Hari sudah mulai gelap seorang gadis cantik yang sejak beberapa menit yang lalu tampak berdiri seraya menghembuskan nafasnya berulang-ulang kali. Gadis cantik itu bernama Park Ji Yeon tampak mengepalkan ke dua tangannya di saku mantel hangat yang ia kenakan.
“Aku akan melakukannya malam ini. Mungkin dia akan mengajakku bertengkar setelahnya. Tapi, aku harus melakukannya malam ini.” gumam Ji Yeon dan diakhiri dengan hembusan nafas berat untuk kesekian kalinya dan tidak lama kemudian munculah sosok lelaki dengan pakaian serba hitam seraya mengenakan kaca mata dan masker hitam menutupi wajah tampannya.
Dengan nafasnya yang tersengal-sengal, lelaki itu kini sudah berdiri tepat disamping Ji Yeon yang tengah menantinya cukup lama.
“Mianhae. Aku kesulitan meminta izin pada manager untuk menemuimu. Kau baik-baik saja? Kenapa malam-malam begini kau memintaku untuk bertemu?” tanya lelaki itu, Kris dengan beruntun. Tidak biasanya Ji Yeon mengajaknya bertemu di taman bermain dekat apartementnya. Biasanya Ji Yeon selalu meminta Kris untuk menemuinya langsung di apartement.
Ji Yeon lagi-lagi hanya bisa menghembuskan nafas seraya merangkai kata-kata yang ingin ia curahkan pada Kris. Kalimat yang sudah sejak lama ia ingin katakan pada Kris.
“Wu Fan Oppa…” panggil Ji Yeon pada Kris.
“Ne?” sahut Kris yang entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan nada panggilan namanya yang biasa meluncur di bibir mungil nan manis milik Ji Yeon. Kris masih berusaha mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal seraya melepaskan kaca mata dan masker hitam yang menutupi wajah tampannya.
“Aku sangat mencintaimu.” ungkap Ji Yeon, namun lagi-lagi Kris merasakan ada yang tidak beres dengan cara bicara Ji Yeon malam ini. Namun, Kris berusaha untuk tidak berprasangka yang aneh-aneh dan menjawab, “Ne, aku tahu kau sangat mencintaiku. Kalau kau tidak mencintaiku, kau tidak mungkin menerima cintaku waktu itu kan? Aku juga sangat mencintaimu.” Kris tersenyum sangat tampan dan ikut memasukan sebelah tangannya ke dalam saku mantel sisi kanan milik Ji Yeon, lalu menggenggam tangan kanan Ji Yeon yang memang terkepal di dalamnya. Hangat!! Ji Yeon merasakan lebih hangat dari sebelumnya.
Ji Yeon tiba-tiba memutar tubuhnya hingga berdiri tepat satu langkah di hadapan Kris, lalu ia memejamkan ke dua matanya. Tangan Kris semakin menggenggam tangan kekasihnya di dalam saku mantel sisi kanan milik Ji Yeon.
Kris mulai mempersempit jarak wajah mereka secara perlahan seraya memejamkan ke dua matanya hingga bibir mereka bertemu dan Kris mencium bibir mungil juga manis yang sudah lama tidak ia rasakan karena kesibukannya. Kris dan Ji Yeon tampak menikmati ciuman mereka, saling berbalas lumatan, ciuman selamat tinggal bagi Ji Yeon.
Ji Yeon tampak mulai kehabisan asupan oksigen, ia terlihat ingin melepaskan ciumannya, namun dicegah oleh Kris. Kris masih menuntut Ji Yeon untuk terus membalas lumatan ciuman yang diberikan Kris untuknya.
“Eumm… Wu Faaan oppa..” ucap Ji Yeon disela-sela ciumannya, ia sudah nyaris kehilangan asupan oksigennya. Hingga terdengar bunyi kecupan, bibir mereka sudah tidak saling bertautan. Mereka saling menatap dalam pada bola mata masing-masing seraya mengatur nafas mereka yang tidak beraturan belum lagi detak jantung mereka yang berdebar-debar.
“Itu.. itu ciuman selamat tinggal dariku untuk Oppa.” Ji Yeon menundukkan kepalanya. Deg!! Kris merasa dunianya berhenti berputar,tenggorokannya begitu tercekat, nafasnya terhenti begitu saja, dan detak jantungnya yang tiba-tiba berhenti berdetak.
“A..apa maksudmu? Kau jangan bermain-main dengan ungkapan perpisahan!!!” bentak Kris dengan tatapannya yang kini menajam menatap Ji Yeon yang tengah menundukkan kepalanya. “Katakan kalau tidak benar-benar mengatakannya.” Lanjutnya masih membentak Ji Yeon.
“A..aku tidak sedang berbohong atau bercanda. Aku memang ingin putus darimu Oppa..” ucap Ji Yeon terdengar bergetar.
“Bohong!!! Kau itu sangat mencintaiku!! Aku tidak mungkin salah dengar, beberapa saat lalu kau mengatakannya. Kau jangan mempermainkanku, Park Ji Yeon!!!!” bentak Kris.
Ke dua sisi bahu Ji Yeon tampak berguncang, ia takut dengan bentakan Kris. Baru kali ini Kris membentaknya.
Ji Yeon berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menegakkan kepalanya dan memandang wajah Kris.
“Apakah kau selalu ada ketika aku membutuhkanmu? Selama ini yang kau pikirkan hanyalah karier dengan segudang aktivitasmu.” Ucap Ji Yeon dengan matanya yang basah karena menangis menatap langsung bola mata Kris yang tajam. Ia mengeluarkan tangannya yang sedang digenggam Kris di dalam saku mantelnya dan melepaskannya dengan kasar. “Kita putus.” Ucapnya untuk terakhir kali dan pergi berlari meninggalkan Kris yang juga menitikkan air mata patah hatinya.
“Park Ji Yeon!!! Aku tidak mau putus darimu!!!” teriak Kris, namun Ji Yeon yang masih berlari dan terlihat dipandangannya tampak menutup sepasang telinganya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
***
Kris memasuki apartementnya dengan raut wajahnya yang begitu kacau dan hal itu disadari oleh Suho, sahabatnya sekaligus managernya sendiri.
“Kau baru pulang?” tegur Suho yang tampak baru keluar dari dapur seraya mengemil makanan ringan di toples sedang yang ditentengnya.
“Ne.” jawab Kris pendek. Ia melewati Suho begitu saja dan masuk ke dalam kamarnya.
“Ada apa dengannya? Tadi dia meminta izin mati-matian padaku untuk segera menemui Ji Yeon. Sekarang ia menampakkan lagi wajahnya dengan kacau dan menyebalkan seperti itu.” cibir Suho yang hanya bisa mengangkat ke dua sisi bahunya, ia tidak tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan Kris saat ini. “Kris!! Beristiratlah sekarang juga!! Besok ada pemotretan bersama Krystal F(X)!!” teriak Suho dan terdengar sangat jelas di telinga Kris, namun Kris enggan menyahut dan hanya bisa menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dengan sepasang kakinya yang menggantung di tepi ranjang, lalu memejamkan matanya hingga air mata itu kembali menetes.
“Kenapa ini harus terjadi padaku?” pikir Kris. Ia tidak menyangka jika ia akan kehilangan gadis yang sangat ia cintai sesingkat ini, gadis cantik yang baru 4 bulan terakhir ini ia kencani.
***
Ji Yeon tampak tersenyum sangat manis dipelukan seorang lelaki tampan di atas tempat tidurnya.
“Aku lega. Aku merasa sangat lega setelah melakukannya.” Ucap Ji Yeon mengungkapkan isi hatinya pada lelaki tampan yang kini tengah memeluknya semakin hangat.
Lelaki tampan itu tersenyum dan mencium bibir mungil Ji Yeon sekilas, lalu melekatkan kening mereka berdua. “Aku mencintaimu, Park Ji Yeon.” ungkapnya sangat lembut dan menenangkan begitu mendengarnya bahkan lebih menenangkan daripada Kris yang sering mengatakan kalimat itu padanya.
“Nado saranghae Minho oppa..” balas Ji Yeon tersenyum sangat manis dan hendak mengecup bibir Minho, namun tiba-tiba ponselnya berdering membuat ia tidak jadi melakukannya dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas lalu menjawabnya.
“Yeoboseyeo.” Jawab Ji Yeon mengangkat sambungan panggilan masuk ke dalam ponselnya.
“Ji Yeon…” Deg!! Ji Yeon sangat mengenal pemilik suara ini. Wu Fan Kris! Kris menghubunginya.
“Nugu?” tanya Minho tanpa bersuara melafalkan dengan gerakan mulut pada Ji Yeon.
“Kris.” Jawab Ji Yeon tanpa bersuara hanya melafalkannya dengan gerakan mulut. Mendengar nama itu disebut oleh Ji Yeon, membuat raut wajah Minho memudar, ia melonggarkan pelukannya terhadap Ji Yeon, namun dicegah oleh Ji Yeon dengan menggelengkan kepalanya dan akhirnya Ji Yeon menerima telepon masuk dari Kris dalam posisi masih berada dalam pelukan hangat Minho.
“Ji Yeon… dengarkan aku! Katakan kalau kau tidak benar-benar berkata ingin berpisah denganku. Bukankah kau sangat mencintaiku?” terdengar suara Kris melanjutkan ucapannya.
“Mianhae Kris Oppa. Aku sungguh ingin berpisah denganmu. Sebaiknya Oppa cepat tidur dan istirahat. Aku tahu besok kau akan selalu sibuk. Annyeong..” Ji Yeon memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak dan kembali menggeletakkan ponselnya di tempat semula.
Ji Yeon tersenyum sangat manis pada Minho seraya memeluk tubuh lelaki itu semakin erat. “Aku sangat sangat sangat sangat mencintaimu, Minho oppa. Jangan tinggalkan aku.” Ji Yeon meyakinkan Minho akan perasaannya pada lelaki yang kini tengah memeluknya.
***
Suho menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Kris yang masih tertidur di tempat tidurnya padahal hari sudah hampir jam 8 pagi dan ia harus siap-siap untuk pemotretan bersama member girlband dari agency ternama di Korea.
Suho terlalu malas jika harus mengguncang-guncangkan tubuh Kris agar terbangun karena tidak akan pernah ampuh, Kris akan terus memejamkan matanya meneruskan tidurnya yang dirasa belum cukup.
Suho berjalan menuju jendela kamar dan membuka tirainya hingga sinar matahari langsung menyorot ke arah wajah tampan Kris yang kini mulai terganggu dengan hadirnya cahaya yang begitu menyilaukannya.
“Yak!! Tutup lagi tirainya. Ini terlalu pagi untuk bangun. Aku masih ingin tidur dan meneruskan mimpiku. Aku belum mendapatkan bibir Ji Yeon di mimpiku.” Erang Kris dengan suara berat bangun tidurnya dan enggan membuka matanya. “Jangan bangunkan aku sebelum aku mencium Ji Yeon.” lanjutnya, membuat Suho semakin kesal dengan tingkah Kris yang memang selalu tidak mau diatur.
“Yak!! Palli!! Bangun sekaraaang jugaa!! Kau bisa mencium Ji Yeon sepuasnya kalau kalian bertemu.” Ucap Suho yang masih berusaha sabar dengan sikap Kris. Bagaimana pun juga Kris adalah artisnya dan dialah yang memberikannya uang banyak. Ia tidak mau karier keartisan Kris hancur begitu saja karena sikap buruk Kris. Ia tidak mau kembali mendapat teguran dari pihak lain karena Kris yang sering datang terlambat ke lokasi syutting atau pemotretan. “Palli bangun!! Kau bisa mencium Ji Yeon sepuasmu ketika kalian bertemu. Kau dengar aku??” ulangnya lagi karena melihat Kris yang kini sudah tidur melelengkup menghindari silau matahari yang menyorot wajahnya. “Kris, ayoolaah.. Apakah kau tidak bosan mendapat teguran karena sering terlambat datang ke lokasih..” bujuk Suho.
“Arraseo. Aku akan segera bangun dan siap-siap. Kau tunggu saja di luar. Kau mau melihatku mandi, huhh?” sahut Kris masih mengantuk karena memang semalaman ini ia hampir tidak tertidur karena ia memikirkan Ji Yeon.
***
Ji Yeon tampak sibuk menyiapkan sarapan untuknya juga Minho. Pagi ini Ji Yeon menyiapkan kue waffle rasa cokelat dan ekspresso hangat kesukaan Minho hingga ia akan berbalik ingin memberitahu Minho kalau sarapan mereka telah siap tanpa sengaja kakinya menyandung kaki kursi dan nyaris terjatuh kalau tidak ada Minho yang kini menopang tubuh Ji Yeon.
Ji Yeon bernafas lega dan tersenyum sangat manis pada Minho.
“Berhati-hatilah..” pesan Minho dan balas tersenyum pada Ji Yeon.
“Ne, gomawo. Aku akan lebih berhati-hati.” Ji Yeon mulai kembali menormalkan posisi tubuhnya. “ Ayo sarapan. Aku sudah siapkan kue waffle rasa cokelat dan ekspresso hangat kesukaan Oppa.” girang Ji Yeon.
“Arraseo. Kau memang calon isteri terbaik.” Minho mengusak rambut panjang Ji Yeon dengan sayang. Ia senang dan bersyukur karena akhirnya ia dapat memiliki Ji Yeon. Lalu, ia mengecup bibir Ji Yeon sekilas melukis rona merah muda dan senyum malu menghiasi wajah cantik Ji Yeon.
Minho dan Ji Yeon pun duduk bersebelahan dan menikmati sarapan mereka bersama-sama.
“Oppa…” Ji Yeon memanggil Minho dengan manja seraya menyuapkan sepotong waffle ke dalam mulutnya.
“Wae?” sahut Minho yang baru saja menelan waffle di mulutnya.
“Fans mu pasti kecewa dan netizen pun pasti akan kecewa.” Ji Yeon tampak mengerucutkan bibir mungilnya seraya memain-mainkan garpu di tangannya.
“Kenapa mereka harus kecewa?” tanya Minho yang memang tidak mengerti dengan maksud Ji Yeon.
“Tentu saja mereka kecewa. Mereka sangat berharap kalau Oppa itu berpacaran dengan Krystal, member GirlBand se-agency mu.” Ji Yeon masih mengerucutkan bibir manisnya dan kali ini seraya menggembungkan ke dua sisi pipinya, membuatnya sangat lucu di mata Minho dan membuatnya tertawa pelan.
“Aku menganggap Krystal seperti adikku sendiri. Jadi, kami tidak mungkin akan berpacaran. Bukankah sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku sudah bilang kalau aku mulai jatuh hati padamu? Sayangnya, Kris melangkah lebih dulu dari pada aku. Menyebalkan sekalii…”
“Tapi… saat ini media dan fans hanya tahu aku adalah pacar Kris. Ehmm.. apakah kita perlu memberitahu mereka tentang kandasnya hubunganku dengan Kris? Dan kini aku tengah menjalin hubungan cinta denganmu?” Ji Yeon menatap Minho dengan tatapan khawatirnya. “Tapi… bagaimana kalau aku melakukan itu hanya akan membuat kariermu berantakan? Orang-orang itu sangat menginginkanmu untuk mengencani Krystal dan aku… pasti mereka menganggapku sebagai gadis penggoda karena setelah aku putus dari Kris, aku malah berkencan dengan….” Chuuu… Minho memberikan ciumannya pada bibir manis dan semakin cerewet milik Ji Yeon.
“Kau tidak usah khawatir. Cepat atau lambat, semua orang akan tahu tentang hubungan kita. Satu hal yang harus kau ingat, kau jangan pernah memikirkan lelaki yang pernah kau cintai bernama Wu Fan Kris itu, apalagi sampai kau ingin berniat kembali padanya dan meninggalkanku karena masih mencintainya.” ucap Minho setelah melepaskan ciumannya pada Ji Yeon. “Kau mau terus dibodohi oleh Kris?” lanjutnya dengan retoris.
Ji Yeon menggelengkan kepalanya dengan rona merah di ke dua sisi pipinya seraya tersenyum manis dan menjawab, “Aku tidak mau dibodohi olehnya lagi.”
***
Kris dan Krystal tampak melakukan pemotretan bersama, berbagai pose telah mereka lakukan dengan profesional mungkin.
“Kris-ssi, Krystal-ssi, bisakah kalian lebih dekat? Kris-ssi, kau bisa melingkarkan lenganmu di pinggang Krystal-ssi dan Krystal-ssi melingkarkan lengannya di leher Kris-ssi. Palli!! Ini pose terakhir untuk pemotretan kali ini.” ujar fotografer memberikan arahan pada objek fotonya.
Deg!! Jantung mereka berdebar-debar ketika mata mereka bertemu. Kris bisa melihat jelas sepasang mata tajam Krystal yang berkaca-kaca.
‘Wu Fan oppa, mianhae. Aku egois.’ Batin Krystal begitu pilu.
“Soojung, aku senang kau baik-baik saja.” Batin Kris, ia senang melihat Krystal baik-baik saja bahkan terlihat lebih canti dari beberapa tahun yang lalu ketika mereka sempat dekat dan menjadi sepasang kekasih.
Flashback on
Krystal tampak berdiri dengan senyuman mengembang di wajah cantiknya seraya memandang sungai di hadapannya. Ia sedang menunggu kedatangan seseorang disana sesuai dengan pesan yang ia sampaikan pada orang yang kini ia nantikan. Namun, tiba-tiba ia merasakan derap langkah seseorang yang tengah menghampirinya dan kemudian ia mendengar, “Hei gadis buta!! Kau kemari tanpa pangeranmu? Kemana pangeranmu itu? Dan kemana tongkat yang sering menemanimu menggantikan mata butamu itu..” teriak seorang gadis mengejek Krystal dengan tatapan yang begitu merendahkan Krystal.
“Suzy, lebih baik kita tidak usah lagi mengganggu gadis buta ini lagi.” ucap temannya.
“Anniya Jieun. Selama gadis buta ini masih hidup, aku tidak akan pernah bosan bermain-main dengannya. Kajja…” Suzy pun menghampiri Krystal yang hanya diam saja menyimak pembicaraan Suzy dan Jieun dengan sepasang tangannya yang mengepal keras meluapkan emosi disana mendengar setiap ejekan Suzy dan Jieun.
“Hei!! Aiishh… Kau ini benar-benar lemah! Apakah kau tidak bisa berbuat apa-apa ketika kami mengganggumu? Atau kah kau menunggu pangeran Wu Fan mu itu?” bentak Suzy masih dengan senyum yang begitu merendahkan Krystal.
“Suzy, lebih baik kita pergi saja. Biarkan gadis buta ini sendiri disini.” Ucap Jieun yang kali ini tidak sepaham dengan sahabatnya, Suzy.
“Anniyeo.” Kekeh Suzy, lalu ia tersenyum menyeringai dan mendorong tubuh Krystal masuk ke dalam sungai. “Hahahahahahaha..” Suzy tertawa terbahak-bahak melihat Krystal yang sudah tercebur ke dalam sungai dan berusaha menyelamatkan dirinya karena tidak bisa berenang.
“Yak! Suzy!! Kau gila?? Sepertinya dia tidak bisa berenang. Bagaimana ini? Palli.. selamatkan diaaa…” panik Jieun seketika dan menulai pada Suzy yang kini tengah ikut panik seraya berpikir mencari jalan keluar untuk menyelamatkan Krystal.
“Jieun, kau tahukan sejak kecil aku sangat payah dalam berenang.” Ucap Suzy membuatnya semakin panik, apalagi di sekitar mereka tidak ada siapapun selain mereka.
“Aku juga tidak bisa berenang. Lalu, apa yang harus kita lakukan?” Jieun pun semakin panik.
“Kabur!! Kita kabur sajaa…” Suzy dengan panik menarik tangan Jieun, namun baru saja mereka membalikkan tubuh, mereka melihat Kris yang tengah berlari kencang ke arah mereka.
“Yak!! Apa yang kalian berdua lakukan? Krystal tercebur ke dalam sungai, kalian malah tidak mau menyelamatkannya. Kalian sengaja kan menceburkan Krystal ke dalam sungai? Kalian berdua kan memang sering mengganggu Krystal.” Bentak Kris hingga akhirnya ia segera ikut menceburkan tubuhnya ke dalam kolam untuk menyelamatkan Krystal yang mulai nyaris tidak bisa bernafas karena terlalu lama tenggelam di dalam air.
“Soojung, bertahanlah. Aku akan menyelamatkanmu.” Batin Kris yang berusaha berenang menghampiri Krystal yang tenggelam. Ia peluk tubuh Krystal dan membawanya ke daratan. Disana Suzy dan Jieun sudah menghilang.
“Soojung, kau baik-baik saja?” Kris menepuk-nepuk pipi Krystal berulang-ulang kali, namun sama sekali tidak ada sahutan dari Krystal hingga akhirnya ia memberikan nafas buatan untuk kekasihnya itu.
“Uhuk uhuk uhuk..” Krystal terbatuk-batuk dengan mulutnya yang mengeluarkan air.
Kris tersenyum dan bernafas lega, dipeluknya tubuh Krystal di atas pangkuannya.
“Aku sangat mencemaskanmu.” Kris hampir meneteskan air matanya karena bahagia gara-gara Krystal masih baik-baik saja.
“Oppa…” seru Krystal sangat lemah. “Gomawoo sudah menyelamatkanku.” Ucapnya.
Kris melepaskan pelukannya dan tersenyum lega pada Krystal.
Deg!! Ketika bola mata mereka bertemu, Kris terkejut karena ada wajahnya di mata tajam Krystal.
“Soojung, kau…”
Krystal tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Operasi donor mata yang ku lakukan beberapa hari yang lalu berhasil. Sekarang aku bisa melihat Oppa. Dan….” senyum lebar Krystal kini mulai memudar. “Oppa… Terima kasih karena telah mencintaiku. Terima kasih karena telah jadi mataku disaat aku tidak bisa melihat. Terima kasih karena telah membuka bibirku disaat aku nyaris tidak bernafas seperti beberapa saat yang lalu, kau menyelamatkanku karena hampirnya saja nyawaku melayang karena tenggelam, tidak bisa berenang. Terima kasih telah mau mencintaiku.” Ucap Krystal sangat tulus dengan senyumannya yang begitu pilu. “Tapi… sepertinya hubungan kita harus berakhir saat ini.” Deg!!! Hati Kris begitu hancur ketika mendengar kalimat perpisahan itu. “Kemarin aku mendapat khabar dari Soo Man ahjussi dan dia mengajakku untuk ikut bersamanya ke Seoul. Dia akan menjadikanku artis disana. Oppa.. kau tahukan menjadi orang terkenal adalah impianku sejak kecil. Soo Man ahjussi bilang aku harus memutuskanmu jika aku ingin menjadi artis.” Krystal mulai bangkit dan perlahan berdiri. Sedangkan Kris tampak merunduk dan masih duduk melipat kakinya ke belakang. “Aku ingin kita putus. Selamat tinggal Wu Fan Oppa..” Krystal pun dengan setengah hati meninggalkan Kris dengan menyedihkan. Dengan pakaiannya yang basah kuyup, ia terus berjalan meninggalkan Kris dengan posisi yang sama. Krystal menangis, ia juga masih sangat mencintai Kris.
Flashback of
***
Minho tampak merangkul mesra tubuh Ji Yeon masuk ke dalam apartement dengan canda tawa tak luput dari pembicaraan mereka.
Minho menghempaskan tubuh Ji Yeon ke atas sofa lalu ia nyaris menindih tubuh Ji Yeon kalau ia tidak menopang tubuhnya ke dua sikut yang mengapit Ji Yeon.
“Aku mencintaimu. Terima kasih sudah memutuskan Kris dan berkencan denganku.” Ucap Minho dan mencium bibir Ji Yeon sangat lembut.
Ke duanya saling melemparkan senyuman setelah melepaskan ciuman mereka. “Hari ini Oppa tidak sibuk?” tanya Ji Yeon pada Minho mengingat akhir-akhir ini kekasihnya begitu sibuk dengan syuting drama terbarunya, sedangkan Ji Yeon kini sedang tidak menerima tawaran drama apapun dan lebih fokus pada dunia modelling jadi tidak akan sesibuk Minho.
“Anniya, syuting dimulai besok. Jadi, hari ini aku bisa menghabiskan waktuku bersama. Kau suka?” Minho memberikan kecupan manis di kening Ji Yeon sangat mesra dan mendiamkannya sangat lama disana.
‘Ting Tong!’ terdengar bel apartement berbunyi.
“Oppa, bangunlah. Aku harus membuka pintu untuk tamuku.” Ucap Ji Yeon pada Minho yang terlihat enggan melepaskan kecupannya di kening Ji Yeon. “Oppa…”
“Arraseo..” Minho pun dengan setengah hati melepaskan kecupannya di kening Ji Yeon.
Ji Yeon mulai bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan Minho untuk membukakan pintu bagi tamu yang berkunjung sore ini.
“Kris..” Ji Yeon terkejut dengan kedatangan Kris yang tiba-tiba.
“Ji Yeon.. aku sangat mencintaimu. Ku mohooon kembalilah padaku..” ungkap Kris dengan tulus. Ia memang benar-benar mencintai Ji Yeon sekarang.
“Mianhae Oppa.. Aku tidak bisa kembali padamu karena… karenaa…” Ji Yeon tampak ragu meneruskan ucapannya.
“Karena Ji Yeon sudah menjadi milikku. Jadi, jangan pernah dekati gadisku lagi.” sela Minho yang memang segera menyusul Ji Yeon ketika mendengar suara lelaki yang cukup ia kenal. “Kris-ssi!! Jauhi gadisku! Aku tidak mau kau membodohi gadisku lagi.” ucap Minho begitu tajam.
“Apa maksudmu, huhh?” Kris menatap Minho sangat sinis. “Dan apa maksudmu merebut gadisku menjadi gadismu? Kau…” Kris sudah mengambil ancang-ancang dengan tangan kanannya yang melayang di udara dan nyaris menghantam wajah Minho kalau tidak ada, “Stop!! Jangan pukul Minho oppa!!” jerit Ji Yeon yang membuat Kris menghantamkan kepalan tangannya itu ke udara. Ia tidak mau membuat Ji Yeon membencinya hanya karena kecebohannya dalam bersikap.
“Kris Oppa!! Dengarkan aku! Sebelumnya aku minta ma’af padamu. Kemarin malam, aku berbohong padamu. Aku berbohong mengatakan jika aku sangat mencintaimu. Sejujurnya, aku membencimu. Aku sudah membenci sikapmu sejak aku tahu kau hanya mempermainkan aku. Kau hanya memanfaatkan aku dan menjadikanku sebagai pemeran dalam sandiwaramu!!” tegas Ji Yeon. “Aku tahu kau mendekatiku dan menjadikanku sebagai kekasihmu agar membuat Krystal cemburu kan? Aku tahu kau dan Krystal pernah menjadi sepasang kekasih sebelum kalian debut menjadi artis. Aku sudah tahu semuanya. Lebih baik sekarang kita jalani hidup masing-masing.” timpalnya, menutup kembali pintu apartementnya dan meninggalkan Kris yang terdiam mematung.
‘Tapi, aku juga jujur kalau aku mencintaimu.’ batin Kris. Hatinya kini semakin hancur, lebih hancur daripada ketika ia ditinggalkan Krystal beberapa tahun yang lalu.
Flashback on
Hari ini baru saja diadakan acara fashion show pakaian koleksi para designer ternama dan terbaik di Korea yang kebetulan ditampilkan juga oleh Minho, Ji Yeon dan Kris.
Di taman belakang gedung lokasi fashion show, Ji Yeon tampak menyandarkan kepalanya di bahu Minho.
“Sampai kapan kau akan disini bersamaku eoh? Pacarmu tidak mencarimu?” tanya Minho yang sebenarnya tidak rela mengakui Kris sebagai pacar Ji Yeon.
“Dia sedang bersama managernya itu dan aku yakin sekarang dia sedang mati-matian membujuk managernya itu untuk segera menemuiku. Pasti akan sangat lama karena manager itu seperti ahjussi yang hidup dengan penuh aturan.” Sahut Ji Yeon dan terkekeh pelan.
“Kau ini…” Minho mengecup puncak kepala singkat seraya melingkarkan sebelah lengannya di pinggang ramping Ji Yeon. “Apakah kau lebih mencintai Kris daripada aku?” tanyanya. Sebulan yang lalu memang Minho menyatakan cintanya pada Ji Yeon, ia tidak peduli saat itu Ji Yeon masih sebagai kekasih Kris. Dan bagaikan mimpinya yang menjadi nyata, Ji Yeon menerima cinta Minho dengan syarat ia masih dibiarkan tetap menjalin hubungan dengan Kris karena masih merasa mencintai Kris, walaupun Ji Yeon juga tidak mau menampik kalau dia juga menaruh hati pada Minho bahkan lebih dulu sebelum ia menjadi kekasih Kris.
“Dulu.” Jawab Ji Yeon pendek.
“Mwo?” bingung Minho.
“Duluuuu… Setelah sebulan terakhir ini aku cukup sering menghabiskan waktu bersamamu, aku rasa… aku rasa.. aku lebih mencintaimu. Aku merasa jauh lebih nyaman bersamamu. Aku senang berada di dekatmu.” Ji Yeon tersenyum, tersipu malu, ia mengungkapkan apa yang ia rasakan akhir-akhir ini. Sama sekali tidak berbohong.
“Jeongmal?” Minho tampak tersenyum senang dan dibalas dengan anggukan Ji Yeon.
“Oppa, kau mau menungguku sampai aku memutuskan hubunganku dengan Kris Oppa kan? Aku janji secepat mungkin memutuskannya dan Oppa bisa memilikiku.”
“Tanpa kau pinta pun, aku akan melakukannya.” Minho kembali mendaratkan kecupan singkatnya di puncak kepala Ji Yeon. “Aku harus kembali ke lokasi syuting. Mianhae tidak bisa menemanimu lebih lama.” Minho tampak enggan meninggalkan Ji Yeon sendirian.
“Gwaenchana. Sepertinya aku akan menghampiri Kris oppa duluan.” Ji Yeon tersenyum menenangkan Minho.