home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Happiness

Happiness

Share:
Author : Syafira_PD5
Published : 01 Feb 2015, Updated : 19 Aug 2015
Cast : All members exo and apink, siwon suju, sojin girls day
Tags :
Status : Ongoing
3 Subscribes |31581 Views |6 Loves
Happiness
CHAPTER 16 : Chapter 15 Angry Dan Jealously

"Kalau begitu.. Aku permisi.." Chorong tampak pergi keluar. Tapi Suho menahannya..
Chorong terkejut, Suho kembali memegang tangannya..
"Bisakah.. Kau... Disini lebih lama??" Ucap Suho
"Nde??" Chorong tampak gugup dan kembali jantungnya berdegup kencang

Suho melepaskan genggaman tangannya pada Chorong
"Ma-maksudku...... Pergilah setelah sarapan terlebih dahulu.. Hehee" jawab Suho yang salah tingkah

"Eoh..??? Gea-geurau..." Chorong menjawab dengan terbata-bata

Suho keluar kamar dan menuju dapur... Rupanya pecahan gelas semalam belum dibereskan...
Melihat Suho membereskan pecahan-pecahan gelas itu, Chorong ikut membantu...
"Ani.... Tidak usah.. Kau.. Duduk sajaa disana" Suho menolak bantuan Chorong dan kembali tampak gugup, entah kenapa ia merasa jantungnya kembali berdegup kencang


Lalu Chorong menuruti perintah tuan rumah itu. Beberapa puluh menit kemudian, makanan sudah terdia di atas meja makan..
Mereka berdua hanya terdiam. Tidak ada yang saling bicara ataupun menoleh satu sama lain..

"Akkhhh.." Teriakan Suho membuat Chorong melihat ke arahnya.. Terlihat Suho memegang jari-jarinya yang terluka akibat pecahan gelas tadi. Rupanya dia menahannya sejak tadi.
"Gwenchana??" Chorong terlihat khawatir...
"Eoh..." Suho mengambil kotak p3k yang ada di dekatnya, kemudian mulai mengobati lukanya itu. Terlihat dia kesulitan untuk memakaian hansaplast ke jari-jarinya itu.

"Berikan padaku.." Chorong yang menahan diri daritadi menawarkan bantuan
Suho memberikan hansaplast itu untuk dipakaikan Chorong..
Mereka berdua kembali terdiam.. Suho sekali-sekali melirik ke arah Chorong dan melihat sebuah kalung yang kembali menggantung di lehernya
"Selesai.."
"Eoh?? Eoh.. Gomawo"


Setelah sarapan, Chorong tampak pamit..
"Mari kuantar" Suho mengambil mobilnya dan mengantar Chorong pulang

Kembali sunyi.. Entah kenapa tidak ada yang memulai pembicaraan
"Kenapa aku merasa panas?? Apakah mukamu memerah??" Chorong bergumam dalam hati terus memegang pipinya berkali-kali

Sementara Suho tampak penasaran dengan kalung yang ada di lehernya itu..
"Kalungmu... Apakah sudah kutemukan??"
"Eoh?? Belum..." Chorong terkejut dengan pertanyaan mendadak dari Suho
"Tapi... Aku mendapatkan yang baru dari Luhan" lanjut Chorong bercerita..

Suho memegang stir mobilnya kuat-kuat, berusaha menyembunyikan rasa kesal dan cemburunya..


Setelah Chorong turun dari mobil Suho. Dia tampak membungkukkan badan dan terlihat Suho langsung melajukan mobilnya dengan kencang

"Chorong... Apakah dia yang bernama Suho??" Eomma yang berada di depan rumah langsung bertanya pada Chorong yang baru pulang

"Eomma.. Eottokhae arasseo??"
"Hayoung mendengar pembicaraan kalian semalam.."
"Eoh.. Waeyo??"
"Ani... Hanya... Kau bersikap berbeda sekarang, Chorong.. Kau... Menyukainya??"
Pertanyaan eommanya itu membuat Chorong hampir menyemburkan air yang baru diminumnya
"Mwo???!! Apa maksud eomma??"
"Hanya saja... Eomma merasakan ada sesuatu di antara kalian"
"A-aniya, eomma...." Chorong langsung gugup saat mendengar pekataan eommanya itu




Saat Suho kembali ke rumah, dia langsung bersiap-siap untuk menuju sekolah.. Hari ini hanya hari khusus kegiatan ekstrakulikuler..
Kemudian suara handphone yang terus berbunyi membuatnya berkeliling di setiap ruangan dirumahnya..
Sampai di kamar yang dia tempati semalam, terdapat sebuah handphone yang dilayarnya terdapat beberapa panggilan tidak terjawab.
"Mwo??? Luhan?? Aissshhh.. Kenapa handphonenya bisa tertinggal disini??"
Suho nampak membawa handphone itu bersamanya



"Oppa.. Handphonemu terus berbunyi. Kenapa tidak kau angkat..??"
Sojin yang satu mobil dengan Suho merasa aneh dengannya
"Aniya.. Bukan telepon penting.." Suho mematikan handphone Chorong yang terus mendapat panggilan dari Luhan



"Chorong....."
Suara Luhan membuat Chorong menoleh ke belakangnya yang sedang menuju ke perpustakaan

"Waeyo, Luhan ??"
"Kenapa kau tidak menjawab teleponku dari semalam,eoh??"
"Kau menelponku?? Jinjja?? Tapi handphoneku....." Chorong memeriksa tasnya dan teringat handphonenya tertinggal di rumah Suho

"Wae??" Tanya Luhan khawatir
"A-aniya........."

"Park Chorong....." Panggil Suho dari kejauhan yang berjalan menghampiri Chorong dan Luhan

"Wa-waeyo?? Suho-ssi??" Chorong nampak gugup

"Ini......" Dia memberikan handphone Chorong kepadanya

Luhan terkejut melihat handphone Chorong ada di tangan Suho...
"Kenapa handphone dia ada padamu, Suho-ssi??" Luhan bertanya pada Suho

Suho tidak menjawab pertanyaan Luhan. Suho memegang tangan Chorong untuk menerima handphonenya dan pergi meninggalkan mereka. Chorong hanya terdiam..

Kemudian Luhan mengejar Suho..
"yaa!! Kenapa handphone dia bisa berada padamu??"
Suho kembali diam bersikap dingin dan ketika kembali ingin meninggalkan Luhan, dengan cepar Luhan meraih kerah baju Suho dan menabrakkannya ke dinding di sebelahnya.. "yaa!! Tidak bisakah kau menjawabnya??!"
Luhan sedikit berteriak

Chorong yang melihat dari jauh nampak gemetar dan mencoba menghampiri mereka tapi langkahnya terhenti saat Suho berbicara..

"Semalam dia menginap dirumahku.... Wae?? Kau ada masalah dengan itu??" Jawab Suho dengan menyunggingkan senyuman sinis di wajahnya

Hal ini membuat emosi Luhan meningkat dan 'Bugggghhh' satu pukulan melayang ke pipi kiri Suho...
Tubuh Chorong gemetar... Dengan memberanikan diri, dia meraih tangan Luhan yang mencengkeram erat kerah Suho...
"Jaebal...... Geumanhae.... Luhan..." Suaranya gemetar dengan mata yang berkaca-kaca


Luhan masih masih menatap Suho dengan tajam.. Chorong berusaha menarik lengan Luhan..
"Mianhae... Jeongmal mianhae.... Ini salahku, Luhan.. Jaebal..... Geumanhae" air mata Chorong sudah tidak tertahan. Hal ini membuat Luhan menuruti Chorong



"Seharusnya aku yang meminta maaf padamu, Park Chorong" ucao Suho yang melihat punggung mereka berjalan menjauhinya..


"Mianhae... Jeongmal mianhae..." Chorong menangis terisak-isak saat Chorong bercerita tentang Suho yang menelponnya tiba-tiba dalam keadaan mabuk, tentu saja Chorong tidak bercerita tentang Suho yang menahannya pulang..

"Aniya... Gwenchana.." Suara Luhan tertahan, dia menghela nafas..
"Seharusnya kau menelponku untuk mengantarmu kesana. Kau tahu?? Aku namjachingumu. Kalau kau seperti ini, aku merasa tidak berguna, neo arra??"

"Nde... Mianhae.." Chorong menghapus air matanya
"Gearaeu..." Luhan lalu mengusap kepala Chorong dengan lembut

"Eonni.. Kau tahu?? Temanku, Namjoo, melihat Suho oppa terluka. Kudengar darinya bahwa dia dipukuli Luhan oppa tadi.." Naeun memberitahu Sojin yang sedang beristirahat setelah mengikuti kelas tari

Sojin langsung mencari Suho ke sekililing sekolah..
"Oppa...." Sojin meneriaki Suho yang sedang bermain sepak bola. Seperti biasa, Suho hanya bersikap dingin pada Sojin.
"Waegearae??" Sojin memegang bibir Suho yang terluka
"Dwesseo.. Pergilah..." Ucap Suho kepada Sojin
"Ani.. Kau harus langsung mengobati lukamu,oppa.."
"yaa!! Tidakkah kau tahu?? Kau sedang di lapangan sepak bola, kau mau kepalamu terkena bola itu, eoh??" Teriakan Suho kepada Sojin itu membuat beberapa siswa menoleh ke arah mereka..
"Arrasseo" Sojin terlihat kecewa dengan perilaku Suho dan meninggalkan Suho yang masih bermain sepak bola

 

====== To be continued ======

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK