Yoo Jung dan Yunhyeong mengerut kening. Ini bukan suasana yang biasa. Bagaimana mungkin ini bisa menjadi suasana yang biasa? Menurutmu?.
“Kenapa kalian semua diam? Apa begitu aneh dengan ikutnya aku berkumpul dengan kalian?” kata Hayi. Membuat Yoojung dan Yunhyeong keluar dari area pikiran mereka.
“Oh? Hhe..” Yoo Jung tersenyum datar kepada Hayi.
“Mianhada.” ucap Hayi.
“Aniyo, gwaenchana!” Yoo Jung mencoba untuk tersenyum tulus kepada Hayi dan mengeluarkan sebuah map dari dalam tasnya.
“Aku ingin kalian melupakan masalah yang tidak jelas di antara kalian. Hayi dan aku mendapat tanggung jawab dengan theater musical ini, jadi mari kita bekerja sama. Hm...” tungkas Hanbin untuk menjawab pertanyaan yang tersimpan di benak teman-temannya sedari tadi.
“Geu.. geureomnyeon. Apa kalian sudah mendapatkan ide?” tanya Yoo Jung. “Hayi-ya, kau suka genre seperti apa?” Yoo Jung mencoba untuk akrab dengan Hayi.
“Aku lebih suka genre romantis!” jawab Hayi yang juga mencoba untuk ramah.
“Hmm,” Hanbin memiringkan kepalanya sedikit. “Aku lebih suka yang ceria-ceria,”
“Uhm bagaimana dengan genre, Comedy Romantic? Eotte?” usul Yunhyeong. Semua tampak berpikir dengan ide Yunhyeong.
Hanbin melirik Yoo Jung kemudian Lee Hayi. Semua saling pandang satu sama lain dan juga mengangguk-angguk kecil.
“Bagaimana jika ceritanya tentang ‘persahabatan’?” usul Soohyun yang sedari tadi diam saja dan berusaha membuka suara. “Buat ceritanya, penuh kecerian, kebahagiaan, kebersamaan atau bisa jadi kesedihan.”
Semua mata melirik ke arah Soohyun, terutama Jiwon. “Kenapa aku sangat menyetujuinya?” kata Jiwon tak lupa dengan senyumnya yang bangga dengan ide Soohyun.
“Ini hanya sebuah usulku saja. Kalian boleh untuk menolaknya!!” ucap Soohyun ringan.
“Ani. Aku setuju dengan usulmu.” timpal Hanbin.
“Aku juga setuju.” Yoo Jung bertopang dagu di atas meja. “Tapi ini tidak lah mudah!! Karena dari buku yang ku baca, theater musical menggabungkan lagu, dialog, acting dan tarian. Dan itu lebih mengedepankan unsur musik, nyanyian, dan gerakan daripada dialog. Ah,” Yoo Jung mengacak-ngacak rambutnya.
“Lalu? Apa gunanya kami kelas musik yang ikut bergabung? Oh?” tanya Hanbin. “Jangan jadikan beban!!” Lanjutnya dan membuat Yoo Jung mengangkat kepalanya.
“Apa kita perlu meminta bantuan dengan Kyuhyun sunbaenim? Bukankah dia pernah ikut theater musical? Bahkan dari tahun ketahun!!” usul Hayi. “Maksudku, kita buat audisi pemilihan peran dan biarkan dia menjadi jurinya. Eotte??” Hayi memandang rekannya satu persatu.
“Joah!! Pertama, kita hanya perlu menyebarkan brosur-brosur ini di seluruh gedung Hanyang University.” Yoo Jung mulai membagikan beberapa brosur kepada teman-temannya. “Aku akan membuat dialog singkat untuk testnya. Dan kita adakan audisinya 3 hari ke depan”
"Ne."
Suasana yang kaku berubah menjadi santai. Mereka tampak sangat semangat untuk theater musical tahun ini. Young Ji dan Soohyun yang tadinya merasa beku ketika bergabung dengan Hayi pun sudah mencair. Mereka tampak senang begitu bekerja sama dan melupakan masalah yang memang tidak jelas di antara mereka.
