home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Season's Of Love

Season's Of Love

Share:
Author : AdeLululu
Published : 13 Nov 2014, Updated : 24 May 2015
Cast : Siwon 'Super Junior, Yoona 'SNSD', Suho 'EXO', Irene 'Red Velvet'
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |43425 Views |28 Loves
Season's Of Love
CHAPTER 6 : Escape ? No More !!

“Hya Kim Myungsooooo” teriak Soo Jung yang langsung saja membuat Myungsoo memutar arah kepalanya menuju suara keras Soo Jung itu dan ..

PUUUUKKKK ..

Bola pasir mendarat tepat di dahi Myungsoo dan berhasil membuat Soo Jung tertawa hebat tak henti-hentinya

 

“Jung Soo Juunnggg .. Aku tak akan memaafkanmuuuu ..” teriak Myungsoo menyaruk segenggam pasir dan bergegas mengejar Soo Jung yang sudah terlebih dahulu melarikan diri.

Tangisan semalaman Soo Jung sudah membuahkan hasil sekarang, meskipun matanya masih terlihat sangat bengkak, namun setidaknya yeoja itu kini tertawa lepas dan sudah kembali dengan kelakuan jahilnya pada Myungsoo.

 

“Diamlaaahhh ..” omel Soo Jung sembari menimbun pasir ke atas tubuh Myungsoo

“Hyaa .. Apa kau tak tahu rasanya gatal dan panas ?”

“Heyy .. Jangan banyak-banyaaakkkk, aku mulai susah bernafaaaasss” protes Myungsoo yang jelas saja semakin membuat Soo Jung mengubur dalam namja yang terbaring tak berdaya di bawah tumpukan pasir pantai siang itu

 

“Kim Myungsoooo .. Kau mencampurkan minumanku dengan pasir ?” murka Soo Jung mencoba memuntahkan butiran pasir yang ia sedot melalui minumannya

“Mungkin pasirnya terbang ke sana” jawab Myungsoo polos yang tentu saja tak akan membuat Soo Jung tinggal diam

 

“Jung Soo Juuunngggg .. Kau menambahkan minumanku dengan air laut ? Anak iniiiii ..”

Begitulah hari demi hari berlangsung, saling menjahili lalu tertawa bersama. Gadis itu memang sudah terlihat “sembuh” namun Myungsoo tahu setiap malam Soo Jung selalu masuk ke kamar mandi, menyalakan keran air deras dan menangis terisak di sana hingga pagi. Namun Myungsoo tak mau membahas dan menganggap itu tak pernah terjadi, karena setidaknya Soo Jung sudah bisa tersenyum di sepanjang hari, sudah cukup baginya.

 

“Waahhh .. Sudah berapa hari kita selalu menikmati sunset indah seperti ini ?” tanya Soo Jung yang tengah duduk di pinggiran pantai kuta bersama Myungsoo menyaksikan langit yang terang berubah menjadi orange dan kemudian mulai gelap.

“Entahlaahh .. Aku rasanya ingin tinggal di sini selamanya saja, kyeoptaaa ..” decak kagum Myungsoo tak mengalihkan pandangannya dari Sunset sore itu

“Cantik Sunset atau aku ?” tanya Soo Jung mulai mengeluarkan jurusnya, bertanya dengan nada manis namun wajah menyeramkan

“Tentu saja kaauuu” jawab Myungsoo setengah hati

“Chrooommmeeee, tentu saja aku” ungkap Soo Jung amat percaya diri

 

Gadis itu lalu menghela nafasnya pelan dan terdiam sejenak “Kim Myungsoo” panggilnya

“Ohh .. Apa kau dingin ?” tanya Myungsoo menolehkan wajahnya ke arah Soo Jung

“Ayo kita pulang, lusa ..” ucap Soo Jung pelan, entah kenapa suasana sore yang awalnya ceria berubah aneh seketika, hening .. Myungsoo tak menjawab ..

“Ayoo kita pulaaannnggg .. Oh ?” ajak Soo Jung lagi, membuat Myungsoo tersadar dari keheningannya

“Kau ya .. ?”

“Gwencahanaa .. Im Okay” ucap Soo Jung mengerti arti tatapan khawatir Myungsoo padanya

“Okaaayy .. Kita pulang, lusaa ..” setuju Myungsoo mengacak pelan rambut Soo Jung

“Bagaimanapun, bukankah kenyataan itu harus di hadapi. Apa dengan aku terus-terusan lari dan menghindar dari kenyataan ini semua akan berubah ?” Ingin yeoja itu mengeluarkan suaranya dan berbicara seperti apa yang hatinya gumamkan saat ini, namun ia tak mau membuat Myungsoo sadar, bahwa Ia belum baik-baik saja.

 

* * *

 

    

 

“Nona, silahkan apelnya” seorang Ahjussi berseragam hitam rapi menyodorkan satu buah apel dan sekotak pie apel pada Irene yang baru saja turun dari bus pagi itu

“Oh ? Ne .. Kamsahamnidaa” ucap yeoja itu mengambil “menu sarapan” paginya yang entah dari siapa itu dengan wajah bingung

 

“Apa hari ini hari apple sedunia ? Lalu ? Siapa yang begitu peduli hingga membagikannya ?” dengan wajahnya yang masih terheran menatap lurus apa yang ada di depannya, dan sejauh matanya bisa menangkap, terlihat Ahjussi dengan seragam yang sama juga sibuk membagikan makanan yang sama dengan yang ada di tangannya

“Mwollaaaa .. Entah hari apapun ini, yang jelas Thank You” ucapnya santai lalu melahap apel merah di tangan kanannya dan melanjutkan langkahnya menuju kampus yang tak begitu jauh dari halte tempatnya turun

 

“Oh .. Sepertinya Mr. Apel itu dari kampus ini ?!” decaknya heran menyaksikan beberapa truk dengan muatan apel terparkir di halaman kampusnya

“Ahh .. aku rasa orang itu benar-benar menyukai apel” masa bodohnya, melanjutkan langkah menuju ruangan belajarnya pagi itu

 

“Ireennneee ..” teriak Seulgi membuat langkah yeoja itu terhenti, Ia berbalik dan menahan dirinya menunggu Seulgi yang sedang berlari kecil mengahampirinya

“Kau sudah dapat ini ?” tanya Seulgi mengangkat dua tangannya

“Sudah, sudah ku makan” jawab Irene enteng melanjutkan langkahnya, berjalan berdampingan bersama Seulgi

“Apa hari ini hari apel sedunia ? Siapa juga orang yang terlalu peduli hingga membagikan bertruk-truk apel seperti ini ?” tanya Irene yang langsung membuat Seulgi menahan langkah yeoja itu dengan berdiri di hadapannya

“Wae ?”

“Kau tak tahu mengapa mereka membagikan apel ?”

“Tidak”

“Lalu mengapa kau memakannya ?”

“Aku lapar”

“Ahh, anak ini benar-benar bermasalah” decak Seulgi melangkahkan kakinya cepat meninggalkan Irene yang masih bingung ada apa dengan hari ini

- - -

 

 

 

“Hyuuunnggg .. tak bisakah kita sarapan sesuatu yang lain selain apel-apel ini ?”

“Aku ingin muntah rasanya, bahkan hanya mencium baunya perutku sudah sangat mual” protes Sehun dengan wajah mualnya melihat berkardus-kardus apel merah yang berada di depannya, serta tumpukan box makanan berisis pie apel yang baunya mengepung seluruh sudur ruangan musik

“Tak bisakah kau tidak selalu protes soal makanan ?” kali ini Kris yang bersuara, membuat semua member kecuali Suho dan Kris memelototinya dan mengisyaratkan “DIAM KAU !!”

 

“Hyung .. Soal peringatan nanti malam, sudah ku atur semuanya” ucap Baekhyun

“Mungkin pakaian kita akan diantar sebentar lagi” lanjut Chanyeol

“Oh, tinggalkan pakaianku di sini. Kalian pergilah bersama, aku akan pergi sendiri” ucap Suho dingin berlalu meninggalkan para member yang langsung menghela nafas leganya hampir berbarengan, termasuk Kris

 

“Ouuhhhh .. Aku tak pernah membayangkan akan semengerikan ini” desah Kai mengipas-ngipas wajahnya

“Pasti sulit untuknya ..” ucap Lay mendapat anggukan lesu dari yang lainnya

“Oh, ini tahun pertama pasti sangat menyakitkan” tunduk Kyungsoo lagi-lagi menghela nafasnya

“Jangan bicara yang tidak-tidak di depannya, bersikaplah normal dan jangan mengasihaninya” ucap Kris tiba-tiba membuat member yang lain langsung mengangguk cepat

“Ayo turun, bantu dia membagikan apel lalu kita bisa pergi” Kris bangkit dari duduknya dan melangkah duluan meninggalkan member lain yang masih saja berbisik-bisik kecil membahas mengenai hari ini

- - -

 

 

 

“Ayo pulang” ajak Seulgi sedang merapikan buku bacaannya dan bersiap mengembalikannya ke rak semula

“Pulanglah dulu, aku harus menyelesaikan setidaknya setengah tugas ini” jawab Irene yang masih fokus dengan beberapa buku di hadapannya

“Kau sudah mendapat pekerjaan ?”

“Anniii .. Karena itu paling tidak aku tak perlu memikirkan tugas ini ketika bekerja nanti” jawab Irene dengan nada malas lalu mengusir Seulgi dengan mengayunkan tangannya mengisyaratkan “cepat pergi”

 

“Araassooo, jangan sampai tertidur di sini lagi, Oh ?” ucap Seulgi menyambar tasnya dan berlalu meninggalkan Irene yang masih duduk di salah satu meja perpustakaan kampus mereka.

Liburan musim panas yang sedikit terlambat itu, membuatnya harus bekerja keras untuk segera menyelesaikan segudang tugas kampusnya agar bisa bekerja dengan nyaman. Paling tidak ia harus mendapatkan biaya untuk mendaftar di fakultas kedokteran seperti impiannya.

 

 

 

“Huaaaaaahhhhmmmm ..”

“Oh, jam berapa sekarang ?” Irene yang benar saja tertidur lagi di ruang perpustakaan malam ini, merenggangkan tubuhnya lalu menatap jam dinding dan ..

“Mwo ? Jam 11 malam ?”

“Ahhhh .. Aku bisa terkunci lagi di sini” buru-buru ia merapikan buku dan mengembalikannya ke rak semula, merapikan barang-barang miliknya dan bergegas keluar dari perpustakaan

 

“Hampir sajaaa ..” ucapnya sembari menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri

“Karena tidur di meja seperti tadi, leherku sakit sekali” sesekali ia memijat pundaknya yang terasa pegal itu dan berjalan malas menyusuri koridor kampus. Karena sudah malam dan lift kampus pasti sudah terkunci, tangga manual yang pasti sudah di gembok, mau tak mau ia harus menggunakan tangga darurat yang berada di belakang gedung besar itu

 

Ia sudah beada di lantai lima sekarang, tak ada yang aneh meskipun sudah hampir tengah malam ia berjalan sendirian menyusuri kampus yang cukup gelap itu. Namun langkahnya terhenti ketika melihat kelopak-kelopak bunga berjatuhan di hadapannya

“Mwo ? Apa itu ?” tanyanya heran langsung mendekati pagar koridor dan mendongakkan kepalanya ke atas, ke tempat asal bunga-bunga itu jatuh

“Siapa dia ? Dan sedang apa ?” Irene terdiam, dia mendadak tak peduli dengan apa tujuan dari bunga-bunga berterbangan ini. Ia hanya terkagum, seolah seluruh taman bunga sedang menghujaninya, bahkan lebih indah dari musim gugur, wanginya seolah membius yeoja ini, dibuka kedua telapak tangannya dan di tadahnya bunga-bunga yang hinggap lalu terbang tertiup angin malam, benar-benar membuatnya lupa apa yang terjadi hingga ..

 

“Oh ? Suara apa itu ?” degupan jantungnya berpacu, mendegar suara isakan yang awalnya samar, kini bisa di dengarnya jelas. Jerita-jeritan disela tangisan malam itu. Dengan sigap ia berlari menaiki tangga menuju rooftop, tempat dimana bunga dan suara itu berasal

 

“Hey .. ada orang di sana ?” panggilnya pelan, tak ingin mengageti siapapun yang berada di sana. Ia berjalan pelan, menuju suara isakan yang sekarang begitu jelas di telinganya. Tangisan seorang namja.

 

Matanya menyirit, alis dan keningnya berkerut, mencoba melihat di kegelapan malam itu siapa namja dengan jas hitam berdiri di ujung gedung.

 

“Im Seul Raaaaaaaa ..” teriakan keras, terdengar putus asa, sangat frustasi begitu memilukan keluar dari mulut namja yang kini berdiri di atas pagar pendek di ujung gedung, merentangkan kedua tangannya lebar, menatap langit malam sendu

“Heeeeyyyy ..” teriak Irene langsung berlari ke arah namja itu, dengan sigap di tariknya ujung jas namja yang hampir saja terjun bebas dari sana

 

Buuggggg ..

Keduanya terjatuh bersama ..

 

“APA YANG KAU LAKUKAN ?”

“APA KAU SUDAH GILA ?”

“DASAR BODOH, KAU SUDAH TIDAK WARAS ?” maki Irene tak henti-henti pada namja yang tergeletak di sampingnya, dengan nafas yang juga tak beraturan. Apapun yang terjadi, bukankah gila jika sampai ingin bunuh diri seperti itu, apa tidak ada jalan lain ? Banyak hal yang ingin di teriakinya pada namja ini, namun semuanya buyar ..

 

“Suho-ssi ..” ucapnya lirih, pelan, sangat pelan, jantungnya berdegup jauh lebih kencang, sangat kencang ketika menoleh dan melihat namja yang baru saja dimakinya itu adalah Kim Junmyeon.

Semuanya mendadak hening, bahkan suara berisik dari jalanan malam Korea tak terdengar lagi, lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi itu satu persatu mulai mati, sudah tengah malam di Korea dan semuanya meredup. Tak terkecuali Irene dan Suho yang kini benar-benar terjebak berdua di rooftop.

Irene diam, tak berani berkata-kata, tak berani lagi mengeluarkan makian-makiannya, tak berani bertanya “Ada apa ini ?” “Apa yang sedang kau lakukan ?” bukan karena Ia takut dengan namja di sampingnya, melainkan dia tahu ada yang salah dengannya. Begitu juga Suho yang tak mengeluarkan sepatah katapun, hanya helaan nafas masing-masing dari mereka yang terkadang terdengar.

 

Sudah setengah jam berlalu, Irene bangkit, tanpa mengeluarkan satu katapun. Diambilnya beberapa lembar kardus dari sudut rooftop, dibentangkannya ..

“Tidurlah .. Dan . ini pakai bukuku untuk bantalmu”

“Anginnya tak begitu dingin, langit malam ini juga indah. Setidaknya tak mengecewakan sekalipun harus tidur darurat seperti ini” ucapnya mengembangkan senyumnya, mencoba seramah dan sewajar mungkin meskipun Suho tak sekalipun menjawab atau menoleh ke arahnya.

 

“Oh ya .. Aku hanya punya ini, meskipun itu kue tadi pagi tapi aku rasa itu masih bisa di makan” Irene menyodorkan box pie yang ia terima tadi pagi pada Suho, lalu bangkit meninggalkan namja itu sendirian dan lebih memilih merebahkan tubuhnya di sudut lain.

- - -

 

 

 

“Irene ..” panggil Seulgi berlari menghampiri yeoja itu

“Kenapa menggunakan pakaian serba hitam ?” tanya Irene aneh, memandangi Seulgi dari ujung kaki hingga ujung kepala

“Dan kau ? Mengapa masih mengenakan pakaian yang sama ? Jangan bilang kau tertidur lagi di perpustakaan ?!”

“Oh” jawab Irene berbohong. Ia tak tertidur di perpustakaan melainkan tidur di rooftop bersama Suho yang ketika yeoja ini membuka mata entah lenyap kemana namja itu. Namun tak ada gunanya bukan mengatakan hal ini pada Seulgi ? Justru nanti akan merepotkan karena Ia tahu benar sahabatnya itu tak bisa menahan diri untuk tak berbagi cerita dengan yang lain.

 

“Dan kau ? Ada apa dengan kalian dan seragam hitam-hitam ini ?” tanya Irene yang membuat Seulgi menyiritkan dahinya

“Kau sudah makan apel dan pienya, tapi kau tak tahu apa yang terjadi ? Apa kau tak melihat papan pengumuman ?” tanya Seulgi kemudian mengela nafas beratnya setelah mendapat gelengan polos dari Irene

“Peringatan satu tahu Im Seul Ra” terang yeoja itu langsung membuat Irene terdiam, Ia sadar kali ini, Ia dapat jawabannya sekarang ..

 

 

“Ahh .. sudah satu tahun berlalu” desahnya pelan, kembali mengingat kejadian semalam. Siapa sangka bahwa waktu begitu cepat berlalu ? Sudah satu tahun sejak kepergian Im Seul Ra, wajar pikirnya jika Suho bersikap seperti itu. Ini tahun pertama, pasti sangat berat terlebih jika namja itu masih berpikir bodoh bahwa dialah penyebab bunuh diri Seul Ra.

 

Flashback

"Yaa .. Kau tak ingin pergi dari kampus ini ?"

"Dasar tak tahu malu, mati saja kaauuu !!"

"Kau sama saja dengan Ayahmu itu kan !!"

"Pergii sanaaaa !!"

"Jangan merusak nama baik sekolah ini !!"

Maki mahasiswa/i siapapun ketika melihat gadis berambut pirang sepinggang itu berjalan sedikit tergopoh menyusuri koridor kampus. Setelah berita tentang kasus Korupsi Ayahnya disiarkan malam tadi, hari ini bisa jadi merupakan neraka bagi gadis yang tak lain adalah yeoja chingu dari namja bernama Kim Junmyeon.

Semua orang memandang sinis dirinya. memandang hina dirinya siapapun, tak terkecuali termasuk Kim Junmyeon yang sepertinya tak berpikir jernih kala itu.

 

Keesokan paginya ..

Telah ditemukan sesosok perempuan di belakang sebuah gedung Universitas ************* tewas setelah melakukan percobaan bunuh dirinya. Menurut saksi mata yang pertama kali menemukan mayat gadis itu, berkata bahwa ketika ditemukan mayatnya sudah tergeletak tak bernyawa dan kemungkinan gadis ini melompat dari atap gedung ketika malam hari saat tak ada seorangpun di gedung itu.

Dugaan sementara percobaan bunuh diri ini karena gadis ini begitu malu dan frustasi dengan kasus yang telah menimpa Ayahnya baru-baru ini, menurut beberapa sumber gadis ini juga mendapat perlakuan diskriminasi dari teman-teman di kampusnya sehingga merasa putus asa dan memutuskan bunuh diri.

 

Namun ada yang tak diekspos media kala itu, hal yang di ketahui beberapa saksi mata namun tak muncul di televisi seperti betapa mereka menghardik dan memojokkan Seul Ra berkata gadis itu sangat putus asa dan malu dengan kasus Ayahnya. Yaitu ketika ditemukan dalam keadaan tewas, gadis itu menggengam fotonya bersama Suho. Tak ada satupun baik Mahasiswa atau Dosen di sana yang mengetahui hal itu, terkecuali Suho dan Kris yang tahu benar apa yang terjadi sebelumnya.

FlashbackEnd

 

* * *

 

 

"Aaahhhhhhhhh !! Udara Seoul" Soo Jung merenggangkan lengan-lengannya lega ketika akhirnya mereka kembali dari liburan musim panasnya dan menginjakkan kakinya lagi di kota kelahirannya

"Pulanglah dengan supirku, aku akan ke Hotel naik taxi, ada beberapa hal yang harus aku urus" ucap Myungsoo datar berjalan keluar dari ruang kedatangan berdampingan dengan Soo Jung

"Aku ikut saja" jawab Soo Jung tak kalah datar membuat Myungsoo menghentikan langkahnya

"Andwee !! Aku lelah, kau pasti lelah. Beristirahatlah" jelas Myungsoo ketus membuat Soo Jung menatap kesal namja itu

 

"Soo Juuuunngggg .." terdengar teriakan suara namja memanggil Soo Jung keras

"Oh, Itu Siwon Oppaa" kaget Soo Jung melihat Siwon berdiri tak jauh di depannya

 

"Laaaaarrrriiiiiii .." teriak Soo Jung menarik tangan Myungsoo dan "menyeretnya" jauh melewati keramaian Bandara Incheon, menghindar dari Choi Siwon yang tak lelah mengejarnya

 

"Ya .. Yaaaa .. Mengapa harus melarikan diri ?!" omel Myungsoo di sela-sela aksi melarikan diri mereka

"Aku tak ingin bertemu dengannya !! Bagaimana juga dia bisa tahu aku di sini ?" omel Soo jung

"Dia Choi Siwon, apa kau pikir semua uangnya tak bisa dipakai untuk menemukanmu ?!" bentak Myungsoo menghentikan langkahnya, menahan tarikan Soo Jung membuat yeoja ini juga terhenti

 

"Bukankah kau tak ingin melarikan diri lagi ?!" ucap Myungsoo tegas, pasti, membuat Soo Jung terdiam, terpaku tak menjawab atau melanjutkan langkahnya ..

 


 

 

Please Leave Love, Like, Share and Comment :D

Thankyouuuu for reading ^^

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK