CHAPTER 23 : Chapter 22 Worried
"Hayoung'ah, apa maksudmu dengan 'oppa yang ini' ?? Apa ada namja selain aku yang pernah mengantar eonni mu pulang??"
Pertanyaan Luhan mengagetkan Chorong..
"Eoh.. Oppa... itu....." Chorong dengan cepat memegang lengan Hayoung untuk menghentikannya berbicara
"Aahhhh.. Kakiku, sakit sekali" Chorong memulai aktingnya
"Gwenchana??" Luhan langsung menghampiri Chorong
"Gwenchana. Ku-kurasa aku harus mengistirahatkan kakiku. Kau pulanglah duluan"
"Arasseo.. .."
"Nde.. Hati-hati dijalan"
Chorong melepaskan genggaman tangannya pada Hayoung saat mobil Luhan sudah menjauh..
"Apa-apaan ini Eonni?? Kau berbohong??"
"Ani.. Kakiku benar-benar terasa sakit.."
"A-ku rasa juga sebaiknya aku pulang duluan, Hayoung'ah.. Annyeong.. Noona aku duluan" Sehun tampak membungkukkan badan
"Kenapa eonni bersikap seperti itu tadi?? Apa kau tidak mau Luhan oppa tahu kalau Suho oppa pernah mengantarmu kesini??" Hayoung bertanya sambil mengganti perban Chorong
"Eoh..."
"Waeyo??" Pertanyaan Hayoung membuat Chorong terdiam..
Siwon dan Suho tampak turun dari mobil..
"Siwon hyung...!!" Teriak Kyungsoo dari dalam rumah Suho dan memeluk Siwon
"Kyungsoo'ah.. Kapan kau sampai?? Jadi kau tinggal bersama Suho??"
"Nde.. Masuklah"
"Apa ini??" Siwon melihat sebuah bungkusan kado
"Itu pemberian Sojin noona untuk Suho hyung" Ucap Kyungsoo sambil melihat ke arah Suho yang sedang mengambil minum
"Suho... Boleh kubuka??"
"Eoh?? Nde"
"Apa ini?? Topi rajutan?? Suho lihatlah ini" Siwon melempar hadiah topi itu ke arah Suho yang sedang menonton televisi
"Hhmmm.. Gambar apa ini?? Seekor anjing??" Suho melihat gambar yang ada di topi tersebut
"yaa!! Kau harus ucapkan terima kasih pada Sojin. Kurasa itu hadiah pertama untukmu" Siwon memberikan saran
Suho langsung melangkah keluar rumah dan menuju rumah Sojin.
"Eoh, Suho oppa, waeyo??"
"Ini kau yang membuatnya??" Suho menunjukkan topi rajutan pemberian Sojin
"Eoh?? Nde..."
"Gomawo. Mungkin ini akan mengingatkanku pada Bingo"
Sojin melihat sebuah senyuman di wajah Suho.
"Mian, telah menyakiti perasaanmu. Aku tidak bermaksud kasar padamu"
"Gwenchana. Oppa, kau harus mencari yeoja yang cocok untukmu. Kurasa...." Ucapan Sojin terhenti oleh bunyi handphonenya
"Yeobuseyeo?? Eoh Luhan oppa. Wae??"
Suho mengernyitkan dahinya saat tahu Luhan menelpon Sojin
"Chorong?? Hari ini? Arasseo. Aku tidak kemana-mana"
.......................................
"Nde.. Aku akan mengabarimu lagi nanti"
"Luhan menelponmu?? Ada apa??" Suho langsung bertanya pada Chorong saat mengakhiri panggilannya
"Aku dimintai tolong mengantar Chorong ke rumah sakit"
"Rumah sakit??"
"Hhmmm... Tapi yang kudengar Chorong tidak mengalami luka yang parah, hanya kakinya yang terluka"
Suho berusaha untuk menyembunyikan rasa penasarannya akan Chorong didepan Sojin
"Kurasa aku harus bersiap-siap oppa.."
"Eoh?? Nde.." Suho berjalan menuju rumahnya dengan perasaan yang masih penasaran
Suho masuk kerumah dengan terus menatap layar handphonenya..
