home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Hyukstal Fanfict Collection

Hyukstal Fanfict Collection

Share:
Author : Annis
Published : 29 Nov 2014, Updated : 28 Apr 2015
Cast : (CNBLUE) Minhyuk & F(X) Krystal (and other cast)
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |17184 Views |7 Loves
Hyukstal Fanfict Collection
CHAPTER 1 : LAST NIGHT

Last Night

 

 

 

 

Writer/Author : Annis Prianti

 

Cast : CNBLUE Minhyuk

          F(X) Krystal

Support Cast : F(x) Sulli

                     : (CNBLUE Jonghyun)

 

Hujan turun deras dimalam yang gelap. Dingin, serasa mencengram tubuh erat. Cengkramannya terasa hingga ke tulang, membuat siapapun enggan untuk keluar dimalam berhujan seperti malam ini. Seorang wanita sedang duduk disebuah bangku halte bus. Kedua tangannya mencengkram bahunya sendiri secara silang. Hawa dingin seperti menusuk-nusuk kulit hingga tulangnya.

“Krystal, mianhae aku telat.” Seorang laki-laki dengan sebuah payung digenggamannya untuk melawan hujan yang turun itu berlari menghampiri wanita yang langsung tersenyum saat melihat keberadaannya.

“Gwaencanha… Kau juga basah kuyup, wajahmu…” Wanita itu, Krystal menatap laki-laki yang kini dihadapannya dengan kning yang mengerut.

“Apa kau sakit?” Sambung Krystal saat merengkuh wajah laki-laki itu.

“Wajahmu pucat, dan seluruh tubuhmu dingin… Jika kau sakit, kau tak perlu repot untuk menjemputku, Hyukkie…” Krystal membelai lembut wajah laki-laki dihadapannya.

“Ya! Kang Min Hyuk! Kau melamun dan tak mendengarkan aku?” Bibir tipis Krystal mengerucut karena kesal.

“Saranghae…” Minhyuk menarik Krystal kedalam pelukannya.

“Hyukkie, badanmu sedingin es. Kita harus segera pulang…” Krystal membalas pelukkan Minhyuk dengan gugup.

“Aku tidak mau kau sakit…” Krystal melepaskan pelukkan Minhyuk perlahan.

“Arrasseo, kajja…” Minhyuk menggenggam tangan Krystal.

Minhyuk membuka payungnya, dan berjalan dengan payung yang sama.

“Apakah kau demam? Sudah minum obat? Aku rasa kau perlu di kompres..” Krystal terus menatap wajah Minhyuk yang sejak tadi menatap lurus kedepan.

“Gwaencanha… Apakah kau sudah makan?” Tanya Minhyuk pada Krystal.

“Belum. Aku sudah sangat lapar, tapi aku membawa makan malamku untuk kita makan bersama.” Krystal tersenyum menunjukkan bungkusan makan malamnya.

“Jangan lakukan itu. Jika kau lapar kau harus makan, tidak perlu menungguku. Aku tidak ingin kau sakit.” Jawab Minhyuk tegas tanpa menoleh sedetikpun pada Krystal.

“Apakah kau sudah makan?” Tanya Krystal.

“Sudah… Saat sampai nanti, kau harus makan lalu istirahat. Aku akan segera pulang karena ada pekerjaan. Jangan menggangguku dengan sms mu saat aku bekerja, aku akan merasa merindukanmu jika kau melakukan itu, mmengerti?” Minhyuk akhirnya menoleh pada Krystal dan menunjukkan senyumannya pada Krystal.

“Arrasseo…” Krystal tersenyum tersipu.

Keduanya telah sampai di apartemen Krystal, dan Minhyuk mengantar Krystal sampai depan pintu apartementnya.

“Makan, lalu istirahat. Ku mencintaimu…” Minhyuk mengecup puncak kepala Krystal.

“Aku sangat mencintaimu juga…” Krystal mengecup singkat bibir Minhyuk yang terasa sedingin es.

“Kau sangat dingin. Kau harus menggunakan pakaian tebal. Mau pakai jaketku?” Tawar Krystal.

“Tidak perlu, aku akan pulang ke rumah untuk mengganti pakaian sebelum bekerja. Cepat masuk, diluar sangat dingin.” Minhyuk membeai lembut wajah Krystal.

“Hati-hati dan jangan lupa untuk mengabariku jika pekerjaanmu sudah selesai.” Krystal membalas belaian Minhyuk dengan balik membelai wajah Minhyuk.

Minhyuk hanya tersenyum dan mengangguk. Krystal pun masuk kedalam apartement. Saat sampai didalam apartement, Sulli sedang menangis akibat drama korea yang ia tonton.

“Ya! Kau masih menonton drama korea larut malam begini?” Krystal duduk disebelah Sulli sambil membuka makan malamnya.

“Kau sudah makan?” Sambung Krystal sebelum mulai melahap makan malamnya.

“Kau sendiri? Kenapa baru pulang larut malam? Lihat sekarang sudah pukul 11 malam. Kau ingin gendut makan jam segini?” Balas Sulli.

“Minhyuk telat satu jam menjemputku, dan aku ada lembur dua jam karena seharusnya aku pulang jam 8 malam hari ini. Mau bagaimana lagi, café sangat ramai.” Jawab Krystal.

“Arra… Ini malam minggu, karena itu aku merasa sedih hanya bisa menghabiskan malam mingguku depan televisi.” Ungkap Sulli.

“Ah, bagaimana dengan kue pesananku?” Tanya Krystal.

“Besok pagi akan diantar. Benarkah kalian sudah tiga tahun berpacaran? Rasanya baru kemarin Minhyuk mengungkapkan cintanya… Ya… Kau benar-benar beruntung.” Sulli berlalu masuk kedalam kamarnya karena mulai merasa galau.

“Sulli benar, rasanya baru kemarin kami saling mengenal di halte… Mulai mengobrol dan saling jatuh cinta…” Lirih Krystal.

 

Flashback

 

“Ya! Tunggu! Aish! Aku ketinggalan bus lagi!” Krystal menggerutu kesal.

“Bus terakhir akan datang 30 menit lagi, tunggu saja.” Sahut seseorang tiba-tiba.

“Kau lagi? Ah Annyeong hasseo…” Krystal akhirnya menyapa laki-laki dengan mata sipit itu.

“Kau masih mengenaliku?” Tanya laki-laki sipit itu.

“Tentu saja, baru saja kemarin kita mengejar bus terakhir bersama. Setidaknya kita bertemu sebelum bus terakhir datang.” Krystal terkekeh mengingat kejadian pertama kali ia bertemu laki-laki itu karena mengejar bus terakhir bersama.

“Kang Minhyuk, namaku Kang Minhyuk.” Minhyuk mengulurkan tangannya.

“Krystal Jung…” Sahut Krystal.

“Apakah kau tidak takut pulang sendirian selarut ini?” Tanya Minhyuk.

“Aku haus terbiasa, karena ini pekerjaanku.” Jawab Krystal.

“Bagaimana jika mulai sekarang aku yang akan menemanimu pulang?” Ucap Minhyuk santai.

“Apa maksudmu? Berhentilah bercanda…” Krystal mengabaikan Minhyuk dan terlihat menghindar dengan berpindah duduk beberapa sentimeter lebih jauh.

“Apakah aku membuatmu takut? Maaf aku tak bermaksud menggodamu, aku benar-benar serius.” Ungkap Minhyuk polos.

“Anio… Hanya saja sedikit terasa aneh. Aku belum mengenalmu, dan tiba-tiba kau berkata seperti itu membuatku sedikit takut.” Ungkap Krystal jujur. Jemarinya meremas rok selututnya karena gugup.

“Tapi aku sudah mengenalmu lama… Tapi jika kau memang merasa takut, aku minta maaf.” Minhyuk ikut menjauh dari Krystal.

“Maaf… Aku tidak bermaksud menghindarimu, hanya saja aku takut…” Krystal menatap Minhyuk dengan tatapan memelas.

“Aku tahu, dan itu wajar sebagai wanita. Tenang saja, aku tidak berniat jahat padamu, kau akan mengerti nanti.” Minhyuk tersenyum polos. Tidak ada rasa kecewa diraut wajahnya.

Krystal membalas senyum Minhyuk. Krystal mulai merasa nyaman berinteraksi dengan Minhyuk. Mereka berdua pun naik bus bersama. Minhyuk mengantar Krystal sampai depan apartementnya, tanpa sepengetahuan Krystal. Tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan apartement yeoja cantik itu. Hal itu ia lakukan setiap hari untuk melindungi Krystal tanpa Krystal tahu. Sampai suatu hari, Krystal menyadari kalau Minhyuk mengikutinya sampai apartementnya.

“Berhentilah bersembunyi, aku tahu kau disana.” Krystal berteriak pada Minhyuk yang bersembunyi dibalik pohon samping apartementnya.

“Maaf… Aku hanya khawatir…” Lirih Minhyuk.

“Kau semakin menakutiku dan membuatku curiga padamu…” Krystal menatap Minhyuk dengan mata memerah, menahan emosinya.

