home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Hyukstal Fanfict Collection

Hyukstal Fanfict Collection

Share:
Author : Annis
Published : 29 Nov 2014, Updated : 28 Apr 2015
Cast : (CNBLUE) Minhyuk & F(X) Krystal (and other cast)
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |17173 Views |7 Loves
Hyukstal Fanfict Collection
CHAPTER 4 : ONE FINE DAY - HyukStal Version (SongFict)

 

 

 

ONE FINE DAY

(Hyukstal Version)

 

 

 

 

Cast :

- Kang MinHyuk

- Jung SooJung

 

Support Cast :

- Kim MyungSoo

- Seolhyun (AOA)

 

***

 

 

            Eoneu meotjin nal nunmul naneun nal. Nunbusidorok areumdawoseo gaseum apeun nal. Eoneu meotjin nal doragal su eomneun nal. Geunal geunal geunal geunal geunal. - A heartaching day because you were so dazzlingly beautiful. One fine day, a day I can never go back to. That day, that day, that day, that day, that day.

 

Minhyuk POV

 

            Dentuman music disco terdengar nyaring ditelingaku. Dentuman musik yang membuat siapapun ingin bergoyang dan menggerakkan tubuh mereka walau hanya kaki atau tangan. Aku melihatnya. Wanita terbaik yang pernah aku cintai. Senyum terindah yang pernah aku nikmati. Tidak pernah berubah, tidak pernah terlihat kurang dan selalu berhasil menawan hatiku. Wanita yang paling aku rindukan. Ia menatapku. Tidak hanya itu, ia tersenyum sangat indah, benar-benar senyum yang aku rindukan. Tubuhnya bergoyang mengikuti dentuman musik lantai dansa ini. Pemandangan yang sangat indah, sebelum aku melihat seorang namja yang ternyata berada dihadapannya. Terlihat sangat dekat. Namja itu merangkulnya dan ia tersenyum. Apa aku tak salah lihat?

            "SooJung sudah menemukan penggantiku?" Pemandangan yang tak jauh dariku itu membuat tubuhku kaku seketika.

            "Apakah aku masih cemburu?" Aku tidak tahan melihatnya, aku tidak tahan berada disini. Ku langkahkan kaki ini untuk meninggalkan lantai dansa dan mengakhiri pesta pertunangan Ji Chang Wook & Park Min Young.

 

***

 

 

            Kepalaku terasa berat. Aku melirik jam disebelah ranjangku yang sudah menunjukkan pukul 11 siang. Aku mengurut dahiku karena rasa pusing yang terasa semakin menjadi saat aku duduk ditepi ranjang.

            "Ah... Aku mabuk semalam..." Aku menatap beberapa botol soju yang tergeletak di meja sisi ranjangku.

            "Apakah laki-laki itu kekasih SooJung?" Aku tak bisa berhenti memikirkan SooJung dan laki-laki yang ingin aku bunuh saat kemarin ia menyentuh SooJung-ku. Tidak, dia bukan milikku lagi.

            Aku berjalan menatap hujan dari jendela. Cuaca yang sangat sendu seperti suasana hatiku saat ini. Kenapa aku bertemu dengannya, kenapa dia harus tersenyum, denganku. Bertemu dengannya meruntuhkan satu tahun usahaku untuk melupakannya.

            Aku teringat kembali semua kenangan bersamanya. Pertemuan tak sengaja yang meninggalkan kenangan yang membekas dihidupku. Semakin aku berusaha melupakannya semakin terlihat indah bayangan SooJung didalam pikiranku....

 

***

 

            Hari itu, hari dimana ulang tahun Chang Wook Hyung. Aku menemukan sosok yang berkilauan diantara kecantikkan di pesta malam itu. Keindahannya menarik hatiku untuk selalu menatap wajahnya. Senyum malu-malunya saat kami berdua saling berkenalan berkat ChangWook Hyung. Aku merasakan ia melirikku sesekali. Aku merasakan sesuatu yang lebih dari rasa bahagia saat aku bisa mengobrol dengannya.

            Entah kenapa mata ini tak bisa lepas dari SooJung. Mataku terus mengikuti kemanapun arah ia bergerak. Baiklah izinkan aku untuk membuktikan bahwa aku seorang pria dengan mendekatinya. Aku melihat SooJung sedang berfoto dengan MinYoung Noona, aku menghampiri mereka berdua diam-diam dengan sikap usilku. Tapi SooJung menyadarinya. MinYoung Noona yang menyadari niatku meninggalkan kami berdua. Aku dan SooJung mengobrol dan aku memberanikan diri untuk meminta nomer ponselnya. Baiklah, aku bisa membanggakan diriku saat ini karena aku berhasil mendekati SooJung.

           

            Eoneu meotjin nal nunmul naneun nal. Nunbusidorok areumdawoseo gaseum apeun nal. Eoneu meotjin nal doragal su eomneun nal. Geunal geunal geunal geunal geunal. - One fine day, a teary day. A heartaching day because you were so dazzlingly beautiful. One fine day, a day I can never go back to. That day, that day, that day, that day, that day

 

            Hari terus berlalu, aku dan SooJung mulai berkomunikasi secara rutin. Aku mengajaknya pergi berkencan. SooJung menyanggupi dan kami membuat janji disuatu tempat.

