Witch - Part 10
"Baiklah anak-anak, hari ini adalah hari terakhir kalian menjadi murid di kelas 11, saya ucapkan selamat atas keberhasilan kalian menyelesaikan tahun ini dengan baik.. Dan selamat berlibur.." kata Yoon Seonsaengnim, lalu kami semua langsung keluar kelas, dan yan tersisa di kelas hanya 3 Witch Boys, aku dan Inhwa
Aku masih membereskan mejaku, tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang
"Jib-e kajja (ayo pulang).." kata Minwoo
"Ayo.." kataku
"Minwoo mau mengajakmu ke rumahnya.." kata Kwangmin
"Minhwa-ya, Bambam dimana ya.. Tumben sekali.. Dia kan biasanya langsung ke sini kalau sudah pulang sekolah.." kata Inhwa
"Ya! Tokki yeoja (cewe kelinci), kau ini.. Ya mana Minhwa tau, kan mereka tak sekelas.." kata Youngmin
"Kan aku hanya bertanya.." kata Inhwa dengan wajah sedih, aku langsung menepuk-nepuk bahu Inhwa
"Coba saja kau ke depan, mungkin saja dia sudah menunggu bersama Eunji, dan kalau kau bertemu mereka, bilang aku pulang bersama mereka bertiga" kataku pada Inhwa sambil menunjuk 3 Witch Boys, Inhwa tersenyum, mengangguk dan pergi
"Kajja (ayo pergi)" kata Youngmin yang tiba-tiba menarikku
"Ya (hey)! Tasku!" teriakku, karena tasku tertinggal di tempat dudukku
"Minwoo-ah! Bawa tas Minhwa" kata Youngmin yang masih menarik tanganku.
"Geurae (baiklah).. Sekarang Minhwa pergi bersamaku.." kata Minwoo meraih tanganku saat kami berada di tempat parkir sekolah
"Ash.." gerutu Youngmin
"Dan gantian kau yang membawakan tasnya.. Oke hyung?" kata Minwoo sambil memberikan tasku pada Youngmin, kami berempat berpisah, aku bersama Minwoo, sedangkan Jo Twins pergi berdua.
"3 Witch Men dan Baro hyung mau kumpul di rumahku, jadi kau harus ikut" kata Minwoo
"Eoh? Naega wae (kenapa aku)?" tanyaku
"Neon nae yeojaga ttaemune (karena kau ceweku)" kata Minwoo, aku hanya tersenyum
Meski belum jadian, tapi aku sangat senang, karena Minwoo masih menyukaiku.. Banyak namja yang menyukaiku, dan aku memperlakukan mereka sama dengan aku memperlakukan Minwoo, dan pada akhirnya mereka menyerah.. Youngmin juga masih menyukaiku.. Sepertinya.. Batinku.
"Setelah urusanku dan Junior selesai, kau mau kan, nge-date bersamaku?" tanya Minwoo
"Ne (iya).. Tapi jangan ketauan Youngmin atau Jeongmin oppa.." kataku
"Eoh? Wae (kenapa)?" tanya Minwoo sambil menunjukkan muka polosnya
"Karena aku yakin, mereka akan menghalangi kita pergi.." kataku
"Benar juga.. Baiklah.. Nanti kita pergi diam-diam.." kata Minwoo
Dia imut sekali.. Lucu lagi.. Mana ada vampir yang seperti dia? Hahaha.. Saranghae, Minwoo-ah (aku cinta padamu Minwoo).. Batinku.
~*^.^*~
Sampai di rumah Minwoo, ternyata yang lain sudah berada di dalam rumah
"Eoh? Rumahmu selalu tak pernah dikunci?" tanyaku pada Minwoo saat kami baru turun dari mobil dan aku melihat mobil-mobil 3 Witch Men, Jo Twins dan Baro oppa
"Dikunci, tapi Donghyun hyung juga memegang kunci rumahku.. Jadi mereka langsung menunggu di dalam.. Kajja" kata Minwoo.
"Cie yang perginya berdua.." kata Hyunseong oppa
"Darimana saja kalian? Lama sekali" kata Youngmin dengan nada dingin
"Kita tadi..", "habis jalan-jalan.." kata Minwoo yang memotong perkataanku
"Jalan kemana?" tanya Jeongmin oppa kepo
"Ke hatimu.." kata Donghyun oppa
"Ih serius lah.." kata Jeongmin oppa
"Lagian itukan bukan urusanmu, Jeongmin-ah" kata Baro oppa
"Tapi aku hanya ingin tau.." kata Jeongmin dengan ekspresi memelas
"Jangan kepo.." kataku, lalu kami semua tertawa sedangkan Jeongmin oppa hanya cemberut.
"Aku ingin tanya pada kalian.. Kalian benar-benar terlibat masalah dengan Junior?" tanya Donghyun oppa sambil menatapku dan Minwoo. Aku menatap Minwoo, Minwoo mengangguk, menanggapi perkataan Donghyun oppa
"Dia hanya menginginkan Magic Crystal" kata Minwoo dengan santai
"Lalu kata Minhwa, Magic Crystal itu menghilang.. Apa sudah ditemukan?" tanya Kwangmin, Minwoo langsung menoleh padaku
"Aku hanya beritau Baro oppa.." kataku membela diri
"Dan aku memberitau mereka semua.." kata Baro oppa
"Eung.. Ya begitulah.. Padahal aku sudah mencarinya kemanapun.." kata Minwoo
"Kajja (ayo).. Kita cari bersama.." kata Youngmin, kami semua berdiri dan membantu Minwoo untuk mencari Magic Crystal.
~*^.^*~
"Ah.. Aku lelah.." kataku sambil melempar tubuhku ke atas sofa di rumah Minwoo
Disaat aku, 3 Witch Men, Jo Twins dan Baro oppa sedang terkapar di sofa, tiba-tiba Minwoo datang sambil membawa 2 gelas minuman
"Wah.. Gomawo Minwoo-ah (terima kasih Minwoo)" kata Jeongmin oppa sambil menghampiri Minwoo dan ingin mengambil salah satu dari gelas yang Minwoo bawa, tapi Minwoo langsung menghindar
"Ini untukku dan Minhwa, tau.." kata Minwoo
"Ah kau ini.. Curang sekali.." kata Jeongmin oppa
"Kalau mau, ambil saja di kulkas" kata Minwoo, lalu Minwoo memberiku ice orange juice, tiba-tiba Youngmin, yang duduk di samping kananku, mengambil ice orange juice itu dan meminumnya
"Ya! Hyung! Itu untuk Minhwa, kalau kau mau ambillah sendiri di kulkas.." kata Minwoo, aku hanya menatap mereka dengan heran
"Biarkan.. Lagian, kau sangat pilih kasih.. Setidaknya kau sebagai tuan rumah, harus menyediakan minum untuk tamu-tamumu, Minwoo-ah" kata Youngmin
"Kalian main kemari bukan sekali-duakali, anggap saja sebagai rumah sendiri.. Jadi kalau kau ingin minum, ambillah sendiri" kata Minwoo
"Tentu tak boleh seperti itu dong.." kataku
"Tuh! Dengarkan yeoja-mu.." kata Donghyun oppa
"Hajiman (tapikan).." kata Minwoo berusaha protes
"Bersamaku saja kalau tak mau.." kataku sambil berdiri
"Kajja (ayo)" kata Youngmin
"Kau ngapain, hyung? Biar aku dan Minhwa saja.. Kau duduk di situ" kata Minwoo yang langsung mendorong Youngmin dan menarik tanganku
"Ya (hey)! Kasar sekali kau!" protes Kwangmin
"Jadi maknae jangan begitu.. Itu tak sopan.." kata Donghyun oppa
"Geurae (baiklah).. Mianhae (maafkan aku).." kata Minwoo, lalu aku dan Minwoo pergi ke dapur.
"Eotteohke (bagaimana ini)? Besok kau sudah harus memberikan Magic Crystal itu.. Tapi sampai sekarang, Magic Crystal itu belum ketemu juga.." kataku, tiba-tiba Minwoo memelukku
"Kau tenang saja.. Aku pasti menemukannya tepat waktu, jadi kau tak kan diubah menjadi patung lilin, oke?" kata Minwoo menenangakanku dengan memeluk dan mengusap punggungku
Kalau belum ditemukan, bagaimana? Aku tak mau menjadi patung lilin.. Batinku
"Ya (hey)! Pantas saja kalian lama.. Malah pacaran di sini.." kata Jeongmin oppa, aku dan Minwoo langsung menoleh dan melepas pelukan kami
"Sudahlah.. Minggir! Minggir! Aku lapar.. Aku mau masak.." kata Jeongmin oppa sambil mendorong-dorongku dan Minwoo
"Memang kau bisa masak, Jeongmin-ah?" tanya Baro oppa yang ternyata sudah ada di depan dapur
"Bisa.. Tapi.. Hyunseong hyung, bantu aku memasak.." kata Jeongmin oppa
"Siro (tak mau).. Aku malas" kata Hyunseong oppa
"Aku bisa membantu.." kataku
"Jinjja (beneran)? Yey.. Palli palli (cepat cepat).. Naega jeongmal baegopa (aku sangat lapar).." kata Jeongmin oppa menarikku untuk mendekat padanya
"Ikut.." kata Minwoo sambil menunjukkan puppy eyes andalannya
"Andwae (tidak).. Hush! Naga (keluar)!" kata Jeongmin oppa mengusir
"Jebal (ayolah).." kata Minwoo dengan memohon dan tetap menunjukkan puppy eyes-nya
"Ash.. Geurae (baiklah).." kata Jeongmin oppa menyerah, Donghyun oppa, Hyunseong oppa, Jo Twins, Baro oppa dan aku tertawa melihat tingkah 2 namja vampir ini.
Mereka terlihat seperti anak kecil yang sedang memperebutkan mainan, dan Jeongmin oppa yang mengalah.
~*^.^*~
"Aku bingung.. Minwoo, mau kubelikan apa ya?" kataku yang bicara sendiri sambil jalan-jalan di mall. Aku dan Minwoo janjian untuk bertemu di cafe mall ini, tapi aku sengaja datang lebih dulu, agar aku bisa membeli sesuatu untuk Minwoo.
"Minhwa-ya, ttarawa (ikut aku)" kata seseorang yang tiba-tiba menarik tanganku, dalam sekejap aku langsung berada di sebuah ruangan yang sama persis dengan ruangan yang waktu itu Junior menyekapku
"Junior? Untuk apa kau membawaku kemari? Bagaimana caranya?!" kataku yang masih syok
"It's a magic" kata Junior, lalu Junior mengambil hpnya dan menelpon seseorang.
"Mau apa kau?" kata seseorang dari sebrang telpon, dan aku sangat mengenal suara itu, itu adalah suara Minwoo
"Aku hanya ingin kau tau, waktumu tersisa 30 menit, dan aku akan mulai menjadikan Minhwa sebagai patung lilin, itu akan menjadi waktu untukmu.. Saat aku menutup telpon ini, waktu akan berjalan.. Tapi sebelum itu, apa kau ingin katakan sesuatu pada yeojamu?" tanya Junior
"Minwoo-ah!! Do-wayo (tolotng aku).." kataku
"Kau tenang saja.. Aku akan sampai di sana, kurang dari 30 menit.. Trust me, Minhwa-ya" kata Minwoo
"Ne (iya).." kataku
"Geurae (baiklah).. Aturannya adalah kalau lilin sampai menutupi hidung Minhwa, maka aku tak bisa merubahnya menjadi manusia lagi, dan itu artinya, dia akan menjadi patung lilin untuk selamanya, arayo?" kata Junior
"Mwo (apa)?!" teriakku dan Minwoo berbarengan
"Ah~ kalian sangat sweet, kalau memang sudah couple, pasti telepatinya lancar.. Geurae.. Selamat berjuang Minwoo-ah" kata Junior sambil mematikan telponnya, dan seketika itu juga aku merasakan sesuatu membungkus telapak kakiku, lalu merambat perlahan ke punggung kakiku, aku hanya menatap kakiku pasrah dan berharap Minwoo datang sebelum 30 menit
Minwoo-ah, do-wayo (tolong aku).. Jebal (please).. Palliwa (cepatlah).. Hiks.. Batinku.
Lilin yang terus naik dan sekarang sudah membungkus betisku, membuatku takut dan tak bisa berpikir jernih
Aku butuh.. Seseorang untuk bisa menenangkanku.. Baro oppa.. Minwoo-ah.. Do-wayo (tolong).. Batinku.
"Kau tak perlu menangis seperti itu, kau tau? Kau kalau tersenyum sangat manis dan memikat.. Jadi, tersenyumlah.." kata Junior sambil membelai rambutku dan mengelus pipiku, aku langsung mengelak
"Wow.. Sok jual mahal kau ternyata.. Geurojima (jangan begitu).. Kau tau dia takkan berhasil.. Jadi aku memberikan kau 2 buah pilihan, yaitu kau bertahan seperti ini dan menunggu Minwoo yang takkan pernah datang, atau kau ingin menjadi pacarku? Dengan syarat kau memenuhi semua perintahku, maka aku akan langsung membebaskanmu dari ini.." kata Junior
Saat aku melihat tubuhku, lilin sudah sampai di pinggangku, "Maldo andwae (never).." kataku dengan yakin
"Kau yakin? Nanti kau akan menyesal, lho.." kata Junior
"Aku akan lebih menyesal kalau aku tetap hidup, tapi aku harus hidup bersamamu.. Jadi aku lebih memilih untuk mati.." kataku
"Baiklah kalau begitu.. Itu pilihanmu, selamat menikmati.." kata Junior, lalu dia pergi meninggalkanku sendirian.
~*^.^*~
Minwoo-ah.. Palliwa (cepatlah).. Lilinnya sudah sampai sedadaku.. Tanganku sudah terbungkus lilin dan tak bisa digerakkan.. Do-waseo.. Batinku
"Waktu akan segera berakhir, aku tanya sekali lagi, apa kau yakin dengan pilihanmu? Hidup bebas bersamaku, atau kau menunggu bocah itu sampai kau mati?" tanya Junior yang tiba-tiba datang menghampiriku membawa makanan
Sejujurnya aku mau makanan yang diberikan Junior, tapi sepertinya organ pencernaanku membeku.. Jadi aku tak bisa merasakan aku sudah lapar atau belum
"Aku sangat yakin akan keputusanku.. Aku lebih memilih menunggu Minwoo sampai mati, daripada aku harus menghabiskan hidupku dengan penuh penderitaan.." kataku
"Baiklah.." kata Junior, lalu dia fokus dengan laptopnya.
~*TBC*~