Preview
“Namamu Rachel ?” tanya Siwon yang sebenarnya sempat sedikit bingung, karena yang mereka yakini gadis kecilnya bernama Kimi
“Ahhh, apa nama panggilanmu Kimi ?”
“Kimi Onnie ?”
“Ahjussi-tto Kimi Onnie arrayo ?” tanya gadis itu polos
* * *
“Wae ?” tatapan hangat yang biasa Myungsoo pancarkan mendadak sirna, berubah menjadi tatapan penuh hardik dan marah yang tak terbendung menatap wanita yang tertunduk menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan terisak pelan.
“Mwoga ?” pekiknya tertahan
“Aku bisa terima selama ini semua alasan-alasan yang kau berikan karena aku mempercayaimu !!”
“Tapi apa ? Melupakan masa lalu ? Menutup luka di hatimu ?” sindir Myungsoo pedas
“Kau masih mencintainya kan ?” pertanyaan yang Myungsoo lontarkan langsung membuat YooNa mendongak cepat, menatap namja ini penuh rasa tak percaya
“Kim Myungsoo !!” bentak YooNa keras, meminta Myungsoo sadar jika ucapannya sudah keterlaluan kali ini, bagaimana bisa Myungsoo mengatakan hal seperti itu padanya ?
“Kau menyesal memilih melanjutkan hidup bersamaku ?”
“Apa kau sekarang bertanya-tanya mengapa dulu kau meninggalkan Choi Siwon ?” pekik Myungsoo tak segan, sama sekali tak peduli suara kerasnya akan terdengar oleh orang lain. Kemarahan yang tak pernah Ia luapkan selama bertahun-tahun kali ini tak bisa Ia bendung setelah kejadian “tak pantas” yang terjadi pada Putri kecilnya yang TIDAK seharusnya seorang Ibu lakukan.
Flashback
“Kimi Onnie ?”
“Ahjussi-tto Kimi Onnie arrayo ?” tanya gadis itu polos
“Kim .. Mi .. Onnie ?” tanya Siwon berbalik menatap gadis itu tak mengerti
“Rachel-yya !! Kajja !!” YooNa menarik kasar tangan mungil gadis itu
“Aniyeoo Oemma .. Aku ingin bersama Daddyy ..” rengek gadis itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca
“Aniiii .. Ikut Oemma !!” tegas YooNa masih terus menarik paksa dengan kasar tangan anak perempuannya, pergi menjauh dari sana. Dari hadapan Siwon, dari pengelihatan Soo Jung dan dari hadapan Myungsoo. Tak peduli seberapa keras gadis berkepribadian sensitif ini terus meraung memanggil nama Myungsoo, wanita ini terus menyeretnya kasar.
“Rach ..”
“Kim Myungsoo” Soo Jung menarik tangan Myungsoo cepat, kali ini Ia yang menghentikan Myungsoo untuk pergi.
“Ya .. Lepaskan !! Aku har ..”
“Jelaskan padaku !! Apa maksudnya semua ini ?” Soo Jung menatap Myungsoo dalam, meminta penjelasan tentang apa yang terjadi setelah sepuluh tahun mereka berpisah
“Apa ?”
“Kau ingin aku menjelaskan apa ? Soal Kimi ?” Myungsoo menatap Soo Jung dan Siwon bergantian, Ia tahu jelas ada dua hati yang tengah bergulat untuk menerima kenyataan di sana namun Ia sama sekali tak berminat untuk menjelaskan apapun.
“Lepaskan !!” Myungsoo menghempaskan jemari Soo Jung yang mencengkram pergelangan tangannya erat.
“Kimi adalah anak YooNa dan Siwon”
“Rachel adalah anakku dan YooNa”
“Apa lagi yang harus aku jelaskan ?” Myungsoo tak merasa bersalah ataupun takut mengatakan itu pada Soo Jung sekaligus pada Siwon yang Ia yakin mendengar jelas perkatannya barusan. Terlebih melihat bagaimana YooNa memperlakukan Rachel barusan, membuatnya semakin yakin untuk memperjelas semua yang terjadi, meski berbanding terbalik dengan YooNa yang seolah masih enggan menceritakan pada dunia mengenai kenyataan hubungan mereka Myungsoo sama sekali tak peduli. Buatnya tak butuh persetujuan YooNa untuk mengungkapkan itu !!
FlashbackEnd
“Tidakkah kau sadar jika kata-katamu begitu kasar ?” YooNa menatap Myungsoo tajam, dengan deraian air mata yang tak kunjung reda.
“Kata-kataku ? Lalu apa menurutmu perbuatanmu PANTAS ?” entah apalagi namanya, memaki ? menghardik ? berteriak ? Myungsoo tak mampu lagi mengontrol amarah dalam dirinya yang seolah semuanya benar-benar meledak sekarang
“APA KAU MENYESAL MEMILIHKU ?”
“APA KAU MENYESAL KITA MEMILIKI RACHEL ?”
“APA KAU MENYESAL MELAHIRKAN ANAKKU ?”
“APA KAU MENYESAL MEMILIKI KAMI ? OH ????”
“Ssssttttttttttt ...” seorang gadis kecil yang sedaritadi berada di sana, mendengarkan hampir semua pertengkaran kedua orangtuanya tertegun dari diamnya, ketika kedua telapak tangan gadis kecil lain yang lebih dewasa darinya langsung menutup cepat kedua telinganya.
Gadis kecil lain itu merapatkan celah pintu yang masih terbuka dengan sangat hati-hati “Rachel-yya .. Kajja !!” lalu menggandeng gadis yang lebih muda darinya beranjak meninggalkan tempat itu.
“Anja ..”
“Yoggieyo ?” tanya Rachel polos
“Oh, Kita tunggu Oemma dan Daddy selesai berbicara di sini saja” setelah menutup pintu utama rumah, mereka lalu duduk menyandarkan punggungnya di daun pintu, menatap halaman depan rumah mereka yang terlihat sangat lengah itu.
“Onnie Onje waseoyo ?”
“Barusan .. Kau sudah makan ?” tanyanya lembut, menyibakkan poni yang menutupi mata adiknya pelan
“Ne ..” angguk gadis itu cepat
“Anak pintar” ucapnya sembari mengusap rambut panjang adiknya itu lembut
“Kimi Onnie, Apa tadi Oemma menangis ?”
“Apa Daddy memarahi Oemma ?”
“Mengapa mereka saling berteriak ?” sepertinya pemandangan tak biasa yang barusan terjadi cukup membekas dalam di benak gadis berumur 6 tahun itu.
“Aniyaa .. Mereka hanya berbicara”
“Pembicaraan orang dewasa dan kita tak boleh mendengarnya” jelas Kimi simple, mendapat anggukan polos dari Rachel.
“Bagaimana pernikahan Irene Imo dan Suho Samchoon ?”
“Apa kau yang membawa bunganya ?” Kimi mencoba mengalihkan perhatian adik perempuannya dari pemandangan dan ingatan tak sedap yang tak sengaja Ia tangkap barusan.
“Im walking with Oemma, and Daddy walking with Irene Imo”
“Suho Samchoon wait in front of we, we walking on the loonnggg red carpet”
“I bought beauty flower with Oemma, walking behind Daddy and Irene Imo”
“Irene Imo really beautifull, in there any many-many people ..”
“We eat delicious food too ..” terang gadis kecil itu panjang lebar, kadang tersendat-sendat karena terlalu bahagia dan bersemangat menceritakan apa saja yang Ia lakukan tanpa Kakaknya.
“Why suddenly speak in English ? Are you really happy ?” Kimi terkekeh kecil melihat antusiasme yang sangat jarang terjadi pada adik kecilnya itu.
“Geunde Onnie ..”
“Oh, Wae ?” Kimi menatap Rachel cukup lama, menunggu kelanjutan cerita adik kecilnya itu
“Wae ? Apa yang mau kau katakan ?” Kimi mengulang pertanyaannya
“Di sana ..” ucap Rachel terputus, untuk anak sekecil dirinya mungkin tak terlintas sama sekali apakah hal itu pantas, apakah hal itu baik dan bisa diceritakan. Untuk anak yang tumbuh dalam keluarga bahagia penuh kehangatan, setidaknya sudah hal sangat biasa untuk berbagi hal apapun dengan anggota keluarganya, hal itulah yang selalu Ia terima sebagai pelajaran hidup dari kedua orangtuanya.
Namun entah mengapa, sekali ini Ia seolah menahan dirinya sendiri untuk tak menceritakan, untuk tak membagi apapun dengan kakak perempuannya itu. Ia merasa bahwa itu tak perlu di ceritakan, tapi ..
“Wae ? Apa ada sesuatu yang terjadi ?”
“Tell me .. Mwonde ?” paksa Kimi yang terlihat mulai bersemangat, mengira cerita yang akan keluar dari mulut Rachel adalah hal yang seru
“Oemma chinggu, geu Ahjussi ..”
“Ahjussi ?”
“Oh, Ahjussi itu .. Bagaimana bisa dia mengenal Onnie ?” Rachel melemparkan tatapan penuh tanya pada Kimi, mengingat selama ini selain Irene dan Suho tak ada seorangpun yang mengaku keluarga maupun teman orangtuanya datang dan menginap di rumah mereka. Yang Ia tahu, Oemma dan Daddynya hanya memiliki rekan bisnis, Ia selama ini hanya bertemu dengan banyak rekan bisnis orangtuanya.
“Ahh .. Mungkin teman lama Oemma ?!” Kimi memberi penjelasan pendek yang canggung
“Geundee ..”
“Wae ?”
“Oemma menarikku sangat keras” Rachel menjulurkan lengannya, menunjukkan bekas kemerahan yang timbul berkat sikap kasar YooNa padanya.
“Dan mengatakan padaku jangan bertemu dengan Ahjussi itu lagi” jelasnya polos, tak henti melemparkan tatapan polos tak mengerti mengenai apa yang terjadi.
“Oemma bilang, jika nanti aku bertemu dengan Ahjussi itu lagi jangan pernah mendekatinya, hanya berpura-pura tak mengenalnya”
“Setelah itu, Daddy marah dan berteriak pada Oemma” lagi-lagi tatapan polos yang Rachel lemparkan pada Kimi membuat gadis itu membisu, Kimi hanya terdiam menatap miris lengan adik kecilnya yang mungil itu berbekas merah, sembari mengelus dan meniupnya lembut mencoba mengurangi rasa sakit dan rasa bersalah atas sikap Ibunya, Kimi hanya terus .. dan terus membisu.
“Apa Ahjussi itu Appa ?” hanya pertanyaan itulah yang terus berkecamuk dalam dadanya. Ada rasa penasaran yang sangat-sangat-sangat tak terbendung dalam dirinya untuk melihat Pria yang tak lain merupakan Ayah kandungnya, namun seolah ada rasa takut tersendiri dalam benaknya untuk melihat Pria itu secara langsung.
* * *
“Jung Soo Jung !!”
“Yaaa !! Jung Soo Jung !!”
“BUKA PINTUNYA !!” Manager Park, asistennya bahkan Irene dan Suho ada di sana. Di depan pintu kamar mandi apartement yeoja yang kini tak berhenti terisak dari dalamnya.
“Soo Jung-ahh ..”
“Kita bicarakan ini dulu, Oh ?” Irene sebagai Psikiater yang bertanggungjawab atas yeoja itu mau tak mau harus keluar di malam pertamanya untuk paling tidak meredakan sedikit kekacauan malam ini.
“Aisshh jinjjaaa !!” kesalnya menendang pintu kamar mandi, sudah hampir 2 jam Ia di sana, hanya terus meneriaki nama yeoja itu namun sama sekali tak membuahkan hasil, sekalipun Ia seorang dokter yang pasti Ia masih manusia yang tak semudah itu mengontrol emosi dan perasaannya.
“Mwo ? Jadi kau sekarang menangisi Myungsoo ?” pekik yeoja itu terengah, sudah tak tahan lagi bersikap manis dan baik-baik untuk membujuk Soo Jung
“Apa yang dulu kau lakukan saat dia memintamu memilih dia atau Siwon ? HAAAA ?”
“Pabo yeoja-yya !! Bukankah kau sendiri yang memintanya pergi dan bersyukur telah memilih Siwonmu itu ? Mengapa sekarang kau menangisiya seperti ini ? HAA ?”
“Pergi pada Siwonmu !! Apalagi yang kau harapkan dari Pria yang telah memilih istri ? Oh ?”
“Kau mau menunggu berapa puluh tahun lagi ? Sudah ku katakana dari dulu untuk hanya kembali pada Choi Siwon !! MENGAPA KAU TAK MENDENGARKANKU !!”
“Mwo ? Uroo ? Geureee !! MENANGISLAH SAMPAI PAGI !!” Irene meluapkan semuanya, semua yang telah coba Ia ucapkan secara halus dan baik-baik pada Soo Jung. Semua nasehat yang dulu entah mengapa terdengar menjijikkan dan sangat tak masuk akal namun kini terdengar sangat benar di telinga Soo Jung.
“Yaa .. Ya ..” Suho menepuk pundah Irene yang hampir mati kelelahan karena berteriak setelah melihat pergerakan dari pintu kamar mandi yang sedaritadi mereka tunggui.
“Iriwaa ..” Irene membuka lebar kedua tangannya, meminta Soo Jung masuk ke dalam dekapannya
“Sudah ku katakan untuk tak menangis sendirian, Haahh ..” Irene kehabisan tenaga dan kata-katanya ketika Soo Jung langsung saja terisak miris membenamkan wajahnya di pundak yeoja itu, seluruh tubuhnya melemas seolah ikut merasakan apa yang yeoja itu rasakan.
Ia tahu benar betapa hancurnya yeoja ini sekarang, yeoja yang hanya menunggu 10 tahun lamanya untuk mendapatkan kata maaf dan mengatakan segala penyesalan pada namja yang tak pernah hilang sekalipun dalam setiap detik hidupnya.
Betapa Ia menjaga rasa bersalah itu dalam dirinya selama ini atas perasaan yang terlalu Ia paksakan dulu, atas kebutaannya yang membuat banyak hati menderita, atas keegoisannya pada Myungsoo.
- - -
“Minum obat ini, kau akan mendapatkan tidur yang cukup”
“Tenangkan pikiranmu, dan langsung telfon Onnie jika terjadi sesuatu” Irene membantu yeoja itu berbaring di atas tempat tidurnya, menaikkan selimutnya hingga leher dan memamtikan lampu untuk menciptakan setidaknya suasana tenang yang akan mendukung istirahatnya malam ini.
Irene duduk di tepian tempat tidur Soo Jung cukup lama, ingin melihat yeoja itu tertidur pulas dengan mata kepalanya sendiri. Entah mengapa Ia lebih mengkhawatirkan Soo Jung ketimbang keadaan rumah tangga YooNa dan Myungsoo yang Ia yakini sedang tidak baik-baik saja sekarang.
“Ssttt ..”
“Ya ..” panggil Suho berbisik, menekan suaranya sekecil mungkin agar tak mengganggu Soo Jung yang mulai tertidur pulas.
“Waee ?” tanya Irene ikut berbisik pelan
“Keluar ..” Suho memberikan kode dengan tangannya, meminta yeoja itu keluar untuk berbicara dengannya sebentar
“Waaaaeee ?” setelah menutup pintu kamar Soo Jung dengan sangat hati-hati, yeoja itu menghampiri suami yang baru tadi pagi Ia nikahi itu dengan perasaan sedikit kesal.
“Bacaaa ..” Suho menyodorkan latar smartphonenya, menunjukkan sebuah pesan text masuk yang baru saja Ia terima
“Kimi ?” Irene menatap Suho kaget
“Oh, baca !!” perintah Suho tak sabaran
“Mwooo ? Bertemu Siwon ?” pekik yeoja itu histeris
“Ya Ya Yaakkk !!” Suho membungkam mulut Irene cepat
“Jangan bicarakan di sini, Apa Soo Jung sudah tertidur ?”
“Jika sudah, sebaiknya kita bicarakan ini di rumah !!” bagaimanapun mereka menahan dan mengecilkan nada suara mereka, namun Soo Jung yang berdiri tepat di samping mereka dan hanya di batasi oleh pintu kayu itu mendengar cukup jelas pembicaraan singkat 0suami istri itu.
“Bahkan Pria brengsek seperti Choi Siwon memiliki hal yang baik dalam kekacauan ini, Ia bahkan bisa bertemu dan melihat Putrinya. Lalu apa yang aku dapat ?” setidaknya itulah pemikiran naïf yang membuat yeoja ini terus merasakan sakit yang teramat perih dalam dadanya. Kembali terisak dalam sepi ..
* * *
“Yaaa .. Apa kau yakin tak perlu memberitahu Daddy dan Oemma ?” Suho ragu, kembali menahan langkahnya untuk tak memasuki gedung kaca yang menjulang tinggi itu
“Samchoonn .. geumanheyoo !!” desah Kimi malas
“Araaa .. geunde ..”
“Pallii-yyoooo .. Jika terlalu lama, Rachel akan menangis mencariku” Kimi menarik sekuat tenaga tubuh Suho yang masih membatu
“Hyaaaa ..”
“Bagaimana bisa anak sekecil dirimu .. Ahh …”
“Kau tak perlu terlibat seperti ini Kimi-aahh ..”
“Tak peduli seberapa pintar pun dirimu, seberapa banyak hal yang kau ketahui, seberapa dewasanya dirimu tumbuh, kau tetap anak berusia 10 tahun Kimi-yya ..”
“Biarkan Oemma dan Daddymu yang menyelesaikan ini sendiri !!” Suho benar-benar tak bisa melakukan ini, seberapa hebatnya seorang gadis kecil ini tumbuh dewasa namun Ia tahu ini tak benar. Melangkahi pekerjaan YooNa dan Myungsoo yang seharusnya mempertemukan Ayah dan Anak ini, bukan dirinya. Dan Ia tak mau mendapat masalah untuk yang kesekian kalinya lagi atas sikap ceroboh dia dan Irene untuk menyetujui ini.
“Samchoon sudah berjanji padaku, Ayolaahh ..” pujuk Kimi intens namun belum membuat Suho luluh
“Kita sudah di depan kantornya, Samchoon hanya perlu menemaniku masuk karena jika aku masuk sendirian mereka pasti tak akan memberikan izin. Setelah aku berdiri di depan pintu ruangannya, Samchoon boleh pergi dan Aku berjanji tak akan mengatakan pada Oemma dan Daddy jika Samchoon yang mengantarkanku, Yee ..” bahkan kompensasi yang terdengar senilai itu masih belum membuat Suho bergeming dan menyetujui ide gila gadis berusia 10 tahun itu.
“Kimi-yya ..” Suho menggelengkan kepalanya, menatap gadis itu penuh penyesalan karena Ia memang tak bisa membantu apapun terlebih jika ini caranya
“Kajja .. Kita pulang” Suho berbalik
“Aku ingin bertemu Ayahku !!” ucap Kimi cepat, memotong langkah Suho yang bahkan belum dimulai barang selangkahpun, membuat namja itu kembali berbalik menatap Kimi dengan ekspressi yang teramat kaget.
“Pesawat kami besok lusa, Oemma dan Daddy bahkan tidur terpisah semalam karena memperdebatkan masalah ini”
“Aku hanya ingin bertemu denganya, sekali saja .. Bahkan walau sekali dalam hidupku”
“Setidaknya Ia juga A .. yah .. kuu …” nada di ujung kalimatnya mengecil
“Kimi-yya ..” desah Suho mulai goyah
“Jebbal Samchoon-aahhhh ..”
* * *
Kyaaaaaaaaa~
JREEEENNGGGGGG !!
Akhirnyaaa, keungkaaappp !!
Kejadian selama 10 tahun !!
The Next is Last Chapt !!
Wait !!