi benar-benar tak mengerti jalan pikiran menantunya yang dapat dengan mudah meminta bercerai hanya karena ingin melanjutkan sekolah keluar negeri demi mengejar impiannya.
Namun Siwon yang tak tahan mendengar rentetan ucapan menyudutkan yang dilayangkan oleh ibunya kepada sang istri justru membuka suara dan menjelaskan alasan sebenarnya dibalik rencana perceraian mereka. Alasan pahit yang tak terduga dan bisa saja langsung mengantarkan tuan dan nyonya Choi pada serangan jantung jika mereka sedang dalam kondisi tidak sehat sebelumnya.
“saat ini aku bahkan malu untuk menatapmu Raya” tuan Choi mengalihkan pandangannya, “aku merasa malu karena telah menjerumuskanmu hidup bersama pria tak bermoral ini” tuan Choi menarik nafasnya dalam, “apa yang akan aku katakan jika nanti aku bertemu dengan mendiang kedua orang tuamu” kali ini pria paruh baya itu terduduk lemas ikut merasa bersalah, dia tak menyangka anak yang dia besarkan dan selalu dia banggakan kehebatannya ternyata justru tumbuh besar menjadi seorang bajingan tak bermoral.
“sebenarnya dosa apa yang dulu pernah aku lakukan hingga darahku mengalir dalam tubuh pria brengsek dihadapanku ini”
“yeobeo…” nyonya Choi yang tak tahan mendengar deretan kalimat penyesalan dari mulut suaminya langsung menghambur memeluk tubuh sang suami, menangisi luka yang diciptakan oleh anak mereka satu-satunya.
“ku mohon jangan berkata seperti itu Abonim, semua ini terjadi bukan karena kesalahan Abonim” hibur Raya pelan dengan lelehan airmata yang tak bisa disembunyikan lagi.
“dan ini juga bukan salahmu putriku, berhenti bersikap seolah-olah kau ikut bertanggung jawab terhadap masalah yang diciptakan oleh suamimu” pinta tuan Choi pada Raya, namun diakhir kalimatnya tuan Choi sempat memberikan tatapan yang sangat dingin pada putranya yang saat ini menunduk dalam sambil menggenggam erat tangan Raya.
“aku tak memiliki kuasa apapun saat ini, aku bahkan tak berhak untuk menghalangimu mengambil keputusan bercerai dari pria bajingan ini” tuan Choi menatap Siwon geram, seolah menolak kenyataan bahwa pria yang sejak tadi dia sebut bajingan adalah putra kandungnya sendiri.
“kuserahkan semua keputusannya padamu, aku akan mendukung apapun keputusan akhirmu. Jika kau ingin bercerai, aku bahkan akan membantu proses perceraianmu”
“tidaakk…” lirih Siwon terdengar pilu, “aku tak ingin bercerai dengan Raya, Appa” ucapan lirih penuh kesakitan Siwon membuat nyonya Choi yang sejak tadi sibuk menangis sambil menyembunyikan wajahnya dalam dada sang suami langsung memandang putranya itu penuh rasa iba.
“Ya Tuhan… putraku…” lirih nyonya Choi lemah seolah ikut merasakan semua rasa yang menghimpit putranya yang terlihat sangat menderita.
“lantas apa yang kau inginkan?! mengurung Raya dalam pernikahan yang melukainya, begitu?!”
“aku mencintai Raya, Appa… sangat mencintainya” Siwon menatap berkaca wajah ayahnya memohon pengertian.
“kemana rasa cinta itu kau simpan saat kau menjalin hubungan dengan sekretarismu??!!!”
Siwon terjebak dalam diam, tak mampu menjelaskan alasan dibalik perselingkuhannya karena itu akan membongkar bagaimana buruknya kondisi awal pernikahan mereka. Siwon takut jika kedua orangtuanya tau kesakitan yang Raya tanggung sejak awal menikah, mereka akan benar-benar meminta Raya menceraikannya saat ini juga.
“sekarang bukan waktunya mendengar semua keinginanmu Choi Siwon! kau sudah banyak melakukan hal yang sesuai keinginanmu. Jika kau tak ingin kehilangan istrimu, harusnya resiko ini kau pikirkan saat kau mulai menjalin hubungan terlarang dengan sekretarismu!” tuan Choi semakin menatap putranya geram.
“keputusan akhir ada ditanganmu Raya, kau yang paling banyak terluka karena perbuatan bejatnya. Ingatlah… aku mendukung apapun keputusanmu itu”
“Raya-ya~” nyonya Choi melirih, sebesar apapun kesalahan yang dilakukan putranya dia tak ingin melihat pernikahan putranya berakhir, terlebih lagi dia sangat menyayangi Raya seperti putrinya sendiri.
Raya yang merasa dipanggil menolehkan wajahnya ke sumber suara, dilihatnya wajah wanita paruh baya yang sejak tadi hanya diam memerah karena berselimut airmata. Seketika hati Raya mencelos, perasaannya sesak, seolah melihat cerminan ibunya yang kini tengah menatapnya. Ada pancaran luka dalam mata ibu mertuanya yang seketika membuat Raya merasa berdosa, dia sudah terlalu menyakiti hati ibu mertuanya.
Raya tau, jika pernikahannya dan Siwon berakhir bukan hanya dia dan pria itu yang akan terluka, tapi wanita paruh baya yang kini tengah menatapnya dengan derai airmata juga akan sangat terluka, bahkan beliau mungkin saja yang paling merasakan sakit.
Mendadak Raya diselimuti oleh dilemma, haruskah dia ikut menyakiti hati wanita yang telah begitu menyayanginya. Melihat ibu mertuanya yang terlihat begitu terluka membuat Raya goyah dengan keputusan bulat yang beberapa saat lalu masih dipegangnya.
Rasa egois mulai menguasai Raya, kelebatan pikiran jika dia juga akan kehilangan orang-orang yang menyayanginya memunculkan rasa egoisnya. Raya paham betul, dia bukan hanya akan kehilangan Choi Siwon, tapi dia juga akan kehilangan ibu mertua bahkan keluarga yang amat sangat menyayanginya.
Sanggupkah Raya kehilangan semua secara bersamaan? Tak hanya mencintai Siwon, Raya bahkan mencintai keluarga suaminya seperti keluarganya sendiri. Bukankah Tuhan sendiri yang telah mengikatnya bersama keluarga ini melalui sebuah pernikahan, lalu bagaimana bisa dia yang malah melepaskan diri?
Namun kilasan bayangan tentang ada seorang wanita lain yang tengah mengandung benih dari suaminya lagi-lagi membuat Raya merasa dihancurkan untuk kesekian kalinya. Ingin sekali Raya mengikuti pikiran egoisnya, namun Raya mengerti saat ini bukan tempatnya lagi untuk tetap berada dalam lingkaran keluarga Choi.
Raya beranjak dari sisi Siwon dan berlutut di hadapan ibu mertuanya, “mianhae eommonim…”, Raya menggenggam erat kepalan tangan wanita paruh baya itu kemudian menatap matanya dalam, “maafkan aku karena tak mampu menjadi menantu yang baik bagimu… maafkan aku yang telah mengecewakanmu karena aku tak bisa mempertahankan pernikahan ini sesuai janjiku” mendengar semua perkataan Raya, nyonya Choi menggelengkan wajahnya yang berlinang airmata.
“aku mencintai Siwon Oppa, sangat mencintainya. Tapi ternyata cinta saja tak cukup untuk membuatku memilikinya, pernikahan yang ada pun tak mampu membuat kami untuk terus bersama”, airmata Raya mengalir, “saat ini… ada yang lebih membutuhkan kehadirannya, wanita itu dan anak yang ada dalam kandungan wanita itu, dia membutuhkan ayahnya” Raya terisak.
“kenapa harus seperti ini Raya???” nyonya Choi yang melihat kesakitan Raya ikut terlarut dalam isakkan, “kenapa tak kita rawat saja ibunya, lalu setelah anaknya lahir biar kau dan Siwon yang mengasuhnya, kau tak perlu berpisah dengan anakku, Raya! aku tak bisa menerima orang lain sebagai menantuku, aku sangat menyayangimu nak” ujar nyonya Choi dengan luruhan airmata disetiap solusi yang keluar dari mulutnya.
Raya menggeleng cepat, “ini tak akan adil bagi wanita itu eommonim”
“tapi ini juga tak adil bagimu…” Raya menundukkan kepalanya.
Keheningan cukup lama mengisi suasana diruang tengah tempat mereka berkumpul.
“eommonim juga seorang ibukan?? Apa eommonim tega memisahkan ibu dari anaknya? Menjaga ibunya ketika tengah mengandung lalu setelah anaknya lahir kita mengambil anaknya dan membiarkan ibunya pergi… itu bahkan tindakan yang lebih keji dari menggugurkan anak itu… ini semua bertentangan dengan nuraniku” Raya memohon pengertian ibu mertuanya.
“aku tak ingin kehilanganmu, kau menantuku… kau bahkan sudah ku anggap seperti putriku sendiri!” tak hanya nyonya Choi yang terisak keras, dua pria bermarga Choi yang juga berada diruangan itu ikut menundukkan kepalanya dalam-dalam, menyembunyikan tangis akibat adegan pilu yang saat ini tersaji.
Raya yang mendengar isakkan ibu mertuanya merasakan mendadak kelu pada bibirnya, dia tak tau apa yang harus dia katakan, perpisahan ini sangat melukainya, karena dia tak hanya berpisah dengan pria yang dia cintai tapi juga berpisah dengan wanita yang berarti bagai seorang ibu baginya, menggantikan ibu kandungnya yang telah tiada.
“sampai kapanpun… apapun yang terjadi” Raya menarik isakkanya, “kau tetap ibuku… aku bahkan mencintaimu seperti ibuku sendiri” Raya berusaha menghapus airmata yang tak henti mengalir dari wajah renta dihadapannya, “terimakasih karena sudah menyayangiku begitu dalam eommonim” Raya mendekatkan genggaman tangan nyonya Choi pada bibirnya, mengecupnya dalam sebelum melanjutkan ucapannya, “dan kumohon ketika nanti aku dan Siwon Oppa sudah benar-benar berakhir… tetaplah sayangi aku seperti anakmu sendiri”
Nyonya Choi tak mampu berkata apapun, beliau justru semakin menunduk dalam, tenggelam dalam isakkan kerasnya. Dilain pihak, Siwon benar-benar menaruh dendam pada dirinya sendiri yang telah melukai dua wanita yang sangat dia cintai dan paling berarti dalam hidupnya.
“berjanjilah padaku eomma…” Raya kembali mengecup tangan wanita dihadapannya, “sayangilah wanita itu, dia adalah ibu dari calon cucumu… perhatikan, rawat dan jaga kandungannya… sayangi dia seperti kau menyayangiku… jadikan dia menantumu dan jangan cela keberadaannya, buat dia merasakan kebahagiaan menjadi menantumu… Eomma… berjanjilah…”
Nyonya Choi tak tau lagi apa yang harus dia katakan, semua perkataan menantunya benar-benar membuatnya tak tau harus berbuat apa. Semua yang baru saja dikatakan Raya benar-benar menunjukkan kalau wanita itu benar-benar berhati mulia dan nyonya Choi sangat menyesali semua yang terjadi yang membuatnya harus kehilangan sosok Kim Raya dalam keluarganya.
Kemudian nyonya Choi langsung menarik tubuh Raya dalam pelukannya, beliau menangis meraung dalam dekapan erat tubuh wanita yang sebentar lagi akan melepas predikat menantunya. Raya yang didekap begitu erat pun sudah kehilangan pertahanan, dia menangis sejadi-jadinya dalam dekapan hangat wanita yang sudah seperti ibu baginya, tangisan pilu Raya membuat siapa saja yang berada dalam ruangan itu ikut merasakan perasaan luka yang tengah dia tanggung.
“berjanjilah eomma… ku mohon berjanjilah” anggukan kepala nyonya Choi yang terasa di bahu kanan Raya menjadi jawaban sekaligus sebuah janji yang terasa begitu pahit.
****
Raya dan Siwon melangkah gontai menuju apartment mereka. Sejak turun dari mobil tadi, Siwon tak pernah melapaskan rangkulannya pada bahu Raya, Raya pun melangkah sambil memeluk dari samping pinggang pria yang sebentar lagi bukan suaminya.
Saat ini mereka benar-benar tak terpisahkan, mereka tak ingin melewatkan setiap moment kebersamaan mereka. Sangat ironis ketika mereka justru menjadi dekat di detik-detik akhir kebersamaan mereka.
Pandangan mata Siwon dan Raya terus tertuju ke bawah -lantai yang mereka pijak- hingga tak menyadari jika di depan sana, tepatnya di depan pintu apartment mereka, seorang pria berdiri sangat angkuh dengan tangan melipat di depan dada, sorotan tajam dari mata pria itu mampu menusuk siapa saja yang menjadi korban sorotannya.
Kemudian suara langkah kaki yang bergema dilorong menuju apartment mereka membuat Siwon dan Raya mengangkat kepalanya menatap kearah sumber suara.
“Oppa…” desis Raya pelan mengenali siapa yang tengah berjalan mendekat kearahnya.
Namun ketika pria itu tepat berdiri dihadapan Raya dan Siwon, Raya merasa tubuh Siwon yang sejak tadi dia peluk bergerak menjauh karena ditarik secara kasar oleh pria dihadapannya.
BUGH.
Sebuah suara dari tinju yang dilayangkan sangat keras mengenai rahang bagian samping milik Choi Siwon.
“Oppa!!” Raya berteriak histeris melihat tubuh Siwon yang sudah tersungkur ke lantai marmer lorong apartment mereka.
Sebelum Raya bergerak kearah Siwon untuk melihat kondisinya, pria itu lebih dulu menjangkau tubuh Siwon yang tengah tersungkur dan menghalangi Raya untuk mendekat, “sudah ku duga akan begini akhirnya!!! tapi aku benar-benar tak mengira kau sebrengsek ini Choi Siwon!!!” geram pria itu sambil menarik kasar kerah baju Siwon dan membuatnya kesulitan bernafas.
Entah berasal dari mana kekuatan yang dimiliki pria itu hingga mampu menumbangkan Siwon yang berukuran badan lebih besar dari dirinya, “selanjutnya kita segera selesaikan hubunganmu dan adikku di pengadilan!!! pengacaraku akan menemuimu malam ini juga!!” lanjut Kim Heechul keras sambil mendorong kasar tubuh Siwon hingga kembali jatuh kelantai.
Sebelum melanjutkan ucapannya, Heechul menatap tajam penuh amarah laki-laki yang masih berstatus sebagai suami adiknya, “bersyukurlah kau karena ayahmu memohon padaku untuk tak membunuhmu saat ini!”
Selesai dengan ucapannya, Heechul menarik lengan Raya untuk ikut bersamanya. Heechul tak peduli dengan tangisan dan permohonan Raya untuk tetap tinggal bersama Choi Siwon, yang saat ini ingin dia lakukan adalah benar-benar menjauhkan adiknya dari laki-laki yang telah menghancurkan hidup adik perempuannya itu.
Raya meninggalkan Siwon yang masih jatuh tersungkur dalam kesakitan. Raya tak mampu melakukan apapun, dia hanya mampu terus menangis sambil melihat Siwon yang juga tengah menatapnya dengan linangan airmata. Raya meninggalkan Siwon dengan bagian luka yang dia bawa dan juga dia tinggalkan untuk pria itu. Raya pergi dengan kondisi hancur dan meninggalkan Siwon dalam lubang kehancurannya.
****
“gugatan perceraian karena perselingkuhan sangat mudah untuk dikabulkan. Kau tau sendiri kan bagaimana hukum perkawinan di negara kita menganut sistem monogami, bahkan sudah ada undang-undang yang mengatur tentang penangkapan pelaku perselingkuhan. Terlebih lagi jika kau memiliki bukti yang kuat, kau tak akan membutuhkan jasaku sebagai seorang pengacara untuk memenangkan gugatanmu, karena setelah pengadilan mengabsahkan semua bukti yang kau miliki, gugatanmu akan langsung dikabulkan setelah proses mediasi tak membuahkan hasil”
“tapi lain halnya dengan perceraian yang sudah disepakati kedua belah pihak, kau hanya perlu melengkapi berkas perceraian dan perceraian kalian akan langsung dikabulkan. Yang ini jauh lebih mudah”
“seharusnya kau tak perlu datang kepengadilan hari ini, kau hanya perlu menandatangani berkasnya dan selanjutnya biar pengacara Oppa yang urus” Ucapan tiba-tiba Heechul menarik Raya dari lamunannya mengenai pembicaraan dengan pengacara Lee Donghae semalam.
Raya tau betul maksud Heechul yang memintanya tak ikut datang ke pengadilan hari ini agar kakaknya itu bisa dengan mudah melakukan tuntutan perselingkuhan kepada Siwon untuk membalaskan dendam karena telah menyakiti dirinya, dan Raya tak akan membiarkan rencana kakaknya terlaksana.
“kau tak perlu menjadi wanita sebaik ini Kim Raya” ucapan Heechul selanjutnya membuat Raya menatapnya bingung, “pertama kau dengan sukarela memberikan suamimu kepada wanita simpanannya, dan sekarang yang kedua kau menolak melakukan tuntutan apapun kepada calon mantan suamimu itu. Apa yang sebenarnya kau inginkan? Mendapat cap malaikat dari keluarga mantan suamimu, begitu?” Raya kembali mengalihkan pandangannya pada jalanan padat kota Seoul, tak mempedulikan ucapan provokatif sang kakak.
“kau tau, ayah mertuamu bahkan sudah mengkhianatimu” Raya menghembuskan nafasnya jengah, benar-benar tak mengerti maksud dari setiap ucapan yang keluar dari bibir menyebalkan Heechul yang bukannya membantu merecovery hatinya tapi justru seolah-olah sedang berusaha menyulut api dalam dirinya, “bukankah ayah mertuamu itu bilang akan mendukung dan menerima tuntutan apapun yang akan kau layangkan? Tapi apa sekarang, semua yang dia lakukan justru tak terlihat seperti sedang memberi dukungan, keluarga calon mantan suamimu bahkan sudah membawa simpanan suamimu untuk tinggal bersama mereka. Dan yang ku dengar dari orangku, mereka memperlakukan wanita itu dengan sangat baik”
Raya menatap Heechul serius, “itu bagus”
“apanya yang bagus?!” Heechul tak percaya dengan kalimat yang keluar dari mulut adik perempuannya, “Berhentilah menjadi seorang yang naïf Raya, kau hidup di dunia nyata, bukan negeri dongeng, apa dengan semua yang kau lakukan kau berharap keluarga Choi yang terhormat itu akan menyanjungmu? mereka bahkan menendangmu lebih dulu dan langsung membawa jalang milik putra mereka untuk tinggal bersama”
“aku bukan ditendang” ucap Raya tak terima, “aku sendiri yang memutuskan untuk pergi dari keluarga itu, bukankah Oppa sendiri yang menjauhkanku dari Siwon?” lanjut Raya benar-benar didera rasa kesal akibat semua ucapan sang kakak.
“tentu saja aku harus menjauhkanmu dari Choi Siwon! Memangnya kau mau terus hidup bersama pria yang hanya bisa memberikanmu luka?!” Heechul mulai terpancing kesal.
Raya menghembuskan nafas lelahnya cukup keras, “bisakah Oppa diam? aku mulai pusing mendengar setiap ucapanmu”
“kau pusing karena kau mulai merasa diperlakukan tidak adil” ejek Heechul yang terasa amat pahit bagi Raya.
“sebagai seorang kakak yang baik, bisakah kau hanya menghiburku Oppa? Tanpa mencela semua tindakan yang aku lakukan” pinta Raya dengan tatapan ‘kau itu kakakku atau bukan’.
Heechul sebenarnya hanya kesal dengan sikap adiknya yang terlalu baik dan seolah justru membantu menutupi semua aib yang dimiliki keluarga Choi, “baiklah aku akan diam” Heechul meluruskan pandangannya, “itu sebagai bentuk hiburan dariku” lanjutnya dingin.
“terimakasih”
Raya menghembuskan nafasnya berat mencoba menenangkan diri. Tak bisa Raya pungkiri, ucapan sang kakak barusan sedikit banyak membuatnya terpancing. Benarkah mertuanya sudah membawa Jung Jaehyun tinggal bersama mereka? secepat ini? bahkan putusan cerai Raya dan Siwon belum keluar.
Tapi, bukankah ini yang memang Raya inginkan? Agar keluarga Choi dapat dengan mudah menerima calon pengganti dirinya, menerima seorang wanita yang tengah mengandung calon cucu pertama mereka.
Hingga saat ini Raya tak pernah membiarkan dirinya berandai-andai jika dialah yang akan memberikan cucu pertama bagi keluarga itu, karena Raya tau jika sekali saja Raya membayangkannya, Raya akan kehilangan kekuatan dan memohon-mohon untuk kembali menjadi menantu dikeluarga itu sebelum semuanya terlambat.
Dan lagi apa yang dikatakan sang kakak tentang ayah mertuanya memang benar. Ayah mertuanya memang berjanji untuk mendukung semua keputusan apapun yang diambil Raya, bahkan dengan berbagai macam tuntutan sekalipun, tapi apa Raya tega? Bagaimanapun Raya pernah menjadi bagian dari keuarga itu, dia pun sudah menganggap ayah dan ibu mertuanya seperti orang tua kandungnya sendiri.
Sebesar apapun kesalahan yang dilakukan Choi Siwon, Raya tak mungkin mengajukan gugatan dengan tuduhan perselingkuhan karena akibatnya bukan hanya akan ditanggung oleh pria itu tapi seluruh keluarga besarnya pun akan terkena dampak.
Keluarga Choi adalah keluarga terhormat, nama besar yang dimiliki salah satu tetua Choi membuat keluarga itu menjadi salah satu keluarga terpandang di Korea. Perceraian ini saja sudah menjadi momok tersendiri dalam keluarga Choi, apalagi jika dimasukkan unsur tuntutan perselingkuhan, Raya tak bisa membayangkan dampak fatal yang akan terjadi pada nama besar serta bisnis milik semua keluarga Choi.
“Oppa akan menemanimu masuk” ucapan Heechul barusan lagi-lagi menarik Raya dari lamunannya.
Raya mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil, ternyata mereka sudah sampai, cepat sekali padahal tadi mereka masih terjebak dalam kemacetan, pikir Raya lesu.
“ayo turun” ajak Heechul lembut.
“tak perlu”
“hm?” Heechul tampak kebingungan.
“Oppa tak perlu menemaniku ke dalam, tunggu saja aku disini” Heechul melayangkan tatapan protesnya, “aku bisa menyelesaikannya sendiri, pengacara Lee bilang aku bisa menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan siapapun, jadi Oppa tunggu saja ya” ucap Raya meyakinkan sambil menggenggam tangan kakak laki-lakinya, memohon pengertian sang kakak agar kali ini dia benar-benar diberi kesempatan menyelesaikan semua permasalahannya sendiri.
“baiklah, Oppa akan menunggu, hubungi Oppa bila ada kesulitan, langsung kembali begitu semuanya beres” Raya menganggukkan kepalanya, “Raya” belum sempat Raya keluar mobil, panggilan Heechul kembali membuat Raya menatapnya, “kau pasti kuat” ucapan tulus Heechul yang disertai belaian lembut dirambut Raya justru menghancurkan kekuatan yang sudah Raya kumpulkan mati-matian, sentuhan kakak laki-lakinya justru membuat Raya rapuh dan membendung airmata. Detik itu juga ingin sekali Raya meminta sang kakak melajukan mobil kemanapun agar dia tak perlu masuk ke dalam gedung yang kini terasa seperti momok menakutkan baginya.
Dengan sisa-sisa pikiran jernih dan kekuatannya, Raya kembali mensugesti dirinya jika terlalu terlambat untuk mundur dari semua yang sedang terjadi, dan dengan pasti Raya menggenggam handle pintu mobil kemudian menekan dan mendorongnya hingga terbuka.
Pemandangan pertama yang tersaji begitu Raya keluar dari mobil kakaknya adalah gedung pengadilan tinggi Seoul dengan puluhan anak tangganya yang memanjang. Entah mengapa Raya merasa tempat ini terasa begitu menyeramkan dari biasanya, puluhan anak tangga panjang itu terlihat seperti tumpukan duri yang sangat menyakitkan.
Namun dalam keterpakuannya Raya merasakan kehadiran seseorang disebelahnya, “kau datang lebih awal” tanpa menolehpun Raya sudah tau siapa pria itu dari suara bassnya yang Raya percayai merupakan suara terindah yang pernah ada dimuka bumi.
“aku baru saja tiba” balas Raya masih dengan tatapan lurusnya, sama sekali tak ingin melihat sosok pria yang sangat dia cintai yang sebentar lagi bukan menjadi milikknya, “ayo masuk bersama” tanpa menunggu sahutan dari lawan bicaranya, Raya mulai melangkahkan kaki perlahan meniti anak tangga satu persatu.
Walaupun Siwon tak berjalan disampingnya tapi Raya tau pria itu mengikutinya dari belakang dengan tatapan penuh kepada dirinya. Raya bisa saja berbalik saat itu juga, tapi kemungkinan yang terjadi Raya pasti akan berhambur kedalam pelukan pria itu dan memintanya untuk melarikan diri bersama, meninggalkan semua hal yang menjadi penghalang kebersamaan mereka, tapi semuanya sudah benar-benar terlambat bukan.
****
Raya tak mengerti apa yang tengah dia rasakan saat ini, selesai proses registrasi dan putusan perceraian, Raya merasa separuh jiwanya bagai lenyap dari tubuhnya, Raya seperti kehilangan kekuatannya untuk menapak bumi.
Sekarang Raya telah resmi bercerai dari pria yang juga berdiri gontai dihadapannya. Sejak putusan dibacakan, hanya kebisuan yang menyelimuti mereka, tak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk membuka suara. Tapi satu hal yang pasti, keduanya terlihat seperti raga tak bernyawa.
Saat ini Kim Raya dan Choi Siwon sudah berada ditangga paling bawah gedung pengadilan negeri Seoul. Keduanya berdiri saling berhadapan tanpa melihat, Raya dan Siwon sama-sama menundukkan kepala dalam-dalam menutupi airmata yang mengalir dengan sendirinya tanpa bisa mereka kendalikan.
“mau berjanji padaku?” pinta Raya dengan suara bergetar.
“em” Siwon sendiri tak mampu mengeluarkan suaranya, sebagai jawaban dia hanya berdehem sambil menahan laju airmatanya.
“Berjanjilah padaku… belajarlah untuk mencintai Jung Jaehyun” Siwon menunduk semakin dalam mendengar permintaan Raya, tak kuat menahan perasaan sakit yang tak pernah berhenti menyelimuti dadanya, “perlakukan dia dengan baik sebagai istrimu… jangan biarkan dia merasakan apa yang dulu aku rasakan saat awal menikah denganmu” lirihan pelan terdengar dari mulut Siwon, Raya sendiri sudah tak mampu menahan isakkannya, “jaga hatinya… bahagiakan dia… bahagiakan dirimu”
Keduanya terisak dalam lirih pahitnya perpisahan. Tak pernah mengira bahwa keadaan membawa mereka pada kesakitan mendalam karena harus terpisah ketika masih saling mencintai.
“kau juga… Berjanjilah padaku…” pinta Siwon terputus-putus karena tak mampu menahan dukanya melepaskan seorang wanita yang amat sangat dia cintai, “berjanjilah padaku… kalau kau akan bahagia” Raya mengangguk menyetujui syarat yang diberikan oleh Choi Siwon walau dia tak yakin akan bisa memenuhinya.
Bertahan dengan posisi seperti ini hanya akan terus menimbulkan perasaan sakit dikeduanya. Setelah merasa semuanya cukup, Raya membalikkan badan melangkah pelan meninggalkan Siwon yang hanya mampu menatap dengan linangan airmata punggung wanita yang akan selalu menjadi bagian terindah dalam hidupnya menjauh tanpa bisa melakukan apapun lagi untuk mencegah kepergiannya.
Raya sendiri yang melangkah pelan dengan isak tangis hanya mampu menatap tanpa harap cincin pernikahan yang masih melingkar di jari manisnya. Dengan sisa tenaga, Raya menarik lembut cincin itu, membebaskannya dari tempat yang bukan seharusnya. “selamat tinggal” lirih Kim Raya pelan sambil menjatuhkan benda bulat tersebut sebagai tanda akhir dari takdirnya bersama Choi Siwon.
****