Preview
“Pesawat kami besok lusa, Daddy semalam tidur sendirian di sofa, Aku dan Rachel melihat dan mendengar sendiri mereka bertengkar”
“Aku hanya ingin bertemu denganya, sekali saja .. Bahkan walau sekali dalam hidupku”
“Setidaknya Ia juga A .. yah .. kuu …” nada di ujung kalimatnya mengecil
“Kimi-yya ..” desah Suho mulai goyah
“Jebbal Samchoon-aahhhh ..”
* * *
Flashback
“Dadd ..” panggil Kimi pada Myungsoo yang tengah setengah berbaring di tepian tempat tidurnya, memegang buku bergambar sembari membacakannya pelan, terdengar suara mengantuk yang sangat teramat namun gadis itu masih memaksakan matanya terbuka sementara Rachel telah tertidur pulas tepat di sampingnya.
“Oh Wae ? Kau belum tidur ?” Myungsoo menutup buku di tangannya, mengalihkan fokus awalnya dari deretan alfabeth ke wajah putri tertuanya, menyibakkan poni Kimi pelan.
“Apa Daddy akan tidur di sini malam ini ?”
“Apa Daddy tidak akan tidur di kamar Oemma ?” tanyanya pelan dengan mata sayup-sayup
“Setelah kau tidur, Daddy akan pindah. Jadi tidurlah” jawab Myungsoo tenang, sama sekali tak terprovokasi dengan pertanyaan yang Ia tahu benar jika Kimi mengetahui beberapa hari ini Ia dan YooNa tidur terpisah.
“Anieyoo .. Daddy tidurlah di sini” gadis kecil itu menggeser tubuhnya sedikit ke tengah, memberikan ruang kecil untuk Myungsoo tidur di sampingnya
“Jangan tidur di sofa, tidurlah di sini” Kimi meraih lengan Myungsoo, meletakkan kepalanya di sana lalu perlahan tertidur lelap.
Myungsoo sadar, Ia tak bisa menunjukkan hubungan tak baiknya dengan YooNa terus menerus di depan Putri mereka. Terlebih Myungsoo tahu, Kimi bukanlah gadis berusia 10 tahun seperti kebanyakan. Ia cerdas, memiliki mata dan penilaian yang tajam, Ia lebih dewasa dari anak seumurannya, Ia bijaksana dan membiarkan dia terus melihat pertengkarannya dengan YooNa bukanlah hal baik untuk disajikan.
Myungsoo merebahkan tubuhnya, tak beranjak dari sana dan masih memandang kedua Putrinya bergantian, hingga ..
Drrrttttttt
Handphone Kimi yang tergeletak dekat meja belajar bergetar
“Jangan bicarakan hal seperti itu, tidurlah”
“Samchon akan bicarakan ini dengan Daddy dan Oemma, Arasso ?”
Balasan pesan dari Suho yang awalnya membuat kening Myungsoo berkerut, hingga Ia membaca pesan awal yang Kimi kirim untuk Suho dan mengerti.
FlashbackEnd
* * *
“Kau yakin ?” Irene terus menanyakan pertanyaan yang sama, berulang kali dengan nada super serius terus menatap tajam ke arah Myungsoo
“Apa aku terlihat ragu-ragu ?” Myungsoo sama sekali tak terlihat seperti seseorang yang akan berhadapan dengan hal besar, entah dia memang tak menganggap hal ini adalah hal yang besar atau namja itu memang ahli dalam menyembunyikan perasaannya
“Myungsoo-yya ..”
“Pikirkan lagi, Oh ?”
“Bagaimana jika akhirnya Kimi bertemu Choi Siwon itu dan menyukainya ?”
“Bagaimana jika Kimi memilih hidup bersama Ayahnya di Korea dan tak ingin kembali ke Amerika bersama kalian ?”
“Bagaimana jika Ki ..”
“Nonona ..” potong Myungsoo pelan
“Aku telah menunggu 10 tahun untuk membuat ini menjadi kenyataan !! Membiarkan YooNa terus menyembunyikan Kimi dari Ayahnya dan membiarkan anak itu hidup bahagia tanpa tahu siapa Ayahnya rasanya se ..”
“Jika Kimi sudah bahagia, itu CUKUP !!” Irene dengan tegas membantah kalimat yang belum sempat Myungsoo selesaikan.
“Kau sendiri yang mengatakan bahwa kau Ayahnya, dan kalian hidup bahagia ! Lalu apa yang kau harapkan dari pertemuan Kimi dan Siwon ?”
“Lalu ? Apa yang akan kau lakukan jika bertemu Soo Jung ? Oh ?” Irene tak bisa rasanya diam saja melihat sikap gegabah Myungsoo, Ia tak mau memulai hal-hal rumit yang sulit diselesaikan.
“Bahagiaa ..” jawab Myungsoo pelan, memotong kalimatnya cukup lama membuat Irene tak henti melemparkan raut wajah penuh tanya
“Aku ingin semua orang bahagia !!”
“Bukan hanya aku dan YooNa yang berhak bahagia, Choi Siwon, Soo Jung .. mereka pantas mendapatkannya ..” mereka terdiam dan .. “Yaa .. Myungsoo benar” setidaknya itulah persetujuan tak terucap yang lewat dalam benak Irene.
Semua dunia tahu mereka bersalah, semua dunia tahu bagaimana egoisnya dan besarnya kesalahan mereka di masa lalu. Tapi Myungsoo benar, terlepas dari apapun yang pernah mereka lakukan .. mereka BERHAK bahagia, bukan karena ini sudah 10 tahun lebih karena Myungsoo benci semua ini terlalu berlarut-larut dalam hidupnya.
Dan sekarang bukan hanya dia, YooNa, Siwon dan Soo Jung saja yang menanggungnya. Mereka telah memiliki Kimi dan tentu saja Rachel yang sediikit banyak akan ikut terseret ke dalam situasi ini.
- - -
“Hey ..” Soo Jung terhenyak dari lamunannya, ketika sebuah tangan menyentuh pundaknya pelan. Membuatnya mengalihkan pandangan kosongnya, menuju seseorang yang ..
“Kim Myungsoo ?” ucapnya terbata, Ia ingat dengan jelas jika tujuannya datang ke sini bukan untuk bertemu Myungsoo, melainkan bertemu Irene tapi kenapa ?
“Aku yang meminta Irene Noona mengajakmu ke sini”
“Ini semua rencanaku” ada perasaan yang entah mengapa membuat Soo Jung sangat kesal, bukan karena Irene dan Myungsoo bersekongkol mengerjainya, namun melihat Myungsoo datang padanya dengan guratan senyum tanpa ragu membuat hati Soo Jung teriris dalam. Bagaimana bisa Myungsoo menatap dan berbicara padanya dengan tenang, penuh senyum sebahagia itu ? Sedangkan dia menghabiskan 10 tahun untuk menangisi namja yang ada di hadapannya.
“Aku per ..”
“Cangkan !!” Myungsoo menarik cepat tangan Soo Jung
“Sudah lama kita tidak datang ke sini kan ?” Myungsoo sama sekali tak mengindahkan perasaan gugup dan kaget Soo Jung yang Ia sadari benar setelah yeoja itu melihat wajahnya.
“Suasana Han Gang (Sungai Han) di sore hari masih seindah dulu bukan ?” Ia mengalihkan pandangannya menuju bentangan air tenang di hadapannya, suasana tenang Sungi Han di sore hari yang telah 10 tahun tak pernah Ia nikmati.
“Kim Myungsoo !!” Soo Jung melemparkan tatapan sinis penuh amarah, Ia terluka sekarang, Ahh tidak !! Ia telah terluka selama 10 tahun dan Myungsoo datang padanya hanya untuk bicara omong kosong seperti ini ?
Myungsoo menghela nafasnya pelan, menundukkan wajahnya dalam dan entah kenapa kini raut wajahnya yang berubah “Arraa ..” gumamnya pelan
“Apa ?” tanya Soo Jung ketus, belum mengalihkan tatapan sinisnya dari arah Myungsoo
“Soo Jung-ah ..”
“Apa yang kau tahu ? Oh ?”
“Menurutmu apa yang kau ketahui ?” nada tinggi yang terdengar bergetar itu, paling tidak cukup berhasil menahan air matanya untuk tak menetes sekarang
“Jung Soo Jung !!” ucap Myungsoo tegas, berbalik menatap Soo Jung yang entah mengapa seolah kini tengah menatapnya penuh kebencian
“AKU MENUNGGUMU DENGAN AIR MATA DAN RASA BERSALAH SELAMA 10 TAHUN !!”
“DAN KAU KEMBALI BERSAMA ANAKMU DENGAN PEREMPUAN ITU ?!” decak Soo Jung sinis, tak percaya. Ia ingin mengeluarkan semuanya sekarang
“APA YANG KAU KETAHUI ? OH ? APAAA ?!!!!”
“SUDAH BERKALI-KALI KUKATAKAN BUKAN KAU YANG HARUS BERTANGGUNGJAWAB ATAS SEMUA INI !!”
“MENGAPA KAU TAK MENDENGARKANKU !!”
“Aku MENUNGGUMU !! Aku menunggu kau kembali hanya untuk mengatakan maaf dan ..”
“Sekarang ..” Soo Jung kehabisan kata-katanya, air matanya tak terbendung. Ia tak tahu harus menjelaskan dengan kalimat apa perasaannya, perasaan yang jauh lebih hancur dari 10 tahun yang lalu ketika Myungsoo pergi, atau perasaan bersalah yang selama ini Ia simpan untuk menunggu Myungsoo pulang. Kenyataan bahwa namja yang Ia harapkan kehadirannya untuk paling tidak sedikit menutup luka dan penyesalannya, kembali dengan status pernikahan bersama wanita lain.
“Sekarang ..” Myungsoo memutus kalimatnya, meraih pelan jemari dingin Soo Jung, menggenggamnya erat
“Bahagialah ..” Myungsoo mengecup pelan gumpalan kedua tangan mereka
“Bahagialah Jung Soo Jung ..”
“Berhenti merasa bersalah, berhenti seolah kau adalah satu-satunya penjahat di dunia ini dan .. Bahagialaah ..” Myungsoo menatap pedih jauh ke dalam mata Soo Jung, air mata yang terbendung kuat di dalam kelopak matanya pun akhirnya pecah, membasahi pipi namja yang juga merasakan sakit dalam dirinya namun Ia harus masih berusaha tegar dengan membasuh pelan air mata deras yang membanjiri pipi Soo Jung. Di sini bukan dia yang paling menderita, melainkan gadis di hadapannya.
Siapa sangka takdir akan seperti ini ? Dia mencintai Soo Jung bahkan ketika mereka masih terlalu kecil untuk mengetahui apa itu cinta. Hidup belasan tahun bersama, menjadi sepasang sahabat yang tak pernah terpisahkan. Bahkan mungkin rasa cintanya pada Soo Jung jauh melebihi rasa cintanya pada dirinya sendiri.
Namun pada akhirnya seolah Myungsoolah yang “berkhianat”. Meninggalkan Soo Jung dan memilih menikahi wanita lain. Tapi sebenarnya yang Myungsoo lakukan hanyalah menghilang dari jalan yang tak seharusnya Ia tempuh, karena Ia sadar .. Ia tak akan pernah menjadi siapapun di hati Soo Jung selain seorang sahabat. Tak akan pernah lebih dari sahabat, baginya meninggalkan Soo Jung adalah memperjelas hati yeoja itu bahwa bukan Myungsoo yang harus dia pilih dan dia pertahankan, melainkan orang lain ..
* * *
“Sajangnim .. Kim Joonmyeon Seongsangnim datang untuk bertemu dengan anda” pemberitahuan lewat telfon lokal itu cukup membuat Siwon mengerutkan dahinya dalam, Suho ? Datang menemuinya ? Ada apa ?
“Ya .. Biarkan beliau masuk”
“Kau benar-benar akan masuk ?” Suho tak bisa menahan degupan jantung tak wajar dan gemetar kecil di sekujur tubuhnya, namun paling tidak Ia harus berdiri tegap sekarang demi gadis kecil yang entah mengapa genggaman tangannya semakin erat pada Suho. Wajar .. ini pertama kali dalam hidupnya bertemu dengan “Ayah lain” selain Myungsoo.
Suho mengetuk pelan pintu kayu itu, lalu membukanya perlahan .. terlihat Siwon yang telah berdiri tegap meskipun tanpa jasnya menunggu kehadiran Suho yang telah diberitakan sekertarisnya barusan.
“Oh, Suho-yya ..” Siwon menyambut hangat kehadiran Siwon, meskipun tanpa tahu apa maksud kedatangan namja itu
“Oh .. Hyung ..” Suho tak melangkah terlalu jauh, cukup melewati garis pintu ruangan Siwon
“Hal apa yang membawamu kemari ?” Siwon masih belum tahu, sama sekali tidak tahu
“Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu ..” jelas Suho singkat, langsung memenjara otak Siwon yang entah mengapa langsung berasumsi “YooNa ?”. Siwon melemparkan tatapan penuh pertanyaan ke arah Suho, seolah bertanya dengan tegas “SIAPA ?”
Suho bergerak 2 langkah menyamping dari posisinya, membuat pintu ruangan Siwon yang terhalang dirinya tadi kini terbuka lebar, hingga .. Seorang gadis kecil dengan dress simple berwarna biru langit berjalan dengan perlahan, memasuki ruangan Siwon dengan secercah senyum manis. Siwon tak lantas mengerti, Ia masih belum bisa membaca apa yang terjadi namun lama kelamaan matanya seolah menangkap sosok yang tak begitu asing, sosok yang seolah begitu dekat dan langsung membuat hatinya hangat.
“Su .. ho-yya ??” Siwon menatap Suho penuh harap, meminta namja itu paling tidak langsung mengangguk atas dugaan yang muncul dalam kepalanya
“Ne .. Kimi ..”
“Kimi-yya .. Insahae ..” tidak, itu benar-benar tak perlu untuk dilakukan !
Siwon langsung kehilangan kekuatan pada kedua kakinya, Ia ambruk, tubuh kekarnya tak mampu menopang rasa bahagia luar biasa yang hatinya rasakan. Ia tersimpuh, tanpa sedikitpun melewatkan bahkan sedetik pun matanya tak berkedip untuk terus menatap gadis kecil yang ada di hadapannya. Sederas apapun air mata mencoba menghalangi pandangannya, Pria itu sama sekali tak bergeming.
Ini gila, gadis kecil yang membuat kekosongan besar dalam hatinya selama 10 tahun kini dengan tiba-tiba muncul di hadapannya. Apa yang harus Siwon lakukan ? Berlari memeluknya ? Atau bersimpuh di kakinya atas dosa yang telah Ia lakukan ? Menangis sejadi-jadinya untuk berkata maaf atau justru larut dalam kebahagiaan tak terkira ? Semuanya seolah telah selesai, tujuan akhir dalam hidupnya .. seolah Ia telah sampai di sana ..
* * *
“Kau benar-benar membiarkannya ?” YooNa berdiri dengan penuh amarah tepat di balik pintu masuk apartemennya, menghadang Myungsoo yang bahkan belum sempat membuka sepatunya.
“Haruskah kau menyambutku seperti itu ?” Myungsoo benar-benar malas bertengkar saat ini, perasaannya masih terasa kosong dan tak karuan setelah pertemuannya pagi ini dengan Soo Jung.
“Kim Myungsoo !!”
“Kau pikir kau punya hak untuk melakukan ini ?” suara yang lebih terdengar sebagai sindiran daripada sebuah pertanyaan itu membuat Myungsoo yang sebelumnya berlalu melewati YooNa begitu saja menahan langkah kakinya.
“Kau pikir kau bisa seenaknya memutuskan ini ? Tanpa bertanya apa Aku menyetujuinya atau tidak ? AKU IBUNYA !!” Myungsoo tahu YooNa tengah kehilangan akal sehatnya sekarang, namun entah mengapa rasanya Ia ikut terpancing dengan pertengkaran ini.
Myungsoo berbalik, menatap YooNa tajam “Ibu ? Ciiihhh .. Kau seorang Ibu ?”
“Ibu mana yang membiarkan anaknya sendiri menjauh dari Ayah kandungnya ? Ibu mana yang sanggup membohongi anaknya tentang siapa Ayah kandungnya ? Ibu mana yang sanggup menyembunyikan seorang anak dari Ayah kandungnya ?”
“Berhenti mengatakan bahwa Siwon adalah Pria brengsek yang menghancurkan hidupmu !! Bahwa jelas-jelas kau yang memilih pergi bersamaku dan meninggalkan Siwon yang bahkan bersimpuh memohon maaf di kakimu !!”
“Im YooNa ! Berhentilah bersikap seolah kau adalah orang yang paling menderita di dunia ini !! Kau telah menyiksanya selama 10 tahun !!”
"Mari kita hidup tenang tanpa rasa bersalah dan kebencian mulai sekarang !" Myungsoo berbalik, meninggalkan YooNa yang kini mematung tanpa kata-kata. Ia kehilangan seluruh tenaganya bahkan sekedar untuk membantah ucapan Myungsoo, karena secara tak langsung hatinya mengiyakan apa yang barusan Myungsoo katakan.
* * *
“Mengapa kau memilih Namsan Tower ? Di sini juga ada Lotte World, dan di sana banyak sekali permainan seru” tak banyak percakapan yang terjadi antara kedua Ayah dan anak ini. Entah karena Siwon yang terlalu bahagia sehingga rasanya sulit kali untuk mengeluarkan kalimatnya, atau Siwon yang memang belum tahu bagaimana caranya berhadapan dengan anak seumuran Kimi.
“Irene Imo dan Suho Samchoon pernah membawakanku replikanya sebagai hadiah ketika mengunjungi kami. Setelah banyak melihatnya di Internet, aku memasukkannya ke dalam list liburanku” jawaban yang cukup panjang, tanpa keraguan maupun rasa gugup di sana.
“Apa Ahjussi sering datang ke sini ?”
“Ahjussi ?” hati Siwon mendadak kacau, perasaannya mendadak tak karuan. Perasaan bahagia yang Ia rasakan sedaritadi mendadak sirna. Ahjussi ? Aku Ayahnya dan dia memanggilku Ahjussi ?
“O .. Ohhh .. Tidak juga, terakhir kali sepertinya saat Ahjussi masih di sekolah menengah atas” jelas Siwon terbata. Ya !! Terima saja !! Memang apa yang bisa Ia lakukan sekarang selain menerimanya ? Bukan salah gadis itu jika Ia tak mengetahui siapa Pria yang tengah berjalan bergandengan bersamanya sekarang. Benar bahwa satu-satunya Ayah dalam hidup Kimi adalah Myungsoo yang membersarkannya, lalu Siwon bisa apa ?
Terlepas dari sebutan “Ahjussi” yang terus mengganggu pikiran Pria itu, moment istimewa yang sangat membahagiakan itu tak bisa Ia lewatkan begitu saja bukan ? Ia melakukan semuanya !! Semuuaannyyaaaa .. Termasuk menggembok cinta Ayah dan Anak ini di sana.
Mereka duduk, di restoran tinggi masih di Kawasan itu, Restoran mewah yang menyajikan pemandangan seluruh kota Seoul yang sangat indah dengan kerlipan lampunya. Kimi memilih untuk duduk di balkon luar, sekaligus menikmati angin malam yang berbeda sekali dengan apa yang Ia rasakan di Amerika.
“Apa kau benar-benar ingin duduk di sini ? Anginnya sangat kuat” Siwon membuka jaketnya, memasangkannya di pundak Kimi dan tentu saja membuat gadis kecil itu “menghilang” ditutupi jas yang sangat besar di tubuhnya.
“Appa ..” panggil Kimi pelan, membuat desiran hangat langsung menjalar ke sekujur tubuh Siwon. Ia mematung, menatap Kimi dengan tatapan sangat terkejut. Bagaimana bisa ?
“Appa ?” Siwon mengulang kata yang sama, berjaga-jaga jika ternyata dia yang salah mendengar ucapan Kimi.
“Daddy ..” ucapan Kimi terputus, Ia berhenti tepat ketika mata Siwon yang kini berkaca-kaca itu menatapnya penuh pengharapan, ada rasa Iba tersirat di benak Kimi dan Ia meyakini benar bahwa kata-kata Myungsoo selama ini tak pernah salah.
“Setiap malam Daddy akan membacakan dongeng sebelum tidur untukku dan Rachel” terang Kimi ceria, sontak membuat rasa bahagia yang sempat merasuki perasaan Siwon mendadak hambar.
“Lalu .. Daddy akan berkata "
“Jika kau menjad anak yang baik, menyayangi Oemma, Daddy dan Adikmu, juga bersikap manis pada orang lain, suatu saat .. Tuhan akan mengirimkan sebuah hadiah istimewa dalam hidupmu”
Jelas Kimi sangat manis bak orang dewasa yang membacakan dongeng untuk seorang anak kecil, membuat Siwon cukup terpana melihat gadis kecil di hadapannya ini benar-benar tumbuh sangat baik dan hebat.
“Hadiah ? Apa kau sudah menerimanya ?” tanya Siwon ikut larut dengan cerita yang dituturkan sangat manis itu
“Ne .. Aku menerimanya hari ini” jawab Kimi singkat, membuat Siwon mengertukan dahinya dalam
“Apa ?” tanya Pria itu begitu penasaran
“Appa !” jawab Kimi singkat, menatap Siwon hangat, tersenyum manis dengan wajah polosnya.
“Daddy bilang akan ada seorang “Special Daddy” yang akan Tuhan kirimkan padaku, dan aku mendapatkannya hari ini. Choi Siwon Appa”
Hehe :D
Sebelumya mau minta MAAF dulu -_-
Karena ternyata, setelah melalui editing yang panjang, last chapt ini musti di bagi jadi dua part :| Maafff~
Soalnya kalau kepanjangan takut yang baca jadi bosen :(
Kali ini beneran deh, Part II nya bakal jadi last chapt dan bener-bener ending dari semua kekacauan yang udah Author buat sendiri :D
Uda mulai jelas dong yaa .. Kira-kira gambaran akhirnya kayak apa :D
Author janji gak bakalan ngecewain readers lagi gara-gara "Couple" yang mendadak berubah.
Buat yang ngasih support, comment di sini langsung maupun by Facebook,
Yang udah ngeshare dan ngeLike sampe ngasih Love, gumawo yyaa~
Kalau gak ada saran-saran dan dukungan, mungkin FF ini gak akan sepanjang ini :D
Gumawoo & Happy Reading ^^