“Apa kau masih ingat bagaimana kapal kita tenggelam terkena ombak?” Tanya Chen kearah Luhan yang sedang sibuk menepuk-nepuk pipi bakpao Xiumin di pangkuannya, yang masih belum sadar juga dari tadi.
“Ne, saat itu kita berempat sedang ada di atas kapal. Lalu kemudian....” Luhan tidak melanjutkan kata-katanya ia seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.
“Kemudian sebuah ombak yang besar menerjang!!” Baekhyun menambahkan. Ia kini bertelanjang dada dan melepaskan kaos oblongnya, yang barusan ia cuci dengan air laut, akibat terkena muntahan Chen yang bau tadi. Kemudian, ia menjemur kaosnya di gantung di ranting pohon kelapa. Namja itu bisa mati akibat kebauan klo ia tidak mencuci cepat-cepat kaosnya.
“Uek!! Pergi kau jangan dekat-dekati aku. Rambut mu masih bau!!” Chen menutup hidungnya rapat-rapat dengan tangannya, saat Baekhyun duduk disampingnya.
“YAAA!! Ini semua karena dirimu!! Seharusnya kau yang mencuci bajuku! Bajuku bau terkena muntahanmu tadi!!” Baekhyun mengomeli Chen sambil melemparkan ranting kayu di sekitarnya.
Chen menghindar dri ranting kayu yang melayang kearahnya, “Rambutmu! Maksudku rambutmu masih bau pup burung! Bukan bajumu!”
“Rambutmu! Maksudku rambutmu masih bau pup burung! Bukan bajumu!” Baekhyun mengcopy ucapan Chen sambil memeletkan lidahnya, “Ya! Jadi, kau pikir muntahmu itu seharum semerbak bunga di taman? Hah?!”
Chen dan Baekhyun lalu saling lempar-lemparan ranting kayu di sekitar mereka, seperti biasa kalo tidak bercanda, mereka pasti akan bertengkar.
“Uuughhh....” Erang Xiumin yang terbangun dari pingsannya. Membuat ketiga namja tadi langsung terperjat. Luhan melihat Xiumin di pangkuannnya. Chen dan Baekhyun berhenti bertengkar dan mendekati hyungnya itu.
“Hyung!!” Kata Baekhyun dan Chen bersamaan.
“Minseok??” Panggil luhan kearah Xiumin yang sudah membukakan matanya dengan perlahan-lahan.
“Ka-kalian...?” Xiumin berkata terbata-bata kearah mereka bertiga, Melihat kepala Baekhyun, Chen dan Luhan yang mendekati dirinya yang kini tengah terlentang.
“Mwo?” Luhan Menegur Xiumin.
“Humph!!” Xiumin tiba-tiba saja langsung menutup hidungnya rapat-rapat, “Bau apa ini?”
“Ini bau kepala Bacon! Dia habis di beraki burung beberapa saat yang lalu. Bakakakakakak!” Chen berkata kearah Xiumin sambil terkekeh-kekeh panjang. Tapi mulutnya langsung terbungkam saat Baekhyun mencekik lehernya tiba-tiba.
Mereka berdua pun saling bertengkar lagi. Sulit untuk di pisahkan. Sampai sebuah teriakan melengking membahana dari kejauahan sana.
“EOOOMMAAAAAAAAAAKKKKKK!!!!!”
Siiing......
Baekhyun dan Chen yang sedang memegang leher satu sama lain langsung terdiam. Mereka berdua pun saling menatap dengan heran.
Itu siapa?! Tatapan mereka seperti berkata seperti ini.
“EOOOMMAAAAAAAAAAKKKKKK!!!!!”
“Tao????” Ujar mereka berbarengan sambil menengok kearah asal muasal suara cempreng tersebut.
***exocastaway***
“Ah.... Miranda Kerr kau jangan menyentuhku....” Sehun menangkiskan tangan seorang perempuan cantik berambut pirang bermata biru dari pipinya.
“Sehun..., i want to talk something.....” Miranda berbicara pelan di depannya.
“Mwo? Yes! Yes! Apa itu?” Tanya Sehun gugup.
“I falling in love with you.....” Tangan Miranda mulai menggapai wajah Sehun yang hanya mangap di depannya. Tidak percaya seorang Miranda Kerr akan menyukainya.
“Miranda....” Lirih Sehun
“Sehun....”
“Miranda....”
Mereka pun mulai saling berdekakatan. Saling menatap satu sama lain. Hingga Sehun tanpa sadar mendekatkan wajahnya ke wajah Miranda di depannya....
“Miranda? Kenapa tanganmu?”Tanya Sehun ketika ia menyadari ada sesuatu yang aneh.
Tapi Miranda di depannya tidak menjawab. Perempuan itu hanya diam saja.
“Miranda? Lihat!! Tanganmu!! Tanganmu!!!” Sehun mulai melihat perubahan pada tangan Miranda yang berubah menjadi banyak bulunya...
Tak hanya itu, wajah Miranda perlahan-lahan mulai berubah, kini di sekitar wajahnya di tumbuhi bulu yang banyak dalam sekejap.
“Mwo!! Mwo aaaaaaakkkkkkk!!! Mirandaaaa!!” Sehun mencoba menjauh dari Miranda yang kini sudah berubah seluruhnya. “Lepatskan tanganmu Miranda!! Kau bukan Miranda lagi!!”
Sehun menangkis tangan miranda dengan gusar dari dagunya. Tapi anehnya tangan itu tetap menempel di dagu sehun. Sehun lalu mulai terperajat, kuku-kuku di jari-jemari miranda mulai memanjang dan tajam.
“AAAAAAKKKKKK!!!! DAGUUUKUUUUU!!!” Jerit sehun ketika kuku-kuku miranda menamcap kuat di permukaan kulitnya.
JREEEEEEEP!!
“AAAAAAKKKKKKKK!!! DAGUUUUKUUUUUU!!!!” Pekik Sehun keras. Namja itu membuka matanya dengan keadaaan keringat bercucuran.
“UWWWWOOK! WOK! WOK!”
Suara apa itu?!
Seekor monyet kini tengah berdiri di atas tubuh Sehun, memegang dagunya dari tadi.
Sontak membuat bulu kunduk sehun langsung merinding, “AAAAAAAKKKKKKKK!!!!!” Jeritnya kearah monyet di depannya.
“AAAAAAKKKKKKKKKK!!!!” Monyet itu pun ikut-ikutan berteriak membuka mulutnya lebar-lebar di depannya. Sehun sampai terdiam mendengarkan pekikan seorang monyet untuk pertama kalinya!
Melihat Sehun diam. Monyetnya pun ikut-ikatn terdiam. Mereka berdua saling pandang satu sama lain dengan kondisi mulut yang terbuka lebar.
Hening.
“AAAAAAAAAAAKKKKKK!!!” Terakhir terdengar teriakan dari mereka berdua bersamaan. Memecah keheningan di pesisir pantai.
***exocastaway***
“AAAAAAAAKKKKKKKKK!!!”
“Sehun?????” Kai yang sedang berdiri di tengah hutan, melongok kearah datangnya suara, heran. Mendengar lolongan suara yang mirip seperti Yehet di kejauahan sana.
“Ta-tapi siapa yang berteriak bersamanya???” Tanya Kai lagi dengan dirinya sendiri. Ia seperti mendengar suara pekikan keras yang sepertinya bukan hanya dari Sehun.
PUK!
Sesuatu yang sangat tajam kini menikam lehernya sekarang.
“Ugh! A-apa ini?” Kai meraba lehernya, tanganya menyentuh seseuatu yang seperti jarum panjang dan sedikit tebal menusuk kedalam lehernya.
“I-iniiii...???” Kai merasa kepalanya mulai pening. Penglihatannya langsung kabur. Secara perlahan-lahan langsung hilang dan menjadi gelap.
BRUUUUK!!
***exocastaway***
“EEEEAAMOAAAAAAKKK!!!!”
“Ya!! Itukan? Aku tau itu suara Tao!!” Luhan mengenali pekikan membahana seperti suara panda cengeng Tao.
“Jinja!! Ta-tapi....” Baekhyun masih tidak percaya. Chen dan Xiumin juga ikut-ikutan mengangguk. Tidak percaya jika itu suara Tao.
Tapi perkataan Luhan langsung terbukti ketika seorang namja yang tengah berlari terbiri-birit seperti di kejar setan di belakangnya, melewati mereka berempat yang hanya melongos dan mangap melihat namja tersebut.
“TAO YAAAA!!!” Panggil mereka berempat kerah namja tersebut.
Tao yang mendengar ada yang memanggilnya langsung mengerem secara mendadak, kemudian langsung jatuh terjembab di atas pasir.
“Kalian? Kalian?!!” Kata Tao yang wajahnya kini sudah di dipenuhi pasir putih akibat tadi kepalanya nyungsep ke pasir gara-gara jatuh.
“Yaaa!!! Pandaaaa!!” Baekhyun berjalan kearah Tao sambil terkekeh-kekeh panjang melihat keadaan tao yang kini begitu mengenaskan. Diikuti Chen yang berjalan sambil terbahak-bahak melihat cara jatuh tao tadi sangat lucu.
Biasanya, jika sudah di tertawakan begitu dengan hyungnya Tao pasti akan ngambek, tapi kini, namja itu malah terisak menangis melihat Baekhyun, Chen, Xiumin dan Luhan di dekatnya.
“HYUNGGGG!!!!! AKU RINDU KALIAAAAAAN!!!!” Tao berlari dan menabrak Baekhyun dan Chen hingga mereka bertiga jatuh keatas tanah, Tao memeluk mereka berdua ketika mareka tergeletak diatas pasir putih.
“Ughh!! Yaaaa lepaskaaan!!!” Baekhyun meronta-ronta saat Tao memeluknya sambil tertidur di atas tanah.
“Pabo!! Hughh! Aku tidak bisa bernapassssss!!!” Chen memukul pundak baby panda yang meniban tubuhnya sekrang.
“Entahlah!! Baru kali ini aku rindu kalian!!!! Hikssss!!!” Kata Tao sambil terisak dan menangis.
“Tao ya....” Luhan memanggil Tao.
Tao menoleh, “Lu geeeee!!!!” Pekiknya kencang sambil berdiri dan memeluk gege kesayangannya itu dengan erat.
“Ah!!! Hyung Minseok!!!!” Tao lalu menarik Xiumin kedalam pelukannya juga.
Mereka berlima pun saling melepas rindu. Tak ada yang lebih indah ketika bertemu mereka di pulau tidak perpenghuni seperti ini...
***exocastaway***
“Kakao? Kau ingin kemana?” Tanya raja Kolala kearah putrinya yang sedang memakaikan tali panah untuk diselepangkan di tubuh putrinya.
“Berburu. Tentu saja aku ingin berburu. Aku merasa bosan...” Jawab Kakao, menatap ayahnya dengan kedua matanya yang biru sebening laut di pantai. Sedangkan kulit Kakao berwarna kecoklatan bersih karena terpaan matahari.
“Jangan!! Ku dengar dari yang lainya!! Mereka menemukan Kulakan, yang sepertinya musuh yang jahat di dekat pesisir pantai!” Ayahnya menarik pundak putrinya yang sudah akan berjalan keluar rumah.
“Kulakan? Oh. Ayah, hanya kulakan saja kan? Ayah kan tahu! Aku bahkan sudah pernah berburu seekor beruang buas di tengah hutan sana! Ayah, biar kan aku pergi... aku sudah bosan dikurung disini teruss!” Kata Kakao membantah.
“Tapi bagaimana jika mereka membunuhmu!! Kudengar mereka sangat jelek dan sangat bgitu menyeramkan. Mereka bisa saja membunuhmu begitu saja! Kalo menemukan kau berburu di tengah hutan!” omel ayahnya
“Ayah, ini mungkin sudah tugasku sebagai penerusmu. Aku akan menangkap kulakan itu jika ku temukan mereka di sana! Dengan panahku ini akan kutebas dagingnya dan membunuhnya saat itu juga!” Kata Kakao tegas, perempuan berambut panjang sepinggang itu memperlihatkan tangan-tangannya yang sudah begitu kasar dan dingin karena berpengalaman memburu beberapa hewan ganas di tengah hutan.
Sedangkan raja Kolala hanya menatap kesal kearah putrinya yang terlalu sering membantahnya. Kakao adalah satu-satunya penerus dirinya, sebagai kepala suku di suku Kolala. Ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan Kakao, apalagi, Kakao spertinya belum tahu seperti apa kulakan jahat yang akhir-akhir ini pernah mereka lihat di pinggir pantai.
Kakao menutup pintu rumahnya, yang terletak di atas pohon beringin yang besar dan kuat. Perempuan itu lalu mulai turun dengan menggunakan ranting-ranting pohon beringin yang sudah di simpul dengan ikatan yg kuat. Berayun dari satu ranting ke ranting yang lainnya. Kemudian turun secara perlahan-lahan ke bawah.
Hop! Kedua kaki-kakinya kini berpijak di atas tanah coklat.
Dengan senyum yang di kembangkan, perempuan itu lalu mulai berjalan cepat kearah hutan di sana. Menjauhi perkampungan suku Kolala dibelakangnya.
***exocastaway***
Sehun menyingkirkan monyet menyeramkan itu jauh-jauh dari tubuhnya.
“Pergi kau monyet jeyeeeeek!!!” Pekik Sehun dongkol. Seluruh tubuhnya masih merinding membayangkan mimpinya semalam bersama Miranda Kerr, yang ternyata berubah menjadi monyet yang jelek dan memegang dagunya!!
“Omana... aku sekrang di mana?” Tanya sehun ketakutan melihat keadaan pesisir pantai yang sepi, tak ada tanda-tanda kehidupan manusia di mana pun. Sepertinya hanya dirinya, ras manusia satu-satunya di pulau ini.
Siiiing.... suara kesunyian menyapa sehun.
KOAK....KOAK....KOAK.... Terdengar burung bangau di lautan lepas sana tengah mencari ikan-ikan di dalam laut.
“A-aku baru ingat kalo kemarin kapal kita terkena ombak, saat aku sedang tertidur lelap dgn Kai di dek atas..... Tapi sekarang di mana yang lainnya???” Tanyanya lagi menelan ludah pahitnya di tenggorakan.
Sehun mulai celingak-celinguk. Mencari sesuatu, ia menemukan asap yang melayang-layang di udara dari kejauahan sana.
“Oh! Ada asap! Pasti ada manusia yang membuat apinya! Yah! Itu pasti ada manusia disana!” pikirnya sambil berjalan mendekati asal tempat asap itu berada, yang seperti berada di dalam hutan.
Setelah ia sampai, ia melihat sekumpulan manusia sedang berkumpul mengelilingi api unggun yang besar.
“Anyeeong!!” Sapa Sehun ramah kearah mereka.
Belum ada balasan dari mereka. Sehun heran.
Tunggu dulu!! Kenapa aku menyapa mereka dengan bahasa Korea?!! Memangnya mereka bakal mengerti ucapanku?! Ah! Masa bodo! Yang penting aku menyapa ramah mereka dulu! Pikir Sehun sepolos-polosnya, ia masih mengira hutan ini berada di wilayah Korea Selatan! Ck!
“ANYEEEONGG HASEYOOOO!!” Teriak Sehun kearah mereka agar mereka mendengarkan dirinya sembari melambai-lambaikan tanganya.
Jrep!
Mendengar ada yang berbicara di dekat mereka, sontak seluruh kepala-kepala yang ada di dekat api ungun langsung menoleh kearah namja berkulit putih, yang tengah tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya kearah mereka.
“Mwo? Bukan orang Korea ternyata yah?!” Sehun melihat wajah manusia-manusia yang duduk di dekat api unggun dengan cermat. Kulit mereka terlihat begitu hitam legam, rambut mereka begitu panjang dan terlihat kasar. Wajah mereka terlihat bergitu seram, apa lagi ketika melihat Sehun dnegan tatapan melotot seperti itu. Mereka seperti manusia di jaman pra sejarah, yang pernah sehun liat di buku pelajaran sejarahnya.
“Anyeeong¸ahjushi.... he he he” Kata Sehun mencoba tersenyum kearah mereka. Biar! Aku adalah idol kpop! Aku harus tetap ramah kan! Siapa tahu mereka ada yang kpopers! Pikirnya ngawur.
Beberapa dari mereka pun mulai berjalan mendekati Sehun dengan perlahan-lahan.
“Ah, hai... aku tersesat disini....” Sehun berbicara kepada mereka yang kini ada di depannya.
“Oh halo ahjushi...” Sehun menyapa sembari membungkuk kearah ahjushi yang sudah mendekat sekalih di depannya.
Tapi ahjushi itu tetap tidak terlihat ramah walaupun sehun sudah tersenyum bahkan melakukan aegyo di depannya.
“KULAKAN!! KULAKAN! KUKAAKUAKA KOKOKOAKU!!” Teriak ahjushi itu di depan sehun dnegan angker, sambil menunjuk hidung sehun.
“Mwo?!!! Wae!! Wae!!” Sehun bingung tidak mengerti perkataan para ahjushi di depannya yang berteriak-teriak di depannya dengan berisik.
Mereka lalu mulai mengempung Sehun dengan cepat, membiarkan sehun yang hanya membuka mulutnya dengan lebar-lebar tak mengerti maksud semua ini.
PUK!
Tiba-tiba saja sesuatu menikam lehernya. Sehun merasa tubunya seperti terkena sengatan listrik yang kuat, membuat sekujur saraf di tubuhnya mati dan lemah.
JREEEEEP!!
EXO CAST AWAY TO BE CONTINUED