            Kami berdua berjalan-jalan mencari sesuatu untuk dibeli, dan kami bermain-main seakan sudah lama saling mengenal. SooJung benar-benar memiliki pribadi yang menyenangkan. Aku rasa aku menyukainya. Tidak, aku sangat menyukainya.

            Aku sangat terkejut saat ku rasakan tangan hangat SooJung bergelayut manja dilenganku. "Gwaenchanha?" SooJung tak melirikku sedikitpun. Aku rasa dia masih malu-malu.

            "Gwaenchanha... Kajja..." Aku mengajaknya pergi ke cafe kecil pinggir jalan.

            Kami berdua makan bersama, SooJung menyuapiku. Melihat senyumnya yang terus terlukis diwajahnya itu membuatku semakin bahagia. Aku merasa berhasil membuatnya nyaman bersamaku. Ataukah memang senyumnya selalu seindah ini?

            Sikap usilku muncul aku memotret SooJung asal, dan menunjukkan wajah lucunya saat makan. SooJung tertawa, suara tawanya membuatku ikut tertawa. Aku benar-benar tak bisa berhenti tersenyum saat menatap wajahnya.

            "Oppa, ayo berfoto bersama..." SooJung memintaku tanpa ragu dengan wajah cerianya itu.

            "Baiklah, cheers..." Kami berdua berfoto bersama. Dan kami memuji satu sama lain karena hasil foto yang lucu dan juga bagus.

            Hari yang tidak akan pernah aku lupakan. Hari dimana aku menyadari bahwa aku menyukainya. Hari dimana senyumnya adalah senyum terindah untukku. Tertawa bersama, melakukan hal-hal yang menyenangkan. Aku tidak mau ini hanya terjadi hari ini. Aku ingin terus melihat senyum itu, aku ingin terus mendengar gelak tawa yang menyenangkan itu, aku masih ingin bersamanya, bersama SooJung-ku.

 

***

           

           

            Hari itu, hari dimana aku telah resmi menjadi kekasih SooJung. Aku mengajaknya pergi ke Mall untuk kencan pertama kami sebagai sepasang kekasih. Aku masih bisa merasakan lembutnya bibir SooJung. Aku menciumnya saat ia merajuk untuk pergi membeli sepatu sedangkan aku mengajaknya untuk makan. Dengan usilnya aku meninggalkannya dan kembali berlari kearahnya lalu menciumnya lembut. Ciuman pertama yang tidak akan pernah aku lupakan.

            Akhirnya aku menurutinya untuk membeli sepatu sebelum kami makan. Tapi SooJung terus saja mengajakku berbelanja yang lain. Dengan gemas aku mengapitnya dengan kedua lenganku dan menyeretnya paksa kearah restoran. SooJung hanya bisa tertawa, begitupun aku yang tak bisa menahan tawa maupun senyumku saat menghadapi sikap keras kepalanya. Tapi aku selalu luluh padanya. Hari itu, adalah kencan pertama yang tak bisa aku lupakan.

 

***

 

            Gieogi tto naneyo. Akkyeodun sumanheun maldeul. Gaseumsok gipsugi mudeodun chaero. Geuttaeneun mollatjyo ibyeoreul mollaseo. - I remember once again. The endless words I saved up. They’re buried deep in my heart. I didn’t know back then because I didn’t know we’d say goodbye.

 

 

            Hari itu, hari saat dimana aku sedang tidak dalam mood yang bagus. Wajah indah itu berubah menjadi wajah sendu. Aku melihatnya menangis. Untuk pertama kalinya kami bertengkar. Keegoisan kami, amarah kami terlalu sulit untuk kami kendalikan. Aku tak tahan melihatnya menangis. Setiap tetes air matanya membuatku menyalahkan diriku sendiri yang tak mampu menjaganya. Tapi aku juga tak bisa menahan amarhku atas sikapnya yang sangat keras kepala. Aku meninggalkannya yang masih berdiri disudut rumahku. Aku sudah berusaha untuk mengajaknya menyelesaikan masalah ini, aku merasa aku terlalu lama membiarkannya bersikap keras kepala seperti saat ini.

            SooJung meninggalkan rumahku, aku tak tahan untuk membiarkannya. Aku berlari menahannya. Tapi SooJung mendorong tubuhku menjauh. Apa yang harus aku lakukan jika SooJung sudah menjauhiku seperti ini? Aku merasa dibuang. SooJung meninggalkanku begitu saja. Tidak, mungkin memang meninggalkanku akan lebih baik untuk SooJung. Aku merasa gagal menjadi namjachingunya. Hari tiu dan wajah itu. Aku tidak akan pernah melupakan ekspresinya saat terluka karena sikapku. Bahkan aku belum mengungkapkan lebih banyak perasaanku, aku tidak pernah menyangka akan secepat ini kebahagiaan itu berakhir.

 

***

 

 

            Wajah yeoja didepanku bercerita sambil terkekeh, aku ikut tertawa mendengar cerita lucunya. Ya, yeoja didepanku saat ini adalah Seolhyun. Kekasih baruku sejak satu bulan lalu. Seolhyun melingkarkan tangannya dilenganku, tangan lainnya menutup wajahnya yang bersemu merah karena Seolhyun menahan tawanya. Aku kembali menatap kedepan karena kami berdua sedang berada di eskalator Mall tempatku dan SooJung dulu selalu menghabiskan waktu untuk berkencan. SooJung? Kenapa tiba-tiba aku membawa namanya? Aku sudah memiliki Seolhyun bukan? Baiklah hentikan pikiran liar itu.

            Apakah aku berhalusinasi? Aku melihat SooJung sedang tersenyum bersama laki-laki lain. Senyum yang lepas dan masih saja terlihat indah. Bahkan semakin terlihat indah. Aku tidak bisa melawan perasaanku untuk tidak mengikuti kemana bayangan SooJung pergi. Aku rasa SooJung lebih bahagia. Senyum yang sama saat aku melihatnya di pesta pertunangan ChangWook Hyung Lima bulan lalu.

            Semua kenangan dan hari-hari yang aku lalui selama ini, tidak seindah saat aku bersamamu. Hari yang tidak akan pernah aku lupakan dan hari yang tidak pernah bisa aku putar kembali. Kebersamaan kita, senyum kita, canda kita dan bahkan air matamu dan air mataku yang jatuh secara terpisah.

 

            Eoneu meotjin nal doragal su eomneun nal. Geunal geunal geunal geunal geunal. - One fine day, a day I can never go back to That day, that day, that day, that day, that day.

 

            ***

 

SooJung POV

 

            Aku bertemu denganya kembali. Pertemuan yang sejak beberapa bulan lalu terasa bertahun-tahun bagiku. Aku sangat merindukannya. Aku tak bisa menahan senyumku saat menatap wajah tampan MinHyuk. Aku teringat dimana hari kami berdua berkenalan diacara ulang tahun ChangWook Oppa. Aku sangat bahagia saat pertama kali bisa bertukar nomer telepon denganya. Seseorang yang menarik perhatianku sejak pertama aku bertemu dengannya dan kami bertukar tatap.

           

            Tapi, aku harus berusaha menerima kenyataan bahwa Minhyuk bukan lagi milikku. Aku tak bisa terus mempertahankannya seperti ini. Terutama didepan MyungSoo. MyungSoo mulai menyadari bahwa aku tidak hanya menatapnya, ia membisikkan sesuatu yang membuatku terkejut. MyungSoo mengetahui bahwa aku pernah menjalin hubungan dengan Minhyuk.

            "Apa kau masih tak bisa melupakannya? Apakah dia masih yang terbaik untukmu?" MyungSoo mencengkram erat bahuku.

            Aku tak menjawab dan hanya berusaha mempertahankan senyumku. Aku melirik kearah Minhyuk  yang tak lagi tersenyum kearahku. Aku melihat luka yang tersirat dibalik pandangan matanya. Ia berbalik dan meninggalkan lantai dansa.

            "Anio..." Aku menepis genggaman tangan MyungSoo padaku dan aku membuang tatapanku dari MyungSoo. Menatap pedih kepergian Minhyuk.

            "Bahkan jika kau melupakanku atau membenciku, aku tidak akan pernah lupa semua kenangan tentang kita dan semua hal tentang dirimu. Semua hal yang berharga untukku adalah setiap saat yang aku lalui bersamamu, Minhyuk..." Batinku.

 

 

            Geudaeneun nal ijeogandaedo. Hayeomeobsi heulleonaeryeoyo. Nunmul mareun chueokdeul. Uri saranghaetdeon gieokdeul. Uri sojunghaetdeon naldeul. Ajikdo naneun itji motaeyo. - Even if you forget me. I endlessly let it flow. The memories dried up of tears. Memories of us in love. Those precious days. I still can’t forget them.

 

***

           

            Saat keegoisan berhasil merusak pertahanan hubunganmu dan kekasihmu, yakinkan kembali hatimu. Haruskah kau mengakhirinya atau mencoba bertahan untuk kedua, ketiga, keempat atau bahkan seterusnya. Tidak ada jaminan bahagia ketika kau mengakhiri hubungan yang masih memiliki ikatan perasaan. Namun tak ada jaminan kau akan bahagia pula jika kalian bersama dengan keegoisan diantara kalian masih ada. karena itu, jangan pernah biarkan perasaanmu tertutupi oleh keegoisanmu semata. Lawan dan hadapi keegoisanmu, renungkan kembali arti kehadiran pasanganmu, bayangkan hidup tanpanya disisimu lalu kau bisa mengambil keputusan setelah memikirkan semuanya. Karena jawaban terbaik berasal dari hatimu.

 

***

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK