Witch - Part 11
"Selamat tinggal Minhwa-ya.. Lilin sudah sampai se-dagumu, dan bocah itu takkan datang untuk menyelamatkanmu.." kata Junior
Memang benar.. Lilin yang membungkus tubuhku, memang sudah sampai se-daguku dan sejujurnya aku mulai khawatir, dan aku terus memikirkan Minwoo
Bagaimana kalau Minwoo gagal? Kalau aku mati dan menjadi patung lilin, aku rela.. Tapi apa Minwoo bisa merelakan itu? Pertanyaan ini selalu berputar di kepalaku.. Dan membuatku pusing..
Please.. Minwoo-a, jangan gagal.. Batinku, tiba-tiba ada seseorang mendobrak pintu
"Minwoo-ah! Do-wayo (tolong aku).." kataku seketika, ketika aku melihat Minwoo
"Lepaskan Minhwa! Aku sudah membawa barang yang kau minta!" kata Minwoo
"Kenapa kau lama sekali? Pacarmu sudah menunggumu daritadi.." kata Junior
"Shut up! Lepaskan saja dia.. Dia sama sekali tak ada hubungannya dengan kita!" kata Minwoo
"Tentu dia ada hubungannya, karena aku ingin memilikinya, tapi dia memilih menunggumu sampai mati.. Jadi kubiarkan saja dia.." kata Junior
"Kau lepaskan Minhwa lebih dulu, baru kuberikan Magic Crystal ini.." kata Minwoo
"Kau berikan Magic Crystal itu padaku, dan disaat kau memberikannya padaku, Minhwa akan terbebas dari lilin-lilin itu sepenuhnya, bagaimana? Aku sangat baik kan, pada kalian?" kata Junior, Minwoo hanya diam, kemudian dia berjalan ke arah Junior, lalu meberikan tas yang Minwoo bawa
Mungkin saja itu Magic Crystal.. Batinku, lilin yang membungkusku sudah se-mulutku, dan aku tak bisa berbicara sekarang..
Saat Minwoo memberikan tas itu, tiba-tiba lilin yang membungkusku, menghilang. Aku langsung terjatuh lemas, dan Minwoo langsung berlari ke arahku dan membantuku berdiri, aku tak bisa berdiri sepenuhnya, entah kenapa kaki terasa sangat lemas, jadi Minwoo menggendongku di punggungnya dan langsung pergi dengan kecepatan cahaya.
1 km dari tempat Junior, Minwoo berhenti dan menatap ke arah tempat Junior, tiba-tiba tempat itu meledak
"Apa yang kau berikan tadi?" tanyaku pada Minwoo
"Bom yang bentuknya menyerupai Magic Crystal.. Sudah lama aku ingin memusnahkan Junior, dan sekaranglah saatnya" kata Minwoo
"Tapi sejujurnya, kau sudah menemukan Magic Crystal itu?" tanyaku
"Ani (tidak).. Mungkin benda itu lenyap, atau bersembunyi? Nan molla (aku tak tau).. Karena magic crystal itu bisa berpindah sendiri.. Dan arwah kakekku yang dimasukkan kedalamnya" kata Minwoo, aku mengangguk, lalu kami berjalan.
"Ayo ke rumahku, aku yakin kau lapar.." kata Minwoo sambil merangkulku dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menggenggam tangan kananku
"Memang di rumahmu sepi? Kan sekarang sudah sore.." kataku, Minwoo tersenyum dan mengangguk
"Waeyo (kenapa)? Kau hanya ingin berdua denganku?" tanya Minwoo
"Tidak juga.. Kukira mereka ke rumahmu.." kataku
"Kau merindukan Youngmin hyung dan Jeongmin hyung?" tanya Minwoo dingin, tapi dia masih tetap merangkul dan menggandengku
"Aniya (tidak)! Untuk apa aku merindukan mereka?" kataku
"Kalau padaku?" tanya Minwoo sambil melakukan aegyo
"Kau kan ada di sini.. Untuk apa aku merindukanmu lagi?" kataku
"Berarti kalau aku tak ada di sinimu, kau selalu merindukanku?" tanya Minwoo, aku diam dan tersenyum malu lalu menundukkan kepalaku karena wajahku sangat merona
Tiba-tiba Minwoo berhenti berjalan dan menarik daguku dengan lembut, aku langsung menatapnya, Minwoo mendekatkan wajahnya ke arahku dan memejamkan matanya, dia memberiku ciuman lembut, hanya beberapa detik saja, tapi itu sudah membuatku terbang melayang
"Jib-e kajja (ayo pulang).." kata Minwoo tersenyum, lalu Minwoo melepas gandengan dan rangkulannya, kemudian berjongkok di hadapanku
"Neo mwohae (kau ngapain)?" tanyaku
"Palli (buruan).. Aku ingin menggendongku.. Tapi sebelum itu, kau harus pakai jaketku dulu, supaya kau tak kedinginan" kata Minwoo sambil melepas jaketnya dan memasangnya di badanku, lalu aku naik ke punggung Minwoo, lalu dengan kecepatan cahaya, dia membawaku langsung ke rumahnya.
~*^.^*~
Keesokan harinya, aku mengajak Inhwa, Eunji dan Bambam ke Witch Cafe, sebenarnya aku ingin bersama Minwoo, sekaligus berkumpul dengan sahabat-sahabatku
Saat di sana, aku melihat Bambam sangat romantis pada Inhwa, dia menyuapi Inhwa dengan wortel
Apa Bambam mulai suka pada Inhwa? Perlakuannya sangat romantis, lebih romantis dari perlakuannya padaku.. Batinku
"Ttarawa (ikut aku).." bisik seseorang dari belakangku, aku menoleh, ternyata Minwoo. Aku berdiri dan mengikuti Minwoo.
"Waeyo, Minwoo-ah (ada apa Minwoo)?" tanyaku saat kami berdua sampai di parkiran Witch Cafe
"Masuklah.. Aku ingin bicara sesuatu padamu.." kata Minwoo sambil membukakan pintu mobilnya, aku hanya menurut.
"Naya (aku).. Sekarang urusanku dan Junior sudah selesai, nah.. Kau mau jadi pacarku?" kata Minwoo gugup, "tapi kalau tak mau, tak apa.." kata Minwoo menambahkan dengan cepat
Aku tersenyum sekaligus menahan untuk tidak tertawa, karena Minwoo sekarang hampir mirip dengan anak anjing, sangat menggemaskan, dan wajahnya juga memerah
"Utjima (jangan tertawa).." kata Minwoo
"Geurae (baiklah).. Aku tertawa, karena kau sangat menggemaskan, oppa.." kataku sambil mencubit pipinya, tapi Minwoo masih bingung
"Kau ini sangat polos.. Aku kan memang yeoja-mu, masa saat kau bertanya untuk menjadi yeojachingu-mu, aku menolak.. Kan tak mungkin.." kataku sambil tersenyum, Minwoo juga tersenyum dan mengacak-acak rambutku
"Kalau begitu, kau harus memanggilku oppa.." kata Minwoo
"Siro (tak mau).. Aku mau memanggilmu 'puppy'.. Karena kau memang terlihat seperti itu.. Atau Jerry? Atau Mimo?" tanyaku
"Mimo? Igeo mwoya (itu apa)?" tanya Minwoo
"Micky Mouse.. Hehehe" kataku
"Eoh? Gwiyo (imut).. Ya sudah, panggil aku Mimo dan oppa.. Oke?" kata Minwoo, aku tersenyum dan mengangguk.
~*^.^*~
Setelah berkumpul dari Witch Cafe, kami semua pergi ke rumah Minwoo
"Sepertinya ada yang baru jadian nih.." goda Baro oppa sambil mencolek daguku
"Ih.. Oppa apaan sih?" kataku
"Kau terlihat manis kalau seperti itu, Minhwa-ya.." kata Jeongmin oppa
"Ya (hey)! Sudahlah.. Dia sudah menjadi yeoja-nya Minwoo.. Jangan kau goda lagi.." kata Donghyun oppa
"Bukan aku yang menggodanya.. Tapi dia yang menggodaku dengan pesonanya" kata Jeongmin oppa dengan lebay
"Eoh? Naega aniya.." kataku, semuanya tertawa
"Aku hanya bercanda, Minhwa-ya.." kata Jeongmin oppa yang kemudian tertawa lagi.
"Minhwa-ya, si tokki yeoja (cewe kelinci) itu pacaran dengan temanmu itu?" tanya Kwangmin, kami semua langsung berhenti tertawa dan langsung menatap Kwangmin kaget, tapi Youngmin tampak begitu tenang
"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Hyunseong oppa
"Kau jealous dengan Bambam?" tanya Minwoo
"Kau suka dengan tokki yeoja (cewe kelinci) itu? Tapi dia memang manis sih.." kata Jeongmin oppa, dengan sekejap, Donghyun oppa langsung memukul kepala Jeongmin oppa
"Ya (hey)! Hyung! Sakit tau!" protes Jeongmin oppa
"Sudah-sudah.. Inhwa memang menyukai Bambam, tapi Bambam belum cerita apapun padaku.. Mungkin nanti dia akan memberitauku.." kataku
"Mereka terlihat sangat dekat tadi.." komen Youngmin
"Kalian berdua ini kenapa sih? Kalian sama-sama galau karena Inhwa bersama Bambam?" tanya Baro oppa
"Eoh? Aniya (tidak)!" protes Jo Twins berbarengan
"Bohongi.. Sudah jangan menyangkal.." kataku
"Lho bukannya Youngmin masih menyukai Minhwa? Youngmin kemarin baru bilang padaku, kalau dia sejujurnya tak suka Minhwa terus bersama Minwoo" kata Jeongmin, kami semua langsung menatap Youngmin, dan Youngmin berusaha stay cool
"Ya (hey)! Jeongmin-ah! Kenapa kau menyebarkan rahasia seseorang yang cerita padamu? Itu tak baik, tau!" kata Hyunseong oppa
"Makanya hyung.. Jangan cerita apa-apa pada Jeongmin hyung.." kata Kwangmin pada Youngmin
"Biarkan saja.." kata Youngmin sambil berdiri dan pergi dengan cepat
"Lah?" kataku yang syok dengan sikap Youngmin
"Neo ttaeme (gara-gara kau), Jeongmin-ah!" kata Hyunseong oppa
"Eoh? Ash.." gerutu Jeongmin oppa sambil berdiri dan mengejar Youngmin.
~*^.^*~
Kira-kira besok adalah hari terakhir untuk Inhwa menjadi manusia.. Apa yang akan dia lakukan ya? Batinku sambil berbaring menatap langit-langit kamarku. Tiba-tiba hpku berbunyi dan terlihat nama Bambam di layar hpku
"Yeoboseyo?" kataku mengangkat telpon itu
"Minhwa-ya.. Aku ingin minta bantuanmu.." kata Bambam
"Waeirae (ada apa)?" tanyaku
"Kau ada di rumah, kan? Aku ke rumahmu, eottae? Aku ingin cerita sesuatu padamu" kata Bambam dengan 1 tarikan napas
"Ne (iya), aku di rumah.. Datanglah.." kataku, kemudian telpon ditutup
"Dia kenapa?" gumamku sambil menatap hpku, tak lama hpku berbunyi lagi, aku langsung mengangkatnya
"Chagi-ya.. Buka jendelamu.. Aku mau lompat.." kata Minwoo ditelpon
"Hah?!" kataku sambil langsung berjalan ke jendela kamarku, aku melihat ke bawah ternyata ada Minwoo, aku langsung membuka jendela itu. Dalam sekejap Minwoo sudah lompat ke kamarku.
"Hey.." kata Minwoo dengan nada manja
"Kenapa tak lewat pintu depan?" tanyaku
"Tak apa.. Baro hyung kan ada di bawah.." kata Minwoo
"Oh ya? Perasaan tadi dia sudah pamit ke Witch Cafe.." kataku
"Oh ya? Gak ketemu berarti.." kata Minwoo.
"Oppa, nanti Bambam datang kemari.. Dia bilang mau meminta bantuanku.. Tapi aku tak tau dia mau minta bantuan apa.." kataku
"Modus itu.." kata Minwoo dengan dingin
"Jadi kau mau menemaniku?" tanyaku
"Ani (tidak).. Aku tunggu di lantai 2 saja.. Kalau dia berani macam-macam, aku akan langsung menghampiri kalian" kata Minwoo dengan dingin
"Oppa.. Jangan bete gitu dong.." kataku sambil menggenggam tangan Minwoo, Minwoo hanya menatap mataku dan perlahan senyum Minwoo mengembang, dan dia langsung mengacak-acak rambutku, tiba-tiba bel pintu rumahku berbunyi
"Itu dia.. Pergilah.." kata Minwoo, aku langsung pergi dari kamar dan berjalan menuju pintu rumah.
"Annyeong.." sapa Bambam saat aku membukakan pintu rumahku
"Ne (iya).. Masuklah.." kataku sambil mempersilahkan Bambam masuk
"Kau sedang sendirian?" tanya Bambam sambil memperhatikan rumahku
"Ne (iya).. Baro oppa sedang ke Witch cafe, kau ingin minum sesuatu?" tanyaku yang berdiri di belakang sofa
"Terserah kau saja.." kata Bambam
"Baiklah.. Tunggu di sini ya.." kataku, lalu aku berjalan menuju dapur.
"Jadi apa yang membuatmu kemari?" tanyaku sambil menaruh orange juice di meja depan Bambam dan aku
"Aku tau ini terlalu cepat.. Tapi harus akui kalau aku menyukai Inhwa.. Tapikan, kau tau sendiri.. Aku belum pernah pacaran.. Dan aku bingung mau bilang apa padanya.." kata Bambam
"Bilang jujur saja, utarakan perasaanmu" kataku
"Hanya itu saja?" tanya Bambam, aku mengangguk
"Ne.. Dia tipe yeoja yang tak suka basa basi.. Tapi kau menyukainya sejak kapan?" kataku
"Sejak.. Entahlah.. Minggu lalu mungkin.. Aku lupa detailnya" kata Bambam
"Minggu lalu? Wah.. Daebak.. Jadi kapan kau akan menyatakannya?" tanyaku kepo
"Nanti sore.. Sebenarnya aku hanya mengajaknya dinner.. Tapi tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk menyatakan perasaanku.. Dan aku bingung bagaimana caranya.. Makanya aku ingin bertanya padamu.." kata Bambam
"Tapi bukankah biasanya pertanyaan seperti ini, di tanyakan pada sesama namja? Bukan pada yeoja.." tanyaku bingung
"sudah.. Tapi cara mereka terlalu ribet, dan menurutku cara yang mereka gunakan, seperti tak cocok untuk menyatakan perasaanku pada Inhwa.. Jadi aku tanya padamu" kata Bambam
"Eunji tau soal ini?" tanyaku
"Belum.. Kalau aku bertanya soal ini, dia pasti menertawakanku dan mengomeliku" kata Bambam
"Setelah kau jadian dengan Inhwa, kau beritau dia.. Jangan sampai menunggu besok.. Dia pasti akan marah.." kataku
"Maja (benar).. Geurae (baiklah).." kata Bambam
"oh iya, bagaimana kalau besok kita pergi berempat, kita, Minwoo dan Inhwa?" kataku
"Geurae (baiklah).. Nanti biar kuajak dia.. Hajiman (tapi).. Aku harus langsung pulang.. Eommaku berada di pasar dan aku harus menjemputnya, sebenarnya aku di ajak.. Tapi aku bilang ada urusan sebentar.." kata Bambam
"Jadi kau kabur?" tanyaku
"Maja (benar).." kata Bambam sambil menunjukkan senyumannya
"Anak macam apa kau ini? Eomma sendiri, ditinggal di pasar.. Sendirian lagi.." kataku
"Hehehe, ini juga baru mau jemput.." kata Bambam sambil berdiri dan berjalan
"Ya sudah.. Lain kali jangan begini lagi.. Tidak baik tau.." kataku sambil mengantarkan Bambam ke pintu rumahku
"Ne, araseo (iya aku tau).. Aku pulang dulu ya.." kata Bambam
"Hati-hati.. Good luck untuk nanti malam.." kataku
"Gomawo (terima kasih).. Annyeong.." kata Bambam, lalu dia masuk ke dalam mobilnya, aku melambaikan tanganku.
Setelah mobil Bambam pergi, aku langsung menutup pintu rumahku, saat berbalik, aku menabrak seseorang
"Ih! Mimo! Kau mengagetkanku tau!" kataku sambil memukul pelan lengannya, Minwoo tersenyum dan langsung merangkulku
"Naega baegopa (aku lapar).." kata Minwoo sambil menggiringku ke dapur
"Aku bingung mau masak apa.. Buat kue?" tanyaku
"Tapikan kalau makan kue, gak kenyang.." kata Minwoo
"Lalu apa?" tanyaku
"Aku sedang ingin makan Steak With Blood Sauce.." kata Minwoo
"Yah.. Kalau itu sih, kau yang makan sendiri.. Nado baegopa.." kataku sambil memegang perutku
"Kita delivery order dari Witch Cafe saja.. Kau pesan Steak biasa, aku pesan Steak With Blood Sauce, eottae?" kata Minwoo, aku berpikir sejenak
Mungkin saja aku bisa mencoba Steak Minwoo.. Hehehe.. Batinku
"Geurae (baiklah).. Tapi nanti aku boleh coba Steak-mu, kan?" kataku
"Memang kau suka? Itu sausnya darah beneran lho.." kata Minwoo
"Nan ara (aku tau).. Aku hanya penasaran.. Boleh?" tanyaku sambil memohon dan menunjukkan aegyoku, Minwoo tersenyum dan mengangguk
"Ayo kita pesan sekarang.. Naega jeongmal baegopa (aku sangat lapar).." kata Minwoo sambil meraih telpon rumahku, lalu dia memesan makanan.
~*^.^*~
Hari ini aku, Minwoo, Bambam dan Inhwa jalan-jalan, kami tidak jadi ke mall, tapi kami pergi ke taman kota
"Inhwa-ya kemarilah, duduk sini" kata Bambam pada Inhwa sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri, Inhwa hanya menurut
"Kalian jadian gimana caranya? Aku penasaran deh.." tanya Minwoo kepo
"Ih Mimo kepo nih.." kataku sambil mencolek pinggang Minwoo
"Kan hanya penasaran.." kata Minwoo
"Dia hanya bilang kalau dia suka padaku dan memintaku untuk jadi yeojachingu-nya" kata Inhwa
"That's it? Hanya itu saja?" tanya Minwoo
"Memang kau menginginkan apa, Mimo?" tanyaku
"Kukira ada sesuatu gitu, buat surprise atau semacamnya.." kata Minwoo
"Kau ini.. Kau saja tak pernah memberiku surprise.." kataku
"Aku bingung mau memberimu apa.." kata Minwoo
"Berikan cintamu sepenuhnya" kata Inhwa, aku, Minwoo, dan Bambam menatap Inhwa dengan bingung
Apa maksudnya? Apa waktunya sudah dekat? Batinku
"Oppa-ya, kau boleh menciumku sekarang.. Tapi hanya untuk saat ini.. Seterusnya kau hanya boleh mencium hidungku saja.." kata Inhwa sambil menyentuh hidung dan bibirnya, kami bertiga masih bingung dengan perkataan Inhwa
"Aku sangat menyayangi kalian.. Terlebih pada oppa-ku yang satu ini.." kata Inhwa yang menatapku dan Minwoo kemudian melingkarkan tangannya di leher Bambam, mereka saling mendekatkan wajah mereka sampai akhirnya mereka ciuman.
Beberapa detik setelah Bambam dan Inhwa berciuman, Inhwa langsung lenyap, dan yang tersisa hanya bajunya saja, tapi ternyata dia sudah menjadi kelinci didalam pangkuan dan pelukan Bambam
"Mwo (apa)?! Ige.. Mwoya (ini apa)?" kata Bambam kaget
"Sebenarnya dia seekor kelinci yang disihir Junior untuk memata-mataku, dan hari ini adalah hari terakhirnya menjadi manusia.." kataku
"Mwo (apa)?" kata Bambam sambil menatapku dan Inhwa bergantian
"Maka dari itu, aku mengajak kalian untuk pergi berdua.. Beberapa hari lalu, Inhwa datang ke rumahku dan bilang kalau dia sebenarnya adalah kelinci, tapi dia tak ingin aku menyebarkannya.. Dan dia juga mau, saat dia berubah menjadi kelinci, dia ingin terus bersamamu.." kataku, Bambam menatap Inhwa
"Mulai sekarang, kau tinggal di rumahku, oke?" kata Bambam pada Inhwa, Inhwa langsung berbaring di pada Bambam dan Bambam mengelus Inhwa
Sedih tapi mengharukan.. Batinku
"Jib-e kaja (ayo plang).." kata Minwoo tiba-tiba
"Kaja (ayo).. Aku juga mau ke pasar untuk membeli wortel untuk tokki yeojai-ku ini.." kata Bambam sambil menggendong Inhwa dan berdiri, aku ikut berdiri karena Minwoo berdiri.
Tak kusangka reaksi Bambam seperti ini.. Rawat dia baik-baik, Bambam-ah.. Dia sahabat yang baik.. Jangan biarkan dia sakit.. Batinku sambil menatap Bambam dan Inhwa yang berada di sebelahku.
~*END*~