home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > All For You

All For You

Share:
Author : AmaliaChimo
Published : 08 Feb 2015, Updated : 03 Aug 2016
Cast : Kim Jongin, Park Jiyeon, Oh Sehun, Jung Sojung (Krystal)
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |4325 Views |1 Loves
All For You
CHAPTER 2 : Chapter 1 (Thanks For Jongin)

Tahun ajaran baru telah berjalan tiga bulan di SMA SOPA (Seoul of Performing Art), tidak banyak perubahan di sana, hanya saja regenerasi begitu terlihat jelas, ditandai dengan masuknya murid baru.

Saat ini masuk waktu istirahat, hampir seluruh murid SMA SOPA memenuhi kantin, termasuk ketujuh orang yang disatukan oleh waktu, yaitu Jiyeon, Jongin, Baekhyun, Kyungsoo, Taemin, Jieun, dan Eunji. Walau baru dua bulan ini mereka bersama-sama secara utuh, tapi keakraban di antara ketujuhnya tidak perlu diragukan lagi.

Jiyeon dengan semangat bercerita tentang persahabatan panjangnya bersama Jongin, itu berawal dari Taemin yang bercerita tentang sahabat masa kecilnya yang pergi. Dan sekarang malah Jiyeon yang lebih mendominasi. Namun yang terlihat antusias mendengar hanya Kyungsoo, Taemin, Jieun, dan Eunji.

“…setelah bertahun-tahun bersahabat baru kali ini aku dan Jongin diberi kesempatan untuk sekelas dan duduk sebangku bersama, benarkan Jongin?” Jiyeon menepuk kepala Jongin yang hanya sibuk menikmati ramen hangatnya.

Yaa, kau mau tanggung jawab jika aku mati tersedak?”kesal jongin yang hampir tersedak karena perbuatan gadis yang duduk dihadapannya itu –Jiyeon-.

“Siapa suruh kau menghiraukan ceritaku.”ucap Jiyeon tidak kalah kesal, lalu menyumpit bekalnya yang sejak tadi belum disentuhnya.

Jongin pun geram dan ingin membalas, namun ditahan oleh Baekhyun disebelah kanannya yang juga sejak tadi menghiraukan cerita Jiyeon. Jelas saja Baekhyun tidak antusias, pemuda manis ini sudah pernah mendengarnya dari Jongin yang adalah teman sebangkunya saat SMP.

Mendadak suasana kantin menjadi hening, bagaimana tidak, guru ter-killer di SMA SOPA tiba-tiba saja sudah berada di kantin.

Merasa diperhatikan suluruh murid di kantin, guru killer itu berdehem keras, dan sukses membuat semua murid kembali dengan aktivitas makan siang mereka masing-masing.

Guru itu kini berjalan mendekati meja yang ditempati Jiyeon, Jongin, Baekhyun, Kyungsoo, Taemin, Jieun, dan Eunji.

“Park Jiyeon.”panggilnya dengan tegas.

Sontak Jiyeon yang dipanggil berdiri dan langsung memberi hormat, dilanjutkan juga dengan Jongin, Baekhyun, Kyungsoo, Taemin, Jieun, dan Eunji.

“Baik, kalian boleh duduk kembali!”

Seperti yang dikatakan Jung Ssaem begitu para murid SMA SOPA memanggilnya, mereka langsung duduk kompak menuruti perkataan guru berparas cantik ini.

“Kecuali kau Jiyeon!”

Jiyeon yang baru mengambil acang-acang untuk duduk alhasil kembali berdiri, dan kelima temannya yang baru saja duduk kini memandang Jiyeon khawatir, kecuali Jongin yang kembali melahap sisa ramennya.

Guru Jung mengeluarkan selembar kertas yang sejak tadi disimpan dikantung kemejanya, Jiyeon memperhatikan kertas itu. Gadis itu terkejut saat Guru Jung melebarkan kertas itu tepat di hadapan wajah Jongin.

“Jongin, benar ini tulisan tanganmu?”ketika pertanyaan itu terucap dari mulut Guru Jung yang kini memperhatikan gerak-gerik Jiyeon penuh selidik, reflek pandangan kelima temannya itu dengan kompak beralih pada Jongin.

Jiyeon menggigit bibir bawahnya, berharap jika Jongin mengerti apa yang ada dalam pikirannya sekarang, Jongin kumohon bantu aku, berbohonglah! Mohon Jiyeon dalam hati sambil memejamkan matanya.

Ne Ssaem, itu memang tulisanku tulisanku.”jawab Jongin santai setelah sebelumnya menghentikan aktivitas makan siangnya.

Mata Jiyeon terbelalak menatap Jongin, sedangkan Guru Jung tersenyum sinis memandang Jiyeon.

“Ikut aku Park Jiyeon!”

Guru Jung melipat rapih kertas yang berisi not-not balok itu dan memasukannya kembali ke dalam saku kemejanya, lalu berjalan mendahului Jiyeon.

Aishh…”pelan Jiyeon yang tentunya tidak terdengar oleh Guru Jung.

“Ayo cepat!”

Mendengar ajakan Guru Jung lagi, Jiyeon pun berjalan lemah dibelakangnya. Sedangkan Jongin kini malah menenguk kuah ramennya yang masih tersisa—terlihat tidak peduli.

Baekhyun, Kyungsoo, Taemin, Jieun, dan Eunji bersama-sama memberikan tatapan heran dengan berbagai persepsi pada Jongin.

Merasa ditatap aneh oleh kelima temannya, Jongin menghentikan aktivitasnya, ”Wae?”tanyanya seoalah tidak mengerti arti tatapan kelima temannya saat ini.

Baekhyun, Kyungsoo, dan Taemin hanya diam. Sedangkan Jieun dan Eunji mendengus,”Jongin, tidak bisakah kau berbohong sekali saja?”kesal Jieun, lalu pergi.

“Apapun alasannya kau tetap harus melindunginya!” Eunji menyusul Jieun,”Jieun tunggu aku!”

Jongin masih tetap acuh,“Kalian tidak ikut?”tanyanya sambil meraih sebotol air mineral milik Kyungsoo yang masih terisi penuh, lalu meneguknya hingga tersisa setengah.

Mendengar pertanyaan Jongin, ketiganya kembali melanjutkan makan siang mereka yang  sempat tertunda.

***

“Oh Sehun…Oh Sehunnn..Oh Sehunnnn…”seru segerombol murid perempuan SMA SOPA yang masih setia menonton latihan tim basket putra dari sekolah mereka, demi satu tujuan yaitu menyemangati Oh Sehun murid tertampan di sana.

“Sehun Sunbae sangat tampan, wajahnya begitu sempurna.”seru salah satu di antara mereka.

“Hmm, dia bagaikan malaikat yang turun dari langit ketujuh.”sambung, Jieun dan Eunji yang juga berada di antara gerombolan itu.

“Bahkan keringat yang hampir membasahi seluruh tubuh Sehun Oppa, membuatnya semakin terlihat sexy.”Krystal yang duduk disebelah Eunji menambahkan.

Sunbae kau kan seangkatan dengannya, tidak perlu memanggilnya Oppa!”sahut Eunji.

“Itu terserahku.”Krystal menatap tajam Eunji yang duduk di sebelahnya itu

 “Setahuku dia tidak suka dipanggil Oppa, apalagi dengan yang seumuran dengannya.”lantang Eunji tepat di hadapan wajah Krystal.

Yaa, itu tidak berlaku untukku. Aku dan Sehun Oppa sangat dekat, apa pedulimu?”kesal Krystal tidak mau kalah.

 “Eunji sudahah!”bisik Jieun dengan wajahnya yang puct pasih. Dan sebelum Eunji kembali membalas ucapan Krystal, buru-buru Jieun menutup mulut Eunji dan menariknya menjauh dari Krystal, setelah sebelumnya meminta maaf atas ucapan temannya itu.

Eunji meronta karena perlakuan Jieun terhadapnya, setelah dirasakannya jauh dari tempat Krystal duduk, Jieun baru melepaskan Eunji dan memberi pengertian terhadap temannya yang masih kesal itu,”Krystal Sunbae salah satu murid populer dan sangat berpengaruh di sini, kalau bisa jangan sampai kau punya masalah dengannya, apalagi kita itu anak baru!”

“Tapi dia terlalu percaya diri.”keluh Eunji

“Yasudah! Itu kan haknya, lebih baik kita kembali fokus pada Sehun Oppa saja!”ajak Jieun sambil menampakan senyuman manisnya kepada Eunji yang masih saja merengut, lalu kembali memfokuskan matanya pada lapangan basket.

Semenit kemudian, Jieun menepuk-nepuk punggung Eunji yang masih saja merengut, ”Eunji..eunjii lihat!! Sekarang giliran angkatan kita, wahhhhh.. ada Jongin, Baekhyum, dan Taemin!”seru Jieun sangat heboh kini.

Awalnya Eunji mulai antusias, namun mendengar nama Jongin disebut, pikiran Eunji malah jadi bercabang. Ia langsung mengingat Jiyeon yang sedang menjalankan hukuman dari Guru Jung di Ruang Musik.

“Bagaimana yaa dengan Jiyeon?”Lemah Eunji yang sukses membuat semangat Jieun pun ikut pudar.

 

Di lapangan Jongin sama sekali tidak bisa fokus latihan, berkali-kali dia beradu oper dengan Taemin selalu gagal, dan kesalahan itu disebabkan olehnya. Tidak biasanya Jongin yang terkenal dari SMP mahir bermain Basket, bisa melakukan kesalahan sepele seperti itu. Taemin memperhatikan Jongin yang kini dimarahi oleh sang pelatih.

“Kenapa dia?”tanya Baekhyun mendekati Taemin.

“Sejak tadi dia melakukan kesalahan.”

Baekhyun melihat ke arah Jongin, lalu tersenyum,“Ah, pasti dia sangat khawatir.”ungkap Baekhyun seakan mengerti apa yang sedang dirasakan Jongin.

Taemin mengerutkan dahinya bingung, sementara Baekhyun kembali melakukan aktivitas latihanya basketnya.

***

Setelah selesai membersihkan satu persatu alat musik dengan telaten, Jiyeon beralih membersihkan kaca dan ventilasi udaranya yang penuh debu.

“Sepertinya sudah satu bulan tidak dibersihkan,” gumamnya.

Jiyeon menghentikan aktifitasnya, karena tiba-tiba saja Jiyeon tersadar sudah berjam-jam ia di sini.

Mata Jiyeon memandang keluar Jendela,”Parkiran sepi, sudah waktunya pulang rupanya.”lemahnya pada dirinya sendiri.

“Bagaimana bisa cepat selesai, kalau kerjaanmu hanya melamun seperti itu.”

Mendengar suara yang tiba-tiba saja menusuk kuping dan pikirannya itu, Jiyeon membalikan tubuhnya. Dan benar dugaannya, suara itu berasal dari Kim-Jong-in, orang yang kini sedang menyapu lantai di hadapannya.

Melihat Jongin membuat mood Jiyeon semakin kacau, rasanya ingin sekali ia melepar kanebo yang digunakannya tadi untuk melap kaca tepat ke wajah Jongin, lalu membuat pemuda itu babak belur di tangannya. Namun untuk saat ini sebaiknya ia menahan diri dulu, karena mengingat masih banyak yang harus ia kerjakan.

Jiyeon turun dari bangku yang sejak tadi menopang tubuhnya untuk menjangkau seluruh bagian kaca jendela, lalu dilemparnya sembarangan kanebo di tangan kanannya, dan berjalan mendekati Jongin, Sejak kapan dia berada disini? Batin Jiyeon.

“Aku tidak butuh bantuanmu.”kesal Jiyeon sambil menginjak bagian terbawah sapu yang digunakan Jongin untuk menyapu.

Jongin menghiraukan Jiyeon dan menarik sapu yang dengan sengaja diinjak Jiyeon. Dan tindakan Jongin itu berhasil membuat Jiyeon hampir jatuh terlentang, tapi untungnya Jongin reflek menahan tubuh Jiyeon dengan melingkarkan tangannya di pinggang gadis yang kini menatapnya terkejut. Setelah beberapa detik saling bertatapan, Jiyeon yang merasa muak dengan Jongin langsung saja membenarkan posisinya dan menjauh dari pemuda itu.

“Istirahatlah!”suruh Jongin datar namun penuh penyesalan di dalamnya.

“Pergi sana!Pergi… kubilang sana pegiii!!!”usir Jiyeon sambil mendorong tubuh Jongin hingga keluar dari ruang musik.

Bukannya pergi, Jongin malah tetap diam di hadapan Jiyeon yang kini berdiri di ambang pintu.

“Aku tidak butuh bantuanmu KIM-JONG-INNN.”teriak Jiyeon dengan penekanan di akhir, lalu jatuh terduduk di lantai, dan menangis meluapkan lelah juga segala kekesalannya pada Jongin.

Jongin membuang nafas panjang, lalu duduk menyamakan posisinya dengan Jiyeon, dan dipandangnya wajah gadis itu sambil menyeka air matanya.

Sungguh Jongin menyesal, tapi ia tidak ingin hal yang lebih parah dari ini akan terjadi pada Jiyeon. Kalau dia berbohong mungkin akan menyelamatkan Jiyeon untuk sementara, tapi bukan untuk selamanya.

Jiyeon menepis kedua tanggan Jongin, lalu berdiri dan membalikan tubuhnya. Namun Jongin menarik lengan Jiyeon dan memeluk gadis itu,”aku melakukan ini, karena aku menyayangimu.”

Jiyeon yang dipeluk hanya diam, gadis itu malah menyenderkan kepalanya ke dada bidang Jongin. Sudah lebih dari lima menit mereka berada di posisi ini, karena merasakan keanehan pada diri Jiyeon, Jongin melepaskan pelukannya. Dan pemuda itu tersenyum, saat menyadari kalau Jiyeon sejak tadi telah tertidur di pelukannya.

Setelah Jongin menyelesaikan hukuman Jiyeon, sekarang pemuda itu pulang dengan mengendong Jiyeon di punggungnya. Sejak tadi Jiyeon belum juga bangun, Jongin mengerti benar kalau gadis itu pasti sangat lelah, makanya ia enggan untuk membangunkan.

Mianhae,”pelan Jongin penuh penyesalan. Kalau dipikir tidak seharusnya ia mengatakan itu, bukankah Jiyeon yang mengambil salah satu lagu karangannya tanpa permisi untuk ditiru agar tugas musiknya selesai. Biarpun begitu, karena melihat kondisi Jiyeon saat ini Jongin menjadi luluh.

 

Flashback

Saat istirahat Jongin duduk ditaman sekolahnya sambil mecoret-coret buku tulisnya dan memainkan tangan kananya yang memegang bolpoin seolah sedang menekan tuts-tuts piano. Namun tiba-tiba Jiyeon datang mengagetkan Jongin dengan merampas buku tulis dari tangannya.

YAAA.”teriak Jongin terkejut sekaligus kesal, lalu berdiri dan berusaha meraih bukunya.

Jiyeon menghiraukan teriakan Jongin, gadis itu malah melanjutkan aksi jahilnya dengan melihat isi buku tulis yang dirampasnya.

“Kembalikan padaku!”bentak Jongin yang dibalas tatapan manis Jiyeon setelah melihat isi buku tulis Jongin.

Seketika tatapan itu membuat Jongin terdiam dan menjatuhkan tangannya, padahal tangan itu hampir saja menjangkau buku tulisnya dari tangan Jiyeon.

“Kau melewatkan makan siangmu, hanya untuk membuat lagu untukku.”duga Jiyeon asal setelah melihat buku tulis Jongin yang penuh dengan coretan not-not balok di dalamnya, tanpa Jiyeon sadari dugaan asalnya itu salah diartika oleh Jongin, hingga membuat detak jantung Jongin seakan berhenti saat ini.

Jiyeon terkekeh melihat Jongin yang tiba-tiba saja tanpa ekspresi,”Gomawo Jongin, kau memang sahabat terbaikku.”puji Jiyeon sambil mengelus puncak kepala Jongin dengan menjinjitkan kakinya seolah pemuda tinggi di hadapannya ini adalah anjing kecil pliharaannya.

Yaaa, Kim Jongin ada apa denganmu?”heran Jiyeon yang makin melihat gurat keanehan dari ekspresi datar Jongin,”Makanlah dulu! Pasti kau sangat kelaparan kan.”lalu Jiyeon menyodorkan sebungkus burger hangat yang diambilnya dari balik blazer sekolahnya.

Melihat tidak ada tanggapan dari Jongin, Jiyeon menempelkan sebungkus burger hangat itu pada dada bidang Jongin,”Makanlah! Kau kan belum makan sejak tadi.”suruh Jiyeon lagi penuh ketulusan.

Jongin yang baru sadar kalau dirinya lapar, akhirnya meraih sebungkus burger hangat itu, lalu kembali duduk dibangku taman, Jiyeon pun ikut duduk di sampingnya.

“Kantong doraemonmu ternyata lebih besar dari yang kuduga.”gurau Jongin yang kini mengeluarkan suaranya, lalu mulai menggigit burger pemberian Jiyeon.

“Tentu saja. Ini masih ada lagi.”Bangga Jiyeon sambil menyodorkan susu kotak di hadapan Jongin, lagi-lagi dari balik blazer sekolahnya. Dan hal tersebut sukses membuat Jongin yang sedang mengunyah batuk-batuk karena tersedak.

Mungkin bisa dipastikan yang punya kantong semacam itu di sekolah ini hanya Jiyeon seorang, dari SMP Jiyeon memang selalu punya ide kreatif dalam mencontek, dan ini salah satunya. Membuat kantong rahasia yang ia jahit sendiri di balik blazer sekolahnya.

Jiyeon terkekeh,”Ayooo, sekarang waktunya minum anjing kecilku!”suruh Jiyeon bercanda dengan kelebutan yang dibuat-buat.

Dengan sigap langsung saja Jongin meraih susu kotak dari tangan Jiyeon lalu meminumnya, dan menganggap candaan Jiyeon itu hanya angin lalu.

“Jongin,”Panggil Jiyeon, sedang Jongin hanya berdehem usai menyedot susu kotak pemberian Jiyeon.

Jiyeon tidak langsung memberikan jawaban, dia berfikir sejenak sambil berucap dalam hati, kalau aku beritau, pasti Jongin tidak akan mengizinkan.

”Hmm, aniyeo hehe!”bohong Jiyeon, sambil merobek satu lembar kertas yang bertuliskan not-not balok dari buku Jongin secara diam-diam dan tersembunyi.

Kalau aku sudah selesai menyalin dan mengumpulkannya pada Jung Ssaem, baru aku beritau nanti, mianhae Jongin, lanjutnya lagi dalam hati.

Karena terlalu menikmati makanan pemberian Jiyeon, Jongin benar-benar tidak menyadari akan aksi nekat Jiyeon itu.

“Jongin, kau sudah mengumpulkan tugas mengarang lagu kan?”tanya Jiyeon pada Jongin, setelah sebelumnya memasukan selembar kertas yang dilipatnya asal ke kantong doraemon miliknya.

Jongin kembali berdehem, mengiyakan pertanyaan Jiyeon,”Wae?”Tanya Jongin sambil menoleh pada Jiyeon.

Aniyeo,”Jiyeon tersenyum lega, yang terlihat mencurigakan dimata Jongin,”ini, simpan buku tulismu!”lanjut Jiyeon lagi sambil menaruh buku milik Jongin di atas pangkuan sahabatnya itu.

***

Malam semangkin larut, namun Jiyeon masih berdiri memandangi kertas yang terlipat rapih di atas meja belajarnya,”Mianhae,” pelannya penuh penyesalan pada lipatan kertas itu.

Flashback

“Setelah selesai membersihkan Ruang Musik sudah seharusnya kau berterimakasih padahnya!”Jiyeon yang sejak tadi menunduk di hadapan Guru Jung, kini berani memberikan tatapan penuh tanya pada Guru yang duduk di hadapannya itu.

”Hanya minta maaf tidak akan cukup, berterimakasih itu lebih tepat, aku memang hanya guru yang baru mengenalnya, tapi aku pintar menilai orang lain dalam waktu yang singkat. Anak itu sangat baik, dia melindungimu dengan caranya. Saat aku seusianya, dua hal yang mungkin akan aku lakukan, berbohong dengan alasan untuk melindungimu atau membencimu selamanya. Tapi, dia tidak melakukan keduanya.”lanjut Guru Jung lalu menaruh selembar kertas yang telah terlipat rapih di atas mejanya.

“Kembalikan karyanya itu, dan berterimakasihlah! Jangan ulangi lagi perbuatanmu! Orang seperti Jongin hanya satu di antara jutaan orang di dunia.”

Jiyeon yang masih betah diam makin tidak mengerti dengan penjelasan Guru Jung, padahal sejak tadi ia berusaha mencerna perkataan gurunya itu, baginya Jongin tetaplah egois. Kata maaf saja hanya pantas untuk berbasa-basi di hadapannya, apalagi untuk berterima kasih, terlalu sulit dibayangkan, pikir Jiyeon.

Setelah beberapa menit dalam keheningan, Jiyeon pun mengambil lipatan kertas itu dari meja di hadapannya, lalu memberi hormat dan pergi.

“Sebenarnya, apapun jawabanya, aku akan tetap menghukum kalian berdua. Tapi, sikap tulusnya yang diluar dugaanku, membuat aku mengerti posisinya.”Guru Jung kembali melanjutkan kata-katanya yang berhasil membuat langkah Jiyeon terhenti dan menolah kepadanya.

“Permisi Ssaem.”pamit Jiyeon, lalu menunduk sopan. 

Guru Jung tersenyum tipis membalasnya.

 

“Aku mengerti sekarang, terima kasih banyak Jongin.”Jiyeon kembali berbicara pada lipatan kertas yang kini berada di tangan kananya, seolah lipatan kertas itu adalah Jongin.

Perlahan Jiyeon membuka lipatan kertas itu, lalu memandangi not-not balok yang tertulis di dalamnya, Sejak kapan Jongin suka mengarang lagu? Tanyanya dalam hati. Sepengetahuan Jiyeon, pemuda itu lebih tetarik dalam menari ketimbang mengarang lagu. Jadi, untuk apa ia membuatnya lagi, sementara tugasnya pun sudah selasai?

Jiyeon berfikir terus sambil iseng menerawang selembar kertas di kedua tangannya ke atas untuk menangkap cahaya lampu kamarnya, dan samar-samar  mata Jiyeon menangkap tulisan di sisi lain kertas itu.

Karena penasaran, Jiyeon membalik kertas itu masih dalam posisi yang sama, lalu di bacanya tiga kata dalam bahasa inggris yang tertera disana,”All for you..”

Saat Jiyeon menggerakan bola matanya ke arah lain, gadis itu sepertinya baru menyadari satu hal yang ganjil dari tangan kirinya,”Gelang? Aishh.. di mana gelangku?”panik Jiyeon, lalu mendudukkan dirinya di lantai karena terasa lemas seketika di sekujur tubuhnya.

to be continued...

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK