“Memangnya kamu siapa bisa berkata seperti itu “, kata Joy, tapi pria itu malah tersenyum.
“Noona, aku lapar. Aku belum makan dari tadi siang “, kata Jongdae. Joypun menatap piring yang pecah dilantai.
“Iya noona akan memasak. Tunggu, noona akanpinjam piring ajumha dulu “, kata Joy lalu pergi meninggalkan Jongdae dan pria itu.
Joypun menuju rumah ajumha yang tidak jauh dari rumahnya. Sekitar 100 m, ia berjalan sendirian diudara malam dan dingin.
“Ajumha”, kata Joy sambil mengetuk pintu rumah ajumha itu.
“Eomma sedang mandi, masuklah “, kata Lay pada Joy.
“Lay, aku pinjam piring, 2 buah saja, besok aku akan kembalikan “, kata Joy sambil duduk di beranda rumah Lay.
“Masuklah dulu, diluar dingin “, ajak Lay
“Aniyo, gwencana Lay. Aku disini saja “, tolak Joy. Laypun akhirnya mengambilkan beberapa piring dan makanan untuk Joy.
“Ini, bawa saja semuanya “, kata Lay
“Ini terlalu banyak Lay, aku hanya butuh 2 saja “, kata Joy
“Sudah ambillah”, kata Lay
“Terima kasih “, kata Joy
“Kamu baik – baik sajakan ? Mana yang sakit ?”, kata Lay dengan menyembunyikan kepanikannya.
“Aishh, apa aku terlihat menyedihkan. Sudahlah aku baik – baik saja “, kata Joy sambil menepis tangan Lay.
“Sampaikan ucapan terima kasihku pada eommamu, aku akan mengembalikan besok “, kata Joy lalu berpamitan pada Lay.
“Biarkan aku mengantarkanmu”, pinta Lay
“Silahkan “, kata Joy santai
Laypun mengantar Joy pulang, mereka berjalan berdua dibawah payung ditemani rintik hujan. Dan mereka hanya diam.
“Minggu depan kita ujian ya?”, tanya Joy untuk memecah keheningan.
“Oh iya, kamu harus belajar”, kata Lay
“Tanpa belajar aku sudah pintar, sebenarnya “, kata Joy santai
“Hahaha, arraseo, kamu dulu cerdas saat ditaman kanak – kanak , hahaha “, kata Lay sambil tertawa
“Ya setidaknya aku pernah juara kelas, dulu “, kata Joy sambil tertawa.
Merekapun sudah sampai didepan rumah Joy dan mereka mendengar Jongdae tertawa bahagia.
“Apa aku salah dengar?”, kata Joy pada dirinya sendiri, lalu ia berlari memasuki rumahnya.
“Hyung, jinjja hyung sangat lucu “, kata Jongdae pada pria ini. Merekapun menghentikan kegiatan ketika melihat Joy dan Lay memasuki rumah. Joypun tersenyum. Adiknya akhirnya bisa tertawa, setelah sekian lama.
“Noona, Jungshin hyung sangat lucu, jinjja”, kata Jongdae
“Jinjja, wah kamu pasti sangat menyukainya.”, kata Joy sambil tersenyum
“Iya noona”, kata Jongdae sambil tiduran dipangkuan Sehun.
Laypun memutuskan utnuk pergi namun tangannya ditahan oleh Joy.
“Jangan main kabur, berkenalanlah dulu dengannya”, kata Joy pada Lay. Laypun akhirnya berkenalan dengan Sehun.
“Hi, aku Jungshin”, kata Jungshin
“Anneyonghasseo, saya Lay, senang mengenalmu”, kata Lay
“Lay, apa dia kekasihmu ?”, kata Sehun sambil menunjuk Joy.
“Mwo? Ani. Dia tetanggaku “, kata Joy sambil menatap Lay aneh. Tapi Lay.
“Baiklah aku akan pergi, tapi mungkin sebentar lagi “, kata Lay saat melihat dalam rumah Joy. Sangat berantakan. Dan ini pertama kalinyaia masuk rumah Joy. Setelah sekian lama. Joypun membereskan rumahnya dan membiarkan Jungshin dan Jongdae bermain dikamarnya. Untung ada Lay yang membantunya.
‘Lihat, aku tau kamu pasti belajar “, kata Lay saat menemukan buku bahasa Inggris diruang tamu. Memang benar Joy tadi membacanya. Tapi Joy tidak membalas.
“Kamu akan kepasarkan malam nanti ?”, tanya Lay
“Iya”, kata Joy singkat, ia terlihat sibuk.
“Bagaimana bisa kamu bertemu Jungshin?”, tanya Lay. Joypun tidak sengaja tergores tangannya namunia diam saja.
“Kebetulan “, kata Joy sambil menahan rasa sakit.
“Noona, malam ini aku ingin tidur dengan Jungshin hyung. Lihat dia punya banyak mainan ditasnya. Jinjja Daebak. Aku tidak pernah punya mainan seperti ini noona. Kajja hyung kita kekamarku. Maaf kamarku kecil dan bau dan sedikit bocor “, kata Jongdae sangat bersemangat.
“Joy , Jongdae dan Jungshin, sepertinya aku harus pulang. Sampai bertemu besok disekolahan Joy”, kata Lay lalu pergi meninggalkan mereka.
Setelah bermain dan tertawa akhirnya Jongdae terlelap. Joy masih bangun dan melipat baju – baju cuciannya.
“Hai, kamu belum tidur?”, tanya Jungshin lalu duduk disampingnya
“Oh, iya belum. Jungshin ssi, terima kasih sudah bermain dengan adikku. Oke kamu boleh pulang besok”, kata Joy
“Baiklah. Joy ssi. Gwencanayo ? Kenapa kamu melipat baju dengan satu tangan ?”, tanya Jungshin “Oh, hanya sedikit kram saja”, kata Joy , tapi Sehun dapat melihat sebuah bekas goresan di telapak tangannya.
“Dasar Pembohong. Aku ternyata membawa dompetku, tunggu disini. Aku akan membelikanmu antiseptik. Jangan menolak. Anggap saja ini balas budiku “, kata Jungshin lalu pergi membelikan obat Joy. Joy tetap sibuk dengan cuciannya.
***
“Oppa mau kemana? Jangan pergi oppa, kita harus bertahan!! Oppa!! Aku mohon oppa “, kata Joy sambil menahan kakaknya dengan kedua tangannya. Darah segar mengalir ditangannya.
“Dengarkan oppa! Kamu harus bertahan. Oppa harus pergi dan oppa akan kembali secepat mungkin!! “, kata Kimbum .
“Bohong! Oppa tidak pernah menepati janji kakak!! “, kata Joy sambil menangis.
“Terserah kamu saja!! Mau percaya atau tidak ! Minggir! “, kata KimBum sambil menepis kakinya kearah wajah Joy dan pergi. Dan Joy hanya bisa menangis. Dan ia melihat Jungshin berdiri didepannya. Iapun segera bangkit dan mengusap airmatanya dan masuk kedalam rumah.
“Kamu pergi besok pagi ya Jungshin ssi”, kata Joy.
“Joy ssi, mana tanganmu? Aku kan sudah membelikan obat untukmu “, kata Jungshin seolah tidak melihat apa – apa.
“Aku baik – baik saja “, kata Joy
“Aku sudah berjalan jauh dan obat ini harus digunakan. Harus”, kata Jungshin. Joypun pasrah.
“Aduh perih”, kata Joy saat Jungshin membalut lukanya.
“Jika tidak dibersihkan akan infeksi “, kata Jungshin, Joy hanya diam.
“Apa aku boleh bertanya sesuatu ?”, tanya Jungshin dengan hati – hati. Joypun memandang Jungshin sinis.