"Haruskah aku menelponnya?? Aisshhh kenapa aku menjadi khawatir seperti ini??"
"Hyung, gwenchana?? Kenapa kau berbicara sendiri seperti itu??" Kyungsoo mengagetkan Suho yang memperhatikannya daritadi
"Eoh?? Aniya.. Kau mau kemana berpakaian rapih seperti ini??"
"Aku akan mendaftar ke SMA Seoul. Minggu depan sekolah sudah dimulai"
"Kau sendirian??"
"Ani.. Siwon hyung yang akan mengantarku" Kyungsoo menoleh ke arah Siwon yang sedang bersiap-siap
"Arrasseo..." Suho langsung masuk ke kamarnya
Chorong tampak duduk di tempat tidurnya, dia terlihat sibuk dengan handphone yang dipegangnya.
"Kenapa harus merepotkan Sojin seperti ini? Aku bisa sendiri ke rumah sakit" Chorong berbicara sendiri sambil membuka sms Sojin yang akan menjemputnya
"Chorong'ah.. Temanmu datang" Teriakan eomma mengagetkan Chorong
"Sojin'ah... Kau datang. Mian merepotkanmu" Chorong menyapa Sojin yang menunggunya didepan rumah
"Aniya, gwenchana. Kakimu masih terasa sakit??" Sojin melihat ke arah perban yang menempel pada kaki Chorong
"Hhmmm.. Makanya aku akan kerumah sakit untuk memeriksanya lagi.."
"Arrasseo.. Kau sudah siap?? Kajja kita berangkat" Sojin menggandeng Chorong dan masuk ke dalam taxi
"Kau datang sendiri? Bagaimana lukamu??" Dokter yang mengobati Chorong kemarin menyapanya saat sedang di ruang periksa
"Ani, aku bersama temanku. Aku masih bisa merasakan sakit dan aku tidak berani membuka perbannya sendiri"
"Hhmm. Coba kulihat" Dokter membuka perban dan mengobati kaki Chorong yang terlihat masih mengeluarkan darah
"Yeobuseyeo?? Nde. Luhan oppa. Aku sudah di rumah sakit. Chorong sedang diperiksa" Sojin menerima telpon dari Luhan
"Gomawo, Sojin'ah.."
"Aku cemburu sekali dengan oppa yang terus memperhatikan Chorong.."
"Aaiieee. Bukankah kau mempunyai Suho??"
"Kau tahu?? Suho oppa tidak menyukaiku. Hehee" Ucap Sojin sambil bercanda
"Geurae?? Lalu kau tahu siapa yang disukai Suho??" Luhan bertanya dengan sedikit tersenyum
"Meolla. Tapi kuharap dia bertemu dengan yeoja yang lebih baik dariku"
"Hhmm.. Kurasa kau akan terkejut jika kau tahu siapa yeoja itu"
"Kau tahu yeoja yang sedang disukai Suho oppa??"
"Aniya.. Hehee baiklah, nanti akan ku telepon Chorong. Ku tutup yaa telponnya"
"Arasseo"
Setelah menunggu beberapa menit, Chorong keluar ruang periksa dan langsung berjalan keluar rumah sakit bersama Sojin.
"Gomawo Sojin'ah.."
"Nde.. Kau jangan sungkan meminta tolong padaku"
Keduanya banyak berbincang selama di dalam taxi..
"Ohh iya, kemarin sudah kuberikan topi rajutan buatanku pada Suho oppa"
"Jinjja??"
"Nde. Dan yang membuatku terkejut, dia terlihat begitu senang dengan hadiahku itu. Aku tidak bisa melupakan senyuman Suho oppa."
Chorong tersenyum, "Syukurlah.. Kurasa kau sudah tidak tampak sedih lagi, Sojin'ah"
"Hhmm.. Semua berkat dukunganmu, Chorong'ah. Gomawo.. Aku merasa semakin menyukainya, walau ku tahu, Suho oppa tidak akan pernah menyukaiku.. Heheee"
Sojin dan Chorong tampak tersenyum satu sama lain. Lalu mata Chorong mengarah pada kalung berbentuk hati yang Sojin kenakan.
"Kau memakai kalung itu??" Chorong menunjuk ke arah leher Sojin
"Nde.. Ini pemberian pertama dari Suho oppa. Kurasa dia juga akan senang kalau aku menerima ini"
Chorong hanya bisa menatap Sojin yang dengan senangnya memegang kalungnya itu..
"Kurasa hanya bentuknya saja yang sama. Mana mungkin kalung pemberian Luhan bisa terdapat di Sojin" Chorong bergumam dalam hati sambil mengingat kalung pemberian dari Luhan yang ia hilangkan
"Nde.. Aku sudah sampai rumah" Chorong menerima telpon dari Luhan saat dia memasuki rumahnya
"Geurae. Kurasa aku tidak bisa sering bertemu denganmu saat ini. Aku harus mengurusi banyak hal di restoran" Ucap Luhan dari ujung telpon
"Aniya. Gwenchana... Tapi kenapa kau repot-repot menyuruh Sojin mengantarku? Sudah kubilang kalau aku bisa sendiri"
"Aiieee mana mungkin dengan kaki yang sakit seperti itu. Apa kau berharap ada orang lain yang mengantarmu??"
"Eohh?? Meusunsuriya??"
"Kau berharap Suho bisa mengantarmu??" Chorong terkejut dengan pertanyaan Luhan
"M-mwo?? A-aniya..." Jawab Chorong gugup
"Kenapa kau terkejut seperti itu? Aku hanya bercanda"
"Eoh??"
"Hahaa. Istirahatlah.. Sudah malam"
"Arasseo."
"Kututup yaa teleponnya" Luhan mengakhiri panggilan
Chorong masih merasa terkejut dengan pertanyaan Luhan yang hanya sekedar bercanda itu...
"Eonni.. Sepertinya kau mendapat kiriman bunga" Hayoung masuk ke kamar sambil membawa beberapa tangkai bunga mawar
"Eoh?? Jinjja? Aku tidak pernah memesan bunga ini untuk dikirim kerumah"
"Apa maksud eonni? Ini, ada sebuah kertas yang tertulis untukmu"
Chorong membaca kertas itu, 'Semoga kau cepat sembuh, Park Chorong'
"Mwoya?? Tidak ada nama pengirimnya?? Misterius sekali" Chorong memperhatikan bunga-bunga yang dipegangnya
"Hayoung'ah.. Chorong'ah.. Makan malam sudah siap" eomma memanggil mereka berdua untuk menuju meja makan. Chorong keluar kamar sambil memegang bunga yang dikirim untuknya
"Eoh.. Bunga itu..." Eomma terkejut melihat bunga yanh dipegang Chorong
"Wae,eomma??"
"Ani.. Bunga itu sama seperti yang dibeli namja itu.." Jelas eomma
"Mwo?? Namja?? Nugu?"
====== Flashback ======
Eomma Chorong terlihat membuka toko bunga yang resmi menjadi miliknya itu..
Dia terlihat sibuk melayani beberapa pelanggan yang sudah mulai memasuki toko..
"Ahjumma.. Apa toko bunga ini baru?? Sepertinya aku tidak pernah melihat toko ini sebelumnya" Seorang namja bertanya pada eomma Chorong
"Nde. Aku baru membukanya hari ini"
"Jinjja?? Wahh.. Tapi koleksi bunga disini bagus-bagus sekali"
"Geurae?"
"Oh iya, aku akan membeli bunga-bunga ini" Namja itu memberikan beberapa tangkai bunga mawar
"Apa kau akan memberikannya pada seseorang??"
"Nde.. Heheee" Ucap namja itu malu
"Apa perlu kubungkus??"
"Nde.. Tolong ya, ahjumma"
Setelah namja itu membayarnya, dia langsung menuju pintu keluar, tapi dia kembali lagi
"Oh iya.. Ahjumma, apa kau mempunyai kertas dan pulpen? Aku ingin menulis sesuatu"
"Ini, silahkan"
Lalu namja itu menulis sesuatu dan menempelkannya pada bunga yang dipegangnya.
"Gamsahamnida, ahjumma"
Namja itu keluar toko dan langsung masuk ke mobilnya..
======== Flashback end ==========
"Jinjja?? Apa eomma tidak menanyakan namanya??"
"Kenapa aku harus bertanya namanya?? Aku sangat sibuk waktu itu.."
"Hhhmmm. Nuguya?? Apa mungkin Luhan??"
"Luhan? Aku belum pernah melihatnya. Apa dia namjachingumu? Kenapa kau tidak memperkenalkannya padaku?"
"Hehee. Mian,eomma. Dia sangat sibuk akhir-akhir ini"
"Namja itu sangat tampan, terlihat sekali kalau dia berasal dari kalangan atas. Dia bahkan membawa sebuah mobil"
Hayoung dan Chorong hanya bisa mendengar cerita eomma sambil mengira-ngira siapa pengirim bunga itu
Suho terlihat sedang bersantai di teras kamarnya..
"Haruskah aku menghubunginya?? Aniya, aniya.. Kurasa aku harus menahan diriku.. Atau bunga itu tidak terlihat oleh nya?? Seharusnya aku menaruhnya di depan pintu masuk, bukan di teras rumahnya.. Apa dia sakit parah sampai harus kerumah sakit?? Aishhh jinjja" Suho terus menerus berbicara sendiri sambil memainkan handphonenya yang ingin memencet nomor seseorang..
======== Flashback ========
Suho terlihat keluar rumah dan membawa mobilnya kesuatu tempat. Saat dalam perjalanan dia terus bergumam sendiri..
"Seharusnya aku menghubunginya.. Ani.. Aku harus langsung menemuinya.. Aniya, aniya. Kurasa dia akan terkejut. Bagaimana kalau dia sampai dirawat dirumah sakit dan tidak ada dirumahnya?? Aishhhh" Suho kesal dan menghentikan mobilnya mendadak. Dan tatapannya mengarah ke sebuah toko yang baru ia lihat.
Tidak berapa lama, dia keluar dari toko itu dengan membawa beberapa tangkai bunga mawar yang sudah dibungkus rapih. Lalu dia melajukan mobilnya menuju sebuah rumah.
"Kurasa tidak ada siapapun dirumah ini." Suho yang sudah mengetuk pintu rumah itu beberapa kali tapi tidak ada yang menjawab. Dia meninggalkan bunga itu di bangku teras rumah itu..
"Kuharap kau bisa cepat sembuh, Chorong'ah..." Ucap Suho sebelum berjalan menuju mobilnya
========== Flashback end =============
"Hyung, kau belum tidur??" Kyungsoo mengagetkan Suho yang sedang melamun
"Eoh, Kyungsoo'ah.. Kau sendiri belum mengantuk??"
"Hhmm. Aku tidak bisa tidur. Kenapa kau selalu menatap layar handphonemu? Apa kau menunggu panggilan seseorang??"
"Eoh?? A-ani.."
"Atau kau ingin menghubungi seseorang ??"
"Wahhh.. Kyungsoo'ah, kau sudah bisa membaca pikiran orang sekarang??"
"Kenapa kau terlihat ragu-ragu? Bukankah kau hanya tinggal memencet nomornya saja ??" Kyungsoo tampak tidak tahan dengan kelakuan Suho yang terus menerus menatap handphonenya seperti itu
"Aniya.. Hanya saja..."
"Hyung.. Kau sudah banyak berubah"
"Mwoya??"
"Kurasa siapapun yang akan kau hubungi itu, bisa kulihat bahwa dia seorang yeoja. Dan yeoja itu telah banyak mengubahmu" Suho menoleh ke arah Kyungsoo
"M-mwo?? A-ani.. Apa yang berubah dariku? Yeoja?? Hahaa. Yang benar saja" Suho menjadi gugup menjawab ucapan Kyungsoo
"Hyung tidak bisa berbohong padaku. Cepatlah kau hubungi dia. Aku mau menonton televisi saja" Kyungsoo meninggalkan Suho yang terdiam sambil memikirkan perkataan Kyungsoo tadi
Suho langsung membuka tombol kunci di handphone dan menghubungi seseorang..
'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif'
"Mwoya?? Nomornya tidak aktif. Aishhhhh.. Jaebal, jangan membuatku khawatir seperti ini" Suho menjadi kesal dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur
============ To be continued =========