“Kenapa dia ada disini ? Bukannya dia harusnya mengikuti sepakbola. Omo, dia sangat menyedihkan sekali “, kata Lay saat melihat Joy berdiri didepan toko buku langganannya.
“Jika kamu membalikkan badanmu, aku akan mengajakmu masuk “, kata Lay pada dirinya sendiri. Tadi selama berteduh, naasnya Joy tidak membalikkan badannya sama sekali dan ini membuat Lay kesal.
“Pabo! Lihat, baliklah badanmu dan masuk. Lihat kamu basah kuyup “, kata Lay semakin kesal. Laypun memutuskan untuk menghampiri Joy namun Joy malah sudah menghilang. Lay kehilangan jejak Joy. Joy memang biasa jalan cepat.
***
“Ini untukmu “, kata Joy sambil menyondorkan susu panasnya
“Omo !! “, kata Joy ketika melihat wajah pria itu. Pria itu malah diam saja.
“Mau tidak ?”, tanya Joy lagi, pria itu mengiyakan dan Joy memberikannya.
“Oke, minumlah. Aku pergi dulu “, kata Joy lalu hendak meninggalkan pria itu.
“Tunggu, apa aku boleh ikut denganmu ?”, kata pria itu.
“Apa? Ikut denganku ? Maaf, aku tidak bisa “, kata Joy santai.
“Sebentar saja, aku mohon “, kata pria itu lagi.
“Minhae, aku tidak pernah membawa temanku dirumahku apalagi kamu, orang asing “, kata Hyo mantap. Tapi pria itu malah semakin pucat dan tubuhnya menggigil ditambah lagi dia flu dan batuk. Sepertinya pria ini tidak “sekuat” Joy.
“Ah aku tidak tega melihatmu seperti ini, oke ini jam 4 sore , kamu harus pergi dari rumahku jam 6 sore. Oke”, kata Joy
“Ayah akan pulang jam 9 kan ? Tapi oppa ? ”, batin Joy
Joy akhirnya membawa pria yang tidak ia kenal sama sekali. Ia mempersilahkan pria ini masuk ke rumahnya.
“Ini handuk dan baju oppaku, segeralah ganti. Jika tidak kamu akan demam. Aku akan membuatkanmu minuman hangat”, kata Joy lalu meninggalkan pria ini di dalam kamarnya. Pria itupun tersenyum.
“Oppa pulang jam berapa hari ini? Habis aku jika oppa sudah pulang. Aku belum pernah membawa teman masuk rumah’, kata Joy. Joypun membawakan minuman itu ke kamarnya.
“Ini minumlah, sepertinya kamu demam. Tidurlah aku akan membangunkanmu 1 jam lagi. Aku akan membelikanmu obat “, kata Joy sambil meminta uang pada pria ini.
“Haa? Uang ? Minhae dompetku juga tertinggal”, kata pria itu. Joypun tersenyum, lalu membuka lemarinya dan mengambil beberapa lembar uangnya.
“Tunggu aku, aku akan menguncimu”, kata Joy.
“Ya! Kenapa mengunciku ? Aku bukan tahanan”, kata pria itu.
“Iya kamu tidak, tapi aku iya. Tunggu saja “, kata Joy lalu mengunci pria itu dikamarnya.
Joypun pergi menuju apotek untuk membelikan obat, setelah kembali ia melihat ayahnya dan oppanya masuk rumahnya. Joypun terkejut dan ia mengintip diam – diam. Dan seperti biasa mereka bertengkar, lempar piring, lempar kursi. Sudah biasa. Kimbun, kakaknya. Kim Jongdae, adiknya. Joy melihat adiknya yang masih disekolah dasar berjalan mendekati rumah, dan ia langsung menarik adiknya.
“Jangan pulang dulu”, kata Joy .
“Noona, apa ayah dan kakak bertengkar lagi ?”, tanya Jongdae dengan sedih.
“Jangan takut ada noona disini”, kata Joy sambil tersenyum didepan adiknya.
Setelah beberapa saat akhirnya ayahnya dan oppanya keluar dari rumah itu dan pergi menuju arahnya masing – masing. Joypun membangunkan adiknya yang tertidur dipangkuannya.
“Jongdae ah, bangunlah”, kata Joy.
“Iya noona”, kata Jongdae dengan mata masih mengantuk.
“Jongdae, ada teman kakak didalam. Kamu diam ya”, pinta Joy namun Jongdae kembali terlelap. Joypun mengendong adiknya dan masuk kerumahnya.
“Aku pulang”, kata Joy lirih. Iapun menidurkan adiknya diruang tamu. Joypun bangkit dan membuka kamarnya dan dilihat pria itu tertidur dan ia membangunkannya.
“Bangunlah sebentar, ini roti dan obatnya segera minum dan tidur lagi “, kata Joy lalu meninggalkan pria itu.
“Noona!!”, teriak Jongdae saat terjaga. Joy yang sedang membaca bukupun terkejut saat melihat adiknya berteriak. Adiknyapun menangis.
“Gwencana Jongdae ah, ada noona disini. Jangan menangis. Arraseo “, kata Joy sambil memeluk adiknya. Pria itupun jug akeluar dari kamar Joy.
“Kau sudah bangun? Maaf kamarku sempit dan tidak ada ac”, kata Joy singkat
“Anni, jinjja gamshahabnida”, kata pria itu
“Oke, sebentar lagi jam 6, kau bisa pergi. Jangan lupa obatmu”, kata Joy
“Apa aku boleh bermalam, malam ini saja dirumahmu ?”, kata pria itu
“Memangnya kamu siapa bisa berkata seperti itu “, kata Joy, tapi pria itu malah tersenyum.