Asap kendaraan bermain riang di terminal kampung melayu, tampak pedagang asongan ramai menjajalkan dagangannya.
"Wah.... akhirnya kita sudah sampai" ucap Jae Hyun ceria.
Bora hanya diam, namun tampak dari raut wajahnya cukup tak merasa senang.
Jae Hyun melihat wajah Bora sebentar, dan kemudian dirinya menuju penjual minuman. "Bu, teh botol ini berapa harganya?" tanya Jae Hyun sambil menyodorkan sebuah teh botol.
"Rp 6.000 dek" jawab penjual.
"Oke, ini Bu uangnya" Jae Hyun membayar minumannya, "Terimakasih" Jae Hyun tersenyum dan kembali mendekati Bora. "Ayok, kita jelajahi terminal ini" Jae Hyun bersemangat.
"Gue mau pulang" ketus Bora.
"Loh, tapi kita kan baru sampai." timpa Jae Hyun sambil meminum minumannya.
"Bawel, gue mau pulang ya pulang! Lo enak, bolos sekali juga guru-guru masih peduli sama lo! Kalo gue?" bentak Bora merendahkan suaranya diakhir kalimat dan masih menatap tajam pada Jae Hyun.
Jae Hyun menjadi merasa bersalah, "oke, gue minta maaf. Kalau begitu, yuk kita pulang" ajak Jae Hyun lembut.
Bora masih tetap diam.
"Pegang dulu nih" Jae Hyun menyodorkan paksa minumannya. Bora terbelalak. Tiba-tiba setelah minumannya dipegang Bora, Jae Hyun langsung menggendong tubuh Bora ke pundaknya.
"Eh, apa-apaan ini!" pekik Bora mencoba turun dari tubuhnya.
"Bawel, tinggal diem aja susah" balas Jae Hyun dan bergegaskan melangkahkan kakinya menuju deretan wc umum.
Banyak pasang mata melihat tindakan Jae Hyun, tapi Jae Hyun tidak memperdulikan mereka.
Sesampainya di depan toilet umum, tubuh Bora diturunkan dari bahunya.
"Apaan sih lo Jae?" omel Bora.
"Udah lo masuk kamar mandi dulu dan tunggu gue" Jae Hyun menyodorkan paksa tubuh Bora untuk masuk ke kamar mandi.
"Ih!" Bora menahan Jae Hyun dengan menarik lengan baju Jae Hyun. Jae Hyun mengarahkan pandangannya ke rok pendek Bora, dan Bora mengikuti tindakan Jae Hyun. "Arghhhhhh".
Jae Hyun kembali menyodorkan tubuh Bora dan menutup pintu kamar mandi. "Lo tunggu di dalam ya, bentar lagi gue balik." Ucap Jae Hyun langsung meninggalkan Bora yang masih terkejut.
Di dalam kamar mandi.
Bora melihat ke bawah roknya, "gue datang bulan?" gumam Bora yang melihat darah turun ke bawah roknya. "Bodoh!"
Di minimarket.
Jae Hyun langsung mengambil pembalut, tisu dan celana dalam wanita sekali pakai. "Berapa semuanya mbak?" tanya Jae Hyun di depan kasir.
"Sebentar ya" si Kasir men-scan barang yang hendak dibeli Jae Hyun. "Rp 40.500".
"Ini Mbak" dan setelah membayar Jae Hyun langsung ke luar minimarket.
Di dalam minimarket, manajer menghampiri si kasir.
"Tadi anak SMA cowok kan?"
"Iya Pak"
"Kok beli barang-barang cewek di jam sekolah begini"
"Entahlah Pak" jawab Kasir yang bersama-sama si Menejer memperhatikan tubuh Jae Hyun.
Di depan kamar mandi.
"Bora, ini gue bawa barang buat lo" ucap Jae Hyun di depan pintu Bora.
Seketika keluar tangan dari balik pintu dan menerima plastik belanjaan dan pintu pun tertuttup kembali.
Beberapa lama kemudian.
"Sudah?" tanya Jae Hyun.
Bora hanya mengangguk-anggukan kepala. Kemudian Jae Hyun membuka tas dan mengambil sebuah jaket.
"Coba deh tas lo dipegang di depan dulu, jangan di punggung" pinta Jae Hyun, dan Bora memenuhinya.
Setelah Bora memindahkan tasnya, Jae Hyun langsung mengikatkan jaket hitamnya ke pinggang Bora untuk menutupi bagian belakang pinggang Bora. "Nah sudah selesai, yuk kita pulang"
Bora tersipu, "Terimakasih ya Jae"
"Sip, sama-sama"
"Nanti di rumah gue ganti uang lo"
"Oke, dua kali lipat yak"
"Loh, lo mau kaya dadakan?"
"hahahhaha" tawa Jae Hyun malah membuat Bora kembali kesal pada dirinya.