“Untuk musik dan gerakan biar menjadi bagianku, Jiwon dan Hayi.” kata hanbin
“Nae..naega wae??” Jiwon mengerut kening kesal ke arah Hanbin.
“Karena kau sahabatku, dan kau tetanggaku juga sekelas denganku,” jawab Hanbin santai.
“Aku akan membantumu.” imbuh Soohyun.
“Ne!”
“Ah, kenapa aku sangat bersemangat sekali. Dan ini untuk pertama kalinya aku semangat bekerja sama denganmu Kim Jiwon” lanjutnya dengan meletakkan telapak tangannya di kepala Jiwon. Dan dibalas Jiwon dengan senyum yang bisa dibilang SENYUM PAKSA. ^^”
“Mwoya?” Jackson menyenderkan punggungnya melihat tingkah Jiwon dan Soohyun “Hhe!!”
***
Hari semakin siang, Taehyun dan Chanyeol baru keluar dari ruangan praktek mereka. Tampak Taehyun dan Chanyeol yang lelah memutar-mutar kepala untuk meregangkannya.
“Ah, sangat melelahkan.” Chanyeol merentangkan kedua tangannya dan mengerang. Tapi tiba-tiba ia terkesiap dan merapikan diri ketika melihat. “Dara Seonsaengnim!” ucap Chanyeol dengan begitu terpesona. Membuat Taehyun mengerut kening.
“Ya!” Taehyun mengayunkan tangannya tepat di wajah Chanyeol yang sepertinya sudah terhipnotis dengan kecantikan Seonsaengnim idolanya itu. “Dia mulai lagi!! Oh? Lee Seonsaengnim.” Taehyun terkesiap dan membungkukkan tubuh kepada seonsaengnimnya
Chanyeol masih belum menyadari keberadaan seonsaengnimnya itu, dia masih terpesona melihat Seonsaengnim idolanya yang tersenyum berbicara kepada mahasiswinya. Lee Seonsaengnim penasaran siapa yang dilihat Chanyeol, yang membuatnya tidak menyadari keberadaan seonsaengnimnya. Lee Seonsaengnim melihat Chanyeol yang masih tersenyum-senyum. Taehyun di belakang mereka bergerak-gerak kecil seperti orang gila. Ia meremas-remas rambutnya karena tingkah Chanyeol.
“Apa dia sangat cantik??” tanya Lee Seonsaengnim kepada Chanyeol. Dan diangguk kecil oleh Chanyeol yang masih belum menyadari siapa yang bertanya.
“Chanyeol-ah. Neo Paboya??” erang Taehyun pelan, ia gemas sendiri melihat kebodohan Chanyeol.
“Apa kau punya niat untuk mengencaninya?” tanya Tn. Lee sekali lagi.
Lagi-lagi Chanyeol mengangguk, membuat Taehyun semakin gemas di belakangnya.
Plak.
Sebuah pukulan dari buku tebal mendarat di kepala Chanyeol. Membuat namja itu kesakitan dan juga marah.
“Ack.” Chanyeol mengelus-ngelus kepalanya, tapi ia belum melihat siapa si pemukul. “YAK NAM TAE HYUN, MWO HA….” teriakannya terhenti. Matanya melebar kaget. “Lee Dong Hae Seonsaengnim!” Chanyeol membungkukkan tubuhnya berkali-kali
“Beraninya kau memandangi tunanganku seperti itu. Geurigo Mwo? Kau berniat untuk mengencaninya??” omel Dong Hae dan berkacak pinggang kepada mahasiswanya.
“Choesonghamnida..choesonghamnida..choesonghamnida Ssaem. Aku hanya bercanda.” sedikit demi sedikit langkahnya menjauh dari Lee Dong hae dan mendekat ke arah Taehyun yang sudah menahan tawa melihat kelakuan bodoh Chanyeol. Dengan cepat ia menyeret Taehyun pergi menjauh dari pandangan Seonsaengnimnya.
“Ckck, kelakuan anak-anak!!” Dong Hae pun berlalu pergi.
