Laypun menghentikan langkahnya ketika mendengar teriakan Jongdae. Lalu ia mencari tempat yang aman untuk melihat apa yang terjadi.
“Aigoo JOY!!!”, teriak Lay saat melihat Joy di tarik kasar oleh ayah Joy. Lay melihat kejadian itu dengan lengkap dan tidak terlewatkan sedikitpun, ia menggenggam erat tangannya dengan penuh amarah, namun ia menyadari sesuatu.
“Joy ya, pergilah. Aku ingin kamu bahagia “, kata Lay sambil tersenyum.
“Pergi kemana dia?”, tanya Lay sambil diam – diam mengikuti Joy dari jauh.
“Jinjja aku tidak tega melihatmu seperti ini “, kata Lay sambil mulai mendekati Joy.
“Lay!! Yak Yixing!”, sapa Do pada Lay.
“Do ah, apa yang kamu lakukan malam – malam seperti ini”, kata Lay sambil tersenyum.
“Aku ingin membeli sesuatu diwarung “, jawab Do dengan wajah datar seperti biasanya.
“Lihat, ada Joy disana”, kata Lay
“Apa? Joy? Aniyo, aku harus menunggunya pergi dahulu “, kata Do sedikit panik
“YA!!! Masak kamu takut dengan wanita”, omel Lay
“Ini, belikan sesuatu untuknya. Bilang saja darimu dan sarankan mereka ke panti asuhan Choi Siwon”, kata Lay sambil memberikan beberapa lembar uang untuk Do.
“Lay, ini terlalu banyak “, kata Do sambil menerima uang dari Lay.
“Joy sudah seperti saudaraku sendiri”, kata Lay sambil tersenyum.
“Eihhh, saudara apanya. Kau hanya perlau mengaku jika kamu menyukainya saja sulit “, omel Do datar. Lay hanya diam.
“Kaaaa”, kata Lay sambil mendorong Do.
***
“Joy”, kata Do sumringah pada Joy
“APA!”, balas Joy datar
“Oh ani..”, kata Do terkejut.
“YA!!! Masak kamu takut dengan wanita”, omel Lay
“Apa yang kamu lakukan ? Pakaianmu basah kuyup “, kata Do dengan mencoba menatap mata Joy.
“Jangan perhatian denganku”, balas Joy
“Siapa yang perhatian ? Aneh “, kata Do datar
“Apa yang kamu katakan lagi? Ucapkan sekali lagi!”, omel Joy
“Noona”, kata Jongdae sambil batuk
“Jongdae yah, gwencanayo?”, tanya Joy dengan suara sangat lembut, membuat Do diam seribu bahasa.
“Kepalaku pusing noona”, kata Jongdae
“Tunggu, ini pakai jaketku”, kata Do sambil melepaskan jaketnya dan dipakaikan pada Jongdae. Joy hanya diam.
“Gumawo”, kata Joy singkat. Do hanya tersenyum.
“Siapa namamu?”, tanya Do sambil tersenyum
“Jongdae hyung, gumawo untuk jaketnya”, kata Jongdae
“Apa kamu sudah makan?”, tanya Do lagi
“Belum”, jawab Jongdae
“Pilihlah makanan kesukaanmu, hyung akan mentraktirmu “, kata Do sambil tersenyum tampan.
“Kamu juga pesanlah “, kata Do pada Joy.
“Catatlah semua biaya hari ini, aku akan segera membayarnya”, kata Joy
“Aniyo, lagi pula ini bukan .opsssss”, kata Do sambil menutup mulutnya.
“Siapa yang memberimu uang ?’, tanya Joy tiba - tiba
“Mana Lay?”, sambungnya dengan tatapan datar.
Melihat sudah ketahuan, Laypun muncul.
“Mianhae Joy “, kata Lay
“Duduklah dan pesanlah makanan, Do mentraktir kita”, kata Joy lalu bangkit dari tempat duduknya.
“Kajja Jongdae, aku pergi dulu “, kata Joy sambil menggengam erat tangan adiknya.
“Mau kemana kamu ?”, tanya Lay dengan panik.
“Kenapa kamu bertanya? Bukannya kamu yang memintaku pergi ?”, kata Joy sambil menatap Lay. Laypun akhirnya hanya diam dan membiarkan Joy berlalu.
"Kenapa kamu membiarkan dia pergi, dasar pabo!", omel Do pada Lay.
***
“Nyonya”, kata seorang pembantu.
“Iya”, jawab wanita itu.
“Ada telepon dari Mokpo “, kata pembantu itu.
Wanita itupun meraih telepon itu.
“Nyonya Park ‘‘, kata seorang pria dari jauh sana.
“Bagaimana?”, tanya nyonya Park Shin Hye ini.
“Park Sooyoung, sudah pergi”, kata pria ini
“Mwo ? pergi? Kemana? Ikuti dia, arraseo!”, kata nyonya itu dengan panik.
“Eomma”, kata bocah gadis cilik yang manis.
“Oppa sedang ada dimana?”, tanya Lee Haru
“Oppamu sedang berada di Mokpo “, kata Park Shinhye sambil tersenyum.
***
“Jinwoo hyung!!”, teriak Taehyun.
“Anneyonghasseo “, kata Jinwoo sambil membungkukkan badannya.
Mino, Taehyun dan Bobbypun membalas membungkukkan badannya.
“Wah hyung sudah lama sekali “, kata Mino sambil tertawa
“Sudah berapa tahun ya? 3 tahun sepertinya. Wah kamu tambah tampan saja hyung “, kata Bobby sambil tertawa.
“Ah kamu juga tampan Bobby, bagaimana kamu sudah berlatih ?’, tanya Jinwoo
“Dia sudah melewati giat berlatih, jatuhnya dia kesurupan. Tapi dia sangat hebat menjadi seorang rapper, ya! Mendaftar saja disebuah agensi “, kata Mino. Taehyun hanya tersenyum tipis.
“OH iya aku jadi ingat, hyung, bawa aku ke Seoul. Aku harus menjadi artis, Joyku dia kenal artis, aku harus jadi artis juga “, kata Bobby.
“YA! Bobby! Kamu memalukan sekali. Jinwoo hyung ini sepupuku, jangan seperti itu, aku malu!!”, omel Taehyun.
“Aniyo! Mendaftar saja, jika kamu berbakat pasti bisa menjadi idol “, kata Jinwoo sambil tersenyum
“Lihat itu,hyung saja mendukungku, kalian? Teman macam apa kalian ?”, omel Bobby
“Hyung, apa kabar Haru ?”, tanya Taehyun mengabaikan perkataan Bobby
“Wah hujannya sudah reda”, kata Mino
“Kalian tidak mendengarkanku ?AJUMHA, BERIKAN AKU SATU BOTOL SOJU. CEPATT!!!”, teriak Bobby
***
“Aku harus pergi kemana lagi, ini sudah jam 2 pagi “, kata Joy sambil memangku adiknya yang terlelap dipangkuannya.
Joypun menatap langit yang benderang, ia menatapnya dalam – dalam. Ia mengingat kembali dengan apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. Keluarganya. Kebahagian dimasa mudanya.
“Apa salahku ?”, tanya Joy
“Katakan apa salahku ? jika aku salah katakanlah, jangan hanya diam saja !”, kata Joy sambil menatap langit.
“Uljimayo Joy ya, kenapa aku menjadi melow seperti ini, ya aku tahu hidupku kurang beruntung tapi aku harus tetap menjalani, aku harus semangat”, kata Joy mencoba menenangkan dirinya, tapi sepertinya ia sudha tidak bisa menahan.
“Lihat adikku, dia tidak bersalah sama sekali, dia masih kecil!”, kata Joy dengan emosi.
Joy. Dia meneteskan air matanya. Sesuatu yang sudah lama tidak ia keluarkan. Ia sudah lelah dan tidak tau arah tujuan. Hidupnya jauh dari kata bahagia. Apakah dia iri ? Jelas, saat ini dia sangat iri dengan kebahagian dan kerukunan yang dimiliki oleh orang lainnya. Sudah tidak ada harapan. Bahkan ibunya sama sekali tidak menghubunginya sejak 5 tahun yang lalu, ibunya menghilang begitu saja.
“Uljimayo “, kata Joy sambil mengusap keduapipinya dan tersenyum.