Seolhyun berdiri didepan rumah besra dengan pagar yang tertutup rapat dan seorang security yang menjaganya layaknya sebuah rumah presiden.
“Annyeong haseo” sapa Seulgi menunduk 90 derajat. Seolhyun hanya heran dan ikut menyapa.
“Kai Chingu?” tanya security itu yang tidak familiar dengan muka Seolhyun.
“Kau yang pernah mengirim buku itu kan?” lanjut security itu.
Seulgi bingung dan menatap Seolhyun, “Benarkah?” tanya Seulgi.
Seolhyun hanya menghindari pertanyaan curiga Seulgi dan menarik tangan Seulgi masuk ke rumah Kai.
“Ini benar-benar rumah?” tanya Seulgi ketika melihat taman dirumah Kai yang lumayan luas.
Seolhyun hanya diam disaat Seulgi datang menyapa lainnya dengan gembira. “Seolhyun kemarilah !!!!” teriak Wendy dengan semangat.
Seolhyun mulai melangkah dan memberanikan diri untuk mendekat kepada kelompok itu.
Kai pun kembali masuk kedalam rumahnya dan mengatakan sesuatu pada pembantunya. “Jadi apa yang harus kita buat?” tanya Wendy.
Seolhyun menatap Mina, “Wae? Aku juga anggota kelompok ini” ucap Mina membuat semua orang tertawa.
“Kau sangat lucu.” Kata Sehun.
“Apa yang lucu??!!” bentak Mina membuat semua orang tertawa lagi. Seolhyun hanya tersenyum dengan menunjukkan giginya.
“Kau sangat gwiyeowo, Mina-ssi” ucap Seolhyun sopan.
Mina hanya memonyongkan bibirnya. Seolhyun mengambil laptop dan mencari apa yang harus dibuat menjadi karya tangan. “Kemarin, apa saja yang dikatakan Guru Kang?” tanya Seolhyun.
“Aku tidak terlalu mendengarnya menjelaskan. Aku sangat lelah akhir-akhir ini” lanjut Seolhyun.
“Dia bilang dalam satu kelompok kita harus membuat sebuah karya tangan yang berhubungan dengan Seni dan Matematika. Guru Jang juga berkata sama, karena ini project untuk nilai Seni dan Matematika” jawab Sehun.
Seolhyun pun mengangguk, ia kemudian sibuk mencari karya tangan yang simple di internet.
“Bagaimana kalo kita membuat alat hitung dengan bantuan mp3?” tanya Seolhyun.
“Bukankah itu membutuhkan banyak kabel? Aku tidak suka dengan yang berhubungan dengan listrik” ucap Mina.
“Bagaimana kalo buku hologram?” tanya Seolhyun lagi.
“menurutku itu ide yang bagus” ucap Kai mendekat kearah mereka.
Kai juga mengambil laptopnya dan memikirkan sebuah ide yang diusul Seolhyun.
“Ayo kita buat buku dengan rumus dan soal Matematika seperti photobook tapi itu bisa timbul” lanjut Kai.
“Uuuuhhhh~~!!!!”
“Sepertinya itu bagus” ucap Wendy menyetujui usulan Kai.
“Aku juga setuju, Bagaimana dengan kalian” tanya Sehun menunjuk para wanita didepannya.
Ketiganya mengangguk, “Apakah itu memakan waktu yang banyak?” tanya Mina yang juga mulai serius akan tugas team ini.
“Jika kita selalu meluangkan waktu setelah pulang sekolah, aku yakin akan berakhir dan 5 hari saja” ucap Kai.
Seolhyun mengigit bibir bawahnya dan tersenyum. “Kalau begitu, apa kita harus mulai?” tanya Seolhyun.
Setelah menyetujui membuat hologram, para gadis pun berbelanja bahan yang dibutuhkan. Setelah itu mereka kembali kerumah Kai.
Seolhyun yang tadinya mengurai rambutnya pun mengikatnya karena panas ditengah musim semi.
Seolhyun dengan serius membuat pola sedangkan Seulgi menggambar dengan teliti dan lainnya pun ikut membantu.
Kai pun membeli beberapa loyang pizza untuk disantap bersama dengan cola. Seolhyun sangat terlihat lelah hingga matanya tak bisa membohongi. “Seolhyun-ah. kau baik-baik saja bukan?” tanya Wendy menepuk pundak Seolhyun.
Seolhyun pun meluruskan kakinya dan memunggungi semua orang. “Aku baik-baik saja” ucap Seolhyun kemudian tersenyum paksa.
Seulgi dan Sehun mengetahui bahwa dia tidak baik-baik saja. Kai pun menatap Seolhyun sama, “Dia seperti tak berdaya. Apa dia kehabisan stamina?” tanya batin Kai. Kai hanya diam dan tak bisa melakukan apa-apa.
Setelah makan, mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing walau belum menyampai setengahnya tapi mereka sudah memperjuangkan tenaganya.
Matahari pun terbenam, hari mulai malam.
Seolhyun kembali meluruskan kakinya. “Sebaiknya kita lanjutkan ini besok saja” ucap Sehun memperhatikan Seolhyun yang sudah terlihat lelah.
Semuanya pun bersiap-siap untuk pulang. Seolhyun pun begitu, ia sudah tak kuat dengan kelelahan yang selalu datang menyapanya.
Setiba dirumah, Seolhyun berbaring melihat foto-foto candid yang diambil Seulgi sang fotografer. “Ini sangat canggung untuk pertama kalinya, aku kerumahnya” ucapnya mengambil handuk bergegas untuk mandi.
Kai sedang duduk membaca komik Naruto yang ia sukai. Adiknya Hana datang menghampirinya. “Oppa tadi itu semua temanmu?” tanya Hana mengambil snack yang dimakan Kai.
Kai hanya mengangguk. “Aku melihat eonni yang selalu aku memberiku lolipop” ucap Hana.
Kai terkejut dan menutup komiknya, “Berapa kali kau bertemu dengannya?” tanya Kai.
Satu keinginan Seolhyun, yaitu ingin mencuri hati adik dan ibu Kai dahulu. TO BE CONTINUED