***
Minho duduk di halaman belakang kampusnya sambil menyesap kopi dengan perasaan lega. Ia tidak bisa berfungsi dengan baik sebelum minum secangkir kopi. Karena pagi tadi ia tidak bisa menikmati kopi buatannya sendiri dan hampir gila karena tidak bisa membuat kopi seperti biasa. Mata kecilnya menyipit dengan tatapan lurus ke depan.
“Kenapa tiba-tiba memanggilku ke sini?”
Mino menoleh ke arah seseorang yang berdiri di sebelahnya dan tersenyum singkat “Anjayo!!”
“Ye?” tanya orang itu sekali lagi membuat Mino mendengus pelan.
“Silahkan duduk dulu, Kim Yoo Jung –Ssi!!” kata Mino dengan menahan nada suaranya untuk terdengar ramah.
“Oh?Ye,” Yoo Jung duduk di sebelah Mino dengan kaku.
Mino menolehnya sesaat, kemudian mengalihkan pandangannya. Baiklah yang pertama ia lakukan sebelum memulai pembicaraan adalah, meletakkan cangkir kopi di sebelahnya. Kedua, merogoh saku celanya, ketiga menyodorkan beberapa kunci ke arah Yoo Jung dan melirik ke arah gadis itu, juga melihat wajah kebingungan dari mahasiswinya.
“Mwoyo?” tanya Yoo Jung heran
“Kunci,” sahut Mino singkat. Dan lagi-lagi membuat Yoo Jung bingung. “Ini kunci ruanganku.”
“Geu…”
“Bukakan pintu ruanganku setiap jam 8 tepat.” potong Mino dengan cepat. “Kau sudah lihat sendiri tadi. Aku tidak bisa membuka pintu ruanganku dengan sebelah tangan.” lanjutnya membuat napas Yoo Jung tercekat."Bukankah kau bilang ingin bertanggung jawab?"
Yoo Jung mendesah dalam hati menatap Mino dengan kesal yang tertahan. Bagaimana Seonsaengnimnya ini bisa membuat perasaannya menjadi berat dan muram hanya dengan kalimat singkat itu. Mino menggoyang kunci yg tergantung di jari telunjuknya hingga berbunyi membuat Yoo Jung terkesiap dan mengambil kunci itu dengan berat hati.
“Ne,” Yoo Jung mendapatkan dirinya membuat seulas senyum sopan. Pipinya terasa agak kaku, tapi ia berharap senyumnya terlihat normal.
“Bagus. Hhe.. tidak salah jika ku pilih kau jadi asistenku. Dan, jangan lupa bersihkan ruanganku setiap pagi. Karena aku adalah orang yang pembersih. Aku tinggal dulu” Mino beranjak dari duduknya dan juga kopinya, bergegas meninggalkan Yoo Jung yang masih menahan kesalnya.
Sungguh. Kata-kata terakhir Mino dan caranya mengucapkan kata-kata itu membuat Yoo Jung merasa seolah-olah ia memang telah menjadi pesuruh dosennya itu.
“Ck. Asisten? Mwo? Membukakan pintu ruangannya setiap jam 8 tepat juga harus membersihkan ruangannya?? Pfft” Yoo Jung memandang kunci itu dengan sangat kesal.
Gadis itu merasa urat lehernya menggelintir erat. Ia mencoba meregangkan lehernya. Kemudian ia berdiri dan berbalik. “Seonsaengnim,, Neon jinjja… aish…” Yoo Jung menggerutu melihat dengan tajam punggung seonsaengnimnya itu, ingin rasanya ia melempar kunci itu ke kepala Mino.
***
“Jinjja? Wao, sepertinya kata pesuruh makin melekat padamu!!” ucap Jiwon dan membuat Yoo Jung memberhentikan jalannya dan menatap sahabatnya itu dengan tajam.
Kemudian ia menyeberangi jalan dengan langkah cepat, secepat yang mungkin dilakukan sepasang kaki yang belum beristirahat dan ikuti dengan santai oleh kedua sahabatnya. “Hya, ppalli!” teriak Yoo Jung kepada Han bin dan Jiwon yang berjalan santai.
“Ne,”
Yoo Jung masuk ke sebuah kedai. Dan memberi salam kepada bibi pemilik kedai yang sudah lama dikenalnya. “Annyeonghaseyo!! Ahjuhmahni!!”
“Kau sendiri?” tanya bibi pemilik kedai sambil memberi kue beras pedas kesukaannya.
“Tentu saja tidak, aku bersama kedua sahabatku. Mereka masih di belakang,” sahut Yoo Jung yang langsung menikmati kue beras pedasnya. “Hua, massita, Ahjumahni. Berikan aku 2 botol soju dan 2 telur dadar gulung”
“Ne. Apa ada masalah lagi?”
“Hhe,” Yoo Jung tersenyum malu. “Eobseoyo. Aku hanya sedikit stres saja.”
“Annyeonghaseyo~” ucap Hanbin dan Jiwon serentak dan dibalas senyum ramah oleh bibi penjaga kedai.
“Orenmaniyeyo ahjumahni!!” sapa Jiwon dengan senyum lebar.
“Orenmaniya Jiwon-ah.” balas bibi dengan ramah dan juga senyum lebar.
“Anak ini!!!” Hanbin membuka tutup botol soju dan menuangkannya ke gelas yang berada di tangan Yoo Jung. “Apa sebegitu stresnya dirimu?” tanya Hanbin khawatir.
“Dia bilang hanya sedikit,” jawab bibi penjaga kedai dengan tersenyum ramah kepada anak-anak yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri.
“Aku hanya ingin melupakan kejadian hari ini saja. Hhaa,,,” ucap Yoo Jung kemudian meneguk sojunya.
“Wae?”
“Lupakan saja. Biarkan aku melupakan masalah hari ini.”
“Ck,” Hanbin juga menuang soju kegelasnya dan hendak meneguknya. Tapi tiba-tiba…
“Kau mengendarai mobil. Jadi malam ini biarkan aku dan Yoo Jung yang menghabiskannya.” ucap Jiwon yang sudah mengambil alih gelas yang berisi soju itu dari tangan Hanbin. Ia langsung meneguknya. Han Bin setengah mendengus dan tersenyum kecil ke arah bibi penjaga toko juga menggeleng-gelengkan kepalanya. Jiwon dan Yoo Jung bersulang untuk gelas ke-2 bagi Jiwon dan gelas ke-3 untuk Yoo Jung
“Aigoo. Ahjuhmahni berikan aku segelas air putih. Sepertinya aku harus mengisi tenagaku untuk mereka malam ini”
“Cah. Hhehe” Bibi kembali mengembangkan senyum manisnya.
~
Malam semakin larut. Kedai yang mereka kunjungi juga sudah semakin sepi, tinggal mereka bertiga dan bibi penjaga kedai yang sedang sibuk membersihkan kedainya.
“Choesonghaeyo, Ahjuhmahni. Gara-gara kami ahjuhmah harus tutup larut malam.” mata Hanbin beralih ke arah Yoo Jung dan Jiwon yang setengah sadar dan setengah mengantuk. “Ya, ireona. Jiwon-ah” Hanbin menghembuskan napasnya. “Ah, jinjja” Hanbinmemikul tubuh Yoo Jung di punggungnya dan berjalan menuju mobil, yang terparkir di seberang jalan.
“Huft”
“Hya, jangan menghembuskan napasmu seperti itu.” omel Hanbin dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan bau mulut Yoo Jung yang tersebar di area hidungnya.
“Kenapa kau begitu berisik Kim Hanbin?!” ucap Yoo Jung yang setengah sadar dan menggerutu tidak jelas kepada Hanbin.
Hanbin tersenyum mendengarnya. Tapi tiba-tiba Han Bin menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
“YA! KIM JIWON!! MWO HANEUN GEOYA???”
Huuffttt,,, *Galau* Lee Hayi kita jadikan yeoja yang dingin tapi diam-diam penasaran akan persahabatan Yoo Jung DKK aja yaaa!!
Gak tau kenapa gak suka sendiri kalo jadiin yeoja imut ini menjadi yeoja yang menyebalkan. Hehehe ^^”
Please Share, Leave your Comment, Subcribe, & Your Love Guuuuuuyyyssss *Yang tertera dipojok kanan atas ^.^/*