“Mian… Aku…” Belum selesai Minhyuk mengucapkan kata maafnya, Krystal memotong.

“Keumanhae… Jika kau terus mengikutiku, aku akan melaporkanmu pada polisi!” Teriak Krystal dengan suara yang tertahan.

“Arrasseo… Aku melakukannya karena aku peduli padamu… Karena aku menyukaimu. Jika kau tidak menyukainya, aku akan berhenti untukmu… Maaf jika aku membuatmu takut…” Minhyuk meninggalkan Krystal dan berjalan dengan kepala tertunduk. Terlihat sekali ia sangat merasa sedih.

Krystal menghel napas panjang, dan masuk kedalam apartementya, menemukan Sulli berdiri tepat dibalik pintu apartement mereka.

“Apakah kalian bertengkar?” Tanya Sulli sambil memakan es krim coklatnya.

“Nugu?” Tanya Kystal balik sambil melepas sepatunya.

“Kau dan pacarmu…” Jawab Sulli santai.

“Pacarku? Siapa?” Krystal menatap Sulli dengan dahi yang mengkerut.

“Kau pikir aku tidak tahu kalau kau sudah mempunyai pacar sejak bulan lalu. Aku tau kau ingin menyembunyikannya, tapi aku tahu dia selalu mengantarmu pulang sejak bulan lalu. Ya! Sampai kapan kau mau menyembunyikan namjachingumu?” Sulli meletakkan sikutnya dibahu Krystal.

“Bodoh! Aku tidak mengerti apa yang kau maksud!” Krystal berlari menuju kamarnya.

“Aish… Dasar pemalu… Punya pacar tampan dan baik hati seperti itu masih saja disembunyikan…” Sulli menatap Krystal yang berlari gugup menuju kamarnya sampai meninggalkan tasnya didepan pintu apartement.

Krystal langsung membanting tubuhnya di atas ranjang empuknyaa. Berusaha mencerna ucapan Sulli tentang Minhyuk.

“Benarkah dia telah mengikutiku selama satu bulan ini?” Krystal menatap cermin, bertanya pada dirinya sendiri.

“Apakah dia benar-benar menyukaiku? Atau dia berniat jahat dengan menguntitku? Aish.. Ini membuatku gila! Apa maksudnya melakukan ini padaku?! Aku terlalu takut…” Krystal mengacak-acak rambutnya sendiri karena kesal.

 

***

 

            Keesokan harinya, Krystal bermaksud menayakan Minhyuk langsung mengenai apa yang diucapkan Minhyuk. Tetapi ia tidak menemukan Minhyuk ditempat biasa mereka bertemu, yaitu halte bus dekat café Krystal bekerja. Krystal menunggu Minhyuk samapi bus terakhir datang, namun Minhyuk tak juga datang. Hal itu Krystal lakukan keesokkan harinya, namun sosok Minhyuk tak juga muncul benar-benar hilang.

Krystal memutuskan berjalan kaki hari ini untuk mencari sosok Minhyuk, namun ia tidak menemukan sosok Minhyuk disekitarnya. Krystal mulai merenung dan merindukan Minhyuk sebagai teman mengobrlnya. Sosok Minhyuk yang bawel dan selalu tersenyum saat berbicara padanya. Tanpa sengaja, seseorang menabrak Krystal dan membuat tubuh Krystal goyah kearah jalan raya, Krystal hampir saja jatuh ketepi jalan raya yang ramai mobil lalu-lalang, sebelum akhirnya seorang tangan merah lengannya dan menarik Krystal kedalam pelukannya.

“Gwaencanha?” Tanya laki-laki itu setelah berhasil menyelamatkan Krysta.

“Kau kembali…” Tanpa sadar Krystal memeluk Minhyuk erat.

“Kau membuatku khawatir… Aku pikir aku tidak akan bisa bertemu denganmu kembali…” Lirih Krystal.

“Aku selalu berada dsekitarmu, selalu berada disisimu. Dan aku akan selalu ada setiap saat kau membutuhkanku…” Minhyuk membalas pelukan Krystal.

“Maafkan aku atas sikap kasarku padamu… Aku mempunyai trauma pada irang asing saat Ibuku meninggal karena dibunuh oleh seorang penguntit. Sejak saat itu aku selalu membatasi diriku dan takut menjalin hubungan dengan orang lain…” Ungkap Krystal sambil melepaskan pelukannya pada Minhyuk.

“Aku mengerti… Karena itu aku tidak akan menunjukkan keberadaanku jika kau tidak dalam bahaya..” Minhyuk melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Krystal.

“Kenapa kau tidak naik bus? Kau tau ini sudah jam berapa? Sangat bahaya seorang wanita cantik berjalan dimalam hari.” Minhyuk merekatkan jaketnya pada Krystal dan mengancingkan bagian atasnya.

“Bodoh! Aku melakukannya karena aku berusaha menemukanmu…” Krystal memandang Minhyuk kesal.

“Mian, aku hanya melakukan apa yang kau minta…” Jawab Minhyuk polos.

“Aku tahu ini salahku… Mian…” Krystal tertunduk berusaha menyembunyikan wajahnya yang tersipu.

“Gwaencanha… Ayo aku antar pulang…” Minhyuk menggenggam tangan Krystal dan Krystal hanya tersenyum menerima genggaman tangan Minhyuk.

Keduanya berjalan sampai depan apartement Krystal dengan berpegngan tangan. Keduanya berbincang bnya agar bisa mengenal satu sama lain. Hal itu dilakukan erulang kali. Pulang bersama dan menggenggam tangan, hal rutin yang setiap hari mereka lakukan. Hingga akhirnya Krystal mulai menyadari perasannya yang semakin mendalam pada Minhyuk, namun Minhyuk tak kunjung memberinya kepastian, membuat keraguan dihati Krystal muncul kepermukaan. Hatinya mulai merasa resh dan jenuh.

“Apakah kau sudah tidak mmenyukaiku?” Tanya Krystal terus terang tanpa basa-basi saat keduanya sampai didepan apartement Krystal.

“Apakah aku akan melakukan hali ini sampai hari ini jika aku tidak menyukaimu? Mengantarmu sampai depan rumah dan selalu berada disisiku. Apakah itu tidak mewakili  perasaanku?” Tanya Minhyuk balik.

“Tapi kau tidak pernah mengungkapkan perasaanmu padaku. Haruskah aku yang memulai?” Tanya Krystal polos.

“Aku sudah pernah mengatakannya dulu sejak awal. Akulah yang pertama kali menyukaimu, akulah yang memulai hubungan antara kita, akulah yang tidak pernah berhenti dan menyerah pada perasaanku. Kau masih tidak bisa merasakannya?” Minhyuk menatap Krystal tajam, tanpa keraguan yang terlukis dimatanya.

“Aku tahu… Aku hanya butuh kepastian…” Lirih Krystal.

“Jadilah pacarku… Aku akan menjagamu sampai akhir hidupku… Bahkan jika hidupku berakhir, aku akan terus menjagamu, aku berjanji…” Minhyuk menarik tubuh Krystal kedalam pelukannya.

“Aku mau…” Krystal membalas pelukan Minhyuk dan tersenyum.

Sejak hari itu mereka berdua resmi menjadi sepasang kekasih. Mereka berdua selalu merayakan hari besar mereka berdua, mulai dari 100 hari,  200hari, 300hari sampai anniversary mereka tiap tahun. Keduanya bahkan tidak pernah tidak bertemu dalam satu hari, jika keduanya tidak bisa pulang bersama, salah satu pasti akan datang ke rumah pasangannya hanya untuk saling menatap wajah atau sekedar memeluk untuk mengungkapkan rasa rindunya. Minhyuk terus konsisten menjaga Krystal. Begitupun Krystal. Kegiatan yang monoton bagi sebagian orang, amun keduanya tidak pernah bosan melakukan hal itu selama tiga tahun.

 

Flashback Off

 

Krystal tersenyum saat mengingat kejadian itu. Minhyuklah yang berhasil menyembuhkan  trauma Krystal walau belum sepenuhnya. Krystal merasa hidupnya jauh lebih baik saat mengenal Minhyuk. Kehadiran Minhyuk yang selalu memberinya kekuatan dalam  menghadapi masalah, selalu membuatnya tersenyum saat kesedihan menghampiri hidupnya. Minhyuk selalu bias membuatnya kembali tersenyum dan menjadi lebih tegar lagi. Entah kekuatan apa yang dimiliki Minhyuk, tapi Krystal percaya, Tuhan  mengirim Minhyuk untuk menjadi pelengkap hidupnya.

 

***

 

Hari ini matahari terlihat ceria, cahayanya terlihat tegas tidak ragu untuk bersinar melawan awan gelap yang akhir-akhir ini menjadi penghuni tetap langit karena musim hujan telah tiba. Walaupun sepertinya hanya untuk beberapa saat hari akan secerah ini, karena ramalan cuaca berkata siang ini akan hujan. Terlihat tidak mungkin, namun hal itu sering terjadi. Karena manusia tidak akan pernah bisa menebak takdir atau menolak untuk merasakan takdir yang telah tergaris oleh sang  Kuasa.

Krystal berjalan sambil membawa sebuah kotak kue dan bungkusan hadiah menuju rumah Minhyuk yang tak seberapa jauh dari rumahnya. Saat sudah berada tepat didepan apartemen Minhyuk, Krystal menerima pesan dari Sulli.

 

"Minhyuk sudah tiada, apakah kau tahu?" Isi pesan yang dikirim Sulli pada Krystal.

 

Seketika tubuh Krystal bergetar. Matanya mulai terasa panas. Rasanya air mata mulai mendesak keluar dari kedua mata indahnya.

 

"Mwoya? Jangan bercanda!" Krystal dengan cepat membalas pesan Sulli dan mengungkapkan rasa ketidak percayaannya.

 

Krystal mulai memencet bel apartement Minhyuk. Seseorang keluar dari balik pintu, tak salah lagi, itu adalah Jonghyun, Kakak Minhyuk. Krystal membungkuk hendak menyapa, tiba-tiba sebuah pesan kembali masuk dalam inbox ponselnya.

 

"Buka link ini jika kau tidak percaya." Dalam pesan itu, Sulli mengirimkan link untuk menuju sebuah berita.

 

"Annyeong Oppa, ah... Tunggu sebentar..." Krystal memundurkan langkahnya. Hatinya mulai berdebar saat akan membuka link yang diberikan Sulli padanya. Krystal tidak ingin mempercayai Sulli kali ini walau Sulli selalu bisa dipercaya. Ada rasa enggan yang membuat jemari Krystal tertahan untuk menyentuh layar ponselnya pada link yang diberikan Sulli.

 

Secepat kilat Krystal menyentuh layar ponselnya pelan dan menyambungkannya dengan sebuah berita kecelakaan. Krystal membaca kilat artikel itu dan menemukan nama Minhyuk tertera didalam artikel itu. Tubuhnya melemas, kue digenggamannya hampir jatuh tetapi Jonghyun secepat kilat menangkap kuenya. Hadiah yang Krystal siapkan terjatuh begitu saja dilantai.

 

"Gwaencanha?" Tanya Jonghyun.

"Oppa... Apakah berita tentang Minhyuk itu benar?" Tanpa sadar air mata Krystal sudah mengalir bebas diatas pipi lembutnya.

"Mian... Aku baru tahu tadi pagi dan aku tidak sanggup menceritakannya padamu... Karena aku pikir kau akan marah karena Minhyuk tidak menjemputmu semalam..." Ungkap Jonghyun.

"Oppa... Aku masih bersamanya semalam... Dia denganku semalam... Apakah dia kecelakaan setelah mengantarku pulang? Apakah karena menjemputku dia telat untuk pergi bekerja?" Suara Krystal terdengar lirih, isak tangisnya membuat getaran suaranya semakin tak jelas terdengar.

"Anio... Ini bukan salahmu... Dia kecelakaan saat akan menjemputmu. Pukul sembilan malam, Krystal..." Jonghyun memberikan foto kecelakaan itu yang diambil pukul sembilan lewat lima menit.

"Andwae! Aku masih bersamanya... Aku masih bersamanya semalam tadi..." Krystal bangun dan berlari menuju rumah sakit tempat tubuh Minhyuk berada.

"Tidak mungkin, aku masih bersamanya semalam... Ia masih mengantarku pulang sampai apartement jam sepuluh malam... Bagaimana mungkin kecelakaan itu terjadi pukul semnilan malam?" Krystal terus menghapus air mata yang seakan tak bisa berhenti untuk mengalir walau sejenak.

Tubuhnya terasa lemas, tetapi semangatnya untuk menemui Minhyuk meruntuhkan rasa lemas itu. Krystal ingin memastikan sendiri apa yang telah ia dengar. Dengan sekuat tenaga ia menguatkan dirinya dan membunuh rasa takutnya untuk terus berlari menuju rumah sakit itu.

"Korban kecelakaan, atas nama Kang Minhyuk... Eodiga?" Dengan napas yang terengah-engah dan air mata yang masih menggantung dipipinya ia bertanya dengan panik.

"Ada di kamar mayat sebelah sana, silahkan..." Salah satu perawat menunjukkan jalannya pada Krystal.

Tubuh Krystal oleng, ia hampir saja terjatuh ke lantai. Untung saja seseorang mendapatkan tubuh Krystal yang mungkin sudah kehabisan tenaga itu.

"Gwaencanha?" Tanya seorang wanita cantik dengan berpakaian serba putih itu.

"Angwaencanha... Rasanya sangat sakit... Disini..." Krystal memukul-mukul bagian dadanya sendiri.

"Ikuti aku..." Wanita itu menuntun Krystal menuju suatu tempat.

Krystal melihat tubuh Minhyuk dengan sisa-sisa darah kering dikepala dan mungkin tubuh lainnya sedang terbaring dengan wajah pucat tak jauh berbeda dengan yang ia temui semalam.

"Kau melihatnya... Disebelah mayat itu... Kau pasti melihatnya... Kau bersamanya semalam..." Ucap wanita itu sambil menunjuk sosok lain yang sedang berdiri disisi ranjang tubuh Minhyuk yang terbaring.

"Hyukkie..." Lirih Krystal dengan suara tertahan.

"Aku tidak bisa membawanya karena ia tidak mau meninggalkan dunia ini. Dia bilang ada seorang wanita yang harus ia lindungi dan ia jaga. Jika wanita itu tanpanya, wanita itu pasti akan sedih. Jika hal ini terus terjadi, akan membahayakan jasad Minhyuk. Apakah kau bisa membujuknya?" Tanya wanita itu.

"Bodoh... Dia selalu saja memikirkan perasaanku... Kenapa dia begitu baik..." Krystal menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah.

"Hanya kau yang bisa membujuknya, ikhlaskan kepergiannya. Apakah kau bisa?" Tanya wanita itu lagi.

"Jika itu satu-satunya hal yang bisa aku lakukan untuknya terakhir kali, aku akan melakukannya." Lirih Krystal sambil menghapus air matanya yang masih saja mengalir seakan tak lelah untuk berhenti.

 

Krystal membuka pintu kamar mayat itu dan masuk menghampiri jasad Minhyuk yang terbaring kaku dan roh Minhyuk yang sedang meratapi dirinya sendiri.

 

"Apakah kau sedih?" Tanya Krystal sambil membelai lembut pipi jasad Minhyuk.

"Aku sangat sedih kehilangan satu-satunya seseorang yang aku miliki dan aku cintai... Aku sangat bersyukur bisa mengenalmu... Aku sangat berterima kasih saat itu kau tak menyerah untuk mengejarku dan aku sangat bahagia kau selalu menjadi yang terbaik untukku... Tapi sekarang saatnya kau untuk pergi..." Krystal melirik kearah roh Minhyuk.

 

Roh Minhyuk terkejut, wajahnya terlihat jauh lebih menyedihkan dari wajah Krystal. Air mata diwajah roh tampan itu benar-benar tak terhingga. Roh itu menangis dalam diam.

 

"Kau masih bisa melihatku?" Tanya Minhyuk sambil berusaha menggapai wajah Krystal tetapi tidak bisa menggapainya, seakan tubuhnya transparan.

"Apakah kau khawatir padaku?" Tanya Krystal dengan suara yang bergetar dan terdengar sangat lirih. Kentara sekali ia pun menahan agar air matanya tidak mengalir lagi.

"Aku tidak mau kau sedih... Maafkan aku membuatmu menangis dan sedih... Maafkan aku yang tidak bisa menepati janjiku untuk menjagamu selamanya... Aku... Takut kau akan kesepian dan akan sedih jika aku tidak ada..." Ungkap Minhyuk.

"Aku pasti akan merasakannya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, aku akan bisa menerimanya. Kau benar-benar egois... Kau hanya memikirkan perasaanku. Kau harus perhatikan perasaanmu... Aku yang seharusnya meminta maaf karena belum menjadi yang terbaik untukmu... Sedangkan kau selalu menjadi yang terbaik untukku dan akan selalu menjadi yang terbaik untukku... Aku akan jauh lebih sedih jika kau terluka seperti ini... Pergilah... Aku tidak apa-apa... Aku akan menjalani kehidupanku dan mencoba hidup bahagia..." Krystal tak sanggup lagi menahan air matanya. Tangisnya pecah dan tubuhnya ambruk.

"Uljima... Mianhae... Aku akan pergi... Aku tidak ingin membuatmu semakin sedih..." Ucap Minhyuk akhirnya.

 

Sosok wanita yang menolong Krystal itu datang dan membuat roh Minhyuk utuh. Minhyuk langsung memeluk tubuh Krystal yang sudah kehilangan hampir seluruh tenaganya.

 

"Hiduplah bahagia walau tanpa aku... Jangan pernah melupakan bahwa aku sangat mencintaimu... Jika kehidupan selanjutnya itu ada, aku akan berada disisimu lagi... Aku akan selalu menemukan jalan untuk kembali padamu... Aku berjanji... Jangan pernah bersedih dan jangan lupa membawa payung dan memakai jaket. Jangan memakan makanan instan dan jangan pernah menangis untukku lagi. Jika kau merindukanku, aku akan berada diantara bintang yang selalu menatapmu dari langit... Jangan banyak menangis karena aku... Aku mencintaimu..." Lirih Minhyuk yang memeluk Krystal erat.

 

"Aku mencintaimu... Sangat mencintaimu... Lebih dari yang bisa aku ungkapkan..." Balas Krystal. Krystal memeluk erat tubuh Minhyuk yang entah mengapa terasa utuh kembali.

 

"Aku tahu kau terluka mengatakanku untuk pergi... Maafkan aku yang selalu membuatmu khawatir..." Lirih Minhyuk sambil melepaskan pelukannya.

 

"Jangan pernah meminta maaf... Aku tidak pernah sedikitpun menyesal mengenalmu dan melakukan apapun untukmu..." Krystal merengkuh wajah pucat Minhyuk.

 

"Aku akan sangat merindukanmu..." Lirih Minhyuk sebelum akhirnya mengecup lembut bibir Krystal.

 

Krystal membalas kecupan lembut itu, meraih bibir atas Minhyuk seakan enggan melepaskannya. Air mata keduanya tidak berhenti mengalir. Tautan bibir keduanya akhirnya terlepas. Saat perlahan tubuh Minhyuk menjadi transparan dan menghilang.

 

"Laci pertama meja belajarku... Sesuatu untukmu ada disana..." Teriak Minhyuk sebelum akhirnya sosok Minhyuk hilang dalam sekejap.

 

***

 

            Satu minggu setelah kepergian Minhyuk, Krystal benar-benar berubah drastis. Ia seakan lupa bagaimana caranya tersenyum. Raut wajahnya selalu sama, murung dan terlihat sangat menyedihkan dengan tubuh yang semakin kurus dan wajah yang sedikit pucat. Sulli ikut merasa iba dan prihatin pada Krystal, ia pun mengajak Krystal pergi keluar dengan sedikit memaksanya.

Krystal dan Sulli berjalan menuju apartement Minhyuk. Krystal mencengkram erat lengan Sulli yang sejak tadi ia genggam untuk membantunya berjalan, karena Krystal bahkan sudah tidak kuat membawa tubuhnya seutuhnya.

“Sulli… Rasanya ada yang menyessakkan…” Krystal merengkuh bagian dadanya sendiri tepatnya jantungnya.

“Kenapa kau membawaku kesini…” Sambung Krystal. Ia baru menyadari bahwa Sulli membawanya ke apartement Minhyuk.

“Jonghyun Oppa memintaku membawamu kesini… Kau tidak bisa terus bersembunyi dan menghindari kenyataan. Sampai kapan kau ingin terlihat menyedihkan seperti ini? Hah? Aku sedih, tidakkah  kau memikirkan perasaanku? Kau hanya mengikuti semua kesedihanmu…” Ungkap Sulli dengan suara yang bergetar, ia menahan air matanya.

“Mian…” Hanya kata itu yang  mampu keluar dari bibir Krystal yang terlihat pucat itu. Air mata Krystal mulai jatuh membasahi pipinya yang senakin terlihat tirus. Dengan lembut Sulli menghapus air mata Krystal.

“Aku rasa Jonghyun Oppa ingin mengatakan sesuatu padamu, kajja…” Sulli membimbing Krystal menuju pintu apartement Minhyuk dan Jonghyun.

Krystal dan Sulli akhirnya masuk kedalam apartemen Minhyuk dan Jonghyun setelah Jonghyun membukakan pintu dan mempersilahkan mereka berdua masuk. Jonghyun langsung  membimbing Krystal dan Minhyuk masuk kedalam  kamar Minhyuk.

“Aku merapihkan semua barang-barang Minhyuk untuk dikirim ke rumah orang tuanya, dan aku menemukan sesuatu. Aku rasa itu adalah hadiah anniversary kalian yang ketiga tahun yang  sudah  disiapkan  oleh  Minhyuk.” Jonghyun memberikan sebuah  kotak berwarna merah  hati seperti  kotak cincin dan selembar surat kecil.

Dengan tubuh yang bergetar Krystal meraihnya dan membukanya perlahan. Krystal sudah tidak bisa mengendalikan lagi aliran air matanya yang entah sejak kapan mulai membanjiri pipinya.

“Satu kata yang tidak akan pernah bosan untuk aku katakan adalah Aku Mencintaimu. Satu orang yang pertama dan terakhir mengisi hatiku adalah dirimu. Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya, aku sudah memikirkan berbagai macam cara untuk mengungkapkannya, aku selalu merasa bodoh dan belum pantas untuk mengatakan ini… Maukah kau menikah denganku?” Itulah isi sepucuk surat yang ditulis dalam sebuah post it oleh Minhyuk bersama dengan kotak yang benar berisi cincin itu.

Tangis Krystal pecah. Tubuhnya semakin terasa lemas. Kesedihannya kian  mendalam. Hatinya semakin terluka. Bagaimana mungkin hal ini terjadi, jika Minhyuk sudah merencanakan sebuah pernikahan dengannya. Bagaimana bisa Minhyuk pergi setelah melakukan banyak hal untuknya sementara Krystal hanya bisa menerima semua yang diberikan Minhyuk sejak awal sampai akhir.

“Aku tau rasanya sangat menyakitkan, tetapi tidak bisakah kau melakukan satu  hal terakhir untuk Minhyuk? Minhyuk selalu ingin melihatmu bahagia, dan  tidak merasa sedih sedikitpun. Bisakah kau melakukannya tanpa Minhyuk yang membuatmu bahagia? Karena aku yakin, itu adalah  hal terakhir yang Minhyuk ingin kau lakukan. Hidup dengan bahagia.” Ungkap Jonghyun.

“Setiap pulang mengantar atau menjemputmu, saat kalian slesai berkencan dari suatu tempat ,  Minhyuk selalu bertanya padaku… Hyung, apa lagi yang harus aku lakukan untuk melihat senyumnya… Aku takut ia merasa bosan dengan semua yang aku lakukan… Aku selalu ingin melihat senyumnya saat bertemu denganku… Rasanya begitu hidup saat ia tersenyum padaku… Apakah kau akan  menghancurkan semua usahanya setelah ia pergi meninggalkanmu?” Jonghyun menatap tajam Krystal yang masih tidak bisa berhenti menangis, bahkan menahan aliran air matanya.

“Aku tau rasanya menyakitkan, tapi lawanlah rasa itu jika kau ingin melakukan sesuatu untuknya… Aku percaya kau adalah wanita yang hebat setelah  kau mengenal Minhyuk, apakah kau akan kembali menjadi Krystal yang belum mengenal Minhyuk dan melupakan semua perjuangan Minhyuk untuk membuat hidupmu lebih berharga?” Sambung Sulli.

“Anio… Aku tidak mau membuatnya sedih sampai akhir… Mianhae, Hyukkie… Mianhae Sulli-ah… Mianhae Jonghyun Oppa… Aku terlalu berpikiran sempit… Aku akan belajar menghargai hidupku, seperti apa yang selalu Minhyuk katakan…. ” Krystal menghapus air matanya asal dan melingkarkan cincin hadiah anniversarrynya dijari  manisnya.

Aku… Akan menjalani hidup yang lebih baik, untukmu… Aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku  lagi... Lihatlah aku dari sana… Aku tidak akan membuatmu  sedih…” Krystal memejamkan matanya saat mengucap janji itu dalam hatinya. Akhirnya senyuman indah itu terlukis diwajah pucat Krystal.

“Lihatlah… Aku tersenyum… Kau juga harus tersenyum dan bahagia disana… Aku mencintaimu…” Ucap Krystal dalam  hati, masih dengan mata yang terpejam dan senyum yang bertahan beberapa puluh detik.

Dalam sebuah kehidupan, selalu ada saat untuk datang dan pergi… Menangis dan tertawa… Menyakiti dan disakiti… Terlupakan atau melupakan… Semua tergantung pada sikapmu menjalaninya. Jika kau ikhlas, semua akan terasa mudah, dan jika kau menganggap suatu  masalah adalah beban, kau akan sulit menghadapinya. Jika seseorang yang  kau cintai pergi meninggalkanmu lebih dulu, jangan merasa kau kehilangannya karena jasadnya tak lagi disisimu, tetapi rasakan semua pelajaran yang kau dapat darinya dan tanamlah dalam  hatimu. Agar kehadirannya didalam hidupmu tidak terasa sia-sia. Karena semua kenangan yang tercipta diantara kalian begitu berharga dan tidak akan hilang hanya karena jasad itu telah menghilang. Jadilah seseorang yang lebih kuat saat dirimu sedang terluka J

Jangan jadi pembaca gelap yaaa ^^

Kritik, saran dan komentar ditunggu chingu ^^

@annisRprianti_

Nisnizer.blogspot.com

   

 

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK