home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Just An Ordinary Girl

Just An Ordinary Girl

Share:
Author : arista_kyu
Published : 02 Feb 2015, Updated : 17 Jul 2016
Cast : Junho, Soeun, Kyuhyun, Nichkhun, Tiffany, Nana, Taecyeon
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |24450 Views |13 Loves
Just An Ordinary Girl
CHAPTER 2 : He Is My Boss

"Wuah, bukankah kau perempuan yang tadi ada di lobby? Jadi kau yang akan menjadi sekretarisku?"

"Ne. Jeoneun Kim Soeun-imnida."

"Junho, kau harus berjanji pada Imo kalau ini jadi yang terakhir," kata Park Jaekyung penuh misteri. *kayaknya omongan Park Jaekyung misteri mulu*

"Hmmmm.. aku tidak bisa berjanji Imo, tergantung dari anak ini."

"Junho, kalau Appamu tau kelakuanmu, kau benar-benar akan dihukum olehnya." kata Park Jaekyung hampir putus asa.

"Araseo Imo, araseo," katanya sambil memegang tangan Park Jaekyung untuk menenangkannya. "Kau ikutlah denganku."

 

-Soeun POV-

"Kau ikutlah denganku." kata pria yang bernama Lee Junho itu dengan angkuh, berbeda sekali saat dia berbicara dengan Park Jaekyung. Ya wajar saja, dia kan bibinya.

"Ne."

Aku berjalan keluar ruangan setelah sebelumnya aku membungkuk kearah Park Jaekyung untuk pamit. Diluar ruangan, orang-orang membungkuk hormat kearah Lee Junho setiap dia lewat sedangkan aku berjalan kikuk dibelakangnya.

"Ini tempat dudukmu dan kau pasti sudah tahu apa tugas. Semoga kau betah disini," katanya lalu masuk kedalam ruangannya.

"Annyeong, aku Yu Minji. Siapa namamu?" kata seorang wanita yang tiba-tiba menghampiriku.

"Kim Soeun-imnida," kataku sambil membungkukkan badanku.

"Semoga kau betah ya disini," katanya penuh misteri.

Ada apa sebenarnya dengan orang-orang disini? Perkataan mereka semuanya penuh misteri yang terselubung, aku jadi takut.

 

-Junho POV-

"Malam ini? Dimana kita bertemu? Baiklah, nanti malam kau tunggu aku."

Kuakhiri pembicaraanku ditelepon.

"Kim Soeun. Bukankah dia itu perempuan yang tadi pagi duduk disebelahku? Kelihatannya dia polos sekali."

 

-Author POV-

Kim Junho adalah seorang arsitek muda berbakat, meskipun umurnya masih tergolong muda tetapi ia sudah menjabat sebagai arsitek senior di kantornya. Meskipun perusahaan itu adalah perusahaan ayahnya, tetapi tidak banyak yang tahu tentang hal tersebut. Wajahnya yang tampan dan serta matanya yang akan membentuk bulan sabit ketika tersenyum membuat dirinya menarik untuk dilihat oleh perempuan-perempuan disekitarnya. Otaknya juga termasuk encer dengan IQ diatas rata-rata, ia menyelesaikan sekolahnya dengan jalur akselerasi sehingga di usia 20 tahun ia sudah lulus dari Universitas di Amerika.

Sebelum Soeun, banyak sekali orang yang pernah menjadi sekretaris Lee Junho. Tapi entah mengapa mereka hanya bertahan tidak sampai satu bulan.

Soeun menata meja barunya, senyum tersungging di bibirnya yang kecil. Diletakkannya sticky note dan buku note ditempat yang bisa dijangkaunya. Menurutnya, kedua benda itu termasuk yang terpenting karena Soeun harus menulis apapun yang perlu diingatnya.

"Soeun, nanti malam aku dan beberapa teman yang lain akan makan diluar, kau mau ikut?” tanya Minji penuh semangat.

“Maaf, aku hari ini sudah ada janji dengan temanku.”

“Namjachingu?”

“Aniyo, yeoja chingu.”

“Ah, baiklah. Tapi lain kali kalau ada makan diluar lagi kau harus ikut.”

“Baiklah, aku janji next pasti ikut.”

 

-Soeun POV-

Aku berlari kecil keluar dari gedung kantorku, entah kenapa hari ini hidupku banyak berlari. Mulai dari tadi pagi yang aku pikir sudah telat, ditambah boss-ku dengan enaknya menyuruhku mondar-mandir mengantar dokumen dan memfotocopy.

Kali ini aku berlari karena dari tadi Nana sudah meneleponku untuk cepat menemuinya di tempat biasa kami bertemu. Entah mengapa sejak putus dari kekasihnya, dia sering sekali mengajakku minum dan ujung-ujungnya aku yang akan mengantarnya pulang kerumah karena dia mabuk berat.

“Soeun-a, ppali,” terdengar suara Nana yang tidak sabaran.

“Jamkkanman, sepuluh menit lagi aku sampai, aku akan naik taksi biar cepat sampai sana,” kataku sambil masuk kedalam taksi yang kuberhentikan.

“Aku sudah menunggumu satu jam disini.”

“Yak. Siapa yang menyuruhmu datang lebih awal, sudah tahu hari ini aku mulai magang,” kataku dengan tidak sabar.

“Araseo, ppali gidaryo.”

Nana langsung memutuskan panggilannya tanpa memberiku kesempatan untuk berbicara apapun lagi.

“Ahjussi antarkan aku ke daerah Myeongdong.”

Kuarahkan pandanganku ke jalanan yang sudah mulai gelap meskipun lampu-lampu kota dan lampu-lampu kendaraan sudah menyala. Entah mengapa pikiranku berlari kesana dan kemari, perasaan lelah menghampiri hidupku. Entah lelah karena pekerjaan baruku atau lelah dengan kehidupan?

“Hhhh…” kuhela napasku kuat-kuat, mencoba meredakan pikiran-pikiran anehku.

“Ahgasi, kau akan kuantar sampai mana?” tanya supir taksi mengagetkanku.

Kutengok lagi jalanan melalui jendela disamping kananku, ternyata aku sudah sampai di Myeongdong. “Kita berhenti didepan restoran itu ahjussi,” kataku menunjuk salah satu restoran bergaya tradisional.

Setelah membayar argo taksi, aku bergegas masuk kedalam restoran yang menyediakan samgyeopsal tersebut. Kulihat sekelilingku untuk mencari Nana, ternyata gadis itu duduk agak kepojok.

“Annyeong,” sapaku dengan senyum ceria.

“Kau lama sekali Soeun, aku sudah lamaaaa sekali menunggumu,” katanya sambil menuangkan soju kegelas kecil yang ada dihadapanku.

“Kau yang terlalu cepat datang. Sudahlah tidak usah kita bahas lagi. Wae?”

“Ani. Aku hanya ingin menghabiskan malam ini denganmu. Aku bosan sendirian dirumah, karena namja brengsek it uterus berada dipikiranku.”

“Ah, lupakanlah namja itu. Kau cantik Nana, masih banyak namja-namja diluar sana yang mengantri untuk jadi pacarmu.”

“Ya banyak, hanya mereka tidak jauh lebih brengsek dari mantanku.”

“Mungkin itu sudah takdirmu,” kataku sambil tertawa.

“Aissh..” kata Nana menunjukkan tinjunya kerahku.

Aku hanya tertawa saja melihat kelakuannya, kutuangkan kembali soju ke gelas kecil dihadapannya.

“Omong-omong, bagaimana kantor barumu?”

“Ya begitulah,” kataku malas-malasan.

“Hey, ada apa denganmu? Kemarin kau sangat bersemangat, kenapa sekarang kau seperti kehilangan semangat itu? Apakah bossmu tampan?”

Aku terdiam mendengar pertanyaan Nana. Bossku? Apa bossku tampan? Sejujurnya kalau dilihat-lihat dia memang tampan, apalagi waktu aku lihat dia tersenyum. Tapi kalau melihat kelakuannya, aku tidak yakin dia dikategorikan tampan.

“Yak. Aku bertanya padamu Kim Soeun,” katanya sambil menjitak kepalaku.

“Yak. Appa!”

“Ppali beritahu aku. Apa jangan-jangan bossmu tampan sekali?”

“Hmm… mungkin,” jawabku tidak yakin.

“Mungkin? Aku hanya ingin dengar ya atau tidak, bukannya mungkin.”

“Molla,” kataku lalu menyuap penuh sayuran dan samgyeopsal supaya Nana berhenti mananyaiku.

“Kelakuanmu tidak berubah Soeun, kau selalu seperti itu kalau tidak mau menjawab,” katanya frustasi sambil menenggak soju digelasnya.

Tiba-tiba kudengar keributan di salah satu meja yang ada didekatku. Aku hampir saja memuntahkan isi mulutku karena kaget. Nana sampai tersedak suju yang diminumnya. *agak iyaks ya… hahahha…*

Dua orang pria sedang saling memukul satu sama lain, pria dengan setelan jas dan pria dengan jaket kulit berwarna cokelat. Tapi karena pria berjaket kulit lebih besar postur badannya, maka pria berjas mulai kewalahan menampung tinju yang dilayangkan kearahnya bertubi-tubi. Ketika dia jatuh kelantai, kuperhatikan wajahnya.

“Soeun wae?” tanya Nana ketika aku cepat-cepat berdiri menuju tempat perkelahian.

Aku menghentikan langkahku dibelakang orang yang berkerumun dengan gelisah.

“Soeun wae?” tanya Nana lagi, kali ini tepat ditelingaku.

“Yak.” teriakku kaget karena Nana teriak tepat dikupingku.

“Wae Soeun wae?” tanyanya kini mulai tidak sabaran.

“Igo,” kataku sambil menunjuk orang yang sedang terkulai lemas.

“Nugu? Kau mengenalnya?”

“Dia bossku.”

 

 

buat yang udah meluangkan waktu buat baca.

GOMAWO...

Kalau berkenan, klik love dan jangan lupa comment..

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK